Hasil Evaluasi Tahunan Pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Rencana SMAIT Bunayya telah
memenuhi tahapan prosedur operasional penyusunan yaitu tahapan analisis dan penyusunan
oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah. Tahapan penetapan berlakunya Hasil Evaluasi
Tahunan Pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Rencana Sekolah dan telah dikoordinasikan bersama
Wakil Kurikulum Sekolah. Selanjutnya demi keabsahan.
Hasil Evaluasi Tahunan Pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Rencana Sekolah ini dilaksanakan
validasi oleh Wakil Kurikulum SMAIT Bunayya untuk tahapan pengesahan oleh Kepala SMAIT
Bunayya.
Disahkan di : Blangkejeren
Pada tanggal : 01 Agustus 2022
Mengetahui,
Kepala SMAIT Bunayya, Wakil Kurikulum
NUPTK. 6753767668130102
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
pengejaran karena kedua hal ini mempunyai keterkaitan dan hubungan yang sangaterat.
Maherens dan Lehman mengutip sebuah ungkapan yang berbunyi to teach without lesting is
unthinkable (mengajar tanpa melakukan tes tidak masuk akal).
Demikian pula, Pamel mengemukakan bahwa pengukuran adalah langkah awal
pengajaran. Tanpa pengukuran tidak akan diperoleh pengetahuan yang baik tentang hasil, tidak
dapat terjadi perbaikan yang sistematis dalam belajar.
Kutipan diatas makin jelas menunjukkan kepada kita bahwa evaluasi merupakan suatu
komponen yang sangat erat dengan komponen lain-lain dalam pengajaran. Dapat dikatakan
bahwa evaluasi dan pengajaran itu saling membantu. Evaluasi haruslah membantu pengajaran
dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan.
Kegiatan supervisi pendidikan sangat diperlukan oleh guru, karena bagi guru yang bekerja
setiap hari di sekolah tidak ada pihak lain yang lebih dekat dan mengetahui dari dalam segala
kegiatannya, kecuali Kepala Sekolah. Guru meupakan salah satu faktor penentu rendahnya
mutu hasil pendidikan.
Dalam rangka pelaksanaan program supervisi pendidikan, maka harus mencakup semua
komponen yang terkait dan mempengaruhi terhadap keberhasilan program supervisi
pendidikan. Keberhasilan tersebut dilihat dari komponen perencanaan, implementasi dan
dampak dari program supervisi pendidikan.
Dalam rangka pelaksanaan program supervisi pendidikan maka harus mencakup semua
komponen yang terkait dan mempengaruhi terhadap keberhasilan program supervisi
pendidikan. Keberhasilan tersebut dilihat dari komponen perencanaan, implementasi dan
Kepala Sekolah dalam me laksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai supervisor secara
efektif, maka Kepala Sekolah memiliki kompetensi yaitu kemanusiaan, manajerial, dan teknis.
Kesemuanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Dewasa ini pendidikan untuk semua (education for all) akan menjadi dambaan setiap
orang. Pendidikan seutuhnya (holisticeducation) akan banyak dibicarakan. Manusia akan sadar
bahwa hidup ini membutuhkan belajar, untuk memperoleh pengalaman berarti menemukan
kemanusiaannya manusia. Orang yang belajar memerlukan bantuan dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran mendambakan orang yang mampu mendapat bantuan, mendapat
support dan diajak untuk tukar-menukar informasi. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang merumuskan tujuan pendidikan yang ingin dicapai yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang martabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan nasional tersebut perlu adanya peningkatan setiap jenis dan
jenjang pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar guru mempunyai
peranan yang sangat penting karena gurulah yang berfungsi secara langsung dalam proses
belajar-mengajar.
Kepala sekolah menduduki posisi yang strategis di dalam pencapaian keberhasilan suatu
sekolah dan berperan secbagai pemimpin pendidikan, administrator dan supervisor. Kepala
Sekolah sebagai pemimpin karena mempunyai tugas untuk memimpin staf (guru-guru, pegawai
dan pesuruh) untuk membina kerjasama yang harmonis antara anggota staf sehingga dapat
membangkitkan semangat, serta motivasi kerja sebagai staf yang dipimpin serta meningkatkan
semangat, serta motivasi kerja sebagai staf yang dipimpin serta meningkatkan suasana yang
kondusif.
Kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan mempu yai kewajiban membimbing dan
membina guru atau staf lainnya. Pembinaan dan bimbingan guru akan berpengaruh besar
terhadap kelangsungan dan kelancaran proses belajar-mengajar.
Tugas kepala sekolah sebagai supervisor tersebut adalah memberi bimbingan, bantuan
dan pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan tehnis
penyelenggara dan pengembangan pendidikan, pengajaran yang berupa perbaikan program
pengajaran dan kegiatan-kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi
belajar mengajar yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
7. Prinsip-prinsip Supervisi
Secara sederhana prinsip-prinsip Supervisi adalah scbagai berikut:
1) Supervisi hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang disupervisi.
2) Supervisi hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif
3) Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya.
4) Kegiatan supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.
5) Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional, bukan
didasarkan atas hubungan pribadi.
6) Supervisi hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap
pihak yang disupervisi.
7) Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung pada
kepala sekolah
Prinsip-prinsip Supervisi secara khusus adalah sebagai berikut:
1) Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan
staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan
mencari- cari kesalahan.
2) Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak
yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya
dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi
sendiri.
3) Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik,
sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor
memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan
atau tanggapan.
4) Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan
menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.
5) Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya
hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi tercipta suasana kemitraan
yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan segan-segan
mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang
dimiliki.
6) Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau
terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting yang
diperlukan untuk membuat l9. Tipe-tipe Supervisi
8. Fungsi Supervisi
Adapun fungsi dari supervisi sekolah adalah sebagai berikut:
1) Fungsi Meningkatkan Mutu Pembelajaran Ruang lingkupnya sempit, hanya tertuju
pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang
memberikan bantuan dan arahan kepada siswa.
2) Fungsi Memicu Unsur yang Terkait dengan Pembelajaran Lebih dikenal dengan nama
Supervisi Administrasi.
3) Fungsi Membina dan Memimpin.
“Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara lndonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas
sehingga mampu dan proaktif dalam menjawab tantangan zaman yang selalu berubah."
Misi pendidikan nasional adalah sebagai berikut: (1) mengupayakan perluasan dan pemerataan
penempatan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia. (2)
meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di tingkat nasional (3) meningkatkan relevansi
pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan tantang global (4) membantu dan memfasilitasi
pengembangan potensi anak bangsa secaa utuh sejak dini sampai akhir hayat dalam rangka
mewujudkan masyarakat belajar. (5) meningkatkan kesiapan masukan kepribadian yang bermoral. (6)
meingkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap dan nilai berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks
negara kesatuan republik indonesia.
Dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi pendidikan nasional, diperlukan satu
acuan dasar setiap penyelenggara dan satuan pendidikan yang antara lain meiputi kriteria dan kriteria
minimal berbagai aspek yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan. Dalam kaitan ini, kriteria
peyelengaraan pendidikan itu adalah sebagai berikut:
a. Pro pembelajaran yang demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas, dan dialogis
b. Hasil pendidikan yang bermutu dan terukur
c. Berkembangnya profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan
d. Tersedianya saran dan prasarana belajar yang meungkinkan berkembangnya potensi peserta
didik secara optimal
e. Berkembangnya pengelolaan pendidikan yang memberayakan satuan pendidikan
f. Terlaksananya evaluasi, alridetasi dan sertifikasi yang berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan secara berkelaniutan.
Acuan dasar tersebut diatas merupakan standar nasional pendidikan yang dimaksudkan untuk
mengacu pengelola, penyelenggara dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam
memberikan layanan pendidikan yang bermutu. Selain itu standar nasional pendidikan juga
dimaksudkan sebagai perangkat untuk menorong terwujudnya transparansi dan akuntabilitas publik
dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional.
PENUTUP
Dari uraian diatas, maka dapatlah disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahikan dari kegiatan pengejaran karena
kedua hal ini mempunyai keterkaitan dan hubungan yang sangat erat. Maherens dan Lehman
mengutip sebuah ungkapan yang berbunyi to teach withot testing is unthinkable (mengajar tanpa
melakukan tes tidak masuk akal)
2. Supervisi pendidikan darahkan sebagai saha untuk meningkatkan atau memperbaiki mutu pada
setiap jenjang pendidikan dalam suatu sistem pendidikan nasional merupakan sebuah keniscayaan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi. Telah memberikan isyarat bagi
pengembangan metodologi pembelajaran yang sebagian besar guru daat mendalam inya.
3. Visi adalah menyangkut entang sesuatu yang dinginkan dari sekolah dan keinginan ini dapat
bersumber dari masyarakat sebagai pengguna sekolah dan pemerintah sebagai pihak yang
berkepentingan dan bertanggung jawab terhadap sekolah.
4. Misi adalah pernyatan yang berhubungan dengan visi. Apabila visi menyatakan dasar tujuan đari
sekolah maka misi adalah operasionalisasi dari visi, yang meliputi asek jangka panjang. penjabaran
dari misi terscbut harıs dibuat secdemikian rupa schingga jelas dan berbeda dari yang lain.