Anda di halaman 1dari 3

NOVEL

Azab dan Sengsara


Karya : Merari Siregar

Nama : Epi Belawati


Kelas : XII Administrasi Perkantoran 5

SMK PELITA CIAMPEA


BOGOR
Identitas Buku

Judul Buku : Azab dan Sengsara


Karya : Merari Siregar
Penerbit : Balai Pustaka, terbitan XVII, 2000
Angkatan : 20-an

Unsur-unsur intrinsik Novel


a.Tema
Adat dan kebiasaan yang kurang baik di tengah-tengah masyarakat dapat membawa azab dan
sengsara.

b. Tokoh
Mariamin : Baik, pengiba, rajin, ramah, penyabar, dan pemaaf
Aminu’ddin : Baik, rajin, pengiba, pandai, dan berbakti.
Sutan Baringin atau Ayah Mariamin : Pemarah, malas, tamak, angkuh, dan bengis.
Nuria atau Ibu Mariamin : Penyabar, sederhana, setia, dan pengiba
Baginda Diatas atau Ayah Aminu’ddin : Baik, rajin, dan bijaksana.
Ibu Aminu’ddin : Baik, pengiba, dan setia.
Kasibun : Jahat, bengis, pandai dalam tipu daya, buas, dan ganas
Marah Sait : Jahat, dan suka menghasut

c. Latar
Waktu : Senja, malam hari, pagi hari, siang hari, dalam perjalanan pulang dari sawah, hari
Jum’at
Tempat : Di atas batu besar di sebelah rusuk rumah dekat sungai sipirok, di dalam rumah
Mariamin, rumah Aminu’ddin di kampung A, di sawah, di pondok, di jalan, di stasiun, di
rumah kerabat Aminu’ddin di Medan, di perahu, di rumah Kasibun di Medan, dikantor polisi,
dan tempat peristirahatan terakhir Mariamin selama-lamanya (di kuburan).

d. Amanat
· Janganlah menjadi orang yang serakah
· Jangan mengambil hak milik orang lain
· Tabahlah dalam menghadapi segala cobaan
· Adat dan kebiasaan yang kurang baik sebaiknya di hilangkan agar tidak menyengsarakan
bagi orang yang menjalankannya.
· Jangan mengambil hak milik orang lain

e. Alur Campuran

Pengenalan tokoh, di waktu senja, saat Aminu’ddin berpamitan pada Mariamin hendak pergi
ke medan untuk mencari pekerjaan, kemudian menceritakan saat Mariamin dan Aminu’ddin
masih kanak-kanak dan orang tua dan keduanya dari sejak menikah kemudian kembali
menceritakan Aminu’ddin yang telah berada di medan dan memperoleh pekerjaan,
selanjutnya Aminu’ddin menikah dengan gadis lain pilihan ayahnya, setelah dua tahun
Mariamin pun menikah dengan orang yang tidak dikenalnya, pernikahannya tidak bahagia
dan Mariamin pun bercerai dan kembali ke negerinya sampai ia meninggal dan dikubur di
Sipirok kota kelahirannya.

f. Sudut Pandang

Sudut pandang novel ini adalah penulis berada di luar cerita

g. Gaya Penulisan

Gaya Penulisan dalam Novel Azab dan Sengsara mempergunakan bahasa melayu dan juga
banyak sekali mempergunakan majas khususnya majas metafora dan personifikasi yang
memberikan kesan lebih indah didalam melukiskan suasana dalam novel tersebut.

Karya-karyanya
Novel
1. Azab dan Sengsara. Jakarta: Balai Pustaka. Cet. 1 tahun 1920,Cet.4 1965.
2. Binasa Karena Gadis Priangan. Jakarta: Balai Pustaka 1931.
3. Cerita tentang Busuk dan Wanginya Kota Betawi. Jakarta: Balai Pustaka 1924.
4. Cinta dan Hawa Nafsu. Jakarta: t.th.

Anda mungkin juga menyukai