Bab5 - Daftar Pustaka - 2013274sc-p
Bab5 - Daftar Pustaka - 2013274sc-p
1. Kesimpulan
Go-Jek merupakan sebuah perusahaan di mana bergerak pada bidang
teknologi. Go-Jek dalam perannya merupakan penghubung atau penyedia
aplikasi antara konsumen dan mitra Go-Jek. Sebagai penyedia aplikasi
terdapat beberapa bentuk aplikasi yang disediakan oleh Go-Jek. Aplikasi
tersebut antara lain dalam bidang transportasi, jasa kurir, bidang pemesanan
tiket, pulsa, otomotif dan bidang kesehatan. Bidang yang terakhir ini
merupakan bidang yang diteliti dalam penulisan ini khususnya pada aplikasi
Go-Med.
77
hubungan Apoteker, Konsumen dan Pengemudi dalam transaksi Go-Med.
Sementara itu Go-Jek sebagai penyedia aplikasi, dibahas secara umum saja.
Para pihak dalam aplikasi Go-Med terikat akan transaksi atau perjanjian
elektronik. Hal tersebut karena media yang digunakan untuk berkomunikasi
satu sama lain menggunakan aplikasi atau dapat disebut pula perangkat
lunak untuk tujuan tertentu. Perjanjian yang terdapat pada aplikasi Go-Med
antara lain:
a. Perjanjian pembelian pribadi, terjadi antara Pengemudi dan
Konsumen. Pengemudi bersedia membelikan barang sesuai
keperluan pribadi Konsumen dengan harga yang telah ditafsirkan
Konsumen;
b. Perjanjian pengiriman barang, terjadi antara Pengemudi dan
Konsumen di mana Pengemudi berkewajiban untuk mengantar obat
kepada Konsumen;
c. Perjanjian jual-beli, terjadi antara Apoteker dan Konsumen dalam
rangka membeli obat atau perlengkapan medis di apotek yang
menjadi mitra Go-Jek.
78
a. Penggunaan Go-Med dengan cara mengunggah resep dokter
memungkinkan untuk dilakukan pemalsuan resep dokter serta
penggunaan yang tidak sah;
b. Menghambat pekerjaan apoteker dalam memberikan pelayanan
yang komprehensif (Konsumen tidak bertemu langsung dengan
apoteker);
c. Persoalan jika obat yang dibeli salah, keliru dan/atau expied
(kadaluarsa);
d. Persoalan jika Pengemudi membelikan obat pada apotek yang tidak
bermitra dengan Go-Jek atau pada toko obat.
Persoalan tersebut merupakan salah satu contoh terjadinya peluang
permasalahan dalam aplikasi Go-Med serta tidak menutup kemungkinan
untuk terjadinya persoalan lain di kemudian hari. Pada bagian
pembahasan, penulis telah membahas satu per satu persoalan tersebut. Hal
ini juga dapat ditarik kesimpulan bahwa persoalan dalam aplikasi Go-Med
sifanya sangat kasuistis. Artinya penanganan persoalan satu berbeda
dengan yang lainnya. Hal ini tergantung pembuktian dari masing-masing
pihak serta memerlukan bantuan ilmu teknologi mengingat transaksi yang
digunakan merupakan transaksi elektronik.
2. Saran
Dalam klasul pada situs Go-Jek, dapat dilihat bahwa Go-Jek cenderung
“lepas tangan” terhadap segala hal yang mungkin menimpa mitranya atau
konsumennya. Adanya ganti rugi terhadap kerugian kedua belah pihak
tersebut, sifatnya hanya sukarela dari Go-Jek. Maka dari itu kebijaksanaan
Konsumen sangat penting untuk menghindari penggunaan obat yang
mungkin merugikan dari aplikasi Go-Med. Di sini penulis akan memberikan
saran kepada Konsumen pada saat menggunakan aplikasi Go-Med sebagai
berikut:
a. Terdapat 3 (tiga) macam obat yang dapat dibeli pada aplikasi Go-
Med yakni obat bebas, obat bebas terbatas dan obat keras. Untuk
79
pembelian obat bebas terbatas atau obat keras harus menggunakan
resep dokter. Untuk jenis obat yang terakhir ini Konsumen harus
memastikan hal-hal sebagai berikut:
1) Foto resep dokter yang diunggah pada aplikasi Go-Med harus
benar-benar jelas terbaca.
2) Ada baiknya jika Konsumen menampilkan tanggal, bulan dan
tahun serta waktu pada pengaturan foto yang bersangkutan.
Tujuannya sebagai pembuktian kapan foto tersebut diunggah.
3) Jika Pengemudi menawarkan untuk membeli resep tersebut di
luar apotek mitra Go-Jek maka segeralah menolak penawaran
tersebut. Hal tersebut karena apotek yang bukan mitra Go-Jek
belum tentu memiliki memiliki Surat Ijin Apotek (SIA) dan
Surat Ijin Praktek Apotek (SIPA).
4) Konsumen layak atau harus curiga jika Pengemudi membelikan
resep dokter pada apotek yang bukan mitra Go-Jek. Apotek
yang resmi tidak akan mau melayani resep dokter dalam bentuk
foto.
b. Untuk jenis obat bebas dapat dibeli pada apotek atau toko obat.
Namun jika diberikan pilihan, akan lebih baik jika membeli obat
tersebut pada apotek. Hal tersebut karena apotek memiliki standar
kefarmasian dan diawasi oleh dinas kesehatan sementara toko obat
tidak.
c. Dalam membeli obat menggunakan resep dokter selain
memperhatikan saran di atas, Konsumen juga harus memperhatikan
urgensi dari obat tersebut. Jika benar-benar penting akan lebih baik
membelinya secara langsung. Terdapat beberapa tempat layanan
kefarmasian yang dilakukan oleh apoteker yakni di apotek, farmasi
rumah sakit, klinik, puskesmas dan praktik bersama. Konsumen
dapat memilih salah satu tempat dari layanan kefarmasian tersebut.
Namun sekali lagi, saran pada huruf c merupakan free will dari
80
setiap Konsumen. Konsumen dianggap tahu setiap risiko terhadap
pilihannya.
Saran sebagaimana diungkapkan di atas merupakan saran yang diperoleh
penulis setelah melakukan penelitian pada aplikasi Go-Med. Besar
harapannya jika saran tersebut dapat bermanfaat bagi Konsumen. Semoga
penulisan ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
masyarakat pada umumnya.
81
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Peraturan Perundang-undangan:
Halaman Website:
https://www.go-jek.com/, diakses pada 12 Desember 2016 Pukul 21.06 WIB.
____________________, diakses pada 10 April 2017 Pukul 15.48 WIB.
http://www.go-tix.co.id/, diakses pada 19 Desember 2016 Pukul 21.30 WIB.
http://www.go-box.co.id/, diakses pada 19 Desember 2016 Pukul 21.38 WIB.
http://www.go-med.co.id/terms, diakses pada 16 Desember 2016 Pukul 22.45 WIB.
http://www.go-med.co.id/, diakses pada 10 April 2017 Pukul 15.45 WIB.
_____________________, diakses pada 10 April 2017 Pukul 15.45 WIB.
http://www.legalakses.com diakses pada 11 Februari 2017 Pukul 11.23 WIB.
Majalah dan Artikel: