1.
a. Gaya kepemimpinan merupakan suatu perwujudan tingkah laku dari seorang
pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan
tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Gaya kepemimpinan
dalam hal ini menggunakan acuan pada gaya kepemimpinan transaksional, primal,
humanistik, dan transformasional. Kepemimpinan pemerintahan adalah
kepemimpinan di bidang pemerintahan atau kepemimpinan yang dijalankan oleh
pejabat-pejabat pemerintahan seperti diantaranya Bupati, Walikota dan atau
Gubernur. Objek forma kepemimpinan pemerintahan adalah hubungan antara
pemimpin dengan yang dipimpin dalam hal ini yang memimpin adalah pemerintah
sedangkan yang dipimpin adalah rakyatnya sendiri, objek materialnya adalah
manusia.
2.
a. Dalam kondisi yang rentan pada saat ini, pemerintah sebagai otoritas dan
sekaligus pemimpin dituntut untuk menjalankan kebijakan ekonomi dan sosial
politik yang berdimensi luas. Ketika masyarakat butuh pemimpin sebagai
pemersatu, maka yang dibutuhkan kebijakan kolektif dan holistik, bukan hanya
sekedar kebijakan ekonomi, apalagi lebih dipersempit hanya kebijakan
infrastruktur. Dengan dinamika masyarakat yang ekstrem seperti ini, pemerintah
tidak seharusnya membiarkan keadaan berlarut-larut. Ada yang melihat bahkan
pemerintah sudah terperosok menjadi bagian dari masalah, yang memperberat
masalah yang sudah ada. Dalam bidang ekonomi, pemerintah pada saat ini sudah
sangat nyaring menyuarakan infrastruktur dan infrastruktur. Tidak ada yang salah
dengan kebijakan tersebut, tetapi gemanya yang nyaring seperti seolah-olah
kurang atau tidak ada kebijakan ekonomi lainnya yang penting untuk dijalankan
Kebijakan pertama adalah kebijakan kebutuhan dasar ekonomi dalam jangka
menengah dan pendek atau basic need. Kebijakan ini diperlukan untuk membantu
rakyat memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti keamanan pangan, perumahan, air
dan kebutuhan akan lingkungan hidup yang bersih serta layak. Kedua adalah
kebutuhan sosial, yakni kebijakan yang dapat mempengaruhi seluruh keadaan
sosial masyarakat, terutama pemberatasan kemiskinan, kebijakan pendidikan dan
pemberatasan buta huruf, kebutuhan kesehatan masyarakat, dan perlindungan
tenaga kerja golongan bawah. Ketiga adalah pembangunan lingkungan budaya
dan peradaban manusia, yang melindungi dan mengembangkan nilai-nilai hidup
dan kebhinnekaan masyarakat. Lingkungan sosial, budaya dan keamanan sedang
terganggu pada saat ini, pemerintah seharusnya bingung menghadapi dan
tidakboleh membiarkan satu golongan masyarakat berhadapan dengan satu
golongan masyarakat lainnya. Sedangkan Menurut Hoogerwerf, suatu kebijakan
pemerintahan merupakan suatu upaya untuk memecahkan, mengurangi atau
mencegah suatu masalah dengan cara tertentu, yaitu dengan tindakan yang
terarah. Beberapa contoh seperti ; Pengotoran lingkungan, pengangguran,
kelangkaan energi, keamanan lalu lintas, kesehatan rakyat, perumahan,
pengajaran dan Jaminan sosial, serta lain-lain merupakan petunjuk dan sekian
banyak masalah yang terdapat dalam masyarakat tersebut.
b. Pemerintah menekankan pentingnya realokasi dan refocusing anggaran dalam
upaya mengatasi dampak pandemi Covid-19. Refocusing anggaran dari Transfer ke
Daerah dan Dana Desa (TKDD) di Tahun Anggaran (TA) 2021 merupakan salah satu
upaya yang telah diwujudkan secara konkret melalui penggunaan Dana Bagi Hasil
(DBH) yang dioptimalkan untuk mendukung penanganan kesehatan, jaring
pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi serta penggunaan minimal sebesar 8%
dari Dana Alokasi Umum (DAU) untuk vaksinasi Covid-19 dan insentif tenaga
kesehatan daerah (Inakesda). “Pemerintah Daerah (Pemda) diharapkan dapat
mempercepat penyerapan anggaran guna memanfaatkan APBD dalam membantu
masyarakat, Usaha Kecil Menengah (UKM), dan penanganan Covid-19. Hal ini
dapat diimplementasikan melalui anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
sesuai kewenangan masing-masing Pemda,” ungkap Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam acara Economic Talk yang
diselenggarakan oleh Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dengan tajuk
“Pemulihan Ekonomi Nasional melalui Inovasi Pemerintah Daerah dalam
Penanganan Pandemi Covid-19” Di daerah saya di lubuklinggau, Pemerintah Kota
Lubuklinggau kembali akan melakukan refocusing anggaran. Besarannya mencapai
Rp 15 milliar diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021.
Wali Kota Lubuklingau, H SN Prana Putra Sohe menjelaskan refocusing itu
dilakukan untuk belanja sarana prasarana medis. Diantaranya penyiapan rumah
sakit khusus covid-19 di RSUD Petanang, kemudian rumah sehat di Bandiklat,
serta belanja keperluan obat-obatan Dinas Kesehatan. “Sisanya nanti, rencananya
untuk menyikapi batuan sosial dan ekonomi bagi terdampak kebijakan PPKM,”
jelasnya dan Disprindag melakukan pendataan kelompok masyarakat yang
terdampak, seperti pedagang-pedangan makanan, usaha tenda, kemudian
katering, pelaminan.
3.
a. Pemerintahan yang baik (good governance), masyarakat merupakan salah satu
unsur yang harus saling terikat dengan pemerintah dan sektor swasta. Masalah
yang ditemukan terkait perwujudan good governance adalah ketidakpercayaan
publik akibat keterbatasan dan kelemahan pemerintah dalam manajemen yang
memunculkan penyalahgunaan wewenang (abuse of power) aparatur pemerintah.
Secara sederhana, governance merupakan proses lembaga-lembaga publik dalam
mengatasi masalah-masalah publik, mengelola sumber daya publik, dan menjamin
realisasi hak asasi manusia.
Government (e-gov) intinya adalah proses pemanfaatan teknologi informasi
sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih
efisien. Karena itu, demikian Andi Rachman, ada dua hal utama dalam pengertian
E-Government, salah satunya adalah penggunaan teknologi informasi seperti
internet sebagai alat bantu. Kemudian yang kedua menurut dia adalah tujuan
pemanfaatannya, sehingga pemerintahan dapat berjalan lebih efisien.
Ketersediaan informasi yang transparan dan setiap saat dapat diakses oleh
masyarakat, tentu akan membuat sistem pemerintahan lebih baik. Untuk
diketahui pula, bahwa Pemerintah Pusat telah mengeluarkan Instruksi Presiden
No.3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan E-
Government Indonesia.
Secara umum e-government dapat dikatakan sebagai suatu aplikasi berbasis
komputer dan internet yang digunakan untuk meningkatkan hubungan dan
layanan pemerintah kepada warga masyarakatnya atau yang sering disebut
dengan istilah G2C (Government to Citizen) Pemerintah dapat memanfaatkan
peluang dari teknologi yang digunakan dalam e-government system yaitu
teknologi informasi dan komunikasi, mengingat kelak masyarakat memiliki
alternatif dalam mengakses pelayanan publik secara tradisional maupun modern
(Indrajit 2006). Namun demikian, ada dua hal yang harus diperhatikan oleh
pemerintah saat menerapkan e-government system, yaitu:
2. Ketersediaan sumber daya, baik dari sisi warga negara maupun pihak
pemerintah. Sumber daya dimaknai sebagai sumber daya manusia yang terampil
dan ketersediaan sumber daya teknologi yang merata
2. Menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah otonom secara
holistik. Maksudnya adalah persiapan SDM dalam pemerintahan agar beradaptasi
dengan sistem yang sudah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.