Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini masyarakat diseluruh dunia sudah tidak asing dengan adanya produk
yang masuk ke negara mereka berupa barang impor dari negara lain, bahkan
masyrakat sekarang lebih memilih barang impor dari pada produk domestik yang
ada pada negara mereka masing-masing. Dimana hal ini dipicu karena adanya
Free Trade atau Perdagangan Bebas dimana suatu negara dengan negara lain bisa
bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa yang tidak bisa
diproduksi dalam negeri mereka sendiri. Seperti halnya Amerika, Amerika dikenal
sebagai negara maju dengan julukan sebagai negara Adidaya, masih belum
mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga Amerika juga melakukan
kerjasama perdagangan dengan negara yang ada dikawasan Amerika Utara yang
disebut dengan NAFTA atau North America Free Trade Area. Bukan hanya
Amerika yang melakukan Kerjasama perdagangan, tetapi berbagai negara yang
ada di Benua Asia dan Eropa juga melakukan Free Trade karena hal ini dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan dari masing-masing negara, seperti AEC (Asean
Economic Community), APEC (Asia Pasific Economic Cooperation), EFTA
(European Free Trade Area). Akan tetapi, dengan adanya Kerjasama Perdagangan
Internasional ini memberikan dampak yang negatif dan positif bagi masing-
masing negara sebagai pelaku dari adanya Free Trade. Indonesia sendiri
merupakan salah satu Negara yang melakukan kerjasama perdagangan
internasional dengan banyak organisasi ekonomi yang disebutkan di atas, untuk
itu dalam makalah yang kami buat ini akan membahas salah satu dari sekian
banyak Kerjasama Perdagangan Internasional tersebut, yaitu NAFTA atau North
America Free Trade Area dan juga dampak yang ditimbulkannya terhadap
Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah terbentuknya NAFTA?
2. Apa Tujuan dan Fungsi Dibentuknya NAFTA?
3. Apa saja perjanjian yang telah disepakati dalam NAFTA?
4. Apa saja ketentuan dan hambatan NAFTA terhadap pihak luar?
5. Bagaimana Hubungan dagang NAFTA dengan Indonesia?
6. Apa Saja Produk Yang Berpotensi Untuuk Diekspor?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini tentu saja untuk mengetahui dan
memahami lebih dalam apa itu NAFTA sesuai dengan yang disampaikan di
bagian rumusan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Terbentuknya NAFTA

Menelaah sejarah pembentukan NAFTA, haruslah dimulai dari hubungan


kondisi ekonomi Meksiko pada awal tahun 1980 dan hubungannya dengan AS
pada dekade selanjutnya. Titik ini penting untuk dipahami karena pada titik inilah,
“roh” dari NAFTA itu sendiri muncul dan termanifestasi. Memang betul banyak
klaim yang menyatakan bahwa pada dasarnya NAFTA terbentuk untuk
mempersatukan kerjasama ekonomi ketiga negara Amerika Utara atau salah satu
fenomena regionalisme yang baru. Namun dalam kenyataannya sedikit sukar
untuk menemukan adanya nuansa kerjasama dari dari ketiga negara dalam
NAFTA atau munculnya eksistensi dari NAFTA sebagai sebuah bentuk organisasi
regionalisme.

Dari analisis secara historis setidaknya ada dua argumen yang dapat
diutarakan dengan pertanyaan diatas. Pertama, NAFTA merupakan exit strategy
dari Amerika Serikat dan Meksiko atas kegagalan putaran Uruguay. Kedua,
melalui NAFTA Amerika Serikat menunjukkan kelasnya sebagai salah satu aktor
kuat diantara Amerika dengan Kanada.

Pada tahun 1980, Meksiko berada dalam pemerintahan presiden Miguel


de la Madrid yang sedang berusaha mentransformasi perekonomiannya akibat
krisis utang meksiko dengan merumuskan kebijakan apertura (market opening).
Krisis yang dialami meksiko lebih disebabkan oleh rendahnya domestic saving
dan meningkatnya nilai tukar berlebihan (over valued) terhadap peso. Cara yang
paling mudah untuk mengatasi masalah ini adalah mempercepat pertumbuhan
ekonomi dengan mengimpor barang dan modal guna meningkatkan persaingan
dipasar Meksiko. Hal inilah yang membuat presiden Salinas pengganti presiden
Miguel de la Madrid, memutuskan untuk membuka ekonomi Meksiko kepada
pasar dunia. GATT merupakan pilihan Salinas untuk mendapatkan akses tersebut
namun dengan buntunya putaran Uruguay maka membuka akses ke pasar AS
menjadi strategi yang penting bagi Meksiko.

Pada tahun 1990, Presiden Salinas memulai pembicaraan dengan AS


mengenai kemungkinan disepakatinya sebuah FTA di antara kedua negara.
Pembicaraan ini jelas disambut dengan baik oleh AS mengingat hubungan kedua
negara selalu terganggu oleh masalah imigran, perbatasan, serta penerapan calvo
Doctrine. Jelas respon baik tersebut lebih dikarenakan AS memandang bahwa
FTA ini dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk memenuhi kepentingan
AS sendiri. Selain itu, AS juga menilai bahwa dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi di Meksiko akan mampu menyerap tenaga kerja Meksiko
dan dengan sendirinya akan mampu mengurangi jumlah imigran di AS. Tidak
hanya itu, NAFTA bagi AS merupakan kesempatan untuk mengkapitalisasi pasar
ke selatan Amerika. Dimulai dari Meksiko, NAFTA menjadi pintu baru bagi
eksportir AS menuju pasar dengan 100 juta konsumen terutama dengan
penerapan tarif Meksiko yang lima kali lebih besar dari tarif AS.

Nilai tambah dari NAFTA bagi AS adalah akan banyaknya muatan


lokal AS pada produk impor Meksiko dibandingkan dengan produk impor dari
Asia. Pada tataran global, AS berpendapat bahwa terbentuknya NAFTA akan
mampu menekan Eropa dan Jepang pada putaran Uruguay yang berlangsung
sangat lamban. Hal ini dilakukan sebagai pendekatan untuk menjaga kekuatan
politik di pasar global melalui pembentukan kerjasama regional sekaligus menjadi
alternatif lain dikala negosiasi WTO tidak berhasil.

Meksiko tidak memiliki pemikiran senaif AS karena pertimbangan Presiden


Salinas lebih kepada pertimbangan domestik dibandingkan pertimbangan global.
Tujuan utama dari strategi Salinas adalah mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya dari NAFTA. Selain itu, Salinas juga melihat bahwa dengan
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan domestik akan menenangkan para
oposisinya terhadap kebijakan reformasi sekaligus memperkuat proses reformasi
itu sendiri. Dengan kata lain, bagi Meksiko, NAFTA merupakan suatu cara untuk
mengunci proses reformasi domestiknya. Mengunci dalam arti bahwa
keterikatannya terhadap NAFTA akan menaikan political cost apabila reformasi
ekonomi tidak dilakukan. Hal ini juga yang akan memudahkan Salinas atau
Presiden selanjutnya menolak perlindungan terhadap sektor industri atau
kepentingan kelompok tertentu. Langkah ini diharapkan Salinas akan
memampukan kestabilan keadaan domestik sehingga dapat menaikkan laju FDI
yang akan memicu pertumbuhan ekonomi Meksiko. Yang unik dari dinamika
sejarah NAFTA adalah posisi atau peran dari Kanada. Meskipun Pemerintah
Kanada menyatakan bahwa NAFTA memegang peran yang penting dalam
perekonomian Kanada seperti membuka akses terhadap pasar di Meksiko dan
menarik lebih banyak investor ke Kanada namun banyak pakar menyatakan
bahwa partisipasi Kanada ke dalam NAFTA lebih dikarenakan kekhawatiran
Kanada terhadap FTA di antara AS dan Meksiko. Hal ini dikarenakan Kanada
melihat bahwa rendahnya upah minimum buruh Meksiko mampu mengalahkan
competitive advantage Kanada dan akan menarik semua FDI AS ke Meksiko
meninggalkan Kanada. Secara umum, Kanada juga melihat bahwa kesepakatan
FTA antara AS-Meksiko akan terus berlangsung dengan atau tanpa partisipasi
Kanada. Oleh karena itu, untuk meminimalisir dampak negatif dari FTA antara
AS-Meksiko maka Kanada juga mengajukan kesediaannya untuk berpartisipasi
dalam FTA tersebut. Secara historis dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
NAFTA adalah FTA bilateral antara AS dan Meksiko bukan regionalisasi
ekonomi antara negara- negara kawasan Amerika Utara. Proses perubahan FTA
bilateral menjadi NAFTA regional tidaklah semata-mata dari kesadaran bahwa
diperlukannya sebuah kerjasama regional tetapi lebih kepada kesadaran bahwa
kerjasama regional dapat dijadikan sebuah alat diplomasi yang efektif untuk
memenuhi kepentingan (atau dalam konteks NAFTA lebih tepat apabila
disebut dengan kebutuhan) dalam negeri.

Tidak hanya itu, NAFTA memfokuskan pada laju pergerakan modal


sebagai karakter utama untuk memperdalam integrasi ketiga negara. Hal ini sangat
logis mengingat laju pergerakan modal akan sangat berkaitan dengan FDI yang
secara otomatis akan membawa aset-aset mereka ke negara yang dituju. Sehingga
tidak heran apabila NAFTA disebut sebagai katalis pertumbuhan ekonomi.

2.2 Tujuan dan Fungsi Dibentuknya NAFTA

2.2.1. Tujuan NAFTA

Tujuan pembentukan NAFTA antara lain adalah untuk meningkatkan


pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja melalui usaha menghilangkan
berbagai hambatan perdagangan, menciptakan iklim untuk mendorong
persaingan yang adil, meningkatkan peluang investasi dikawasan
Amerika Utara, memberikan perlindungan terhadap hak milik intelektual, dan
menciptakan prosedur yang efektif dalam penyelesaian perselisihan perdagangan
antara ketiga negara anggotanya. NAFTA adalah daerah perdagangan bebas bea
yang bertujuan untuk memacu investasi dan perdagangan negara negara
anggotanya.
Tujuan utama NAFTA adalah menciptakan perdagangan bebas sesama
anggota NAFTA, dengan menghilangkan hambatan perdagangan. Hambatan
perdagangan itu bisa berupa hambatan tarif , dan hambatan non tarif . Hambatan
tarif berupa bea masuk, bea masuk tambahan, dan pungutan negara lainya
terhadap barang-barang yang masuk ke salah satu negara NAFTA, yang besarnya
berbeda antara satu negara dan negara lainnya, sedangkan hambatan non tarif
berupa peraturan atau ketentuan yang berfungsi untuk menghambat
perdagangan.
Untuk mempermudah pemahaman, berikut merupakan poin-poin penting
dalam tujuan dibentuknya NAFTA :
1. Penghapusan hambatan perdagangan dan fasilitasi pergerakan lintas batas
barang dan jasa.
2. Promosi kondisi persaingan yang adil
3. Peningkatan substansial peluang investasi di wilayah "partai".
4. Memberikan perlindungan yang memadai dan efektif dan
penegakan hak kekayaan intelektual dalam setiap wilayah partai.
5. Menciptakan prosedur yang efektif untuk pelaksanaan dan
penerapan perjanjian ini untuk administrasi bersama dan untuk
penyelesaian sengketa.
6. Membentuk kerangka kerja untuk kerjasama lebih lanjut trilateral, regional
dan multilateral untuk memperluas dan meningkatkan manfaat dari
perjanjian ini.

2.2.2 Fungsi NAFTA


NAFTA adalah sebuah keputusan penting yang mempengaruhi transfer
barang antara AS, Kanada, dan Meksiko. Sejak ditandatangani pada awal 1994,
regulasi yang terdapat pada NAFTA telah menjadi seperti undang-undang
terhadap kerjasama ekonomi (khususnya perdagangan) di wilayah Amerika
Utara dan secara bertahap selama 15 tahun untuk memenuhi semua fungsi dan
tujuan dari NAFTA. NAFTA berfungsi terhadap ketiga negara tersebut
untuk lebih efisien dalam melakukan transaksi barang di seluruh wilayah
Amerika Utara.
Beberapa fungsi sejak terbentuk dan berlakunya NAFTA antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Tarif Pertanian AS-Kanada
Salah satu fungsi NAFTA adalah untuk menghilangkan tarif
perdagangan antara AS, Kanada dan Meksiko. Beberapa tarif
perdagangan pertanian antara AS-Kanada dihapuskan sejak
diberlakukannya NAFTA, dan bagian ini sudah tertuliskan sebelumnya di
dalam perjanjian kerjasama perdagangan antara AS-Kanada di tahun
1989. Penghapusan tarif tambahan lain yang tidak tercakup oleh
Perjanjian Perdagangan bebas AS-Kanada akhirnya diberlakukan
pada tahun 1998 di bawah “payung” NAFTA. Kedua negara
tersebut sekarang telah melakukan perdagangan bebas pada semua
produk pertanian tanpa tarif sebagai akibat dari regulasi NAFTA.
b. Tarif Pertanian Kanada-Meksiko
NAFTA juga menghilangkan beberapa tarif perdagangan pada
sektor pertanian antara Kanada dan Meksiko. Perjanjian ini tidak
seluas pengaturan perdagangan antara Kanada dan AS, melainkan
Kanada dan Meksiko masih memberlakukan tarif pada beberapa produk
pertanian seperti produk susu, telur, gula dan unggas, karena kebijakan
NAFTA tidak berpengaruh pada ekspor produk pertanian tersebut oleh
kedua negara. Namun kemudian penghapusan tarif produk pertanian
tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama dalam
pengimplementasiannya untuk hubungan antara Kanada dan Meksiko,
dan pada akhirnya hambatan tarif tersebut dapat dihapuskan pada 15
tahun sejak pembentukan NAFTA.
c. Tarif Pertanian AS-Meksiko
Pada tahun 2009 atau 15 tahun setelah berdirinya NAFTA, AS
dan Meksiko menghapuskan seluruf tarif perdagangan pada produk
pertanian. Semua perdagangan pertanian antara kedua negara tersebut
sekarang telah bebas tarif. NAFTA menghilangkan banyak tarif
perdagangan antara kedua negara tersebut, dan secara bertahap yang pada
akhirnya seluruh tarif perdagangan dihapuskan dalam 15 tahun.
d. Hambatan Non-Tarif
Penghapusan tarif adalah fungsi NAFTA yang paling utama
diantara ketiga negara anggotanya, yang sebelumnya hambatan tarif
merupakan suatu masalah yang rumit dalam transaksi perdagangan antara
negara-negara yang berada di kawasan Amerika Utara yaitu AS, Kanada
dan Meksiko. Secara khusus, Meksiko sebelumnya memerlukan lisensi
impor produk dari AS yang mengakibatkan perdagangan antara kedua
negara tersebut menjadi lebih sulit, namun pada akhirnya melalui
NAFTA pembatasan ini dihilangkan setelah tertunda melalui proses yang
panjang selama bertahun-tahun.
e. Asal Produk
Di bawah aturan NAFTA, perdagangan antara AS, Kanada dan
Meksiko mempengaruhi produk yang diproduksi di Amerika Utara.
Perjanjian ini melarang keras memanfaatkan blok perdagangan Amerika
Utara untuk produk-produk yang tidak berasal dari kawasan tersebut. Ini
adalah fungsi penting dari NAFTA.
f. Perlindungan Impor Produk Sensitif
Sementara pembentukan perdagangan bebas di kawasan Amerika
Utara adalah tujuan utama NAFTA, namun terdapat pula kebijakan
yang memungkinkan sebagai langkah sementara yang menghalangi atau
menyulitkan perdagangan antara negara-negara Amerika Utara dalam
keadaan yang berbahaya yang mempengaruhi produk tertentu. Jika
impor menyebabkan resiko kepada publik suatu negara, hal tersebut
dapat mengenakan tarif atau meningkatkan jumlah dari tarif impor
yang ada sampai situasi dapat teratasi dan kembali seperti semula.

2.3 Negosiasi dan Perjanjian Yang Telah Disepakati Dalam NAFTA


2.3.1 Regulasi dan Peraturan NAFTA Terhadap Anggotanya
NAFTA bukan seperti pasar bersama seperti Uni Eropa, karena NAFTA
tidak memiliki kebijakan umum sebagai organisasi tertentu dan NAFTA bukan
merupakan institusi yang mempunyai susunan hirarki, tidak punya sistem
peradilan. Seperti yang tertulis dalam dokumen NAFTA mengenai tujuan
NAFTA, ketentuan NAFTA berdasarkan subjek di atur menjadi dua bagian yaitu:
1) Peraturan atau Regulasi yang mengatur anggota NAFTA (AS,Kanada dan
Meksiko); dan 2) Peraturan atau Regulasi yang mengatur pihak di luar
anggota NAFTA.
Tujuan utama NAFTA adalah untuk mengatur hak-hak dan kewajiban serta
kepentingan-kepentingan negara-negara anggotanya dalam bidang :
a. Perdagangan
Dalam bidang perdagangan pengaturannya memuat ketentuan
tentang penghapusan hambatan tarif dan non tarif. Tarif akan diturunkan
secara perlahan, tergantung jenis dan tingkat kepentingan terhadap
produk. Menjelang tahun 1994, 50% tarif dihilangkan dan penurunan
terhadap tarif yang lain dilakukan dalam waktu 5 s/d 10 tahun
diharapkan secara perlahan ketiga negara NAFTA pada akhirnya dapat
memperoleh keuntungan dari penghapusan tarif.. Hambatan non tarif
seperti user fees, izin impor (import License) dan kuota akan segera di
hapus 20% dengan beberapa pengecualian, kuota masih dikenakan
terhadap bidang energi, pertanian, otomotif dan tekstil.
b. Keimigrasian
Di bidang keimigrasian, NAFTA memberikan kemudahan bagi
pengusaha yang akan melakukan kegiatan bisnisnya, NAFTA
mengizinkan adanya visa sementara kepada pengusaha dan barang barang
untuk tujuan tertentu (temporary entry for bussines person & goods),
bentuk insentif yang diberikan untuk mempermudah investasi yaitu
dengan membebaskan orang, barang, dan peralatan promosi seperti
televisi, alat peraga, maupun barang-barang dengan tujuan pameran
dibebaskan masuk secara temporer.
c. Finansial
Dalam bidang finansial, hak-hak yang diatur adalah hak untuk
transfer mata uang dalam investasi maupun perdagangan, dan juga
pembebasan penggunaan mata uang ketiga negara berdasarkan nilai pasar
pada saat hari transaksi. “Transfer tersebut harus mungkin dalam mata
uang yang bebas dapat digunakan pada tingkat pasar tukar yang
berlaku dalam transaksi spot pada tanggal transfer”. (Mj Trebilloc,
NAFTA In A Nutshell, hal 158). Ketentuan dalam bidang finansial ini
juga mengatur tentang larangan transfer yang berkitan dengan kepailitan.
d. Investasi
Artikel 1102 NAFTA mengatur tentang Investasi, yang menurut
definisi umum berarti pembelian aset untuk meningkatkan nilai suatu
produk, yang meliputi tanah, bangunan, barang modal dan bahan baku
serta bahan penolong untuk kegiatan produksi, Investasi dalam pengertian
NAFTA bukan merupakan investasi portofolio. Definisi Investasi dalam
NAFTA ditasirkan secara luas dalam Anex III. Definisi investasi meliputi
juga Saham, Obligasi, Pinjaman, Pendapatan, Laba, Bunga, Real Estate,
Properti bisnis berwujud atau tidak berwujud, dan kontrak lisensi
waralaba. Dalam bidang investasi, NAFTA memberlakukan ketentuan
“equal treatment” yaitu persamaan perlakuan terhadap investor di
masing-masing negara anggota. Investor yang menanamkan investasi di
Kanada akan mendapat perlakuan yang sama di negara Amerika Serikat
dan Meksiko, begitu juga sebaliknya, investor dari Amerika Serikat dan
Meksiko akan diperlakukan sama di Kanada. ketentuan ini berbunyi “AS,
Kanada dan Meksiko harus memperlakukan investor dan pedagang dari
negara lain dengan cara yang sama layaknya pedagang nasional mereka
sendiri” (Ralph H Folsom, 1996: 83). Perlakuan kepada investor masing-
masing negara ini berdasarkan perdagangan internasional yang adil,
transparan dan liberal dan akan memperoleh proteksi penuh dan jaminan
keamanan di masing masing negara, dan juga negara bagian. Ketentuan
ini diadopsi dari pasal I artikel 105 CAFTA.

2.3.2 Regulasi dan Peraturan NAFTA Terhadap Pihak Luar


a. Perdagangan
Ketentuan terhadap pihak diluar NAFTA dalam masalah perdagangan,
memberlakukan ketentuan proteksi untuk memaksimalkan keuntungan angota
NAFTA. Produk-produk perdagangan dari negara di luar NAFTA, disamping
dikenakan hambatan tarif yang bervariasi, juga dikenakan hambatan non tarif
yang ditujukan untuk melindungi, memaksimalkan produksi dan penggunaan
tenaga kerja anggota NAFTA. Untuk mendeteksi barang-barang yang berasal dari
luar NAFTA maka, diberlakukan ketentuan asal barang, yang di dalamnya juga
diperinci presentase bahan baku, asal bahan baku dan komponen biaya lain
seperti upah buruh, transportasi dan lain-lain.
b. Investasi
Dalam meningkatkan kesempatan investasi, regulasi ini akan memiliki
pengaruh secara langsung terhadap pihak-pihak di luar NAFTA. Peningkatan
kesempatan investasi ini bisa berarti membuka peluang semakin banyaknya
investor menanamkan modal di NAFTA dengan memberlakukan proteksi yang di
tujukan untuk menarik investasi asing masuk ke dalam NAFTA. Investor yang
akan diperlakukan diskriminatif adalah :
1). Mereka yang tidak memiliki bisnis yang substansial, yaitu mereka yang tidak
melakukan investasi nyata di bidang bidang manufaktur atau kegiatan lain yang
memberikan keuntungan substansial bagi NAFTA.
2). Investor yang memiliki perusahaan di NAFTA, namun pengendali perusahaan
itu berasal dari negara-negara yang memliki hubungan diplomatik yang buruk
dengan negara anggota NAFTA atau negara yang diembargo salah satu negara
NAFTA.
c. Imigrasi
Dalam NAFTA di atur ketentuan mengenai Temporary entry for business
person (TEFBP). TEFBP ini di berikan kepada para pengusaha yang berasal dari
luar NAFTA yang melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan dan
investasi, yaitu pekerja professional, pedagang dan investor substantial,
perpindahan perkerja antar perusahaan dan pengusaha yang melakukan kunjungan
bisnis. Keempat golongan tersebut di bebaskan dari keharusan memiliki
sertifikat/perijinan kerja, di bebaskan dan keharusan mengikuti test kelayakan
kerja. Ketentuan NAFTA ini bersifat diskriminatif terhadap orang-orang di luar
keempat golongan di atas. Dengan adanya ketentuan ini, investor potensial diberi
kemudahan untuk melakukan bisnis di NAFTA.

2.4 Hubungan Dagang NAFTA dan Indonesia


Dari ketiga Negara anggota NAFTA, Amerika Serikat merupakan mitra
dagang terbesar Indonesia. Amerika Serikat dan Indonesia bertemu secara berkala
berdasarkan Trade and Investment Framework Agreement atau biasa disingkat
TIFA pada tahun 1996.
2.4.1 Impor – Ekspor AS dan Indonesia
a. Impor
Dari data yang kami peroleh, Indonesia merupakan pemasok
barang impor terbesar ke-22 amerika serikat pada tahun 2018. Impor
barang AS dari Indonesia mencapai angka $20.9 Milyar di 2018, atau naik
3,3% ($660 Juta) dari tahun 2017. Impor tebesar AS pada tahun 2018
sendiri meliputi rajutan pakaian, tenun pakaian, karet, alas kaki, dan bahan
bakar mineral. Selain itu, Indonesia juga merupakan pemasok produk
pertanian terbesar ke-9 AS dengan total nilai impor produk sebesar $3.4
Milyar pada tahun 2018. Hal ini mengindikasikan bahwa NAFTA (dalam
hal ini amerika serikat) cukup berpengaruh sebagai mitra dagang Indonesia
dalam bidang Ekspor dengan nilai perdagangan yang cukup besar di sektor
non-migas, seperti tekstil dan pertanian.

b. Ekspor
Dalam bidang ekspor, Indonesia sendiri merupakan pasar ekspor barang
terbesar ke-34 AS pada tahun 2018. Ekspor barang AS ke Indonesia
sendiri pada 2018 berjumlah $8.2 Milyar, atau naik 19,8% ($1.4 milyar)
dari 2017. Salah satu kategori ekspor terbesar AS ke Indonesia yaitu di
bidang pertanian yang nilainya menyentuh angka $3.1 milyar pada tahun
2018, ekspor lainnya meliputi pesawat, mesin, dan sejenisnya.

Dari data-data di atas dapat dilihat bahwa nilai ekspor dan nilai impor pertanian
Indonesia terhadap AS hampir sama besar nilainya. Hal ini dapat diartikan bahwa
sektor pertanian memiliki peranan dan dampak yang besar terhadap perdagangan
Indonesia dengan NAFTA. Dengan diberlakukannya regulasi tentang ketentuan
asal barang mungkin akan sedikit menghambat proses perdagangan antara
Indonesia-NAFTA, namun dengan nilai perdagangan yang cukup besar dan juga
status Indonesia sebagai salah satu pasar terbesar AS dalam bidang Ekspor
maupun Impor produk pertanian maka hal itu tentu tidak akan berdampak maupun
berpengaruh terlalu signifikan terhadap hubungan dagang Indonesia-NAFTA.

2.5 Produk Indonesia Yang Berpotensi Untuk Diekspor Ke Negara NAFTA


Sebuah Negara tentu tidak mampu untuk memenuhi seluruh kebutuhannya
sendiri. Karena itu, untuk memenuhi kebutuhannya maka Negara tersebut harus
membeli produk berupa barang atau jasa dari Negara lain sehingga kebutuhannya
dapat terpenuhi. Di dalam NAFTA terdapat 3 negara anggotanya yang memiliki
keinginan atau kebutuhan yang berbeda-beda, dan tentu saja dari ketiga Negara
tersebut baik Amerika Serikat, Meksiko, maupun Kanada tidak selalu dapat
menyediakan kebutuhan masing-masing Negara tersebut sehingga hal ini dapat
menjadi potensi bagi Negara-negara di luar NAFTA untuk mengekspor
produknyanya menuju NAFTA, salah satunya yaitu Indonesia. Ada beberapa
produk dari indonesia yang berpotensi untuk diekspor menuju Negara-negara
NAFTA, yaitu :

a. Bidang Perkebunan
Dikutip dari artikel yang ada pada situs google, Indonesia
menduduki peringkat 4 sebagai Negara terbesar penghasil kopi di dunia
dengan nilai produksi kurang lebih sebesar 600.000 ton per tahun atau
6,6% dari produksi kopi dunia. Dengan nilai produksi yang besar dan
kualitas produk yang dapat bersaing, tentu saja kopi dapat berpotensi
menjadi produk unggulan Indonesia untuk diekspor menuju Negara
anggota NAFTA khususnya Kanada. Kanada sendiri bisa menjadi tujuan
utama ekspor kopi Indonesia, disebutkan bahwa konsumsi kopi
masyarakat kanada pada rentang usia 18-79 tahun mencapai 71%, hal ini
tentu menjadi pasar yang menjanjikan bagi produk kopi Indonesia
sehinngga pada tahun 2018 Indonesian Trade Promotion Center (ITPC)
dan Konsul Jendral RI (KJRI) yang bekerja sama dengan Nusa Coffee
menyelenggarakan Indonesian Speciality Coffee: From Farm to Cup di
Vancouver, Kanada. Regulasi yang berlaku dalam NAFTA seperti
ketentuan asal barang (Rule of Origin) ataupun perlindungan impor produk
sensitif tentu akan sedikit berdampak dalam proses perdagangan ini namun
Indonesia bisa saja memanfaatkan hubungan baik multilateral dengan
kanada yang sama-sama tergabung dalam beberapa organisasi seperti
APEC, ASEAN, ARF, G20, dan juga WTO. Berbicara soal kualitas,
Indonesia memiliki beberapa jenis kopi unggulan yang sudah diakui oleh
dunia, diantaranya ada kopi gayo, kopi toraja, kopi kintamani, kopi flores,
kopi jawa, kopi lanang, dan kopi luwak sehingga hal ini tentu bisa menjadi
daya Tarik lain dari produk kopi ini.
b. Bidang Kerajinan Tangan
Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar di dunia.
Tidak kurang dari 85% bahan baku rotan dunia berasal dari
Indonesia. Sebagai tumbuhan rambat, rotan tergantung di rimbunnya
tegakan hutan. Karena sifat alaminya, rotan menjadi salah satu indikator
kesehatan ekologi hutan, tidak berlebihan kiranya jika rotan pun dikenal
sebagai green product. Bagi sebagian suku di Indonesia, seperti Dayak,
budidaya rotan secara sosio kultural merupakan bagian dari kehidupan
sehari-hari. Telah ratusan tahun rotan dibudidayakan dan dipelihara oleh
masyarakat secara tradisional. Dari para petani atau para pencari rotan di
dalam hutan, rotan kemudian diperdagangkan melalui pedagang
perantara. Hasil akhir dari alir perdagangan ini, rotan masuk dalam proses
produksi pembuatan mebel seperti kursi dan berbagai kerajinan tangan
lainnya. Di Kabupaten Katingan diperkirakan terdapat potensi rotan
sebesar 1.000 ton/bulan yang dapat dipanen, dari total lebih kurang 325
ribu hektar kawasan hutan dan kebun rotan yang diusahakan oleh
masyarakat. Namun merujuk pada SK Menteri Perdagangan nomor
35/2011 menyatakan bahwa rotan mentah dan setengah jadi tidak dapat
diekspor, sehingga yang boleh diekspor itu adalah rotan yang sudah
diubah menjadi produk tertentu seperti kursi, tikar, tas, dan sejenisnya.
Produk-produk kerajinan tangan seperti kursi ataupun tas dari rotan
mempunyai potensi ekspor yang menjanjikan karena dalam NAFTA
belum ada regulasi yang mengatur tentang impor produk kerajinan tangan
sehingga proses transaksi bisa lebih leluasa karena belum terikat dengan
regulasi yang jelas tentang impor produk ini.
BAB III
KESIMPULAN

Dari beberapa penjelasan materi di atas maka dapat kami simpulkan


bahwa NAFTA memiliki dampak yang negatif dan juga positif bagi Indonesia.
Kami menyimpulkannya sebagai berikut :

Dampak Positif Bagi Perekonomian Indonesia:


1. Memperbesar jangkauan pasar ekspor indonesia di negara negara anggota
NAFTA.
2. Lebih mudah mendapatkan barang-barang yang belum bisa diproduksi
sendiri oleh indonesia.
3. Lebih mudah masuknya para investor-investor dari negara anggota
NAFTA.
Dampak Negatif Bagi Perekonomian Indonesia:
1. Dampak awal pada ASEAN sendiri sebagai suatu wilayah ekonomi di
dunia tidak terlalu besar. Namun karena produk pertanian Indonesia
memainkan peranan yang besar, baik secara domestik maupun secara
regional (ASEAN), maka dampak yang diterima di indonesia pun paling
besar di antara negara negara ASEAN lainnya.
2. Efek negatif terhadap ekspor komoditas pertanian juga lebih besar
dibandingkan negara ASEAN lainya, diantaranya ekspor beras akan turun
70% dibandingkan malaysia yang misalnya hanya mengalami penurunan
sekitar 2,8%.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cbp.gov/trade/nafta. Diakses pada tanggal 26 September 2019

https://www.shippingsolutions.com/blog/nafta-rules-of-origin-part-1. Diakses pada


tanggal 27 September 2019

https://windifuntravel.blogspot.com/2016/06/nafta-north-american-free-trade.html.
Diakses pada tanggal 30 september 2019

https://ilmupengetahuanumum.com Diakses pada 27 oktober 2019

https://m.liputan6.com/bisnis/read/3534667/ri-genjot-ekspor-kopi-ke-kanada Diakses
pada 27 oktober 2019
www.mongabay.co.id/2013/11/27/ekonomi-konoditas-rotan-indonesia-menuju-
kebangkitan-atau-keterpurukan/amp Diakses pada 27 oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai