Anda di halaman 1dari 1

Setelah satu tahun koma di rumah sakit, akhirnya Maudy bangun dan diperbolehkan

untuk pulang. Maudy syok saat mengetahui bahwa wajah dan penampilannya jauh berbeda
dengan dirinya yang asli. Wajah lain menempel di wajahnya karena operasi plastik wajah total
akibat luka berat saat kecelakaan. Sayangnya, Maudy tidak mengingat apa yang terjadi sebelum
dia koma. Satu hal yang ia ingat hanyalah pernikahannya dengan Harsa—suaminya. Mama Desi
—ibu mertua Maudy—menjelaskan bahwa di hari pernikahan Maudy dan Harsa, terjadi
kecelakaan maut yang menimpa semua rombongan pengantin saat perjalanan menuju rumah
Harsa. Kecelakaan itu menewaskan dua orang tua Maudy. Karena kini Maudy sebatang kara,
mau tak mau dia ikut tinggal bersama keluarga suaminya di sebuah rumah kuno di pelosok Pulau
Jawa. Alasan Mama Desi memilih rumah di lokasi itu adalah untuk mencari ketenangan dan
kehidupan baru untuk Denada—adik Harsa—yang mengalami trauma semenjak kecelakaan maut
itu. Mereka juga hidup tanpa telepon genggam dan televisi demi menjauhkan Denada dari berita
tentang kecelakaan lalu lintas.
Rumah itu diisi oleh beberapa orang lainnya seperti Mario—suami Denada—yang gila
kerja hingga sering tidak pulang dengan alasan dinas keluar kota. Denada dan Mario memiliki
dua anak kembar bernama El Nino dan La Nina. Tak hanya itu, Rian—sepupu laki-laki Harsa—
menempati kamar paling belakang di rumah itu. Tangan dan kaki Rian diikat dengan tali. Wajah
dan tubuhnya dibalut perban seperti mumi. Rian mengalami trauma berat yang menyebabkan
mentalnya terguncang dan sering berteriak histeris. Rian juga mengalami kebisuan hingga suara
yang keluar dari mulutnya tidak jelas. Hal itu disebabkan oleh kecelakaan maut itu. Mama Desi
melarang semua anggota keluarga menghampiri kamar Rian. Hanya Mbok Tini—pengasuh
panggilan—yang diperbolehkan mengurus Rian

Anda mungkin juga menyukai