Anda di halaman 1dari 5

Bahasa Indonesia

Nama Kelompok
1.Karimuddin Pratama

2.Lovita Afsy Abdillah

3.Monica Anwar

Tahun Ajaran 2021-2022


Azab dan Sengsara
Pengarang : Merari Siregar

Penerbit : Balai Pustaka

Tahun Terbit : 1920

Halaman : 123 Halaman

Suatu keluarga mempunyai dua orang anak, seorang bernama Tohir (setelah dewasa bergelar
Sutan Baringin), dan seorang lagi perempuan, adik Sutan Baringinyang menikah dengan Sutan di atas,
seorang Kepala Kampung A dari Lubak Sipirok, dan mempunyai seorang anak tunggal laki-laki bernama
Aminudin.

Ayah Sutan Baringin bersikap keras dalam mendidik sutan Baringin, tetapisikap itu ditentang
oleh isterinya yang bermaksud memanjakan Sutan Baringin. Cara mendidik Ibu Sutan Baringin yang salah
itulah yang menyebabkan azab dansengsara yang diderita oleh cucunya yang bernama Mariamin, yaitu
anak SutanBarimin yang sulung dengan isterinnya seorang wanita yang saleh bernama Nuria. Mariam
mempunyai adik laki-laki.

Hubungan antara Aminudin dengan Mariamin seperti kakak dengan adik saja (menurut adat
Batak, Aminudin memanggil anggi (adik) kepada Mariamin). Mereka itu semasa bersekolah selalu
bersama pergi ke sekolah. Setelah dewasa,timbullah perasaan cinta di antara mereka. Mereka akhirnya
mengikat janji akan sehidup semati.

Suatu Baringin termasuk orang yang kaya, karena memperoleh harta peninggalan dari neneknya.
Sebenarnya harta warisan itu harus dibagi dua dengan bagindaMulia, adik sepupu Sutan Baringin yang
menjadi guru di Medan. Pada suatu hari Baginda Mulia memberitahu Sutan Baringin bahwa ia akan
pulang dan tinggal bersama-sama dengan Sutan Baringin jarena permintaan pindahnya dikabulkan. Hal
itu tidak menyenangkan hati Sutan Baringin, karena menurut pendapatnya, kedatangan Baginda Mulia
akan mengurangi harta kekayaannya saja dengan jalan meminta separuh dari harta peninggalan
neneknya.

tersebut. Karena itu sebelum adik sepupunya itu datang, ia sudah siap sedia, yakniia
mendatangkan sahabatnya yang menjadi pokrol bambu bernama Marah Sait. Atas hasutan Marah Sait
yang bermaksud mencari keuntungan itulah maka jadilah perkara mengenai harta warisan dengan
Baginda Mulia. Nasihat-nasihat dan sekalian familinya, demikian pula dari isterinya, sama sekali tidak
dihiraukannya.Kedatangan Baginda Mulia secara baik-baik dan harapannya kepada kakaknya agar
masalah harta peninggalan itu hendaknya diselesaikan secara damai saja, tidak diterima oleh sutan
Baringin, bahkan sejak itu Baginda Mulia dianggap bukan saudaranya lagi dan perkara tetap
dilangsungkan.
Perkara dihadapkan ke Pengadilan Padangsidempuan. Putusan pengadilanialah bahwa harta
warisan itu dibagi dua. Terhadap putusan itu Sutan baringin tidak puas. Atas hasutan Marah Sait,
perkara itu dilanjutkan ke pengadilan Padang.Putusan pengadilan Padang sama dengan putusan
pengadilan padangsidempuan.Terhadap putusan pengadilan Padang itu masih juga belum memuaskan
hati SutanBaringin. Karena itu atas hasutan Marah Sait, ia minta putusan pengadilan Jakarta.Pengadilan
Jakarta pun memberikan putusan yang sama. Maka pulanglah SutanBaringin ke rumahnya. Rumah dan
segala kekayaannya habis terjual untuk biayaperkara itu. Maka pindahlah Sutan Baritan ke suatu pondok
kecil di tepi sungai sipirok. Karena sedihnya, maka tak berapa lama kemudian, meninggalkan
SutanBaringin di pondok kecil itu.

Setelah Aminudin dewasa, orang tuanya bermaksud hendak menikahkannya dengan seorang
anak gadis pilihan orang tuanya, padahal Aminudin sendiri telah mengikat janji akan sehidup semati
dengan Mariamin Karena itu setelah ia minta diri kepada Mariamin, ia pergi ke Medan untuk mencari
pekerjaan sebagai seorang kerani, sehingga dengan demikian orang tuanya terpaksa mengurungkan
niatnya.

Sepeninggal Aminudin banyak orang yang melamar Mariamin, tetapi iasendiri tidak mau, karena
ia telah mengikat janji pula dengan Aminudin.

Beberapa bulan kemudian Aminudin minta menikah kepada orang tua nyadengan
memberitahukan bahwa isteri yang diinginkannya ialah Mariamin.Bersamaan dengan itu kepada
Mariamin pun ia memberi kabar tentang itu dan memintanya agar bersiap-siap.

Permintaan Aminudin disetujui ibunya, mengingat bahwa Mariamin masihkaumnya sendiri, lagu
pula baik budi bahasanya. Tetapi ayahnya tidak menyetujui karena keluarga Marimin sekarang telah
miskin. Akhirnya mereka itu pergi kerumah seorang datu (dukun). Dukun mengatakan bahwa
pernikahan antara Aminudin dengan Mariamin kelak akan berakibat tidak baik. Maka mereka
punmencari anak gadis lain untuk jodoh Aminudin. Setelah mereka tiu memperoleh jodoh Aminudin,
yakni anak seorang kepala kampung, maka Aminudin pundiberitahu agar mereka dijemput di stasiun
tetapi tidak diberitahu bahwa yang dibawa itu bukan Mariamin. Setelah mereka itu datang alangkah
terkejut Aminudin ketika dilihatnya bahwa yang dibawa oleh orang tuanya itu bukan Mariamin.Setelah
diceritakan oleh seorang tuanya mengapa ia tidak membawa Mariamin,maka dengan berat diterimanya
juga isteri pemberian orang tuanya itu. Setelah itu juga Aminudin memberitahukan peristiwa itu kepada
Mariamin. Membaca surat Aminudin itu, Mariamin pun pinsanlah. Untunglah pada waktu itu ibunya ada
didekatnya sehingga dapat membelanya.

Setelah orang tua Aminudin pulang dari Medan, atas permintaan Aminudin mereka itu datang
minta maaf kepada keluarga Mariamin.

Pada suatu hari Mariamin dilamar oleh seorang laki-laki bernama Kasibun.Atas nasihat ibunya
Mariamin menerima lamaran itu walaupun orang itu belum dikenalnya betul. Setelah pernikahan dan
berziarah ke kubur Sutan Baringin, maka pergilah Mariamin mengikuti suaminya ke Medan, karena
Karena kasibun menjadikerani di Medan. Kasibun sendiri sebenarnya sudah beristeri. Hal itu tidak
diketahui oleh Mariamin. Setelah ia menikah dengan Mariamin maka isterinyapun diceraikannya.
Kedatangan Mariamin mengikuti suaminya di Medan itu didengar oleh Aminudin. Karena itu
iapun pada suatu hari pergi mengunjungi rumah Mariamin.Pada waktu ia datang, suaminya masih
bekerja di kantornya, sehingga Aminudinhanya ditemui oleh Mariamin. Pertemuan itu mengakibatkan
hujan air mata, lebih-lebih bagi Mariamin, hal itu menyebabkan luka hatinya karena ia ingat akan hal-
halyang telah lampau yang menyedihkannya itu.

Setelah di Medan dan bergaul dengan suaminya, barulah diketahui oleh Mariamin bahwa
suaminya mempunyai penyakit raja singa. Itulah sebabnya maka Mariamin pun selalu menolak bergaul
dengan suaminya. Sikapnya itu menyebabkan Kasibun cemburu kepada Mariamin, lebih-lebih setelah
kedatangan Aminudin kerumahnya, walaupun sudah diterangkan oleh Mariamin bahwa Aminudin ialah
saudara sepupunya.

Pada suatu hari Kasibun menjadi sangat marah karena sikap Mariamin yang selalu menolak
berkumpul sebagaimana layaknya suami isteri. Akibatnya Mariamin pun disakitinya sehingga
menyebabkan luka-luka pada mukanya. Setelah perlakukan suaminya atas dirinya itu, Mariamin pun
pergi ke kantor polisi. Setelah perkara diselesaikan, Kasibun didenda dua puluh lima rupiah dan ia harus
bercerai dengan Mariamin. Setelah perceraian itu Mariamin pun pulang ke rumahnya.

Beberapa waktu kemudian orang menjumpai pondok Mariamin telah roboh. Kemana pergi ibu
dan adinya, tak ada orang yang mengetahui. Orang hanya mengetahui bahwa suatu kuburan terdapat
sebuah kubur yang masih merahtanahnya. Kuburan itu tidak lain ialah kuburan Mariamin. Ia bari saja
meninggal karena sedihnya menanggung azab dan sengsara. Baru sekarang lah ia terlepas dari azab
serta kesengsaraan itu dan beristirahat untuk selamanya.
Makna Yang Terkandung

a. Jangan hendaknya kita karena terpaksa mau mengerjakan sesuatu yang tidak berkenan dalam
hati kita, karena hal itu akan merugikan diri kita sendiri.
b. Janganlah memanjakan anak karena pendidikan yang salah akan diderita oleh keturunannya.
c. Kita harus berhati-hati menerima nasihat orang lain, karena kadang-kadang dengan menerima
pendapat orang lain yang sengaja hendak mencarikeuntungan untuk diri sendiri, akan
mengakibatkan retaknya hubungan kitadengan kaum keluarga.
d. Jika hendak mengerjakan sesuatu hendaknya dipikirkannya masak-masak lebihdahulu baik-
buruknya agar kelak tidak menyesal.

Kelebihan :
1. Cerita ini mengandung berbagai pesan yang baik untuk para remaja yang biasanya mudah
putus asa hanya karna suatu masalah kecil.
2. Menggunakan ungkapan yang menunjukkan nilai kesastraan
3. Mengajarkan kita untuk tetap sabar akan segala cobaan.
4. Kertas buku tebal

Kelemahan :
1. Menggunakan kata kata yang sulit dimengerti
2. Menggunakan kata kata daerah Medan asli sehingga kurang memahami
3. Terdapat penulisan kata-kata yang tidak baku

Penilaian :
Buku ini sangat menarik untuk dibaca karena didalamnya terdapat nilai-nilai adat yang ada di
Tapanuli. Terdapat juga penilaian yang baik untuk para remaja saat ini an juga terdapat motivasi
bagi anak remaja agar tak mudah putus asa dalam menghadapi masalah. Jadi buku ini sangat
bermanfaat untuk kita semua.

Anda mungkin juga menyukai