a.Mengelabui Konsumen
tentang kualitas barang,
b.Mengelabui jaminan
terhadap barang,
c. Memuat informasi yang
salah,
d. Tidak memuat info
tentang resiko,
e. Mengeksploitasi kejadian
tanpa izin,
KLAUSULA BAKU
● Pelaku usaha dilarang mencantumkan Klausula
baku pada perjanjian, apabila menyatakan :
1. pengalihan tanggung jawab,
2. Menolakan penyerahan kembali barang,
3. Berhak menolak penyerahan kembali uang,
4.Pemberikan kuasa u/ melakukan tindakan
sepihak,
5. Mengatur perihal pembuktian,
6. Memberikan hak u/ mengurangi
manfaat,
7. Membuat aturan sepihak,
8. Memberikan pembebanan hak
tanggungan.
TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA
Pelaku Usaha bertanggung jawab atas produk
yang dihasilkan atau diterdagangkan.
Gugatan terhadap Pelaku Usaha timbul,
dikarenakan kerugian yang dialami konsumen
sebagai akibat dari
1. Produk yang cacat,
2.Kekurang cermatan dalam berproduksi
Sehingga Pelaku Usaha dapat dikatakan
sebagai telah
melakukan perbuatan melawan hukum atau
ingkar janji/wanprestasi.
Dalam pasal 27 UU Konsumen
menyatakan Perlindungan hal2 ,
Pelaku
bahwa Usaha dari tanggung jawabatas
yang kerugian
dapat membebaska
yang diderita Konsumen : n
● Barang tesebut terbukti tidak diedarkan,
● Cacat timbul dikemudian hari, Cacat timbul dikemudian hari
adalah sesudah tanggal yang mendapat jaminan dari pelaku
usaha sebagaimana diperjanjikan, baik tertulis maupun
lisan
● Cacat timbul akibat ditaatinya ketentuan mengenai
kualifikasi barang, Yang dimaksud dengan kualifikasi
barang adalah ketentuan standarisasi yang telah
ditetapkan pemerintah berdasarkan kesepakatan
semua pihak
● Kelalaian yang diakibatkan oleh konsumen,
DASAR TUNTUTAN
● Pelanggaran jaminan, berkaitan dengan
jaminan tertentu dari pelaku usaha
tentang produk yang dipasarkan tidak
cacat atau rusak,
● Prinsip kehati-hatian, pelaku usaha
dapat diklaim karena pelaku usaha
gagal menunjukkan adanya kehati-
hatian yang cukup dalam
melaksanakan proses produksinya
mulai dari perencanaan pembuatan
sampai pendistribusian atau
pemasaran
PENYELESAIAN SENGKETA
● C ara penyelesaian sengketa konsumen
memberikan manfaat bagi Konsumen,
pelaku usaha maupun pemerintah yaitu :
1. Mendapatkan ganti kerugian,
2. Melindungi Konsumen lain agar tidak
mengalami kerugian yang sama,
3. Agar pelaku usaha lebih
memperhatikan kepentingan
konsumen,
4. Pengaduan dapat menjadi tolok ukur
untuk perbaikan mutu,
5. D apat sebagai informasi dari adanya
produk tiruan.
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 45 ayat (2) menyatakan bahwa
▶ Penyelesaian sengketa konsumen sebagaimana
dimaksud pada ayat ini tidak menutup
kemungkinan penyelesaian damai oleh para pihak
yang bersengketa. Pada setiap tahap diusahakan
untuk menggunakan penyelesaian damai oleh
kedua belah pihak yang bersengketa. Yang
dimaksud dengan penyelesaian secara damai
adalah penyelesaian yang dilakukan oleh kedua
belah pihak yang bersengketa (pelaku usaha
konsumen) tanpa melalui
dan ata
u penyelesaiansengketakonsumen dan
pengadilan
tidak
bertentangan dengan Undang-undang
ini.
PASAL 46 (1) UUPK :
GUGATAN DAPAT DIAJUKAN
● Seorang konsumen yang dirugikan
atau ahli waris ybs,
● Sekelompok Konsumen yang
mempunyai kepentingan yang sama,
● Lembaga perlindungan
konsumen swadaya
masyarakat,
● Pemerintah dan/atau instansi
terkait
GUGATAN CLASS ACTION
● Undang-undang ini gugata
nmengakui
kelompok atau class action.
kelompok atau class action harus
Gugatan
diajukan oleh konsumen yang
benar-benar
dirugika dan dapat secar
n dibuktikan salah a
hukum, bukti satu diantaranya
adanya adala
transaksi. h
JENIS JALUR PENYELESAIAN
SENGKETA KONSUMEN
● Peradilan
● Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK)
● Alternatif penyelesaian sengketa
dan/atau Arbitrase
Sanksi yang diberikan bagi
pelanggaran terhadap
Perlindungan Konsumen
● Sanksi Adminsitratif, antara lain penetapan
ganti rugi
● Sanksi pidana Pokok, antara lainpidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana
denda paling banyak 2 M (dua miliar
rupiah), dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda
paling banyak 500.000.000 (lima ratus juta
rupiah).
● Sanksi pidana tambahan berupa : perampasan
barang tertentu, pembayaran ganti rugi,
perintah penghentian kegiatan tertentu,
kewajiban penarikan barang dari peredaran,
pencabutan izin usaha.