Anda di halaman 1dari 37

Struktur dan Konstruksi III

Kuliah - 2

Prinsip Pembebanan
STRUKTUR BANGUNAN
Oleh

TINGGI Bowo Prihatno, ST.,MT

Program Studi Arsitektur


Universitas Teknologi Yogyakarta
2023
1
BAGIAN 1

PRINSIP DASAR
DESAIN STRUKTUR
BANGUNAN TINGGI

2
PENGERTIAN

Definisi struktur dalam konteks hubungannya dengan bangunan


adalah sebagai sarana untuk menyalurkan beban dan akibat penggunaannya dan atau
kehadiran bangunan ke dalam tanah. (Schodek,1998)

Struktur merupakan bagian integral dalam arsitektur, dalam “Structure in


Architecture” (Salvadory, 1968) dijelaskan bahwa struktur merupakan bagian yang
essensial dan prioritas utama dalam disain.

Studi tentang struktur dalam hubungannya dengan bangunan, tidak hanya tentang ruang
dan ukuran, tetapi juga menyangkut tentang skala, bentuk, proporsi dan morfologi.
Struktur merupakan suatu entitas fisik yang memiliki sifat keseluruhan yang dipahami
sebagai suatu organisasi unsur-unsur pokok yang ditempatkan dalam ruang yang
didalamnya karakter keseluruhan itu mendominasi interelasi bagian-bagiannya.

3
STRUKTUR & ARSITEKTUR

Hubungan struktur konstruksi dengan arsitektur


dibedakan menjadi 2 (dua) yakni :

1. Sebagai elemen untuk mewujudkan rancangan


dan hanya berfungsi sebagai elemen untuk
meneruskan beban;

2. Sebagai struktur yang ter-integrasi dengan


fungsi dan bentuk

Sebagai elemen rancangan, elemen struktur


berfungsi mempertegas dan memperkuat
keberadaan ruang, dimana aktifitas berlangsung,
sedang elemen struktur sebagai elemen untuk
meneruskan beban adalah untuk mempertegas
kekuatan dan kekokohan bangunan untuk
mendukung eksistensi bangunan.

4
PRINSIP DASAR STRUKTUR

KESTABILAN KESEIMBANGAN
KEKUATAN
Struktur harus tetap stabil Struktur harus mampu
Struktur harus mampu
ketika menerima beban menjaga keseimbangan
(kuat) menahan seluruh
dinamis seperti angin dan bangunan dengan bentuk-
beban pada bangunan
gempa bumi. bentuk massa yang
bervariasi

5
STRUKTUR ATAS DAN STRUKTUR BAWAH

Struktur Atas (upper structure)


• Merupakan seluruh elemen struktur yang berada di atas
permukaan tanah.
• Berfungsi menyalurkan seluruh beban baik vertikal
maupun lateral ke struktur bawah bangunan.

Struktur Bawah (sub structure)


• Merupakan seluruh elemen struktur yang berada di
bawah permukaan tanah (basement dan fondasi)
• Berfungsi menyalurkan seluruh beban dari struktur atas
ke tanah dasar sebagai tumpuan massa bangunan.

6
BEBAN PADA BANGUNAN TINGGI

BEBAN ANGIN (wind load)


BEBAN MATI (dead load) • Beban angin tekan
• Elemen Struktural • Beban angin hisap
• Elemen Arsitektur • Turbulensi
• Mekanikal Elektrikal
BEBAN GEMPA (earthquake load)
• Gerakan horisontal
BEBAN HIDUP (live load) • Gerakan vertikal
• Manusia (pengguna bangunan) • Getaran tak beraturan
• Interior (perabotan) Bekerja pada arah horisontal, tegak lurus
• Barang – barang yang dapat sumbu vertikal bangunan
dipindahkan (gaya lateral)

Bekerja pada arah searah gravitasi Beban Mati + Hidup


(gaya vertikal)
Angin & Gempa

BEBAN KHUSUS (special load)


• Muai susut meterial
• Benturan / tumbukan
• Ledakan .. Dsb.

7
KINERJA BEBAN MATI DAN HIDUP PADA BANGUNAN TINGGI

Beban mati dan Hidup Bekerja


secara Vertikal (searah gravitasi)

Beban pada struktur vertikal semakin


ke bawah semakin besar

Sesuai pertambahan jumlah lantai


yang ditopang

8
Daya Dukung Tanah
KINERJA BEBAN MATI DAN HIDUP PADA BANGUNAN TINGGI

Beban Merata Beban Merata


Kolom, Balok, Pelat harus
dirancang mampu menahan
seluruh beban yang bekerja
padanya. Semakin ke bawah,
Beban Merata Beban Merata kolom akan memikul beban
yang semakin besar.

Beban Merata Beban Merata

Fondasi harus dirancang


sedemikian rupa agar Beban
Beban Merata Beban Merata Total Bangunan dapat ditopang
oleh tanah dasar dengan data-
data teknis yang ada, seperti:
Beban izin tekan tanah, kadar
Beban Merata Beban Merata air tanah, friksi/ gaya gesek
antara tanah dengan tiang
fondasi dsb.

Daya Dukung Tanah Daya Dukung Tanah Daya Dukung Tanah 9


KINERJA BEBAN ANGIN PADA BANGUNAN TINGGI

Bentuk bangunan dirancang agar dapat dapat meminimalkan tekanan dan hisapan angin yang berlebihan

10
KINERJA BEBAN ANGIN PADA BANGUNAN TINGGI

Lubang-lubang pada bangunan dirancang agar dapat dapat meminimalkan tekanan dan hisapan angin yang berlebihan

11
KINERJA BEBAN ANGIN PADA BANGUNAN TINGGI

Turbulensi angin yang memiliki kekuatan fluktuasi dapat mengakibatkan osilasi (gerak bolak-balik berulang) yang
berujung pada kegagalan struktur. Hal tersebut dapat diantisipasi dengan memecah turbulensi udara dengan bentuk
menyerupai spiral.

Sumber rujukan: 12
Youtube Channel: Lesics Indonesian
WILAYAH GEMPA INDONESIA
94 o 96 o 98 o 100 o 102 o 104 o 106 o 108 o 110 o 112 o 114 o 116 o 118 o 120 o 122 o 124 o 126 o 128 o 130 o 132 o 134 o 136 o 138 o 140 o
10 o 10 o

0 80 200 400
8o 8o
Kilometer

6o 6o
Banda Aceh

1
2
3 4 5 6 5 4 3 2 1
4o 4o

2o 2o
Manado

Ternate
Pekanbaru
1
o
0 0o
Samarinda 2
1
Padang Palu Manokwari 3
2
3 Sorong
4 Jambi Biak 4
5
6
o
2 5 Palangkaraya 5 2o
3 4
2 Jayapura
6
1
Palembang Banjarmasin
5
Bengkulu Kendari Ambon
4o 4o
4

1 Makasar 3
Bandarlampung
Tual 2

6o 2 6o
Jakarta 1
Bandung
Garut Semarang
Sukabumi Surabaya
Tasikmalaya Solo
Jogjakarta 3
Blitar Malang
8o Cilacap
Banyuwangi
8o
Denpasar Mataram 4
Merauke
5

6
10 o 5 Kupang
10 o
4
3
Wilayah 1 : 0,03 g
2
12 o
Wilayah 2 : 0,10 g 1
12 o

Wilayah 3 : 0,15 g
Wilayah 4 : 0,20 g
o
14 14 o
Wilayah 5 : 0,25 g
Wilayah 6 : 0,30 g
16 o 16 o
94 o 96 o 98 o 100 o 102 o 104 o 106 o 108 o 110 o 112 o 114 o 116 o 118 o 120 o 122 o 124 o 126 o 128 o 130 o 132 o 134 o 136 o 138 o 140 o

Gambar 2.1. Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan perioda ulang 500 tahun

13
Sumber: Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung
KINERJA BEBAN GEMPA PADA BANGUNAN TINGGI

Massa (berat sendiri bangunan) akan memberikan dorongan


secara horisontal dengan periode getaran tertentu, jika tanah
dasar mengalami pergerakan secara berulang.

Gempa bumi menyebabkan terjadinya pergerakan tanah dasar


yang menumpu bangunan, dengan gerakan vertikal, horisontal
ataupun gerakan dengan pola yang tidak beraturan.
14
PERILAKU STRUKTUR AKIBAT BEBAN GEMPA

15
PERILAKU STRUKTUR AKIBAT BEBAN GEMPA

16
DEFORMASI STRUKTUR VS KETINGGIAN BANGUNAN

Besaran deformasi (perubahan posisi suatu titik di ujung


bangunan) akan bertambah, dengan pertambahan tinggi
bangunan

17
REDUKSI EFEK BEBAN LATERAL (Angin & Gempa)

Contoh inovasi penggunaan peredam


(dumper) pada gedung Taipei 101, sebagai
sistem untuk mereduksi osilasi (gerak bolak-
balik berulang) bangunan akibat beban
lateral (angin topan dan gempa bumi)

Sumber gambar:
https://worldstotrek.wordpress.com/2012/06/03/taipei-101-tuned-mass-
damper-taiwan/

18
SISTEM PENAHAN GAYA LATERAL (Angin & Gempa)

Angin & Gempa Gaya Lateral (angin & gempa)


harus ditahan dengan sistem
struktur khusus dengan memilih
alternatif yang dipertimbangkan
paling sesuai dengan konsep
arsitektural antara lain:
▪ Struktur Inti (core)
▪ Dinding Geser (shear wall)
▪ Kolom Raksasa (giant column)

Sistem Penahan Gaya Lateral


▪ Rangka Silang (bracing system)
▪ Tabung (tube)
▪ dsb…

Struktur Fondasi

19
JENIS TANAH DAN DAYA DUKUNG TERHADAP BANGUNAN

(Fondasi Rakit)

Fondasi dalam pada


tanah keras
memberikan
performa tumpuan
jepit yang lebih baik.

(Fondasi Tiang) 20
PRINSIP KERJA DINDING GESER / PEMBENTUK INTI BANGUNAN

Jika tumpukan buku tersebut didorong dari samping, Apa yang terjadi jika seluruh buku yang ditumpuk
maka akan terjadi GAYA GESER (SHEAR FORCE) tersebut diberi lubang di tengah (setebal
antara satu buku dengan yang lain. penggaris), kemudian ditancapkan penggaris yang
Jika besar gaya geser melebihi kemampuan kaku di dalamnya?
permukaan buku untuk menahannya, maka tumpukan Bagaimana dampak terhadap kemampuan
tersebut akan roboh / berantakan. menahan gaya geser…? 21
SISTEM FONDASI

Faktor yang mempengaruhi desain Fondasi:


• Berat Bangunan yang bekerja secara vertikal pada
struktur fondasi menghasilkan Gaya Aksial Tekan (P)
• Gaya lateral (horisontal) akibat angin dan gempa akan
menghasilkan energi rotasi / energi yang memutar fondasi
sebagai sebuah Momen (M)
• Jenis tanah dan kedalaman fondasi bangunan akan
mempengaruhi besaran Daya Dukung Ijin Tanah (σ)
• Friksi (gaya gesek) tanah dengan permukaan (tiang)
P fondasi

Struktur Fondasi dirancang dengan jenis dan


kedalaman tertentu sehingga mampu memberikan
M dukungan terhadap bangunan, aman terhadap
beban aksial dan momen

σ 22
SISTEM FONDASI

Beban

DAYA
DUKUNG

Beban < Daya Dukung Fondasi Beban > Daya Dukung Fondasi
Maka struktur bangunan AMAN Maka struktur bangunan GAGAL
Sumber rujukan: 23
Youtube Channel: Lesics Indonesian
ELEMEN STRUKTUR VERTIKAL

Burj Khalifa

Struktur Inti (core) bangunan,


berupa dinding struktural
yang membentuk ruang
(cerobong) di bagian tengah /
pusat bangunan.

Ruang di dalam Core


digunakan sebagai ruang
utilitas dan pertemuan
koridor / jalur sirkulasi
pengguna bangunan

Sumber gambar denah: 24


https://www.domusweb.it/en/buildings/burj-khalifa.html
ELEMEN STRUKTUR VERTIKAL

Burj Khalifa
Struktur Dinding Geser (shear
wall) yang juga berfungsi sebagai
Dinding Pemikul Beban (bearing

Sayap bangunan
wall).

Struktur tersebut akan berperan


memberikan kekakuan bangunan
secara vertikal terhadap beban
lateral (angin dan gempa) pada
sayap-sayap bangunan.

Sumber gambar denah: 25


https://www.domusweb.it/en/buildings/burj-khalifa.html
ELEMEN STRUKTUR VERTIKAL

Burj Khalifa

Struktur Kolom dibuat pada


ujung-ujung sayap bangunan dan

Sayap bangunan
difungsikan hanya sebagai
penahan beban vertikal pada area
tersebut.

Beban vertikal berupa berat


sendiri bangunan dan pengguna
bangunan.

Sumber gambar denah: 26


https://www.domusweb.it/en/buildings/burj-khalifa.html
BAGIAN 2

Sampel & Analisis Data


PROPORSI STRUKTUR INTI
BANGUNAN TINGGI

27
PENDEKATAN PROPORSI INTI BANGUNAN

Semakin tinggi sebuah bangunan maka momen akibat beban


lateral juga menjadi semakin besar, yang berakibat pada
kebutuhan terhadap sistem penahan gaya lateral juga akan
semakin besar.
(persentase luas Core terhadap Luas lantai tipikal akan
semakin besar)

Sebagai bahan pertimbangan, untuk kebutuhan perancangan denah bangunan


dengan ketinggian tertentu, arsitek perlu mempelajari (mengumpulkan) data-
data empirik tentang perbandingan (proporsi/persentase) luas area struktur
penahan gaya lateral (inti /core) terhadap luas lantai tipikal dengan data-data
bangunan berketinggian mendekati bangunan yang sedang/akan dirancang.

28
METODE PENGUMPULAN DATA

1. Mengambil sampel Denah struktur bangunan yang terlihat jelas


bagian struktur inti (core), lalu copy paste ke software AutoCad
dengan skala bebas.

2. Menggambar Polyline pada sisi terluar bangunan kemudian klik


properties polyline dan lihat area polyline = Luas Total

3. Menggambar Polyline pada sisi terluar inti (core) bangunan


kemudian klik properties polyline dan lihat area polyline = Luas Core

Pada sampel ini ada 2 core


sehingga dijumlahkan kedua 4. Menghitung proporsi (persentase) luas core terhadap luas lantai
luasnya. tipikal bangunan = Jumlah Luas Core : Luas Total ( x 100)
maka bisa didapatkan Proporsi Luas Core = …….. %

29
SAMPEL 1 (gedung mega tinggi )

Burj Khalifa, UEA


154+9 lantai

Hasil 1 :
Persentase Luas Area Inti dan Dinding Geser = 81 %

Sumber gambar denah: 30


https://www.domusweb.it/en/buildings/burj-khalifa.html
SAMPEL 2 (gedung super tinggi )

Petronas, Malaysia
88+5 lantai

Hasil 2 :
Persentase Luas
Area Inti = 24 %

Sumber gambar denah:


https://www.semanticscholar.org/paper/Design-of-the-world%27s-tallest-buildings%E2%80%94- 31
Petronas-Thornton-Hungspruke/72f0675e8e7a26accd27eab525b9ca688347f0b2
SAMPEL 3 (gedung tinggi)

Conrod, Singapore
35 lantai

Hasil 3 :
Persentase Luas Area Inti = 8 %

Sumber gambar denah: 32


Jimmy S. Juwana, Panduan Sistem Bangunan Tinggi
SAMPEL 4 (gedung tinggi)

Patra Jasa, Indonesia


23 lantai

Hasil 4 :
Persentase Luas Area Inti = 9 %

Sumber gambar denah: 33


Jimmy S. Juwana, Panduan Sistem Bangunan Tinggi
PENENTUAN LUAS INTI (CORE) BANGUNAN TINGGI (dalam proses desain arsitektur)

Luas Inti (core) bangunan tinggi ditentukan berdasarkan pertimbangan antara lain:
▪ Proporsi luas inti bangunan berdasarkan data-data empirik yang telah dikumpulkan
sesuai ketinggian bangunan yang direncanakan, untuk selanjutnya akan menjadi bagian
dari data input analisis struktur oleh Ahli Teknik Sipil.

▪ Kebutuhan ruang-ruang utilitas bangunan seperti: ruang lift, ruang tangga, ruang AHU
(air handling unit), ruang panel elektrikal, toilet, lubang vertikal utilitas (shaft) dsb., untuk
selanjutnya akan menjadi bagian dari data perencanaan utilitas oleh Ahli MEP.

Peralatan utilitas bangunan disarankan berada dalam area Core


dengan pertimbangan seperti:
▪ Beban alat-alat utilitas yang berat dan bergerak.
▪ Getaran dan kebisingan yang berpotensi mengganggu area
disewakan (leasing space) dapat diredam/dibatasi oleh dinding
struktural.
▪ Letak inti dan peralatan utilitas sama-sama direncanakan di
bagian tengah (pusat berat) bangunan yang juga mudah diakses.
▪ dsb.
34
BAGIAN 3

Tugas
Minggu - 2

35
TUGAS - 2 (kelompok maks. 3 mhs.)

a. Cari 3 sampel denah tipikal bangunan tinggi yang dapat terlihat jelas area Core / inti
bangunan (bangunan yang belum ada di contoh materi Dosen) , Beri keterangan ruang-
ruang apa saja yang ada di dalam Core tiap denah tersebut

b. Hitunglah Proporsi (persentase) Luas Area Core dibagi Luas Lantai tipikal serta
penjelasan tentang metode analisis (cara mengukur/menghitung luas apakah dengan
autocad atau manual, seperti contoh pada slide 29-33).
c. Buat kesimpulan untuk tiap bangunan sebagai berikut:
Bangunan 1, tinggi = ….. Lantai, Persentase Luas Core = ……… %
Bangunan 2, tinggi = ….. Lantai, Persentase Luas Core = ……… %
Bangunan 3, tinggi = ….. Lantai, Persentase Luas Core = ……… %

▪ Ukuran A3, tiap bangunan dibuat masing-masing pada 1 halaman (jadi 3 halaman).
▪ Save dalam bentuk file PDF., wajib asistensi
▪ Tuliskan NIM dan Nama anggota pada lembar tugas lengkap dg prosentase keaktifannya
▪ Kode nama file : SK3_Kelas_Kelompok …. (Tugas 2)
▪ Pengumpulan di ClassRoom Jum’at, 06 Oktober 2023 jam 23.59 WIB)
▪ Tugas dipresentasikan di perkuliahan minggu-3 (dipilih beberapa kelompok)
36
Selamat Belajar

37

Anda mungkin juga menyukai