Anda di halaman 1dari 12

SINOPSIS

Disebuah kota Wirosari hiduplah sebuah keluarga yang sederhana. Keluaga tersebut yaitu
pak Sastrasudira dengan istrinya,mereka mempunyai 4 anak yaitu Darminah,Darsono,Darmini,
dan Darmanto. Biarpun pak Sastra tidak kaya raya,kerjapun dengan gaji yang pas pasan.
Kehidupan mereka tentram dan bahagia. Diman ketika pembantunya pergi, yang tidak lain
adalah mbok nom begitu Darminah memanggilnya. Yang kesehariannya membantu kesibukan
dari pekerjaan rumah sampe mengurus anak anaknya bu Sastra.
Setelah ditinggal pergi pembantunya pekerjaan rumah dilakukan sendiri oleh bu Sastra.
Diman lama kelamaan pekerjaan tersebut membuatnya lelah dan ingin marah marah. Dan disuatu
malam pak Sastra dan istrinya bertengkar hebat sampai sampai bahunya pak Sastra digigit oleh
istrinya hingga pak Sastra terjatuh. Kejadian tersebut diketahui oleh anak anaknya terutama
Darminah. Setelah kejadian itu, bu Sastra meninggalkan rumah tanpa memberitahu suami dan
anak anaknya.beberapa hari tidak pulang kerumah, pak Sastra mendapatkan surat dari kantor
berisikan agar merelakan bu Sastra untuk pergi dan untuk minta talak dari pak Sastra.
Dari hari kehari, setelah ditinggalkan bu Sastra keadaan rumah menjadi sepi dan tidak ramai
seperti dulu. Dan setiap malam Darmanto memanggil manggil yang merasa kehilangan ibunya.
Waktupun terus berjalan, hari hari pun dilewati tanpa ibu di rumah tersebut. Setelah setahun
berjalan pak Sastra ingin membawakan ibu baru untuk anak anaknya. Disuatu pagi datanglah
seorang perempuan bersama pak Sastra, yang tidak lain adalah istri muda (ibu) dari anak
anaknya.
Pada awal awalnya kehidupan keluarga itu baik baik saja, tetapi setelah ibu tirinya
mengandung, sikapnya berubah total terhadap Darminah dan adik adiknya yang awalnya baik
terhadap mereka, setelah mengandung sikapnya sebentar sebentar cepat marah . sampai sampai
bila mereka melakukan kesalahan Darminah dan adiknya dipukul. Peristiwa tersebut
dilakukannya tidak sepengetahuan pak Sastra. Setiap hari kehidupan anak anak pak sastra
semakin menyedihkan,apalagi disaat pak Sastra berangakt ke kantor.ada saja kesalahan anak
anaknya dan pada akhirnya mereka mendapatkan pukulan dari ibu tiri tersebut.
Darmono ingin pergi dari rumah Karena tidak kuatdengan kehidupan du rumah itu, dan ingin
menyusul ibu kandungnya. Di suatu pagi sebelum adzan mengumandang Darmono pergi dari
rumah yang ingin menyusul ibunya yang tempatnya tidak tau kemana. Darmono pergi dengan
pamit kepada kakaknya Darminah dan dibekali sebungkus nasi. Setelah beberapa hari tidak
pulang, pak Sastra merasa kehilangan Darmono dan menanyakan kepada Darminah. Dan
Darminah pun mengatakan bahwa Darmono sudah pergi dari rumah.
Hari haripun dilalui tanpa suara dan tingkah laku dari Darmono di keluarga tersebut. Disuatu
hari Pakdhe dan Budhe nya Darminah yang pekerjaannya sebagai menteri perpajakan di daerah
Makassar datang ke rumah, itu pun hanya satu hari saja. Kedatangan mereka dimanfaatkan
Darminah untuk menceritakan keluh kesahnya penderitaan dia dengan adik adiknya. Setelah
menginap satu hari,Pakdhe dan Budhe nya kembali ke Makassar. Tetapi mereka ingin membawa
Darmini dan Darmanto, pak Sastra pun tidak rela kalau anaknya dibawa.etelah berunding lama
akhirnya Darmini dan Darmanto dibawa oleh Pakdhe dan Budhe nya.tetapi Darmanto akan
dititipkan bersama Pakdhe nya yang ada di Bandung yang tidak lain adalah pak Wiro.
Setelah Darminah menginjak SMP dan tidak lulus ujian, keinginan ayahnya agar tidak
melanjutkan sekolahnya lagi. Keinginan ibu tiri nya agar Darminah menikah dengan Parjono, dia

seorang duda. Anak seorang pedagang kayu yang kaya raya yaitu pak Jayakartika. Setelah satu
harimendengar kabar tersebut, Darminah pergi ke pasar tiba tiba dia bertemu dengan mantan
pembantunya dahulu( mbok nom ). Tidak lama dari pasar Darminah diajak ke rumah mbok nom
dan disana Darmninah bertemu dengan Akhmadi yang tidak lain adalah kekasihnya. Kemudian
Darminah menceritakan semua yang ada dipikirannya termasuk soal perjodohannya itu. Yang
pada akhirnya Akhmadi dapat menenangkan hati Darminah karena peristiwa perjodohan itu.
Setelah lima belas tahun berjalan, dsarmanto dengan Sundari mencoba mencari rumahnya
dahulu. Darmanto pun pergi ke Wirosari menaiki mobil jeep. Ketemulah rumah yang dulu
ditinggalinya bersama keluarganya dulu. Darmanto bertemu dengan pemilik rumah tetapi bukan
ayahnya, melainkan orang lain.orang tersebut memberitahukan kepada Gunawicara yang dulu
tetangganya Pak Sastra. Dan Gunawicara mencerikan semua kejadian bahwa rumah tersebut
telah dibeli oleh pak Martasanjaya.
Gunawicara memberitahu Darmanto kalau Ayahnya telah pindah bersam kakaknya
Darminah ke AMadiun mengikuti suaminya yaitu Akhmadi. Karena kehidupannya selalu pindah
terkadang di Bojonegara, solo dan pada akhirnya pindah di Purwodadi yang tepatnya di jalan
Getas. Setelah lam mencari cari akhirnya Darmanto berhenti didepan rumah dan menghampiri
rumah tersebut. Dimana Darmanto bertemu dengan Darminah dan ayahnya pak Sastra. Tak lama
kemudian Akhmadi keluar dari kamar dan menghampiri Darmanto.
Lama lama mengobrol, ternyata Darmanto mendengar adanya penculikan di Semarang dan
ingin membantu menuntaskan peristiwa tersebut bersama Akhmadi. Suatu hari Sukandar, sopir
dari Inspektur Akhmadi disuruh untuk mencari informasi tentang penjahat tersbut. Sukandar
tibalah dia disebuah desa dan dia bertemu dengan seorang abah keturunan cina yang bernama
Babah Dengkek. Karena kecurigaannya terhadap babah sukandar ditugaskan mengnyamar
menjadi pembantu babah tersebut.
Suatu ketika Sukandar masuk kamar babah, tiba tiba dia menemukan lemari yang berisikan
kotak yang terkunci. Dimana isi kotak itu adalah barang barang berharga seperti kalung, gelang
mas.seperti yang dicertakan oleh masyarakat tentang kasus pencurian yang telah terjadi. Segera
mengetahui itu Sukandar memberitahukan kepada Akhmadi. Dan babah dengkek ditangkap
dengan dua orang yang menjadi penadahnya.setelah diintrogasi kedua penadah itu mengaku
kalau pimpinannya adalah Sundoro. Yang tidak lain adalah kakak dari Sundari.
Setelah beberapa hari, Akhmadi mendapat berita dari Sukandar kalau ada rumah kecil di
tengah hutan yang jauh dari pedesaan. Rumah tersebut dihuni oleh Kartobelong menurut pak
lurah Geneng Sari. Beberapa hari mengintai rumah Kartobelong Akhmadi melihat ada dua orang
yang mencurigakan sedang berbicara dengan Kartobelong. Kartobelong dan dua orang tersebut
pergi dan menghilang tanpa jejak, dan dicaripun tidak ketemu. Dan suatu hari Akhmadi ,Kandar
dan Kardi memeriksa kembali jalan jaln yang dilintasi oleh dua orang tersebut. Lama mencari
ada sebuah jalan setapak yang ditutupi rerumputan lebat. Setelah menyusuri dua ratus meter,
jalan tersebut buntu. Dan tiba tiba Kardi ingin keluar dadi jalan tersebut, ia melihat ada rumah
kecil yang dijaga ketat oleh dua orang dimana letaknya ditengah tengah hutan.
Kemudian Inspektur Akhmadi membagi tugas, kardi mendapatkan tugas untuk mengawasi
rumah tersebut sedangkan Kandar mendapatkan tugas mengawasi rumah Kartobelong.
Sementara Akhmadi menuju ke kelurahan untuk mencari bantuan. Sesampainya di pendhopo dia
bertemu dengan Inspektur Yoyok dan pak lurah. Kemudian Akhmadi memberitahukan keadaan

dirumah tersebut kepada pak lurah dan Inspektur Yoyok. Segeralah Akhmadi dan Yoyok serta
anak buahnya menuju tempat yang dijaga dua orang tersebut. Sesampainya ditempat Inspektur
Akhmadi Dan Inspektur Yoyok memulai penggrebegan. Tak lama kemudian Sundoro muncul
dan berkelahi dengan Akhmadi. Dengan sengaja Sundoro ingin menusuk Akhmadi dengan
pisaunya, tiba tiba Sukandar menembak Sundoro dan Sundoro pun meninggal ditempat.
Setelah kejadian tersebut Darmanto dan ayahnya bertemu di rumahnya Darminah membahas
kelanjutan hubunagnnya dengan Sundari. Darmanto ditanya oleh Ayahnya Darmanto setuju
untuk menikahi dan segera melamar Sundari. Keesokan harinya Akhmadi pergi menjemput
Inspektur Yoyok dan Naniek yang akan kembali ke Semarang dimana mereka sebelum kembali
ingin mampir ke rumah Akhmadi. Beberapa saat kemudian terdengar suara kereta kuda dari luar
rumah Darminah, tidak lain adalah Sundari dan ibunya. Setelah samapai didepan pintu Darminah
terkejut bahwa ibunya Sundari adalah ibu kandung Darminah yang pergi selama belasan tahun.
Disana suasana tangis sedih senang menjadi satu. Setelah pak Sastra keluar dari kamar sesudah
sholat dan wiridan.
Setelah lam menunggu, Akhmadi dating bersama Inspektur Yoyok dan Naniek. Yoyok
pun terkejut setelah bertemu dengan Darminah karena Inspektur Yoyok tidak lain adalah
Darmono dan Naniek adalah Darmini. Dan suasana haru dan tangis bahagia menghiasi keluarga
tersebut. Setelah beberapa jam mengobrol akhirnya pernikahan Darmanto dengan Sundari
dibatalkan karena Sundari anak dari ibu kandung Darmanto yang tidak lain adik tirinya sendiri
yang berbeda ayah. Ceritapun dilanjut dengan kisah keluh derita Darmono ketika kabur dari
rumah dimana ia sempat ditolong oleh pak DImin, sesekali jadi penjual jamu dan tinggal di
rumah pondokan hingga menjadi seorang inspektur polisi. Dan pada akhirnya keluarga pak
Sastra berkumpul dan suasana menjadi tentram dan bahagia.dimana Darmanto akan menikah
dengan Sumarti.

UNSUR UNSUR INTRINSIK :

Tema
Dalam novel diatas bercerita tentang keluarga yang mengalami cobaan dari Tuhan Yang Maha
Esa, akan tetapi pada akhirnya keluarga tersebut bisa berkumpul kembalai dan hidup bahagia.
Bertemakan ,kehidupan sosial dalam keluarga
Penokohan
Utama : Pak Sastra __perwatakan : baik, sabar, pengertian
Bu Sastra ___perwatakan : tidak sabar,ingin menang sendiri
Darminah___perwatakan : baik hati, sabar, pengertian,penyayang
Darmono____perwatakan : pemberani, tegas
Darmini_____perwatakan : baik hati,sabar
Darmanto____perwatakan : tegas,sopan santun
Pembantu : mbok nom : baik hati, sabar,pengertian
Akhmadi : baik hati, setia , pemberani ,tegas
Pak Dimin : baik hati, welas asih
Dimin
: baik hati, pekerja keras, setia kawan
Gunawicara : baik hati
Martasanjaya : baik hati

Babah dengkek : licik, jahat, pembohong


Sukandar : baik hati, setia, welas asih, tegas ,disiplin
Sukardi : pemberani
Sumarti : baik hati
Pak lurah : tegas, disiplin
Sundari : baik hati, sabar, penyanyang
Kartobelong : licik, jahat
Mbok Diyah : jahat,pelit
Lawan : Istri muda pak Sastra : jahat, keji
Sundoro : licik, pembohong, jahat

Sudut pandang
Dalm novel tersebut penulis tidak ikut campur dalam peristiwa di dalamnya.
Atau hanya menggunakan penokohan orang ketiga dan penulis disini hanya menceritakan kisah
dari orang lain dan serba tahu dalam setiap peristiwa.

Setting/tempat
Pasar : waktu pagi ,,,suasana ; ramai
Rumah pak Sastra : pagi ramai,senang
Sore : sunyi, tenang
Malam : hening
Dapur,kamar dan ruang tamu
Rumahnya mbok nom : siang hari ,,, tenang
Jalan Serang, Purwodadi :malam : sepi
Pondokan ,,,pensiunan jalan serang,,malam,,,sepi,,hujan deras
Wirosari ,,pagi,,,ramai,sejuk
Kampung kranggan siang,,ramai
Purwodadi,Jalan getas,,,siang,,,ramai
Gubug,,desa karangsari,,siang,,,ramai
Rumah babah dengkek,;;kamar,,,pagi,siang malam,,sepi
Pinggiran sungai,,,malam ,,,sunyi,sepi
Genengsari..siang,,,ramai,,
Genengssari,rumahnya kartobelong,,malam,,,sunyi,sepi
Tengah hutan,,pagi ,,,sunyi,,,ramai,,,gemuruh
Rumahnya Darminah,,,siang,,ramai,,sedih,,bahagia
Pendopo,,,siang,,,hening
Selo,,, tegalansepi,hening,,hujan
Selo,,, gubug tengah sawah,,,sepi
Gundhi,,,pasar,,,ramai,,,
Pati,,,ramai,,
Solo,,,rumah sakit.hening

Solo,,, rumah yatim muhamadyah,,,ramai

Alur/plot
dalam cerita novel tersebut menggunakan alurmundur
karena peristiwa itu dimulai dengan menceritakan kejadian ke masa lalu.
Sumber:
Novel Kumpule balung pisah Achmad Saerozi A. M.
http//syukronituaku.blogspot.com

Sinopsis Novel Jawa

Wis Ora Djamane Kawin Peksan


Judul

: TRESNA TOH PATI

Karya

: ANY ASMARA

Penerbit

: USAHA KAWAN CV

Tanggal terbit : 15 Djuni 1962


Tebal

: 38 halaman

Piyayi kuna kuwi jen arep ndojokake anake nganggo dipetong disik. Neptune dina pasaran botjah
lanang lan wadon dietung, digunggung, bandjur dipara-para jen tinemu ala ora sida digatukake.
Saiki djamane wis madju, petungan kuwi ora mesti benere. Sing arep nglakoni kuwi botjahe, jen
anadudu wong tuwane, mula jen ana tindak sing peksan kaja mengkono, kuwi klebu tindak kleru.
Achmad, pengarang muda, sugih tjrita, sugih kasusastran kang edi, peni, luwes, nganti
bisa gawe sengseming para maose kabeh, nanging dheweke miskin katresnan nganti nemahing
pati merga dajaning kawin peksan. Dheweke gandrung katresnan kalijan R. Adjeng Uminarsih,
dene Uminarsih uga mengkono, ananging wong tuwane ora setuju amarga petunganing dina
pasaran ora tjojok. Pungkasing Uminarsih didjodohake kalijan wong lanang kersaning rama. Ati
sedih kang dirasaake Achmad ora bisa dilipur kanggo apa bae, dheweke nyoba lungo plesir
menyang Semarang, ton-tonen tjitrane Uminarsih tetep ora bisa ilang. Nganti sawidjining wengi
Achmad tekan sangarepe omah kang lagi duwe gawe, embuh omahe sapa ora weruh. Bandjur
mandeg saperlu arep ngrungoake krontjong. Bareng weruh penganten sarimbit metu, dheweke
kaget, ora njana jebul Uminarsih, awake ora kuwat bandjur tiba semaput. Dheweke digotong
menjang jero omah, bareng wes sadar Achmad krasa isin lan kepengen menyat mulih. Bareng
metu saka kamar, ing djobo wis ana Uminarsih, bandjur Uminarsih menehi lajang kang tekan
ngomah bandjur dak watja karo Achmad, surasane Uminarsih dadi penganten kuwi ora merga
blendjani djanji karo Achmad dhisik jen arep urip bebarengan, ananging amarga kersaning rama
kang ndjodokake kalijan Dokter Trenggono. Katimbang urip saben dina mung tansah ginoda ing
rasa tresna bae, aluwung mati. Mas, pandjenengan dak enteni ana ing ngareping lawang

kasuwargan., panutuping lajang Uminarsih. Uminarsih bali ing pangajunaning Pangeran


djalaran ngombe ratjun.
Let telung dina saka kedadejan kuwi Achmad krungu kabar Uminarsih wes bali menjang
ngarsaning Pangeran. Saja krasa remuking ati Achmad, dheweke mlebu rumah sakit nganti
pirang-pirang wulan ora bisa mari, malah kang ana saja ora guna. Awit tiba mangsane Achmad
wes ngrasa bener ora kuwat, dheweke pesen kaliyan Any jen sakpungkure dheweke, kon gubah
sakabehing lelakone dheweke, dadekne tjrita saperlu kanggo katja benggala tumraping masarakat
kang iseh kelu ing panganggep kuna, bisaha didandani, kudu melu enuting djaman, dadi ora kaja
lelakone dheweke. Any anamung mangsuli Insya Allah. Let sepasar Achmad sida bali menjang
pangajunaning Pangeran. Innalillahi wainna ilaihi rodjingun.
Kaluwihan novel

: tjritane njata
nrenjuhake

Kekirangan novel

: anamung poto kopian


basane tasih basa djaman bijen
tulisane kang ora pati tjedtho

Piweling

: ora sisah njodokake anak nganggo etungan-etungan ora mesti bener


tresna kang sedjati iku nganti oncating pati
kudu bisa nglaksanaake karepe rama sanadjan ora tjotjok karo karepe
ora apik mati kanthi bunuh diri
ora blendjani njanji karo wong sing daktresnani

DADI ALA AMARGA SEMANGKA

Ing alas ana kewan jenenge Semut. Semut kuwi kewan sing ora nduwe nanging nduweni
bebuden kang becik, andhap asor, lan lembah manah. Ing sawijining dina, Semut lan Gajah
ketemu Pak Gagak.
Pak Gagak

: Tulung.. tulung tulung.

Semut

: Wonten menapa pak ?

Pak Gagak
wedi

: Wuluku iki rusak lan metu getihe amarga menungsa, tulungana aku, Aku

Semut

: Enggih Pak Gagak. Gajah, ayo ditulungi Pak Gagak iki

Gajah

: La iyo wegah aku.. Males ahh.

Semut ngobati wulune Pak Gagak nganti mari. Bareng wis mari, Pak Gagak menehi semangka
marang semut banjur lunga. Semut nangis sesenggukan, amarga dheweke wis nganggep Pak
Gagak kuwi kaya bapake dhewe. Semut kuwi pancen ora tau ngrasakake nduwe Bapak amarga
seko cilik bapake wis seda. Dheweke banjur mikir apa gunane semangka iki, kamangka Pak
Gagak ngerti yen dheweke ora seneng semangka. Semut ora ngira yen bakal nyampar semangka
kuwi mau ngantii tiba. Jebule isine semangka kuwi awujud emas.
Semut dadi wong sugih lan watake dadi gemedhe, serakah, medhit, lan seneng umuk. Amarga
watake kuwi mau, kabeh kewan ora gelem kekancan karo Semut, kejaba Tikus karo Manuk.
Arepa Semut kuwi wong sugih nanging medhit banget. Menawa ana wong ora nduwe sing njaluk
beras, ora diwenehe.Semut kuwi ya seneng umuk. Wektu kuwi dheweke ketemu Pak Gagak. Pak
Gagak nyapa Semut, nanging Semut malah ngomong nek ora kenal Pak Gagak.
Semut tau ngajak balapan Keong. Keong gelem melu balapan kuwi, nanging syarate keong sing
milih papan kanggo balapan kuwi mau. Keong pancen akeh akale. Papane ana ing kali sing
nduwure akeh wit-witane, supaya Semut ora bisa mlayu banter. Semut sikile lara amarga keneng
wit-witan, beda karo Keong, Keong nglewati nggon banyu lan bisa dadi juarane.
Ing sawijining dina, Manuk gawe roti isine kacang. Dheweke banjur menehake rotine kuwi mau
marang Semut lan Tikus,
Manuk
: Aku mau gawe roti isi kacang, sing bungkus abang iki kanggo Semut, sing
bungkus ijo kanggo Tikus.
Semut

: Kok mung sitik?

Tikus

: Kudune yen mung diwenehi kuwi banjur ditampa wae.

Manuk
: Ya wis, yen ngono rotiku iki kanggo kowe wae, ana ing omah aku bisa gawe
meneh. Rotiku enak opo ora?
Tikus

: Ueenak tenan

Dina kuwi dina Minggu, ana rasulan ana ing desa. Tikus lan Manuk menyang omahe Semut
ngajak nonton rasulan, Semut lagi nangis ana ing kamar amarga jerawaten. Tikus lan Manuk
kelingan, Semut jerawaten amarga kakehan mangan roti isi kacang. Tikus lan Manuk ngguyu
nyekakak, dheweke banjur gawe jamu kanggo ngobati jerawate Semut.
Sawise kuwi, Semut ora seneng umuk lan ora serakah maneh. Mula, dheweke njaluk pangapura
menyang kabeh kewan, lan dadi nduwe kanca akeh.
Semut
: Aku njaluk pangapura ya kanca-kanca, aku saiki rumangsa yen sing tak
tindakake kuwi salah.
Kanca-kanca : O ya..
Pak Gagak

: Ya. prayogane semangkane kuwi kanggo tumindak sing becik wae.

Semut

: Manuk, maturnuwun ya, amarga rotimu aku dadi sadar.

Kabeh Kewan : Hahahaha.


Saiki kabeh kewan ana ing alas urip mulya lan makmur.

Novel jawa yaiku karya fiksi prosa sastra jawa kalebu prosa naratif (crita). Panyerat novel
diarani novelis. Tembung novel saka basa Italia novella ingkang nduweni teges crita(kisah)
utawi potongan pawarta. Novel isine luwih dawa (kira-kira 40.000 tembung), isine lewih
kompleks saka cerkak. Novel umume nyariyosaken tokoh-tokoh lan tumindake ing urip saben
dinane, nanging critane luwih kompleks. Novel nduweni unsur intrinsik lan unsur
ekstrinsik.Unsur intrinsik tuladhane
1. Tema yaiku idhe baku utawi gagasan baku ing crita
2. Alur yaiku urutan kedadean crita.
3. Latar yaiku babagan papan, wektu lan swasana ing crita
4. Paraga yaiku wong kang dicritaake ing crita kang nduweni watak dhewe-dhewe.
5. Amanat yaiku piwulang luhur kang ana ing crita
6. Sudut pandang yaiku posisisne pangripta ing crita utawa carane pangripta nyritaake isine
crita. Pangripta bisa dadi tokoh ing crita kuwi, ugi bisa dadi pengamat wae ing njaba crita.
7. Basa yaiku gegayutan karo gaya basa utawi basa apa sing digunaake ing crita.
Tuladhane synopsis novel :
SERAT RIYANTA
Wonten Serat Riyanta punika kacarios menawi ing nagari Surakarta wonten priyantun luhur,
asmanipun pangeran Notosewojo. Pangeran punika gadhah putra naminipun raden mas Riyanta.
Wiwit raden mas Riyanta umur enem taun, dheweke ditinggal seda kaliyan ramanipun. Lajeng
namung dirawat kaliyan ibunipun. Dados, raden mas Riyanta sanget dipun tresnani dening
ibunipun.
Menawi sampun umur pitung taun, raden mas Riyanta di pindah wonten ing Semarang. Wonten
Semarang punika raden mas Riyanta ndherek pamanipun, asmanipun raden mas Tondowidjojo.
Woten mriku, raden mas Riyanta kadidik dados jejaka ingkang bagus polah tingkahipun.
Ibunipun remen sanget menawi gadhah anak tunggal ingkang bagus rupanipun kaliyan
polahipun, dados ibunipun nuruti sakkabehanipun katurutane raden mas Riyanta.
Ngantos umur kalih dasa, raden mas Riyanta dereng gadhah estri ingkang ditresnani. Mula,
ibunipan tansah was-was. Banjur ibunipun ngengken raden mas Riyanta kangge golek tiyang
estri kangge didadosaken bojonipun. Nanging raden mas Riyanta dereng purun, banjur ngulur-

ulur waktu kaliyan ngendika menawi dereng wonten tiyang estri ingkang ditresnani. Raden mas
Riyanta tasih kepengin golek pengalaman kangge kauripan punika.
Kala semanten, nuju ing wanci serap surya raden mas kaliyan raden mas durjat, inggih
mitranipun katemuan. Raden mas Durjat ngajak raden mas Rjanto kangge tindak dateng ngalunalun ningali kumidi Hradu. Wonten mriku malah kebarakaran wong-wong pada playon kangge
nylametaken awake dhewe-dhewe. Nalika badhe kandur, raden mas ditabrak kaliyan lare estri
ingkang umuripun kinten kawan welas taun. Lare punika nangis sarwi sasarubat ngupadosi
tiyang sepuhipun menawi katalingsut.amargi melas, raden mas Riyanta banjur ngeteraken
wangsul. Nalika badhe diteraken wangsul bocah wau malah ngilang, amargi sampun ketemu
kaliyan tiyang sepuhipun. Nanging raden mas Riyanta dereng ngertos namanipun bacah wau.
Raden mas Riyanta tresna kaliyan estri punika.
Saking kumidi, raden mas Riyanta banjur wangsul dateng dalemipun. Wonten dalem, ibunipun
malah badhe njodhoaken raden mas Riyanta. Amargi boten purun bab jejodhohan punika, raden
mas Riyanta banjur tindak menyang Boyolali. Menawi sampun radi adhem, raden mas Riyanta
banjur wangsul wonten dalemipun.
Akhiripun, raden mas Riyanta ketemu kaliyan tiyang estri ingkang wonten ing kumidi. Inggih
punika raden ajeng Srini. Raden ajeng Srini punika putrinipun kyai Pamrayoga, ingkang
uwakipun raden mas Riyanta. Raden mas Riyanta remen sanget kaliyan raden ajeng Srini,
nanging raden mas Riyanta boten wani ngomong. Lajeng, raden ajeng Srini badhe di jodhoaken
kaliyan jaler saking Rembang. Amargi kuciwo kaliyan bab punika, raden mas Riyanta lajeng
ndamel lukisan gambaripun raden ajeng Srini.
Ibunipun raden mas Riyanta banjur tindak dateng wonten ing dalemipun kyai Pramayoga,
menawi badhe tanglet bab perjodhohan punika. Nanging ulem-ulem punika boten leres. Lajeng
ibunipun raden mas Riyanta banjur nembung raden ajeng srini kangge didadosaken menantu.
Raden mas Riyanta kaliyan raden ajeng Srini mantenan.
Tugas mandiri

Padosaken unsur intrinsik novel ing ndhuwur !


Digarap ing buku.

Anda mungkin juga menyukai