Anda di halaman 1dari 3

Judul Buku : Azab dan Sengsara

Pengarang : Merari Siregar


Penerbit : Balai pustaka
Tahun Terbit : 1927
Kota Terbit : Jakarta
Cetakan : Dua Puluh, 2000
Tebal Buku : 163 halaman
ISBN : 979-407-168-4
Sinopsis :
Di tengah kota Sipirok ada seorang gadi yang bernama Mariamin atau biasa di sebut Riam.
Mariamin tinggal di pondok bambu yang beratapkan ijuk dekat sungai di tengah tengah kota
Sipirok. Di waktu senja, Mariamin duduk di seuah batu besar depan rumah nya seperti biasa
untuk menunggu kedatangan sang kekasih. Sore ini, Aminuddin datang menemui Mariamin.
Mariamin mengajak Aminuddin untuk masuk kerumahnya. Aminuddin menolak karna tujuan
dia datang adalah berpamitan kepada Mariamin untuk pergi ke Deli. Mariamin sangat sedih
mendengar itu. Aminuddin meyakinkan Mariamin bahwa Aminuddin pergi untuk mencari
uang yang banyak agar Aminuddin bisa menikahi Mariamin dan membawa Mariamin keluar
dari kesengsaraan.
Aminuddin adalah anak dari kepala kampung. Ayah Aminuddin adalah seorang kepala
kampung yang terkenal di daerah Sipirok. Harta benda milik Orang tua Aminuddin sangatlah
banyak. Tetapi Aminuddin tetap ingin bekerja dan menghasilkan uang sendiri untuk menikahi
Mariamin. Karna Aminuddin adalah anak yang rajin, cerdas dan bertabiat baik.
Setelah Aminuddin berpamitan pada Mariamin untuk pulang kerumahnya, Mariamin masuk
kedalam rumah nya untuk menyuapi Ibunya yang sedang sakit sejak lama. Mariamin
berusaha menyembunyikan kesedihannya di depan Ibunya karna Mariamin tak ingin
membuat Ibunya bersedih. Sekuat apapun Mariamin berusaha menyembunyikan kesedihan
itu, tetap saja Ibunya mengetahui bahwa anaknya itu sedang sedih, tapi Ibunya mengira
bahwa kesedihan anaknya itu karena Ibunya yang sedang sakit. Setelah selesai menyuapi
Ibunya, Mariamin pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Tpi Mariamin tak bisa tidur,
pikirannya melayang mengingat masa lalu nya saat ia masih kecil.
Ayah Mariamin, Sutan Baringin adalah orang yang kaya di daerah Sipirok. Tetapi karna
Sutan Baringin suka menghambur-hamburkan uang dengan hal hal yang tak baik, tak lama
kemudian ia jatuh miskin dan harta nya habis. Ibu Mariamin adalah orang yang sabar, setia,
sederhana dan pengiba, dan sifatnya itu berlawanan dengan sifat suaminya yang malas,
tamak, suka menghambur-hamburkan uang dan bengis.
Aminuddin dan Mariamin adalah sepupuan, maka dari itu mereka bisa sangat dekat.
Hubungan antara Mariamin dan Aminuddin semakin dekat ketika suatu hari Mariamin
tergelincir dari jembatan bambu. Aminuddi pun terjun ke sungai untuk menyelamatkan
Mariamin. Mariamin pun selamat. Sejak saat itu, Mariamin merasa berhutang budi dengan
sepupunya itu.
Setelah 3 bulan Aminuddin berada di Deli, ia mengirim surat pada Mariamin dan
memberitahukan kalau Aminuddin sudah mendapatkan pekerjaan di Deli, dan Mariamin
membalas surat Aminuddin.
Mariamin sangat senang ketika menerima surat dari Aminuddin yang isinya menyuruh
Mariamin untuk bersiap siapa karna Mariamin akan ikut bersama orang tua Aminuddi ke Deli
atas permintaan Aminuddin. Aminuddin meminta orang tua nya untuk membawa Mariamin
ke Deli karna Aminuddin ingin menikahi Mariamin. Tetapi Ayah Aminuddin tak menyetujui
hal itu. Ayah Aminuddin sangat menentang perhikahan mereka walau istrinya membujuk
suaminya itu.
Mariamin sudah menyiaapkan jamuan untuk menyambut orang tua Aminuddin. Tetapi orang
tua Aminuddin tak datang datang padahal Mariamin sudah mennunggunya. Malah yang
datang adalah surat permintaan maaf dari Aminuddin. Isi surat itu adalah permberitahuan
bahwa orang tua Aminuddin sudah berada di Deli dengan membawa gadis lain yang kan
menjadi calon istri Aminuddin. Aminuddin sangat kecewa pada orang tuanya tetapi
Aminuddin juga tak bisa menolak permintaan orang tuanya karna tak ingin membuat orang
tuanya malu.
Mariamin tetap memaafkan Aminuddin walau hatinya hancur karna semua harapannya untuk
keluar dari kesengsaraan pun sudah hilang. Mariamin jatuh sakit karna cintanya terhalang.
Suatu hari Ayah Aminuddin datang menemui Mariamin untuk meminta maaf dan menyesali
segala perbuatannya.
Beberapa bulan kemudian, Mariamin dikawinkan dengan seorang kerani yang tak Mariamin
kenal, bernama Kasibun. Tak lama kemudian Mariamin mengetahui nahwa suaminya itu beru
saja menceraikan istrinya yang di medan untuk bisa menikah dengan Mariamin. Umur
Kaibun sudah cukup tua untuk Mariamin. Setelah menikah, Mariamin ikut bersama
suaminya untuk tinggal di Medan. Akan tetapi Kasibun memiliki suatu penyakit yang
menular maka dari itu Mariamin tak mau melayani Kaibun karena takut tertular dengan
penyakit Kaibun.
Aminuddin datang untuk menemui Mariamin di rumah Mariamin. Kasibun sedang bekerja
saat itu. Kasibun yang mengetahui bahwa Aminuddin menemui Mariamin saat itu merasa
sangat marah karna Mariamin berlaku baik pada Aminuddin sedangkan Mariammin berlaku
tak baik pada Kasibun. Kasibun itu tak segan segan memukul dan menampar Mariamin.
Kasibun selalu menyiksa Mariamin bahkan Mariamin pernah di usir dari kamarnya dan tidur
dilantai.
Akhirnya Mariamin melaporkan perlakuan suaminya ke kantor polisi arena sudah tak tahan
dengan perlakuan suaminya itu. Kasibun pun tak bisa melawan. Kasibun akhirnya membayar
denda sebesar 25 Rupiah. Kasibun juga sudah mengaku bersalah dan ia harus merelakan
untuk bercerai dengan Mariamin. Mariamin sangat sedih dan ia kembali pulang ke Sipirok,
rumah ibunya dengan membawa nama yang kurang baik, membawa malu, menambah azab
dan sengsara yang bersarang dirumah kecil yang di pinggir sungai Sipirok.
Hidup Mariamin sudah habis dan kesengsaraan di dunia sudah selesai. Azab dan Sengsara
dunia ini sudah tinggal di atas bumi, berkubur dengan jazad badan yang kasar itu

Kelebihan :
1. Cerita ini mengandung berbagai pesan yang baik untuk para remaja yang biasanya mudah
putus asa hanya karna suatu masalah kecil.
2. Menggunakan ungkapan yang menunjukkan nilai kesastraan
3. Mengajarkan kita untuk tetap sabar akan segala cobaan.
4. Kertas buku tebal

Kelemahan :
1. Menggunakan kata kata yang sulit dimengerti
2. Menggunakan kata kata daerah Medan asli sehingga kurang memahami
3. Terdapat penulisan kata-kata yang tidak baku

Penilaian :
Buku ini sangat menarik untuk dibaca karena didalamnya terdapat nilai-nilai adat yang ada di
Tapanuli. Terdapat juga penilaian yang baik untuk para remaja saat ini an juga terdapat
motivasi bagi anak remaja agar tak mudah putus asa dalam menghadapi masalah. Jadi buku
ini sangat bermanfaat untuk kita semua.

Anda mungkin juga menyukai