Anda di halaman 1dari 5

Jawaban

1.
a. Gaya kepemimpinan merupakan suatu perwujudan tingkah laku dari seorang
pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan
tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Gaya kepemimpinan
dalam hal ini menggunakan acuan pada gaya kepemimpinan transaksional, primal,
humanistik, dan transformasional. Kepemimpinan pemerintahan adalah
kepemimpinan di bidang pemerintahan atau kepemimpinan yang dijalankan oleh
pejabat-pejabat pemerintahan seperti diantaranya Bupati, Walikota dan atau
Gubernur. Objek forma kepemimpinan pemerintahan adalah hubungan antara
pemimpin dengan yang dipimpin dalam hal ini yang memimpin adalah pemerintah
sedangkan yang dipimpin adalah rakyatnya sendiri, objek materialnya adalah
manusia.

Ada 5 jenis gaya kepemimpinan yang paling umum, yaitu:

1. Gaya Demokratis Dengan mengadopsi gaya demokratis, seorang pemimpin


menjadikan anggota timnya sebagai bagian untuk mengambil keputusan. Setiap
anggota tim memiliki suara yang sama bobotnya. Selain itu, pemimpin dengan gaya
ini melibatkan semua anggota tim untuk mencapai goals bersama.

2. Gaya Autokratis Sementara itu, pemimpin dengan gaya autokratis berkebalikan


dengan demokratis. Mereka memutuskan segala sesuatunya sendiri tanpa meminta
pertimbangan dari anggota organisasi.

3. Gaya Transformasional Pemimpin yang mengadopsi gaya transformasional ingin


melakukan perubahan. Gebrakan yang dilakukan bisa berupa peningkatan
kebudayaan, membalikkan keadaan, juga mendapatkan keuntungan yang lebih.

4. Gaya Transaksional Pemimpin dengan gaya transaksional tidak akan mengubah


sebuah negara, rata rata tipe kepemimpinan demokratis adalah tipe kepemimpinan
yang sangat diharapkan oleh para masyarakatnya. Tipe demokratis adalah tipe
kepemimpinan dimana pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saran
saran, pendapat, dan nasehat dari masyarakat melalui forum musyawarah untuk
mencapai kata sepakat.

Kepemimpinan demokratik adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah.


Kegiatan kegiatan pengendalian dilaksanan secara tertib dan bertanggung jawab
yang jelas, dan memungkinkan setiap anggota masyarakat berpartisipasi secara aktif.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi, dimana
indonesia memilih kepala negara untuk menjabat sebagai presiden dan setiap
perwakilannya melalui pemilihan umum yang biasanya dilaksanakan setiap 5 tahun
sekali. Gaya kepemimpinan demokratis ini mengangkat slogan yang mengedepankan
suara rakyat, yaitu "dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat". Dimana setiap
keputusan dan ide berasal dari usulan rakyat, dan dilakukan bersama-sama oleh
rakyat dan bertujuan untuk kepentingan rakyat itu sendiri.

b. Pemimpin memiliki peran yang sangat penting terhadap organisasi yang


dipimpinnya. Karakteristik dan kinerja sebuah organisasi atau pemerintahan sangat
tergantung dari karakteristik dan gaya kepemimpinan pemimpinnya. Seorang
pemimpin diharapkan dapat menjadi lokomotif perubahan, pembaharuan, dan
mampu mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat yang dipimpinnya. Seorang
pemimpin juga harus menjadi seorang pendengar yang baik, responsif terhadap
setiap aspirasi, harapan, dan keluhan masyarakatnya. Dia harus mampu menjadikan
kantornya sebagai rumah rakyat, dimana masyarakat tidak segan untuk datang
padanya, dan tidak sulit ditemui oleh rakyatnya, bahkan turun langsung ke lapangan
untuk melihat kondisi riil masyarakatnya. Karakter kepemimpinan seperti di atas
setidaknya sudah ditampilkan oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi Kiprahnya
tersebut bukan hanya mendapatkan sorotan pada level daerah, tetapi pada level
nasional dan internasional. Meskipun Dedi adalah pemimpin di daerah, tapi beliau
telah menjadi tokoh nasional. Karakter kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Bupati
Purwakarta Dedi Mulyadi bagi saya telah menunjukkan karakter pemimpin yang
istimewa, yaitu pemimpin yang bekerja dan melayani. Kita butuh model-model
pemimpin seperti itu agar pelayanan kepada masyarakat semakin baik. Dedi
Mulyadi, seorang pemimpin istimewa di Purwakarta Istimewa Gaya kepemimpinan
yang di pakai oleh bupati dedi mulyadi juga bersifat demokratis karena Gaya
kepemimpinan demokratis ini mengangkat slogan yang mengedepankan suara
rakyat, yaitu "dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat". Dimana setiap keputusan
dan ide berasal dari usulan rakyat, dan dilakukan bersama-sama oleh rakyat dan
bertujuan untuk kepentingan rakyat itu sendiri. Dan bupati dedi mulyadi melakukan
itu semua demi rakyatnya.

2.
a. Dalam kondisi yang rentan pada saat ini, pemerintah sebagai otoritas dan
sekaligus pemimpin dituntut untuk menjalankan kebijakan ekonomi dan sosial
politik yang berdimensi luas. Ketika masyarakat butuh pemimpin sebagai
pemersatu, maka yang dibutuhkan kebijakan kolektif dan holistik, bukan hanya
sekedar kebijakan ekonomi, apalagi lebih dipersempit hanya kebijakan
infrastruktur. Dengan dinamika masyarakat yang ekstrem seperti ini, pemerintah
tidak seharusnya membiarkan keadaan berlarut-larut. Ada yang melihat bahkan
pemerintah sudah terperosok menjadi bagian dari masalah, yang memperberat
masalah yang sudah ada. Dalam bidang ekonomi, pemerintah pada saat ini sudah
sangat nyaring menyuarakan infrastruktur dan infrastruktur. Tidak ada yang salah
dengan kebijakan tersebut, tetapi gemanya yang nyaring seperti seolah-olah
kurang atau tidak ada kebijakan ekonomi lainnya yang penting untuk dijalankan
Kebijakan pertama adalah kebijakan kebutuhan dasar ekonomi dalam jangka
menengah dan pendek atau basic need. Kebijakan ini diperlukan untuk membantu
rakyat memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti keamanan pangan, perumahan, air
dan kebutuhan akan lingkungan hidup yang bersih serta layak. Kedua adalah
kebutuhan sosial, yakni kebijakan yang dapat mempengaruhi seluruh keadaan
sosial masyarakat, terutama pemberatasan kemiskinan, kebijakan pendidikan dan
pemberatasan buta huruf, kebutuhan kesehatan masyarakat, dan perlindungan
tenaga kerja golongan bawah. Ketiga adalah pembangunan lingkungan budaya
dan peradaban manusia, yang melindungi dan mengembangkan nilai-nilai hidup
dan kebhinnekaan masyarakat. Lingkungan sosial, budaya dan keamanan sedang
terganggu pada saat ini, pemerintah seharusnya bingung menghadapi dan
tidakboleh membiarkan satu golongan masyarakat berhadapan dengan satu
golongan masyarakat lainnya. Sedangkan Menurut Hoogerwerf, suatu kebijakan
pemerintahan merupakan suatu upaya untuk memecahkan, mengurangi atau
mencegah suatu masalah dengan cara tertentu, yaitu dengan tindakan yang
terarah. Beberapa contoh seperti ; Pengotoran lingkungan, pengangguran,
kelangkaan energi, keamanan lalu lintas, kesehatan rakyat, perumahan,
pengajaran dan Jaminan sosial, serta lain-lain merupakan petunjuk dan sekian
banyak masalah yang terdapat dalam masyarakat tersebut.
b. Pemerintah menekankan pentingnya realokasi dan refocusing anggaran dalam
upaya mengatasi dampak pandemi Covid-19. Refocusing anggaran dari Transfer ke
Daerah dan Dana Desa (TKDD) di Tahun Anggaran (TA) 2021 merupakan salah satu
upaya yang telah diwujudkan secara konkret melalui penggunaan Dana Bagi Hasil
(DBH) yang dioptimalkan untuk mendukung penanganan kesehatan, jaring
pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi serta penggunaan minimal sebesar 8%
dari Dana Alokasi Umum (DAU) untuk vaksinasi Covid-19 dan insentif tenaga
kesehatan daerah (Inakesda). “Pemerintah Daerah (Pemda) diharapkan dapat
mempercepat penyerapan anggaran guna memanfaatkan APBD dalam membantu
masyarakat, Usaha Kecil Menengah (UKM), dan penanganan Covid-19. Hal ini
dapat diimplementasikan melalui anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
sesuai kewenangan masing-masing Pemda,” ungkap Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam acara Economic Talk yang
diselenggarakan oleh Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dengan tajuk
“Pemulihan Ekonomi Nasional melalui Inovasi Pemerintah Daerah dalam
Penanganan Pandemi Covid-19” Di daerah saya di lubuklinggau, Pemerintah Kota
Lubuklinggau kembali akan melakukan refocusing anggaran. Besarannya mencapai
Rp 15 milliar diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021.
Wali Kota Lubuklingau, H SN Prana Putra Sohe menjelaskan refocusing itu
dilakukan untuk belanja sarana prasarana medis. Diantaranya penyiapan rumah
sakit khusus covid-19 di RSUD Petanang, kemudian rumah sehat di Bandiklat,
serta belanja keperluan obat-obatan Dinas Kesehatan. “Sisanya nanti, rencananya
untuk menyikapi batuan sosial dan ekonomi bagi terdampak kebijakan PPKM,”
jelasnya dan Disprindag melakukan pendataan kelompok masyarakat yang
terdampak, seperti pedagang-pedangan makanan, usaha tenda, kemudian
katering, pelaminan.

3.
a. Pemerintahan yang baik (good governance), masyarakat merupakan salah satu
unsur yang harus saling terikat dengan pemerintah dan sektor swasta. Masalah
yang ditemukan terkait perwujudan good governance adalah ketidakpercayaan
publik akibat keterbatasan dan kelemahan pemerintah dalam manajemen yang
memunculkan penyalahgunaan wewenang (abuse of power) aparatur pemerintah.
Secara sederhana, governance merupakan proses lembaga-lembaga publik dalam
mengatasi masalah-masalah publik, mengelola sumber daya publik, dan menjamin
realisasi hak asasi manusia.
Government (e-gov) intinya adalah proses pemanfaatan teknologi informasi
sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih
efisien. Karena itu, demikian Andi Rachman, ada dua hal utama dalam pengertian
E-Government, salah satunya adalah penggunaan teknologi informasi seperti
internet sebagai alat bantu. Kemudian yang kedua menurut dia adalah tujuan
pemanfaatannya, sehingga pemerintahan dapat berjalan lebih efisien.
Ketersediaan informasi yang transparan dan setiap saat dapat diakses oleh
masyarakat, tentu akan membuat sistem pemerintahan lebih baik. Untuk
diketahui pula, bahwa Pemerintah Pusat telah mengeluarkan Instruksi Presiden
No.3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan E-
Government Indonesia.
Secara umum e-government dapat dikatakan sebagai suatu aplikasi berbasis
komputer dan internet yang digunakan untuk meningkatkan hubungan dan
layanan pemerintah kepada warga masyarakatnya atau yang sering disebut
dengan istilah G2C (Government to Citizen) Pemerintah dapat memanfaatkan
peluang dari teknologi yang digunakan dalam e-government system yaitu
teknologi informasi dan komunikasi, mengingat kelak masyarakat memiliki
alternatif dalam mengakses pelayanan publik secara tradisional maupun modern
(Indrajit 2006). Namun demikian, ada dua hal yang harus diperhatikan oleh
pemerintah saat menerapkan e-government system, yaitu:

1. Kebutuhan masyarakat menjadi prioritas utama dalam pelayanan pemerintah.


Pemerintah seyogyanya tidak lagi memposisikan sebagai pihak yang dominan,
tetapi mempertimbangkan posisinya sebagai penyedia layanan bagi masyarakat.

2. Ketersediaan sumber daya, baik dari sisi warga negara maupun pihak
pemerintah. Sumber daya dimaknai sebagai sumber daya manusia yang terampil
dan ketersediaan sumber daya teknologi yang merata

b. Proses perubahan dari model konvensional menjadi e-government tentu memiliki


tantangan tersendiri apalagi untuk memulai. Seringkali pemerintah bingung harus
memulai dari mana karena minimnya SDM dan SDA. Namun langkah awal harus
segera ditempuh, misalnya dimulai dari penayangan potensi wisata daerah,
informasi umum terkait pemerintahan (foto dan nama gubernur, alamat kantor
dinas, dan lain-lain), dan informasi perniagaan misalnya harga cabai hari ini. Selain
itu, informasi pendidikan juga tidak kalah penting untuk disampaikan seperti jam
belajar, profil sekolah di kabupaten tertentu, dan informasi pendidikan lainnya

Berikut 6 strategi pemerintah dalam penyusunan e-government:

1. Mengembangkan sistem pelayanan yang andal, terpercaya, serta terjangkau


masyarakat luas. Hal tersebut salah satunya dicapai dengan pemerataan jaringan
komunikasi baik wilayah maupun kualitasnya serta pembentukan portal informasi
pemerintahan.

2. Menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah otonom secara
holistik. Maksudnya adalah persiapan SDM dalam pemerintahan agar beradaptasi
dengan sistem yang sudah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

3. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal. Selain


daripada penyajian informasi yang lengkap, keamanan transaksi layanan public
juga menjadi hal utama dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

4. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri


telekomunikasi dan teknologi informasi. Peran dunia usaha cenderung kepada
partisipasi dalam pemanfaatan e-government sehingga pelayanan public tidak
sepenuhnya dilayani pemerintah.

5. Mengembangkan kapasitas sumber daya manusiabaik pada pemerintah


maupun pemerintah daerah otonom disertai dengan peningkatan e-literacy
masyarakat.

6. Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang realistic


dan terukur yaitu melalui tahapan persiapan, pematangan, pemantapan, dan
pemanfaatan.

Beberapa contoh penerapan e-government di Indonesia adalah Sragen dengan


One Stop Service (OSS) yang merupakan layanan perijinan terpadu. Surabaya
mengembangkan e-procurement yang menampilkan informasi proyek pemerintah
sehingga secara terbuka, masyarakat dapat turut serta melakukan tender proyek.
Denpasar juga menggunakan seight seeing untuk informasi potensi daerahnya.

Untuk masyarakat makasar untuk mengatasi belum meratanya literacy masyarakat


tentang penggunaan e-gov maka diperlukan strategi sosialisasi kepada masyarakat
dengan beberapa tahapan yaitu ;

• Tahapan sosialisasi yang pertama adalah ditujukan kepada pimpinan lembaga


pemerintah. Karena secara kultur faktor pemimpin sangat memegang peranan
dalam implementasi e-government. Banyak contoh keberhasilan pelaksanaan e-
gov di berbagai negara, daerah atau kantor pemerintah disebabkan karena faktor
skill dan kepedulian manajemen para pemimpinnya.

• Tahapan ke tiga, adalah melibatkan semua bagian dalam lembaga pemerintah


termasuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam merumuskan dan membuat
rencana induk (masterplan) pelaksanaan e- government daerah dan instansi.
Keterlibatan DPR memiliki peran penting dalam kesuksesan pembangunan e-gov
semua elemen pemerintahan harus terlibat di dalamnya

• Tahapan ke tiga dalam sosialisasi e-gov adalah memberikan brand awarness


kepada para masyarakat luas tentang manfaat dan kegunaan bentuk-bentuk
layanan dalam e-gov. Mengingat beragamnya status sosial dan ekonomi
masyarakat maka yang pertama diberikan penekanan sosialisasi adalah golongan
masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi menengah ke atas terlebih
dahulu, karena mereka lebih dekat dengan teknologi internet dan konsep e-gov.
Selain itu cara ini juga akan mampu menjadikan mereka untuk menjadi stimulan
pendorong bagi golongan masyarakat lain tentang manfaat dan kegunaan e-gov.

Anda mungkin juga menyukai