Anda di halaman 1dari 7

Sinopsis

RANUMAYA

Bunga-Bunga Pengantin

Bercerita tentang gadis berusia 22 tahun, bernama


Dyah Ismayanti alias Maya. Seorang gadis periang,
yang bekerja di sebuah Toko Roti.

Suatu ketika seorang pemuda memintanya untuk


membawakan roti pesanannya ke Kantor. Namun,
seorang gadis congkak bernama Novi. Membuat
Maya terjatuh di depan loby. Dan roti yang di bawa
Maya terlempar ke arah si pemuda.

Dialah Ranu Aditya Priyangga. Walau mengetahui


kejadian yang tak diinginkan menimpanya hari ini,
pemuda bermuka ramah itu malah membantu Maya
berdiri.
Tak puas dengan hasil ke usilannya kepada Maya.
Novi--yang memang seorang penindas gadis
berpenampilan sederhana itu pun, akhirnya memberi
Maya pelajaran dengan menguncinya di sebuah
ruangan kedap udara.

Hingga tak sengaja Ranu melihat Maya yang meminta


tolong di bukakan pintu. Sejak itulah, Ranu mulai
dekat dengan Maya. Anak seorang petani dan buruh
cuci, sekaligus adik Polisi.

Seluruh kampung bangga kepada Maya, dia bisa


mendapat pasangan seperti Ranu yang orang Kota.
Kehidupan mapan akan menanti Maya bak menjadi
Cinderella.

Akhirnya pernikahan Ranu dan Maya akan segera di


gelar. Halaman rumah Maya kini sesak dengan
ratusan orang yang ingin melihat acara
pernikahannya.

Maya yang mengenakan gaun pengantin putih;


bersanggul dan berhias kembang melati. Kini terlihat
seperti Bidadari.

Dia setia menunggu kedatangan Ranu dengan


senyuman yang terus mengembang. Sampai hari
berlalu, malam pun datang. Ranu tak juga
menampakan batang hidungnya. Para tamu
undangan pun mulai berbisik-bisik dan berniat
pulang.

Seketika, berita jika Maya gagal menikah pun


tersebar dari mulut ke mulut. Dalam suara tangis
keluarga, terutama Maya. Angin malam berhembus
kencang pun menerpa mengiringi kesedihan mereka.

Namun, Maya yang terus yakin jika Ranu akan


datang. Akhirnya selepas sholat Isya, memilih kabur
dari rumah dengan gaun pengantin lengkap yang ia
kenakan.
Ia berlari di sepanjang jalan, gelapnya malam dan
kencangnya embusan angin tak juga di hiraukan.

Sayang sungguh di sayang, sebuah mobil sedan putih


menabrak tubuh Maya dengan cepat. Tubuhnya
menabrak kaca depan mobil hingga retak, dan
akhirnya terpental hingga jatuh ke arah jurang di
samping jalan.

Seketika si pengemudi mengerem mobilnya, ia


berlari menghampiri jurang. Ternyata, si penabrak itu
adalah Ranu--yang hendak pergi meninggalkan Maya
dari kampung.

Ranu syok, dia kalang kabut ketika mendapati


sesosok yang dia tabrak adalah kekasihnya--Maya.
Bunga melati hiasan pengantin Maya pun tertinggal
seuntai di kaca sepion sebelah kanan.

Ranu menggenggam erat bunga melati itu, ia tak


tahu apabila akhir cintanya akan jadi seperti ini.
Sebab ia tak mau memberitahukan alasannya
membatalkan pernikahan dengan siapa pun.

Ranu bertekuk lutut di depan jurang yang menganga


sambil menerikan nama kekasihnya. Karena bingung
ia pun memutuskan untuk melarikan diri.

Hingga bertahun-tahun lamanya Ranu harus


menanggung derita penyesalannya kepada Maya.
Maya pun selalu hadir di sekitarnya, seperti ingin
menagih janjinya.

Ditengah penderitaan sakit yang di alami, suatu


ketika Ranu bertemu juga dengan kakak kandung
Maya. Yang pada akhirnya mengetahui lebih dulu
bahwa Ranulah yang ternyata telah menabrak
adiknya hingga tewas.

Semenjak itulah dendam Heri--kakak Maya.


Tertanam kuat kepada Ranu. Ranu pun tak bisa
mengelak lagi, dia mengakui dirinya telah berbuat
salah.

Dengan penuh penyesalan Ranu pun memberanikan


diri kembali ke kampung tempat tinggal Maya, untuk
menghadap orangtua kekasihnya. Ranu berniat
meminta maaf dan memenuhi janjinya untuk
menikahi Maya. Walau ia tau Maya telah tiada.

Dengan berat hati, akhirnya kedua orangtua Maya


mau memaafkan dan menuruti permintaan Ranu.
Setelah ijab qabul selesai, Ranu yang berpakaian
pengantin berwarna putih, serta membawa
sekeranjang bunga mawar kesukaan Maya.

Bergegas menemui pusara kekasihnya itu. Namun,


sebelum langkahnya sampai di kubur Maya. Heri
dengan cepat menembak Ranu berulang kali sampai
pemuda itu tersungkur. Dengan cepat para warga
mencoba menenangkan Heri. Sedangkan Ranu kini
merangkak menuju kubur Maya.

Darah keluar dari mulut serta dadanya. Tetapi Ranu


masih tampak tersenyum bahagia. Akhirnya ia bisa
kembali memeluk Maya. Setelah penyesalannya
selama ini. Hingga takdir pun berkehendak, Ranu
menghembuskan napas terakhirnya di atas pusara
Maya--sang kekasih.

Anda mungkin juga menyukai