Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN MATERI MENGGUNAKAN INFORMASI REALIBILITAS

Materi ini membahas tentang reliabilitas dan bagaimana menghitung Standard Error of
Measurement (SEM) pada sebuah tes. Dalam materi ini, terdapat materi teori skor dan koefisien
reliabilitas serta bagaimana mengestimasi besarnya kesalahan dalam menunjukkan true score.

Teori skor adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengukur kemampuan atau kinerja
seseorang dalam suatu tes. Skor murni adalah skor yang diperoleh dari jumlah jawaban benar
yang dijawab oleh peserta tes, sedangkan skor tampak adalah skor yang diperoleh dari jumlah
jawaban benar yang dijawab oleh peserta tes ditambah dengan skor dari jawaban yang salah

Koefisien reliabilitas adalah ukuran seberapa konsisten suatu tes dalam mengukur
kemampuan atau kinerja seseorang. Koefisien reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan
beberapa metode, seperti alpha Cronbach, test-retest, dan split-half.

Standard Error of Measurement (SEM) adalah ukuran seberapa besar kesalahan


pengukuran dalam menunjukkan true score. SEM dapat dihitung dengan menggunakan rumus
yang melibatkan koefisien reliabilitas dan standar deviasi skor.

Untuk menilai sejauh mana kesalahan dalam menunjukkan nilai sebenarnya, kita
menggunakan suatu metode yang disebut Standard Error of Measurement (SEM) atau juga
dikenal sebagai Standar Kesalahan Skor. SEM digunakan untuk memperkirakan nilai sebenarnya
dengan menentukan rentang skor yang dapat diandalkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
Terbukti bahwa jika reliabilitas rendah, maka SEM akan meningkat (pada standar deviasi yang
sama).

Korelasi negatif antara reliabilitas dan error mengindikasikan hubungan terbalik antara
dua variabel tersebut. Dalam konteks pengukuran, reliabilitas mengukur sejauh mana suatu tes
konsisten dan dapat diandalkan dalam mengukur suatu karakteristik atau kemampuan. Semakin
tinggi reliabilitas, semakin sedikit kesalahan pengukuran yang terjadi, dan sebaliknya.

Jenis-jenis Kesalahan dalam Pengukuran:

1. Kesalahan Tipe Pertama: Skor Sebenarnya dan Skor Teramati


 Kesalahan ini terjadi ketika ada perbedaan antara kemampuan sebenarnya atau
karakteristik yang diukur dengan skor yang teramati atau diukur dalam tes. Kesalahan ini bisa
disebabkan oleh faktor-faktor seperti kelelahan, stres, atau perhatian yang kurang.

2. Kesalahan Tipe Kedua: Skor Teramati dan Skor dari Bentuk Alternatif

 Kesalahan ini terjadi ketika ada perbedaan antara skor yang diperoleh dari suatu
tes dengan skor yang diperoleh dari bentuk tes alternatif yang seharusnya mengukur hal yang
sama. Kesalahan ini muncul ketika dua tes yang seharusnya ekuivalen (mengukur hal yang sama)
memberikan hasil yang berbeda, mungkin karena perbedaan dalam soal-soal tes atau tingkat
kesulitan.

Kedua jenis kesalahan ini adalah bagian dari konsep "standard error of measurement"
(SEM) yang mengukur seberapa akurat suatu tes dalam mengukur kemampuan atau karakteristik
yang diinginkan

Interval kepercayaan skor murni dihitung dengan menggunakan SEM atau SEE. Untuk
menghitung skor murni, digunakan formula X - (Z.SEM) < T < X + (Z.SEM) atau X - (Z.SEE) <
T < X + (Z.SEE). Jika reliabilitas rendah, maka SEM atau SEE akan meningkat. Korelasi kecil
antara variabel skor benar berhubungan lemah dan satu atau kedua variabel memiliki kesalahan
pengukuran yang besar. Untuk meningkatkan reliabilitas, dapat dilakukan dengan menambah
jumlah item, seleksi item, atau correction for attenuation.

Standard Error of Estimate (SEE) adalah salah satu jenis kesalahan dalam pengukuran.
SEE menghasilkan angka yang lebih tinggi daripada SEM karena pada formula SEE nilai
reliabilitas dikuadratkan sehingga nilainya lebih besar. SEE digunakan untuk menghitung
interval skor murni dengan menentukan interval pada taraf kepercayaan yang diinginkan.
Interval yang dihasilkan dari SEE lebih lebar dibandingkan dengan interval yang dihasilkan dari
SEM karena error dari SEE lebih besar. Jika reliabilitas rendah, maka SEE akan meningkat dan
interval skor murni akan lebih lebar. Interval yang lebih lebar meningkatkan uncertainty atau
ketidakpastian. Untuk meningkatkan reliabilitas, dapat dilakukan dengan menambah jumlah
item, seleksi item, atau correction for attenuation. Korelasi kecil antara variabel skor benar
berhubungan lemah dan satu atau kedua variabel memiliki kesalahan pengukuran yang besar.
Correction for attenuation digunakan untuk mengoreksi korelasi antara dua tes yang memiliki
reliabilitas rendah. Korelasi antara kedua tes akan meningkat setelah dikoreksi.

Jika reliabilitas rendah, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
reliabilitas, yaitu:

1. Tingkatkan jumlah item: Dengan menambah jumlah item, reliabilitas dapat meningkat.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman-Brown Prophecy.

2. Seleksi item: Dengan melakukan analisis discriminability, item-item yang memiliki


korelasi rendah dengan keseluruhan item dapat dieliminasi. Dengan sisa item yang bagus,
reliabilitas dapat meningkat.

3. Correction for attenuation: Korelasi antara dua tes yang memiliki reliabilitas rendah dapat
dikoreksi dengan menggunakan rumus correction for attenuation. Korelasi antara kedua tes akan
meningkat setelah dikoreksi.

Dalam hal ini, perlu diperhatikan bahwa jika reliabilitas rendah, maka SEM atau SEE
akan meningkat. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan reliabilitas agar
SEM atau SEE dapat ditekan. Salah satu cara untuk meningkatkan reliabilitas adalah dengan
menambah jumlah item atau melakukan seleksi item.

Anda mungkin juga menyukai