Nama Kelompok
1.Karimuddin Pratama
3.Monica Anwar
Suatu Baringin termasuk orang yang kaya, karena memperoleh harta peninggalan
dari neneknya. Sebenarnya harta warisan itu harus dibagi dua dengan
bagindaMulia, adik sepupu Sutan Baringin yang menjadi guru di Medan. Pada
suatu hari Baginda Mulia memberitahu Sutan Baringin bahwa ia akan pulang dan
tinggal bersama-sama dengan Sutan Baringin jarena permintaan pindahnya
dikabulkan. Hal itu tidak menyenangkan hati Sutan Baringin, karena menurut
pendapatnya, kedatangan Baginda Mulia akan mengurangi harta kekayaannya
saja dengan jalan meminta separuh dari harta peninggalan neneknya.
tersebut. Karena itu sebelum adik sepupunya itu datang, ia sudah siap
sedia, yakniia mendatangkan sahabatnya yang menjadi pokrol bambu bernama
Marah Sait. Atas hasutan Marah Sait yang bermaksud mencari keuntungan itulah
maka jadilah perkara mengenai harta warisan dengan Baginda Mulia. Nasihat-
nasihat dan sekalian familinya, demikian pula dari isterinya, sama sekali tidak
dihiraukannya.Kedatangan Baginda Mulia secara baik-baik dan harapannya
kepada kakaknya agar masalah harta peninggalan itu hendaknya diselesaikan
secara damai saja, tidak diterima oleh sutan Baringin, bahkan sejak itu Baginda
Mulia dianggap bukan saudaranya lagi dan perkara tetap dilangsungkan.
Setelah orang tua Aminudin pulang dari Medan, atas permintaan Aminudin
mereka itu datang minta maaf kepada keluarga Mariamin.
Pada suatu hari Kasibun menjadi sangat marah karena sikap Mariamin yang
selalu menolak berkumpul sebagaimana layaknya suami isteri. Akibatnya
Mariamin pun disakitinya sehingga menyebabkan luka-luka pada mukanya.
Setelah perlakukan suaminya atas dirinya itu, Mariamin pun pergi ke kantor polisi.
Setelah perkara diselesaikan, Kasibun didenda dua puluh lima rupiah dan ia harus
bercerai dengan Mariamin. Setelah perceraian itu Mariamin pun pulang ke
rumahnya.