Anda di halaman 1dari 4

RESENSI NOVEL

“ Azab dan Sengsara ”


Karya : Merari Siregar

Oleh:
Nama : Ghalib Ar rasid
Kelas/Jurusan : XII OTKP
SMKN 1 PANGKALAN KERINCI
T.A 2022/2023

RESENSI NOVEL
“ Azab dan Sengsara ”
Karya : Merari Siregar
Judul : Azab dan Sengsara
Pengarang : Merari Siregar
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun Terbit : 1927
Jumlah halaman : 163 Halaman

 Sinopsis
Di tengah kota Sipirok ada seorang gadi yang bernama Mariamin atau biasa di sebut
Riam. Mariamin tinggal di pondok bambu yang beratapkan ijuk dekat sungai di
tengah tengah kota Sipirok. Di waktu senja, Mariamin duduk di seuah batu besar
depan rumah nya seperti biasa untuk menunggu kedatangan sang kekasih. Sore ini,
Aminuddin datang menemui Mariamin. Mariamin mengajak Aminuddin untuk masuk
kerumahnya. Aminuddin menolak karna tujuan dia datang adalah berpamitan kepada
Mariamin untuk pergi ke Deli. Mariamin sangat sedih mendengar itu. Aminuddin
meyakinkan Mariamin bahwa Aminuddin pergi untuk mencari uang yang banyak agar
Aminuddin bisa menikahi Mariamin dan membawa Mariamin keluar dari
kesengsaraan.
Aminuddin adalah anak dari kepala kampung. Ayah Aminuddin adalah seorang
kepala kampung yang terkenal di daerah Sipirok. Harta benda milik Orang tua
Aminuddin sangatlah banyak. Tetapi Aminuddin tetap ingin bekerja dan
menghasilkan uang sendiri untuk menikahi Mariamin. Karna Aminuddin adalah anak
yang rajin, cerdas dan bertabiat baik.
Setelah Aminuddin berpamitan pada Mariamin untuk pulang kerumahnya, Mariamin
masuk kedalam rumah nya untuk menyuapi Ibunya yang sedang sakit sejak lama.
Mariamin berusaha menyembunyikan kesedihannya di depan Ibunya karna Mariamin
tak ingin membuat Ibunya bersedih. Sekuat apapun Mariamin berusaha
menyembunyikan kesedihan itu, tetap saja Ibunya mengetahui bahwa anaknya itu
sedang sedih, tapi Ibunya mengira bahwa kesedihan anaknya itu karena Ibunya yang
sedang sakit. Setelah selesai menyuapi Ibunya, Mariamin pergi ke kamarnya untuk
beristirahat. Tpi Mariamin tak bisa tidur, pikirannya melayang mengingat masa lalu
nya saat ia masih kecil.
Ayah Mariamin, Sutan Baringin adalah orang yang kaya di daerah Sipirok. Tetapi
karna Sutan Baringin suka menghambur-hamburkan uang dengan hal hal yang tak
baik, tak lama kemudian ia jatuh miskin dan harta nya habis. Ibu Mariamin adalah
orang yang sabar, setia, sederhana dan pengiba, dan sifatnya itu berlawanan dengan
sifat suaminya yang malas, tamak, suka menghambur-hamburkan uang dan bengis.
Aminuddin dan Mariamin adalah sepupuan, maka dari itu mereka bisa sangat dekat.
Hubungan antara Mariamin dan Aminuddin semakin dekat ketika suatu hari Mariamin
tergelincir dari jembatan bambu. Aminuddi pun terjun ke sungai untuk
menyelamatkan Mariamin. Mariamin pun selamat. Sejak saat itu, Mariamin merasa
berhutang budi dengan sepupunya itu.
Setelah 3 bulan Aminuddin berada di Deli, ia mengirim surat pada Mariamin dan
memberitahukan kalau Aminuddin sudah mendapatkan pekerjaan di Deli, dan
Mariamin membalas surat Aminuddin.
Mariamin sangat senang ketika menerima surat dari Aminuddin yang isinya
menyuruh Mariamin untuk bersiap siapa karna Mariamin akan ikut bersama orang tua
Aminuddi ke Deli atas permintaan Aminuddin. Aminuddin meminta orang tua nya
untuk membawa Mariamin ke Deli karna Aminuddin ingin menikahi Mariamin.
Tetapi Ayah Aminuddin tak menyetujui hal itu. Ayah Aminuddin sangat menentang
perhikahan mereka walau istrinya membujuk suaminya itu.
Mariamin sudah menyiaapkan jamuan untuk menyambut orang tua Aminuddin.
Tetapi orang tua Aminuddin tak datang datang padahal Mariamin sudah
mennunggunya. Malah yang datang adalah surat permintaan maaf dari Aminuddin. Isi
surat itu adalah permberitahuan bahwa orang tua Aminuddin sudah berada di Deli
dengan membawa gadis lain yang kan menjadi calon istri Aminuddin. Aminuddin
sangat kecewa pada orang tuanya tetapi Aminuddin juga tak bisa menolak permintaan
orang tuanya karna tak ingin membuat orang tuanya malu.
Mariamin tetap memaafkan Aminuddin walau hatinya hancur karna semua
harapannya untuk keluar dari kesengsaraan pun sudah hilang. Mariamin jatuh sakit
karna cintanya terhalang. Suatu hari Ayah Aminuddin datang menemui Mariamin
untuk meminta maaf dan menyesali segala perbuatannya.
Beberapa bulan kemudian, Mariamin dikawinkan dengan seorang kerani yang tak
Mariamin kenal, bernama Kasibun. Tak lama kemudian Mariamin mengetahui nahwa
suaminya itu beru saja menceraikan istrinya yang di medan untuk bisa menikah
dengan Mariamin. Umur Kaibun sudah cukup tua untuk Mariamin. Setelah menikah,
Mariamin ikut bersama suaminya untuk tinggal di Medan. Akan tetapi Kasibun
memiliki suatu penyakit yang menular maka dari itu Mariamin tak mau melayani
Kaibun karena takut tertular dengan penyakit Kaibun.
Aminuddin datang untuk menemui Mariamin di rumah Mariamin. Kasibun sedang
bekerja saat itu. Kasibun yang mengetahui bahwa Aminuddin menemui Mariamin
saat itu merasa sangat marah karna Mariamin berlaku baik pada Aminuddin
sedangkan Mariammin berlaku tak baik pada Kasibun. Kasibun itu tak segan segan
memukul dan menampar Mariamin. Kasibun selalu menyiksa Mariamin bahkan
Mariamin pernah di usir dari kamarnya dan tidur dilantai.
Akhirnya Mariamin melaporkan perlakuan suaminya ke kantor polisi arena sudah tak
tahan dengan perlakuan suaminya itu. Kasibun pun tak bisa melawan. Kasibun
akhirnya membayar denda sebesar 25 Rupiah. Kasibun juga sudah mengaku bersalah
dan ia harus merelakan untuk bercerai dengan Mariamin. Mariamin sangat sedih dan
ia kembali pulang ke Sipirok, rumah ibunya dengan membawa nama yang kurang
baik, membawa malu, menambah azab dan sengsara yang bersarang dirumah kecil
yang di pinggir sungai Sipirok.
Hidup Mariamin sudah habis dan kesengsaraan di dunia sudah selesai. Azab dan
Sengsara dunia ini sudah tinggal di atas bumi, berkubur dengan jazad badan yang
kasar itu
1.Kelebihan
. Cerita ini mengandung berbagai pesan yang baik untuk para remaja yang biasanya
mudah putus asa hanya karna suatu masalah kecil.
2. Menggunakan ungkapan yang menunjukkan nilai kesastraan
3. Mengajarkan kita untuk tetap sabar akan segala cobaan.
4. Kertas buku teba
l2. Kekurangan
1. Menggunakan kata kata yang sulit dimengerti
2. Menggunakan kata kata daerah Medan asli sehingga kurang memahami
3. Terdapat penulisan kata-kata yang tidak baku

Anda mungkin juga menyukai