Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 2

Nama Anggota:
 Haninditya Putri Maludin (2020011306)
 Nadia Fitriani (2020011297)
 Hanna Natasyah (2020011327)
 Wisnu Saputro (2020011379)
 Endra Willa (2020011359)

Economic integration yang dikenal dengan North American Free Trade


Agreement (NAFTA)
1. Latar Belakang terbentuknya NAFTA
NAFTA mulai beroperasi pada 1 Januari 1994. Awalnya NAFTA dilaksanakan oleh dua
negara, Amerika Serikat dan Kanada. Pendirian NAFTA dilatarbelakangi oleh American
Summit di Chili pada April 1988 yang membahas tentang peningkatan kerja sama di
bidang perdagangan, budaya, perjalanan, hingga cyberspace. Kerja sama yang dijalin
Amerika Serikat dan Kanada menarik minat Meksiko untuk terlibat dalam perjanjian
tersebut. Pada September 1998, Meksiko pun menandatangani Declaration and
Memorandum of Understanding yang meresmikan masuknya Meksiko ke dalam NAFTA.
NAFTA memiliki tujuan antara lain:

 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja.


 Menciptakan iklim usaha untuk mendorong persaingan yang adil.
 Meningkatkan peluang investasi.
 Menciptakan prosedur yang efektif dalam penyelesaian perdagangan.
North American Free Trade Agreement (NAFTA) merupakan organisasi ekonomi regional di
kawasan Amerika Utara. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), pendirian NAFTA
bermula ketika Meksiko mengalami krisis ekonomi pada tahun 1980. Krisis tersebut
membuat Meksiko berinisiatif untuk melakukan kerja sama ekonomi multilateral dengan
negara-negara di kawasan Amerika Utara. Pada awalnya, Amerika Serikat dan Kanada sudah
terikat dalam Canada America Free Trade Area (CFTA) yang terbentuk pada tahun 1988.
Namun ketika melihat potensi yang lebih baik, Amerika Serikat dan Kanada sepakat
menerima tawaran Meksiko untuk saling bekerja sama dalam mengatasi permasalahan
ekonomi. Pada 17 Desember 1992, Amerika Serikat, Kanada, dan Meksico sepakat untuk
mendirikan NAFTA. Meski telah terbentuk sejak 1992, namun NAFTA baru mulai benar-
benar aktif pada 1 Januari 1994. Kerja sama dalam NAFTA mencakup tiga hal, yakni:

 Perjanjian perdaganagan bebas (FTA)


 Perjanjian kerja sama lingkungan (NAAEC)
 Perjanjian kerja sama buruh (NAALC)
Tujuan NAFTA
Dalam jurnal Pengaruh NAFTA terhadap Perekonomian Meksiko (2013) karya Abim Galau
Agasi, tujuan pendirian NAFTA, yaitu:

 Membuat dan menerapkan prosedur pedagangan yang efektif di kawasan Amerika


Utara.
 Meningkatkan investasi di negara anggota NAFTA.
 Mempermudah prosedur bea-cukai di kawasan Amerika Utara.
 Meningkatkan daya saing industri di negara anggota NAFTA.
Struktur NAFTA
Secara struktural, NAFTA memiliki tiga komisi yaitu:

 Free Trade Comission (FTC) Komisi ini bertugas untuk mengawasi pelaksanaan
perdagangan bebas di kawasan Amerika Utara. Selain itu, FTC juga memiliki
kewajiban untuk menengahi masalah sengketa yang terjadi dalam internal NAFTA.

 Commission on Enviromental Coorperation (CEC) Komisi ini bertugas untuk


mengatur pelaksanaan perjanjian lingkungan antara anggota NAFTA. Mengingat
pentingnya daya dukung lingkungan terhadap pertumbuhan ekonomi, maka
beberapa program bersama yang terkait dengan lingkungan dilaksanakan oleh
komisi ini.

 Commission on Labor Cooperation (CLC) Komisi ini bertugas untuk melaksanakan


penyediaan mekanisme yang efektif dan terstandar terkait dengan tenaga kerja
domestik.

2. Indonesia juga merupakan negara yang mendapat pengaruh NAFTA baik pengaruh
negatif maupun positif.

Dampak positif yang dirasakan adalah memperbesar jangkauan pasar ekspor


Indonesia secara global terutama di negara-negara anggota NAFTA. Selain itu
melalui kebijakan perdagangan bebas, masyarakat Indonesia dapat dengan mudah
mendapatkan barang-barang yang belum bisa diproduksi sendiri. Hal ini terjadi
karena Indonesia hanya perlu berunding dengan satu entitas perdagangan
internasional untuk mempenetrasi pasar domestik ketiga negara tersebut.

Dampak Positif bagi Perekonomian Indonesia :

1. Memperbesar jangkau pasaran ekspor Indonesia di Negara-negara anggota


NAFTA.
2. Lebih mudah mendapatkan barang-barang yang belum bias di produksi
sendiri oleh Indonesia.
3. Lebih mudah masuknya para investor-investor dari Negara anggota NAFTA.

Dampak negatif yang muncul sebagai konsekuensi dari perjanjian perdagangan


NAFTA. Kerugiannya antara lain adalah sulitnya memasuki pasar ketiga negara ini
jika tidak tergabung dengan perjanjian2 bilateral yang diatur oleh NAFTA. Selain
itu, produk dari negara NAFTA juga nantinya dapat mendominasi produk di negara-
negara berkembang, terutama yang belum memiliki basis industri yang kuat. Hal ini
terjadi karena daya saing yang rendah dari industri manufaktur pada negara-negara
tersebut. Kemampuan produksinya masih kalah jauh dibawah negara-negara maju
yang tergabung dalam NAFTA. Dampak negatif lain yang dapat terjadi adalah
ancaman eksploitasi SDA, peningkatan impor, dan defisit neraca perdagangan antar
negara.

Dampak Negative bagi Perekonomian Indonesia :

1. Dampak awal pada ASEAN sendiri sebagai suatu wilayah ekonomi di dunia tidak
terlalu besar (tabel). Namun karena produk pertanian Indonesia memainkan
perarnan yang besar, baik secara domestic maupun secara regional (ASEAN),
maka dampak yang diterima Idnoensia pun paling besar diantara Negara-negara
ASEAN lainnya.

2. Efek negatif terhadap ekspor komodits pertanian juga lebih besar dibandingkan
Negara ASEAN lainnya, diantaranya ekspor beras Indonesia akan turun 70,0%,
dibandingkan Malaysia misalnya hanya mengalami penurunan sekitar 2,8%

Sumber:
Saptoyo, Rosy Dewi. judul "NAFTA: Tujuan dan Strukturnya",
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/02/191038469/cara-membuat-daftar-
pustaka?page=all , Diakses pada 23 Agustus 2021 pukul 09.50.
Judul “Dampak positif dan negatif bagi Indonesia”. Desember 2015.
http://storymakerindonesia1.blogspot.com/2015/12/dampak-positif-dan-negative-afta-
nafta.html , diakses pada 23 Agustus 2021 pukul 09.54.

Anda mungkin juga menyukai