Anda di halaman 1dari 17

NAMA : MARIA YUNITA ASUNG

NPM : 19201036

PRODI : KEPERAWATAN

SEMESTER/TINGKAT : 1/1B

TUGAS : KD 1

PENGGUNAAN MEKANIKA TUBUH

Mekanika tubuh adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penggunaan tubuh
secara efisien,terkoordinasi,dan aman untuk memindahkan benda dan melaksanakan aktifitas
kehidupan sehari-hari.Tujuan utama mekanika tubuh adalah untuk memfasilitasi penggunaan
kelompok otot yang tepat secara efisien dan aman untuk mempertahankan
keseimbangan,mengurangi energy yang dibutuhkan,mengurangi keletihan,dan menurunkan
resiko cedera.Mekanika tubuh yang baik sangat penting untuk klien dan perawat.Bagian
berfokus pada mekanika tubuh yang digunakan oleh perawat saat menggerakan dan
memiringkan klien ditempat tidur serta memindahkan klien diantara tempat tidur,kursi roda dan
brankar.

Saat seorang berpindah,pusat grafitasi berpindah secara berkelanjutan searah dengan


bagian tubuh yang berpindah.Keseimbangan bergantung pada hubungan yang saling terkait
antara pusat grafitasi,garis grafitasi,dan dasar penyangga.Semakin dekat garis grafitasi kepusat
dasar penyangga maka semakin besar stabilitas seseorang.Sebaliknya,semakin dekat garis
grafitasi dengan tepi dasar penyangga, semakin rawan keseimbangan.Apabila garis grafitasi jatuh
melewati dasar penyangga,seseorang akan jatuh.

Semakin lebar dasar penyangga dan semakin rendah pusat grafitasi,semakin besar
kestabilan dan keseimbangan.Oleh karena itu,keseimbangan dapat sangat dipengaruhi oleh :(a).
Pelebaran dasar penyangga dan (b). Penurunan pusat grafitasi,sehingga makin lebih dekat
kedasar penyangga.Dasar penyangga mudah dilebarkan dengan melebarkan jarak antara
kaki.Pusat grafitasi mudah direndahkan dengan memfleksikan pinggul dan lutut sampe didapat
posisi jongkok.Pentingnya perubahan ini tidak boleh diabaikan oleh perawat.

Dua pergerakan yang harus dihindari karena berpotensi menyebabkan cedera punggung
adalah pelintiran(rotasi) tulang torakolumbal dan refleksi akut punggung dengan pinggul dan
lutut lurus(bungkuk).Pelintiran punggung yang tidak diinginkan dapat dicegah dengan
menghadap kearah pergerakan secara tepat,baik mendorong,menarik,atau menggeser dan
memindahkan benda secara langsung menuju atau menjauhi pusat grafitasi seseorang.

 Mengangkat
Pada saat seseorang mengangkat sebuah benda maka berat benda tersebut juga
menjadi bagian dari berat badannya.Berat ini mempengaruhi letak pusat grafitasi
seseorang.Untuk mengimbangi potensi keseimbangan ini,bagian tubuh(lengan dan
batang tubuh)berpindah kearah menjauhi berat tambahan.Dengan cara ini,pusat
grafitasi dipertahankan berada di dasar penyangga.Misalnya,saat perawat
memberikan perawatan punggung untuk klien yang terpasang traksi,perawat
perlumengangkat kepala klien dari tempat tidur.
 Menarik dan Mendorong
Saat menarik atau mendorong sebuah objek,seseorang mempertahankan
keseimbangan dengan upaya minimal apabila dasar penyangga diperlebar searah
dengan pergerakan yang ingin dihasilkan atau dilawan.Misalnya,saat mendorong
sebuah objek,seseorang dapat memperlebar dasar penyangga dengan
memindahkan kaki depan ke depan.Saat menarik sebuah objek,seseorang dapat
memperlebar dasar penyangga dengan(a). Memindahkan kaki belakang
kebelakang jika seseorang didepan objek,(b). Memindahkan kaki depan kedepan
jika seseorang membelakangi objek.Lebih mudah dan aman untuk menarik sebuh
objek menuju pusat grafitasi seseorang daripada mendorongnya,karena seseorang
dapat mengelurkan kontrol lebih besar pada pergerakan objek saat menariknya.
 Membentuk Poros
Membentuk poros adalah sebuah teknik menggerakan tubuh dengan
memakai cara yang mencegah pemelintiran tulang belakang.Untuk membentuk
poros,letakkan sebuah kaki didepan kaki lain,sedikit naikan tumit,dan tempatkan
berat tubuh pada bantalan telapak kaki.Apabila berat tubuh telah diangkat dari
tumit,gesekan permukaan menurun dan lutut tidak keseleo saat
berpindah.Pertahanan kesejajaran tubuh,bentuk poros sekitar 90 derajat dengan
arah yang diinginkan.Kaki yang tadi didepan kini akan dibelakang.
 Mencegah Cedera Punggung
Banyak faktor yang mnyebabkan potensi cedera punggung
bawah.Kontributor utama adalah kebiasaan postur berdiri dan duduk yang
buruk,yang menyebabkan lordosis.Individu yang mengalami kelebihan berat
badan yang membawa berat tambahan diabdomen,wanita hamil,dan wanita yang
terus menerus memakai sepatu bertumit tinggi adalah orang yang beresiko karena
situasi ini menghasilkan lengkung lumbalis yang berlebihan.Orang yang gaya
hidupnya banyak duduk memiliki resiko lebih tinggi karena otot punggung dan
abdomen mereka yang lemah.
 Memosisikan Klien
Saat memposisikan klien ditempat tidur,perawat dapat melakukan sejumlah
hal untuk memastikan kesejajaran yang tepat dan meningkatkan kenyamanan dan
keamanan klien:
1. Pastikan kasur keras dan permukaan kasur cukup mengisi dan
menyangga lengkung tubuh yang alami.Kasur yang melengkung dan
yang terlalu lembut atau kasur air jika digunakan dalam waktu lama
dapat menyebabkan kontraktur fleksi panggul dan ketegangan serta
nyeri punggung bawah.
2. Pastikan bahwa tempat tidur bersih dan kering. Seprei yang berkerut
dan lembab dapat dapat meningkatkan resiko pembentukan ulkus
dekubitus.
3. Tempatkan alat penyangga diarea tertentu sesuai dengan posisi
klien.Masalah kesejajaran yang sering terjadi yang dapat diperbaiki
dengan alat penyangga mencakup:
 Fleksi leher
 Rotasi internal bahu
 Aduksi bahu
 Fleksi pegelangan tangan
 Kecembungan anterior di tulang lumbal
 Rotasi eksternal panggul
 Hiperekstensi lutut
 Plantar fleksi pergelangan kaki

4. Hindari menyandarkan bagian tubuh,terutama bagian tubuh dengan


penonjolan tulang,secara langsung keatas bagian tubuh yang lain.
5. Rencanakan jadwal perubahan posisi secara sistematis selama 24 jam.
6. Kadang kala seseorang yang tampak memiliki kesejajaran tubuh yang
baik dapat mengalami ketidaknyamanan nyata.

 Posisi fowler(posisi setengah duduk)adalah posisi tempat


tidur yang meninggikan batang tubuh dan kepala sebesar
45-90 derajat.Pada posisi fowler-rendah atau semi fowler
kepala dan batang tubuh dinaikan 15-45 derajat,dalam
posisi fowler-tinggi,kepala dan batang tubuh dinaikan
sebesar 90 derajat. Dalam posisi ini lutut dapat ditekuk
atau tidak.Posisi fowler adalah posisi yang dipilih untuk
orang yang mengalami kesulitan pernapasan atau penyakit
jantung.Kesalahan umum yang dilakukan perawat adalah
menempatkan bantal yang terlalu besar atau lebih dari
satu bantal dibawah kepala klien,tindakan ini dapat
meningkatkan kontraktur fleksi leher.
 Posisi Dorsal Rekumben (berbaring telentang)
Dalam posisi ini,kepala dan bahu klien agak
ditinggikan pada sebuah bantal kecil.Dalam beberapa
lembaga,istilah dorsal rekumben dan supine digunakan
secara bergantian namun dalam bahasa khusus posisi
supine atau dorsal kepala dan bahu tidak
ditinggikan.Dalam kedua posisi,lengan bawah klien dapat
ditinggikan diatas bantal atau ditempatkan disamping
klien.Posisi dorsal rekumben digunakan untuk
memberikan kenyamanan dan memfasilitasi
penyembuhan setelah pembedahan atau anestetik tertentu.
 Posisi Prone
Dalam posisi prone,klien berbaring telungkup dengan
kepala dimiringkan kesalah satu sisi.Panggul tidak
difleksikan.Posisi ini adalah satu satunya posisi ditempat
tidur yang memungkinkan ekstensi sendi panggul dan
sendi lutut secara utuh.Posisi ini mempunyai kerugian
yang jelas.Tarikan grafitasi pada batang tubuh
menghasilkan lordosis. Karena alasan ini,posisi prone
tidak direkomendasikan pada individu yang memiliki
masalah pada tulang servikal atau lumbal.
 Posisi Lateral
Posisi lateral(berbaring miring),seseorang berbaring pada
salah satu sisi tubuh.Posisi lateral sangat baik untuk klien
yang istirahat dan tidur. Dalam posisi lateral, sebagian
besar berat tubuh disokong oleh aspek lateral skapulah
bawah,aspek lateral ilium,dan trokanter femur yang lebih
besar.
 Posisi Sims (semi prone)
Dalam posisi ini klien menggunakan postur setengah
antara posisi lateral dan prone.Posisi sims dapat
digunakan untuk klien yang tidak sadar karena posisi ini
memfasilitasi drainase dari mulut dan mencegah aspirasi
cairan.Posisi ini juga digunakan oleh klien yang
mengalami pralisis karena mengurangi tekanan pada
sacrum dan trokanter mayor pinggul.

 Memindahkan dan memiringkan klien ditempat tidur

Tindakan dan rasional yang dapat diterapkan memindahkan dan mengangkat klien
diantaranya adalah

1. Sebelum memindahkan klien, kaji tingkat pengeluaran energi yang


diperbolehkan, kemampuan fisik klien (kekuatan otot, apakah ada
paralisis), kemampuan untuk memahami intruksi, tingkat kenyamanan saat
berpindah, berat badan klien apakah ada hipotensi ortostatik (terutama
penting saat klien akan berdiri), dan kekuatan serta kemampuan anda
sendiri untuk memindahkan klien

2. Jika diindikasikan, guna modalitas pereda nyeri atau obat-obatan sebelum


memindahkan klien

3. Persiapkan alat penyangga misalnya bantal, trokanter roll

4. Dapatkan bantuan yang diperlukan

5. Jelaskan prosedur kepada klien dan dengarkan setiap saran dari klien atau
orangpendukung.

6. Berikan privasi

7. Cuci tangan

8. Tinggikan kepala tempat tidur untuk membawa klien mendekati pusat


gravitasi anda

9. Kunci roda tempat tidur, dan naikan pagar pengaman disisi tempat tidur
diseberang anda untuk memastikan keamanan klien.
10. Menghadap kearah perpindahan untuk mencegah terpelintirnya tulang
belakang.

11. Lebarkan posisi kaki saat berdiri untuk meningkatkan stabilitas dan
memberikan keseimbangan

12. Condongkan bantang tubuh anda kedepan dan fleksikan panggul, lutut,
dan pergelangan kaki anda untuk merendahkan pusat gravitasi anda
meningkatkan satbilitas, dan memastikan penggunaan kelompok otot
mayor selama perpindahan.

13. Kencangkan otot gluteus, abdomen, tungkai, dan lengan anda untuk
mempersiapkan bekerja dan mencegah cedera.

14. Ayunkan dari kaki depan ke kaki belakang saat menarik atau dari kaki
belakang ke kaki depan saat mendorong untuk mengatasi inersia,
mengimbangi berat badan klien ,dan membantu mendapatkan pergerakan
yang seimbang dan lancar.

15. Setelah memindahkan klien , tentukan kenyamanan klien, kesesjajaran


tubuh, toleransi terhadap aktivitas ( misalnya periksa frekuensi nadi,
tekanan darah ), dan tindakan pengamanan yang dibutuhkan ( misalnya
pagar tempat tidur ).

 Memindahkan seseorang klien ke posisi lateral atau prone di tempat tidur

Langkah – langkah memindahkan klien ke posisi lateral

1. Jelaskan kepada klien mengenai apa yang akan anda lakukan. Mengapa hal
tersebut penting, dan bagaimana ia dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana
hasil akan digunakan dalam perencanaan asuhan atau penata pelaksaan lanjutan.

2. Cuci tangan dan pantau prosedur pengendalian infeksi yang tepat.

3. Berikan privasi kepada klien

4. Posisikan diri anda dan klien dengan tepat sebelum melaksanakan pemindahan.
a. Pindahkan klien kesisi tempat tidur yang berlawanan dengan sisi yang
akan dihadapi saat berganti posisi. Ini memastikan bahwa klien akan
diposisikan dengan aman ditengah tempat tidur setelah perpindahan.
Gunakan kain penarik dibawah batang tubuh klien dan paha untuk
menarik klien kesisi tempat tidur. Sesuaikan posisi kepala klien dan
posisikan kembali tungkai secara tepat.

b. Saat berdiri disisi tempat tidur yang deket dengan klien, letakkan lengan
klien yang terdekat menyilang dada, abdusiksn bahu klien yang jauh dari
sisi tubuh dan rotasikan tubuh secara eksternal.

c. Menarik sebuah lengan kedepan mefasilitasi berpindah, menarik lengan


lain, menjauhi tubuh dan merotasikan bahu secara eksternal mencegah
lengan terperangkat dibawah tubuh klien selama penggunaan.

d. Letakkan pergelangan kaki dan kaki klien yang dekat dengan anda
menyilang dan pergelangan kaki yang jauh, ini memfasilitasi gerakan
berpndah, melekukan persiapan ini disisi tempat tidur yang dekat dengan
klien sebelum kesisi tempat tidur yang lain. Ini memastikan bahwa klien,
yang dekat ke tepi kasur, tidak akan jauh.

e. Posisikan diri anda sendiri di tepi tempat tidur yang akan dituju klien,
secara langsung segaris dengan garis pinggang klien dan sedekat mungkin
dengan tempat tidur.

f. Condongkan batang tubuh anda dari pinggung kearah depan. Flesikan


pinggung , lutut, dan pergelangan kaki. Gunakan posisi berdiri yang leber
dengan sebuah kaki kedepan dengan beret tubuh ditempatkan pada kaki
depan ini.

5. Tarik atau gulingkan klien kearah anda keposisi lateral

a. Letakkan satu tangan pada pinggung klien yang jauh dan tangan lain pada
bahu klien yang jauh. Posisi tangan ini mengangga klien pada dua bagian
tubuh yang terberat, memberikan control lebih dalam pergerakan selama
penggulingan .

b. Kenjangkan otot gluteus, abdomen, tungkai, dalam lengan, ayunkan


kebelakang, pindahkan berat tubuh anda dari kaki depan ke kaki belekang,
dana gulingkan klien kesisi tubuhuntuk menghadap anda. Miringkan klien
kearah anda akan meningkatkan rasa keamanan klien.

c. Posisikan klien pada posisi miring dengan lengan dan tungkai diposisikan
dan disangga dengan tepat.

Langkah – langkah memindakan klien ke posisi prone

1. Sebagai pengganti mengabduksi lengan yang jauh, pertahankan lengan klien ke


sisi tubuh agar klien dapat berguling, mempertahankan lengan di sisi tubuh
mencegahnya terjepit di bawah klien saat klien digulingkan .

2. Gulingkan klien secara komplet abdomen. Sangat penting untuk memindahkan


klien sedekat mungkin dengan sisi tempat tidur sebelum berpindahsehingga klien
akan berbaring dipertengahan tempat tidur setelah berguling. Jangan pernah
menarik klien melintasi tempat tidur saat klien sedang berada dalam posisi
prone. Lakukan ini dapat mencelakai payudara wanita atau genetalia pria.

3. Dokumentasikan semua informasi yang terkait, catat:

a. Waktu dan perubahan posisi, dari dan keposisi mana.

b. Jika ada tanda area tekanan

c. Penggunaan alat penyangga

d. Kemampuan klien untuk membantu dalam pergerakan dan perpindahan.

e. Respon klien terhadap pergerakan dan perpindahan klien.

 Prosedur mengulingkan klien


Langkah – langkahnya
1. Jelaskan kepada klien mengenai cara apa yang anda lakukan, mengapa hal
tersebut perlu, bagaimana ia dapa bekerja sama, diskusikan bagaman hasil
yang akan digunakan dlam merencanakan asuhan atau penata laksana lanjutan
.
2. Cuci tangan dan pantau prosedur pengendalian infeksi lain yang tepat.
3. Berikan privasi kepada klien.
4. Posisikan diri anda dank lien secara tepat sebelum pemindahan
5. Tarik klien ke sisi tempat tidur.
6. Berpindah kesisi tempat tidur yang lain tempatkan alat penyangga saat klien
dipindahkan
7. Gulingkan dan posisikan klien dan kesejajaran yang tepat .

 Menggunakan kain pemindah atau pengangkat

a. Gunakan sebuah kain pemindah untuk menfasilitasi


penggulingan,pertama berdiri dengan perawat lain di sisi tempat
tidur yang sama, ambil posis berdiri lebar dengan satu kaki di
depan dan pegang setengah bagian tepi kain pemindah yang telah
digulung atau dilipat seperti kipas, dengan sebuah tanda, tarik klien
kea rah anda berdua.

b. Sebelum memiringkan klien, letekkan babtal untuk menyangga


kepala dan tungkai, seperti diuraikan dalam langkah enam. ini
membantu mempertahankan kesejajaran tubuh klien saat
dipindahkan. Kemudian berdiri kesisi tempat tidur yang lain (yang
terjauh dari klien ) dan ambil posisi berdiri stabil. Dengan tangan
melintasi klien pegang tepi kain pemindah yang jauh dan
gulingkan klien mendekati anda.

8. mendokumentasikan semua informasi yang terkait ;

a. waktu perubahan posisi waktu dari dan keposisi mana

b. jika ada tanda area tekanan


c. penggunaan alat penyangga

d. kemampuan klien untuk membantu dalam perubahan posisi dan


perpindahan

e. respons klien terharap posisi dan perpindahan misalnya ansietas ,tidak


nyaman , pusing.

 Membantu klien untuk duduk di sisi tempat tidur ( kaki menggantung)

 Mengajarkan seorang klien cara duduk di tepi tempat tidur secara mandiri
a. Periksa integritas kulit pada area tekanan dari posisi sebelumnya,hubungkan
hasil periksaan dengan data pengkajian sebelumnya jika tersedia.
b. Lakukan pengkajian pada area kerusakan kulit sebelumnya dan atau pada area
kerusakan kulit yang baru.
c. Tentukan semua tindakan pengamanan yang dibutuhkan, misalnya pagar
tempat tidur sudah berada di tempatnya.
d. Tentukan toleransi klien terhadap aktivitas ( misalnya : tanda – tanda vital
sebelum dan sesudah menjuntai kaki). Tentukan terutama pada saat pertama
kali klien mengubah posisinya.
Laporkan perubahan yang bermakna pada dokter.

 Memindahkan Antara Tempat Tidur Dengan Kursi

Tujuan

 Seorang klien munkin perlu dipindakan antara tempat tidur dan kursi dan sebuah
kursi roda ata kursi, tempat tidur dan commode, atau sebuah kursi roda dan toilet,
terdapat banyak variasi teknik.
1. Membelokan kursi roda
Untuk klien yang mengalami kesulitan berjalan tempatkan kursi roda pada
sudut 45 derajat dari tempat tidur, ini memungkinkan klien untuk memutar
kursi dan mengurangi jumlah kebutuhan rotasi tubuh.

2. Memindahkan tanpa menggunakan sabuk


a. Untuk klien yang memerlukan bantuan minimal, letakkan
tangan disamping dada klien (bukan pada aksila) selama
pemindahan.
b. Ikuti langkah-langkah seperti yang telah diuraikan
sebelumnya.
3. Memindahkan dengan sebuah sabuk dan dua orang perawat
a. Jika klien mampu berdiri, posisikan diri anda dikedua sisi
klien, menghadap kearah yang sama dengan klien.
Fleksikan pinggul, lutut, dan pergelangan kaki anda.
Pegang sabuk pemindah klien dengan tangan yang
terdekat ke klien dan sangga siku klien dengan tangan
yang lain.
b. Koordinasikan usaha anda, anda bertiga berdiri secara
stimultan, berputar, dan berpindah kekursi roda. Balik
proses untuk menurunkan klien ketempat duduk dikursi
roda
4. Memindahkan seorang klien yang mengalami cedera ekstremitas bawah.
Saat klien mengalami cedera ekstermitas bawah pergerakan
harus selalu terjadi kearah sisi tutbuh klien yang tidak sakit
(kuat) misalnya jika tungkai kanan klien cedera dan klien
duduk ditepi tempat tidur untuk bersiap-siap berpindahan
kekursi roda, posisikan kursi roda disisi kiri klien.
5. Menggunaka papan peluncur
a. Untuk klien yang tidak dapat berdiri gunakan papan
peluncur untuk membantu mereka berpindah tanpa
bantuan perawat.
 Memindahkan antara tempat tidur dan brankar
1. Menggunakan sebuah papan transfer
Papan transfer adalah sebuah papan polietelin yang berpernis
ataunhalus berpikiran 45-55 cm kali 128 cm dengan pagar untuk
pegangan tangan diseluruh tepinya alat ini dapat digunakan oleh
seorang perawat atau oleh empat perawat secara bersamaan.
Miringkan klien menjauhi anda, posisikan papan mendekati
punggung klien dan gulingkan klien kepapan, tarik klien dan
papan dari tempat tidur ke brankar, sabuk pengaman dipasang
pada dada, abdomen dan tungkai.
2. Menggunakan tiga orang pengangkat (gunakan dengan
kewaspadaan)
 Tiga orang yang memiliki tinggi kira-kira sama berdiri sebelahan menghadap
klien, rekomendasi beragam mengenai anggota staf mana yang mengangkat area
spesifik klien. Seringkali, orang terkuat menopang bagian terberat klien atau
orang tertinggi yang memiliiki jangkauan terpanjang menopang kepala dan bahu,
brankar atau tempat tidur yang akan ditempati oleh klien setelah dipindahkan
ditaruh disudut kanan kaki tempat tidur, roda tempat tersebut dan brankar dikunci,
setiap orang memfleksikan lutut dan agak memajukan kaki yang terdekat ke
brankar.
 Lengan pengangkat diletakkan dibawah klien pada kepala dan bahu, pinggul dan
paha, serta tungkai atas dan bawah. Pada hitungan ke tiga, pengangkat
menggulingkan klien, kedada mereka dan mundur secara bersamaan. Mereka
kemudian berputar dan menurunkan klien dengan refleksi lutut dan pinggul
mereka sampai siku merek berada dipermukaan brankar. Klien kemudian
diletakkan pada permukaan brankar dan disejajarkan serta diselimuti dan pagar
brankar ditinggikan.

 Membantu klien melakukan ambulasi


1. Dua Perawat
a. setelah lien berdiri,ambil posisi dengan satu perawat di masing
masing sisi. pegang bagian bawah lengan atas klien dengan tangan
terdekat anda dan pegang lengan bawah atau tangan anda yang
lain. Posisi ini menyediakan cengkeraman yang aman bagi setiap
perawat.
b. pilihan: pasang sebuah sabuk berjalan sisekeliling pinggang
klen.
c. berjalan berbarengan dengan klien, dengan menggunakan gaya
berjalan yang halus dan seimbang, dengan kecepatan sama dan
dengan ukuran langkah yang sama dengan klien.
d. jika klien mulai terjatuh dan tidak dapat memperoleh kembali
kekuatan atau keseimbangannya, selipkan tanagan anda dbawah
aksila klien, pegang tanagn klien, dan rendahkan klien secara
perlahan ke lantai atau ke kursi didekat klien.

 Menggunakan bantuan mekanisme untuk berjalan


 Tongkat
Dua tipe tongkat digunakan saat ini, tongkat standar berkaki lurus
dan tongkat berkaki segi empat, yang memiliki empat kaki dan
memberikan tompangan yang lebih kokoh. Ujung tongkat harus
memiki lapisan karet untuk memperbaiki traksi dan mencegah
tergelincir. Tongkat standar memiliki panjang 91 cm, beberapa
tongkat aluminium dapat disesuaikan dari 56-97 cm. panjang
tongkat harus memungkinkan siku untuk sedikit ditekuk. Klien
dapat menggunakan saty atau dua tongkat, bergantung pada
seberapa topangan yang mereka butuhkan.
 Walker
Merupakan alat mekanis untuk ambulasi pada klien yang
memerlukan topangan lebih kokoh dibanding yang diberikan olrh
tongkat. Walker standar digunakan dengan cara diangkat oleh
karena itu klien memerlukan setengahh dari kekuatannya dikedua
tangan dan pergelangan tangan, otot ekstensor siku yang kuat, dan
otot depressor bahu yang kuat klien juga memerluka kemampuan
untuk menahan minimal setengah dari berat badannya pada
tungkai. Walker beroda digunakan oleh klien yang terlalu lemah
atau tidak stabil untuk mengangkat dan memindahkan walker
pada setiap langkah, beberapa walker memiliki sebuah tempat
duduk dibelakangnya sehingga klien dapat duduk untuk
beristrahat jika perlu, adaptasi walker standard an walker beroda
empat adlah walker yang memilii dua ujung dan dua roda tipe ini
memberikan stabilitas stabilitas yang lebih dibandingkan model
beroda empat namun tetap memungkinkan klien menempelkan
walker ketanah disetiap waktu.

 Kruk
Kruk merupakan kebutuhan sementara bagi beberapa orang dan
merupakan kebutuhan permanen bagi orang lain.
1. Mengukur klien sebelum memakai kruk saat perawat
mengukur klien untuk kruk aksila yang terpenting adalah
mendapatkan panjang kruk yang tepat dan menempatkan
pegangan tangan yang tepat .
a) Klien berbaring terlentang dan perawat mengukur dari
lipatan anterior aksila hingga tumit kaki dan
menambahkan 2,5 cm
b) Klien berdiri tegak dan meletakan tongkat. Perawat
memastikan bahwa sandaran bahu pada kruk minimal
memiliki lebar 3 jari yaitu 2,5-5 cm dibawah aksila.
2. Gaya berjalan kruk
Adalah gaya berjalan seseorang yang menggunakan kruk
dengan memindahkan bobot tubuh pada satu atau kedua
tungkai kruk secara bergantian
3. Posisi kruk (posisi tripod)

Sebelum berupaya berjalan dengan menggunakan kruk,klien


perlu mempelajari fakta mengenai postur dan keseimbangan
tubuh.Posisi berdiri yang tepat saat menggunakan tongkat
disebut posisi tripod(segitiga).Kruk ditaruh sekitar 15 cm
didepan kaki dan sekitar 15 cm disamping tubuh,sehingga
menciptakan dasar penyangga yang lebar.Orang tinggi
memerlukan dasar yang lebih lebar dibandingkan orang
pendek.Pinggul dan lutut diekstensikan, punggung lurus,dan
kepala ditegakan dengan tinggi.Bahu tidak boleh bungkuk dan
dengan demikian berat badan tidak dibebankan pada
aksila.Siku diekstensikan dengan baik untuk memungkinkan
tangan menahan berat badan.Apabila klien tidak
seimbang,perawat memasang sabuk berjalan disekeliling
pinggang klien dan mmegang sabuk dari atas,bukan dari
bawah.Jatuh dapat dicegah secara lebih efektif jika sabuk
dipegang dari atas.

Anda mungkin juga menyukai