Anda di halaman 1dari 10

DRAMA NATAL BIR&OMK SEWILAYAH RENGAT

“Selalu Ada Jalan Bagi Orang Percaya”

26 Desember 2022

Di dalam hidup, kita menemukan ada banyak sekali jalan yang terbentang luas. Sedari kecil kita
sudah dihadapkan dengan pilihan mana yang akan kita pilih. Beranjak dewasa, jalan yang akan
kita pilih bukan lagi tentang pilihan baik dan buruk, akan tetapi kita harus memilih pilihan yang
terbaik dari yang baik. Sering kita tersesat dan bingung atas pilihan yang terbentang di hidup
kita. Tapi sebagai orang yang beriman kita percaya, bahwa apapun yang terjadi Tuhan selalu
memberi jalan dan kekuatan. Begitu pula lah yang terjadi kepada Tesa.

Tesa adalah seorang anak perempuan berumur 22 tahun. Tesa merupakan seorang lulusan Sastra
Mandarin dari sebuah universitas di Pekanbaru yang menamatkan pendidikan Strata 1 nya 6
bulan yang lalu. Tesa adalah seorang anak bungsu perempuan dari 3 bersaudara. Abang dan
kakak Tesa hidup di Jakarta. Tesa tinggal bersama kedua orangtua nya. Tesa juga merupakan
seorang anak muda yg terlibat aktif dalam kelompok kategorial Orang Muda Katolik di paroki
nya. Saat ini Tesa tengah bergumul mencari pekerjaan. Nah, jalan apakah yang terbentang di
depan Tesa?Pilihan hidup seperti apa yang harus dia tentukan?Bagaimana Tesa menjadikan
Tuhan sebagai titik sentral di tengah jalan hidup nya? Mari kita saksikan bersama.

*music lullaby Yesus Juru Selamat (Tesa masuk perlahan ke panggung, kemudian duduk sambil
memeriksa laptop dan hp nya, kemudian menghela nafas panjang seperti kecewa, meletakkan
tangan di kepala. Mama tesa yang sedang ingin mengambil minum lewat dan bertanya

Mama Tesa : “masih belum ada balasan dek?”

Tesa : “belum ma, kenapa ya?padahal udah banyak lamaran yang tesa kirim ke
sekolah-sekolah, ke perusahaan, kantor dan pabrik juga. Udah 6 bulan tapi jangankan kerja,
dipanggil buat interview aja enggak.”

Mama Tesa : “yakin ya dek, selalu bawa dalam doa, percaya pasti Tuhan beri kok.” (sambil
menepuk dan mengelus pundak tesa)

Tesa : (menghela nafas panjang)“iyaa ma.”

*kemudian tesa tidur*

Keesokan pagi nya seperti biasa Tesa bangun dan doa pagi. Setelah itu Tesa akan mencek email
yang masuk. Tesa menscroll scroll email yang masuk, tetap tidak ada jawaban. Kemudian Tesa
beranjak untuk membersihkan rumah dan mandi. Setelah itu Tesa melihat kembali HP nya
merefresh kembali halam email nya tapi tetap tidak ada balasan. Kemudian Tesa mulai belajar.
Walau Tesa belum ada panggilan untuk interview, tapi Tesa selalu mengambil waktu untuk
belajar agar lebih matang saat test nanti nya.
Di saat Tesa sedang belajar, sebuah notifikasi email masuk. (suara notifikasi) Tesa terkaget dan
langsung dengan gerakan cepat mengambil HP nya dan membuka email tersebut. Tesa mendapat
kan kesempatan untuk interview di salah satu sekolah untuk mengajar Bahasa Mandarin. Tesa
pun langsung melompat dan bersorak kegirangan.

Tesa : :Puji Tuhan, Ave Maria, trimakasih Tuhan Yesus Terimakasih

Tesa pun mempersiapkan diri nya dengan baik. Tesa belajar dengan sungguh sungguh. Tesa
sangat bersukacita

*tesa mengganti baju formal/lapis blazer, 2 kursi dan 1 meja disiapkan untuk wawancara, selagi
mempersiapkan meja dan kursi diisi dengan tarian BIR dan OMK Danau Tiga lagu sungai
sukacitamu*

Tibalah hari yang ditunggu Tesa. Tesa bergumam dalam hati semoga hal ini menjadi langkah
awal yang baik ke depan nya.

*Tesa naik dari bawah berjalan ke arah kursi. (backsound bel sekolah). Bu Poppy sudah duduk di
kursi. Tesa bertemu dengan seorang satpam Rocky di sekolah

Tesa : “Selamat pagi pak, saya ada janji interview dengan Bu Poppy HRD di SMP ini.”

Satpam Rocky : “Oh iya ibu silahkan.”

Tesa pun masuk dan bertemu Bu Poppy (menjabat tangan Bu Poppy)

Tesa : “Selamat Pagi Bu, saya Tesa.”

Bu Poppy : “Selamat Pagi Bu Tesa, mari bu duduk. Bawa kendaraan sendiri kah bu kesini?”

Tesa : “Iya ibu.”

Bu Poppy : “Oke ibu perkenalkan saya Poppy Kumalasari HRD di sekolah ini, kita mulai
wawancara nya ya ibu. Silahkan perkenalkan diri ibu terlebih dahulu.”

Tesa : “Baik ibu terimakasih atas kesempatan nya. Perkenalkan, nama saya Tesalonika
Revyne Purba. Biasa dipanggil Tesa. Usia saya 22 tahun. Saya tinggal di Jalan Serta Yesus. Saya
lulusan dari Universitas Merdeka Pekanbaru. Fakultas Bahasa dan Ilmu Budaya. Jurusan Sastra
Mandarin dengan IPK 3,67. Terkait dengan skill academy saya, saya sangat mengerti Bahasa
Mandarin. Saya juga bisa Bahasa Inggris. Untuk skill non akademis saya bisa public speaking.
Untuk Microsoft office saya juga sudah menguasai. Saya juga pernah magang bu di salah satu
sekolah swasta selama 3 bulan mengajar ekstrakurikuler Bahasa Mandarin. Mungkin itu bu
secara singkat perkenalan diri saya yg bisa saya sampaikan.”

Bu Poppy : “Oke Bu Tesa terimakasih atas perkenalan diri nya. Saya ingin tau alasan Bu
Tesa melamar di sekolah kami.”
Tesa : “Menurut saya SMP St Theresia adalah salah satu sekolah dengan system
pendidikan yang sudah maju dan saya mempunyai kualifikasi yang menurut saya cocok untuk
mengisi posisi sebagai guru di sekolah ini.

Bu Poppy : “Bu Tesa apa menyukai anak anak? Karna sebagai pendidik sebagai guru, kita
akan menjadi orangtua kedua bagi mereka.”

Tesa : “Saya suka anak anak ibu. Di gereja, saya salah satu seorang kakak Pembina
untuk anak anak kecil dan remaja.”

Bu Poppy : “Oh begitu. Oke Ibu Tesa sampai disini dulu wawancara kita. Untuk hasil dan
test selanjut nya tunggu info dan telpon dari kami ya bu. Mohon ponsel nya standby ya.”

Tesa : “Baik ibu, terimakasih banyak. Selamat Pagi.” (sambil berdiri dan beranjak)

Saat tengah jalan pulang, suara notifikasi masuk kembali. (suara notifikasi). Tesa langsung
melihat email nya dan amat bahagia. Tesa mendapatkan panggilan interview lagi di salah satu
kantor dengan posisi penerjemah mandarin-english.

Tesa pun pulang ke rumah dengan perasaan bahagia. Tesa kembali mempersiapkan diri nya.
Tesa belajar dan mencari tau latar belakang kantor tempat dia akan wawancara. Tesa selalu
mempersiapkan segala sesuatu dengan matang. Setidak nya jika ia gagal tidak ada hal yang harus
disesali nya. Begitu lah tesa meyakini suatu hal.

Tibalah hari wawancara. Tesa berpamitan dengan mama nya. Tesa mengenakan blazer hadiah
ulangtahun dari alm papa nya tahun lalu. Dengan senyum dan rasa bahagia Tesa menuju kantor
tempat dia akan wawancara.

Satpam Lexi : “Selamat pagi mbak. Ada yang bisa dibantu?”

Tesa : “Selamat pagi mas. Saya mau bertemu dengan Ibu Marselina. Saya janji
interview pagi ini jam 9 pagi.”

Satpam Lexi : “Oke mbak, mari saya antar ke ruangan Mbak Marselina.” (kedua nya
berjalan dan berdiri dekat meja dan kursi wawancara)

*suara suasana kantor*

Satpam Lexi : “Permisi Mbak Lina, ada tamu yang janji interview.”

Lina : “Oh iyaa Pak Boim, suruh masuk. Makasih ya Pak Boim.”

Satpam Lexi : “Wokeeh mbak.”

*Tesa masuk dan mengucapkan terimakasih kepada satpam*


Tesa : “Makasih ya mas.”

Satpam : “Oke mbak, mari.”

*Lina dan Tesa berjabat tangan

Lina : “Silahkan duduk bu.”

Tesa : “Makasih bu.”

Lina : “Saya lihat di CV nya Bu Tesa tinggal di Jalan Serta Yesus ya? Macet ga bu tadi
kesini? Soal nya saya kan tinggal di Jalan Jalani Aja dulu satu arah kan kita lewati jalan yang
sama tadi macet. Sama dengan saya dengan si dia, satu arah satu Yesus tapi kalo doa Bapa Kami
saya dimuliakan dia dikuduskan, kalo saya jalan tadi kesini macet sama dia buntu.”

*Lina dan Tesa tertawa berdua*

Lina : “Intermezo Bu, biar Bu Tesa nya gak tegang pas wawancara. Saya lihat CV Bu
Tesa juga Katolik maka nya saya berani bercanda begitu. Oke Bu Tesa saya sudah lihat biodata
Bu Tesa di CV. Saya juga sudah lihat lampiran lampiran yang Bu Tesa kirim, saya sudah baca
satu per satu. Yang saya ingin tau, kenapa Bu Tesa memilih pekerjaan di kantor kami?”

Tesa : “Baik saya ingin sekali bekerja disini karna kualifikasi saya sesuai dengan posisi
yang dibutuhkan kantor ini. Saya juga sudah melakukan beberapa research bahwasanya kantor
ini diprediksi mampu beroperasi dan bertahan di tengah resesi 2023 nanti. Hal ini terbukti dari
Finacial Performance Report yang saya baca.”

Lina : “Wah tinggi sekali antusias ibu untuk bekerja disini ya, mencari latar belakang
kantor dengan detail. Oke Bu Tesa, untuk tahap selanjutnya akan diinfokan dalam waktu 2
minggu ya. Kantor kami selalu member batas kabar dalam waktu 2 minggu untuk pelamar
menunggu hasil nya. Handphone nya tolong standby ya Bu Tesa. Terimakasih banyak.”

Tesa : “Baik ibu, saya yang terimakasih atas kesempatan nya. Selamat Pagi.”

Tesa pun pulang. Sesampai di rumah Tesa melihat mama nya sedang duduk di teras.

Mama Tesa : “Dek, gimana wawancara nya? Aman kah?”

Tesa : “Aman ma, Puji Tuhan lancar kok. Doain lah ma semoga ada yg jebol. Bulan
depan udah mau Natal. Mana tau lulus, jadi udah bisa belikan mama baju dan kue Natal pakai
uang tesa.”

Mama Tesa : “Amin Tuhan aminnnn ya dek.”

Hari hari berlalu. Tesa seperti biasa, melakukan pekerjaan rumah. Tesa juga ikut kursus kursus
online agar tetap menambah wawasan nya. Tesa juga selalu melihat email masuk. Bahkan Tesa
tak pernah meletakkan HP nya jauh dari pada nya. Tesa mengeraskan nada volume HP Nya.
Sudah hampir 2 minggu tak ada email atau telpon yang masuk. Hingga di suatu siang saat sedang
menyapu rumah HP tesa berbunyi,(suara nada dering) ada panggilan masuk dari nomor yang
tidak Tesa kenal. Tesa begitu yakin itu pasti telpon dari salah satu tempat dia sudah di
wawancara.

Tesa : “Halo selamat siang.” (dengan senyum antusias)

Paket Tore : “Halo selamat siang, betul ini dengan Kak Tesalonika?”

Tesa : “Iya betul pak. Maaf ini darimana ya pak?”

Paket Tore : “Saya kurir dari Singa Parcel kak, mau antar paket, kakak ada di rumah ya?”

Tesa : (suara lemas dan menarik nafas panjang sambil memegang kepala) “Ada bang.”

*Tesa mematikan telpon dan bergumam

Tesa : “Baru sekali ini aku dapat telpon dari kang paket tapi bawaan nya lemas

Kemudian HP Tesa berdering kembali, kali ini Catrine teman nya di OMK yang menelepon.

Catrine : “Halo bestie, ayok ke gereja rapat persiapan Natal.”

Tesa : “Gak lah, lagi ga mood aku. Skip lah dulu.”

Catrine : “Kenapa ga mood? Karna belum ada hasil test mu kemarin itu?”

Tesa : “Kan tau kau itu.”

Catrine : “Udah, ayo lah. Justru karna sedang ga baik hati mu itu maka nya perlu kita
rame-rame. Ku jemput. Aku otw. Bye bestie, Syalom.”

Catrine berhasil membujuk Tesa untuk ikut rapat panitia Natal. Di gereja Tesa bertemu dengan
seorang ibu Wanita Katolik yang sedang mempersiapkan bunga altar untuk misa besok.

Bu Selly : “Tesa sini bentar, ibu mau ngomong.”

Tesa : “Tesa sekarang udah kerja? Dua bulan lalu mama cerita ke ibu kata nya Tesa
sedang nyari nyari kerja ya? Gimana?”

Bu Selly : “Iya bu. Udah 6 bulan tesa lamar-lamar, baru 2 minggu lalu ada panggilan.
Disuruh nunggu 2 minggu. Kalo ga dikabarin berarti ga diterima bu.”

Bu Selly : “Cari kerjaan emang gampang gampang susah. Jadi gini tesa, di kantor suami
ibu lagi butuh orang document. Kemarin suami ibu bilang mana tau ada anak OMK yang butuh.
Tesa kan lulusan Sastra Mandarin. Perusahaan tempat suami ibu kerja itu kan perusahaan ekspor
ke China. Coba lah Tesa kirim lamaran nya.”

Tesa : “Loh iya bu??? Mau bu Tesa. Mau coba !!!”

Bu Selly : “Besok Tesa langsung kirim ya lamaran nya.”

Tesa : “Pasti bu.”

Catrine yang memperhatikan dari kejauhan menghampiri Tesa dan berkata

Catrine : “Untung kan ku paksa kau ke gereja. Maka nya kalo ke jalan kebenaran kau
diajak jangan pernah malas. Contoh nya lah ini, haa ada jalan sama mu kan.”

Tesa : “Iya loh bestie iyaaaa. Thankyou (sambil member 2 jempol ke catrine).”

Selesai rapat, Tesa bergegas pulang ke rumah. Tesa segera membuka laptop nya dan mengirim
lamaran ke perusahaan tersebut. Respon dari perusahaan ini begitu cepat. Besok siang nya Tesa
sudah mendapat balasan email yang meminta dia untuk datang wawancara. Kali ini Tesa betul
betul berusaha lebih keras lagi. Tesa betul betul berharap kali ini akan lolos. Posisi ini juga
sangat diinginkan Tesa. Tesa sanyat menyukai translate dan surat menyurat.

Tibalah hari wawancara. Tesa pamit kepada mama nya

Tesa : “Ma, bantu doa ya, semoga kali ini lolos. Tesa ingin sekali kerja. Tesa ingin
Natal besok sudah bisa hadiahi mama pakai duit tesa sendiri.”

Mama : “Pasti nak. Ingat serahin semua ke Tuhan ya. Manusia berharap, tapi Tuhan yang
menentukan. Yang penting kita udah usaha keras dan berdoa. Sisa nya biar Tuhan yang bekerja.
Semangat ya dek!”

Tesa : “Oke ma. Bye bye.”

Sesampai nya Tesa di perusahaan tersebut, Tesa langsung berjumpa dengan HRD di perusahaan
tersebut. Tesa ingat kata kata Bu selly bahwasanyakarna perusahaan it adalah perusahaan asing
jadi kebanyakan staff menggunakan Bahasa Inggris kecuali dengan pimpinan.

Tesa : “Excuse me Sir, I’m Tesalonika.”

Berlin : “ Oh yeah, please come in.”

Tesa masuk dan berjabat tangan dengan Mr Berlin selaku HRD.

Berlin : “Please sit down Miss Tesalonika.”

*kedua nya pun duduk


Berlin : (sambil menyiapkan berkas berkas untuk test tulis.) So how are you Miss
Tesalonika?Are you nervous?”

Tesa : “No no no no. I’m great Sir. Thank You.”

Berlin : “Good. Glad to hear that. Well Miss Tesa, like I said before you gonna have a
written test first. Then this is it (sambil menyerahkan soal). Good luck and do your best!”

Tesa : “Oke Sir. Thank You.”

Tesa pun mengerjakan soal. Tesa mampu menjawab semua nya dengan baik. Setelah mengikuti
test, Tesa pulang.

4 hari berlalu. (suara notifikasi) Tesa mendapatkan pesan dari HRD perusahaan asing tersebut
yang menyatakan dia lolos tahap psikotest dan diminta untuk datang wawancara dengan
pimpinan.

Tesa : “Selamat Pagi Pak. Saya Tesalonika.”

Rizky : “Selamat Pagi Bu Tesa. Mari masuk. Duduk bu.”

(tesa masuk dan duduk)

Rizky : “Jadi beberapa hari lalu Bu Tesa sudah ketemu HRD perusahaan kami ya, Mr
Berlin waktu psikotest. Dan berdasarkan hasil test tersebut saya ucapkan selamat kepada Bu Tesa
karna Ibu Tesa lolos tahap pertama posisi document export di perusahaan kami, sehingga ibu
tesa bertemu dengan saya Bapak Rizky selaku pimpinan persahaan ini. Tapi sebelum kita lanjut,
boleh lah saya dengar Bu Tesa ngomong mandarin nya dulu. Qing jieshao yixia ni ziji.”

Tesa : “Zaoshang hao. Wo jiao Tesalonika. Wo shi Universitas Merdeka. Hen gaoxing
renshi ni.”

Rizky : “Aduh pelafalan Bu Tesa bagus sekali. Emang kita perlu orang yang fasih untuk
posisi ini. Bu Tesa jadi begini, harus nya kan Bu Tesa menempati posisi document export di
Pekanbaru ini. Tapi kemarin orang cabang Surabaya mengundurkan diri karna harus menjaga
orangtua nya yang sakit di kampong. Bagaimana kalo Bu Tesa mengisi posisi tersebut? Kalo di
pusat kan masih banyak yang handle, cabang ini yang urgent. Bu Tesa bersediakah?

(instrument kiss the rain) Tesa terdiam. Pikiran tesa tidak karuan. Tesa sedih dan kecewa. Tesa
hampir berhasil. Tapi kenapa harus meninggalkan Pekanbaru. Tesa tidak mungkin meninggalkan
mama nya sendiri disini. Tesa sudah sangat mengharapkan pekerjaan ini. Tesa sudah usaha dan
doa kan. Tesa meyakini sepenuh hati dia akan lolos. Tesa sudah melihat pakaian natal yang ingin
ia belikan untuk mama nya dengan hasil kerja keras nya sendiri. Ketika Tesa berhasil, tapi ada
jalan yang tidak bisa dia ambil. Tesa berusaha menahan air mata nya. Tesa mengatur nafas dan
berbicara
Tesa : “Bisa kasih saya waktu untuk diskusi dengan ibu saya pak?”

Rizky : “Boleh Bu, tidak apa. Saya tunggu jawaban ibu dalam 3 hari ini ya.”

Tesa : “Baik pak.”

Tesa pun pulang dengan lunglai. Sesampainya di rumah dia melihat mama nya yang tengah
duduk

Tesa : (dengan nada sedih) Ma, tesa sedih.

Mama Tesa : (mengelus pnggung tesa) “Kenapa dek? Gagal lagi?”

Tesa : “Lulus tapi penempatan di Surabaya.”

Mama Tesa : “Dek, mama ga mau menjadi penghalang buat cita cita kamu. Masa depan kamu,
kamu yang pilih dan tentuin. Itu hidup kamu, bukan mama. Yang di Surabaya ini kerjaan nya
gimana?Kamu suka?”

Tesa : “Suka ma, mama tau Tesa suka menerjemah, Tesa suka surat menyurat dan urus
dokumen gitu. Gaji nya untuk di daerah Pekanbaru aja 5 juta, lumayan jauh diatas UMR Riau.
Tapi kalo harus ninggalin mama Tesa juga bimbang. Biar lah Tesa pikir dulu ya ma, Tesa mau
ke kamar.”

Tesa masuk ke kamar dan mulai merenung. Tesa menimbang segala hal. Bagi Tesa keputusan ini
tidak lah mudah. Antara masa depan berkarir atau menjaga orangtua. Malam nya sebelum tidur,
Tesa mematikan lampu kamar dan menghidupkan lilin. Tesa menyetel sebuah lagu yang sering
dia dengarkan saat bimbang. Tesa pun berbicara dari hati ke hati dengan Tuhan

*music Yesus Kau Andalan Ku

Tesa : “Tuhan kali ini aku datang dengan rendah hati, tidak menuntut permohonan, tapi
ajari aku untuk mengerti bahwa rancangan Mu lebih besar dari rencana ku. Kau tau isi hati ku,
Kau tau betapa aku sangat menginginkan pekerjaan ini, aku bimbang dan gundah harus
meninggalkan orangtua ku satu satu nya disini. Tolong Tuhan beri petunjuk mu, beri jalan
keluar. Bantu aku untuk percaya akan rencana Mu.”

Setelah berdoa, Tesa pun tidur. Keesokan sore nya di Hari Sabtu seperti biasa, Tesa latihan untuk
acara Natal. Sudah memasuki adven ke tiga. Anak anak OMK yang merantau juga pulang karna
sudah memasuki libur semester. Disana Tesa bertemu dengan adik adik, teman teman, kakak
abang OMK nya. Tesa menyalam Erni, Clara, Risby, Paska, dan Amrijon

Paska : “Tesaaaa !!! (sambil menepuk pundak tesa) sehat kau?”

Tesa : “Sehat pas. Kapan sampai?”


Paska : “Baru tadi pagi.”

Tesa : “Wah langsung gas ke gereja ya. Kak Erni sama Bang Rijon tadi pagi juga
sampai?”

Erni : “Kakak semalam dek.”

Amrjon : “Abang 2 hari lalu.”

Clara : “Kalo aku baru tadi siang kak.”

Risby : “Aku udah 4 hari kak. Kakak gimana kabar nya? Udah kerja?”

Tesa : “Belum dek. Baru sebulan ini dapat panggilan interview, itu pun ga ada yang
lolos.Kak Erni masih di tempat kemarin kak kerja nya?”

Erni : “Masih dek. Atau ke Bandung lah merantau, kan ada kakak. Kalo ga kayak Bang
Rijon di Jakarta.”

Amrijon : “Mana lah bisa dia merantau. Pasti berat dia mikirin mamak nya. Orang kakak
sama abang kan masih di Jakarta kedua nya kan dek?”

Tesa : “Iya bang. Kemarin aku lolos di perusahaan ekspor tapi penempatan Surabaya.
Dikasih waktu aku 3 hari berpikir. Senin udah harus ku beri jawaban. Stres loh aku bang, udah
lah di berita tahun ini banyak PHK, 2023 mau resesi, orang udah main PHK PHK, yang aku
kerja aja belum.”

Amrijon : “Eheeeeeh Tesa, update nya kau berita, tapi masalah kerjaan freelance ga
terpikir sama mu? Kau jurusan sastra mandarin kan? Bisa translate? Kalo Bahasa Inggris bisa
juga kan?”

Tesa : “Bisa bang, itu kali harapan pekerjaan ku.”

Amrijon : “Haa itu lah kau, coba melamar jadi freelancer itu dek. Kerja dari rumah, kita
dibayar dollar. Udah banyak sekarang gitu dek. Kalo ga istilah nya remote task. Kita ga terikat.
Kita bisa kerja dimana aja. Coba lah dulu, ga nya mesti dari kantor sekarang kerja.”

Tesa : “Loh iya bang?Nanti lah ku cari tau bang, latihan lah kita dulu.”(semua berdiri
dan berjalan turun dari panggung kecuali Tesa)

Tesa tidak tau freelance sama sekali. Tesa belum pernah mendengar tentang remote task. Selesai
latihan, Tesa membuka situs situs freelance. Ternyata banyak sekali pekerjaan yang bisa Tesa
jumpai disana. Walau tidak terikat kontrak, system freelance kebanyakan mengerjakan job per
job. Tesa mendaftarkan diri nya di berbagai platform dan job. Besok siang setelah misa Tesa
mendapatkan banyak sekali balasan email yang menerima tawaran bekerja dari nya. Tesa
mendapatkan penawaran terbaik. Tesa mendapatkan banyak sekali job. Tesa terkejut menghitung
rate penghasilan yang akan dia terima bila berhasil menyelesaikan job. Tesa bisa mendapatkan
10 juta per bulan nya. Mata Tesa berbinar. Dan lebih bahagia nya Tesa masih bisa menemani
mama nya. Tesa pun memutuskan menolak pekerjaan dari perusahaan ekspor tersebut.
Kemudian Tesa tersenyum sambil berkata kepada Tuhan

Tesa : “Ternyata ini maksud yang orang bijak bilang, selalu ada jalan bagi orang yang
percaya. Selalu pintu terbuka bagi setiap umat yang mengetuk. Walau beberapa pintu tidak
terbuka, tapi Tuhan selalu punya pintu lain. Tuhan membuktikan itu kepada ku. Semoga aku
selalu bisa belajar dan mengerti kehendak kehendak mu.”

Begitu lah perjalanan singkat Tesa dalam memilih jalan lain bagi hidup nya. Semoga kita yang
hadir disini juga selalu optimis untuk mencari jalan kehidupan kita. Ketika suatu jalan buntu,
bisa jadi itu adalah suatu tanda dari Tuhan untuk menyelematkan kita. Bisa jadi rencana dan
harapan kita yang tidak Tuhan kabulkan karna Tuhan mempunya rencana lain yang lebih indah.
Sama hendak nya dengan kisah para majus yang mempunyai niat baik untuk mengunjungi bayi
Yesus, Tuhan memberi mimpi agar mereka pulang melalui jalan lain setelah menemui bayi
Yesus agar tidak bertemu Herodes. Tuhan pun begitu di hidup kita, memberi kita jalan lain agar
kita selamat dan semakin percaya akan kuasa Nya.

Sungai Musi airnya bersih. Rumah Gubuk dari kayu ulin. Kami ucapkan terimakasih. Atas
perhatian para hadirin.

Anda mungkin juga menyukai