Anda di halaman 1dari 4

APA DAMPAK KERJASAMA NAFTA (NORTH AMERICA FREE TRADE AGREEMENT)

TERHADAP PEREKONOMIAN DI AMERIKA UTARA ?

A. Latar Belakang

NAFTA atau North America Free Trade Agreement (Perjanjian Perdagangan Bebas
Amerika Utara) merupakan suatu kesepakatan perdagangan antara tiga negara
yaitu Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko. Pada hakikatnya kesepakatan ini
muncul sejak tahun 1988, masa AS dan Kanada menandatangani Canada-United
States Free Trade Agreement. Pemerintah Amerika yang pertama kali memulai
melakukan negosiasi dengan pemerintah Meksiko dalam menjalin kerjasama
ekonomi, diikuti dengan peran serta Kanada untuk memperoleh keuntungan
bersama. Persetujuan tersebut timbul karena tak lepas dari permasalahan
ekonomi itu sendiri, Kanada sedang mengalami kemerosotan ekonomi yang
menimbulkan banyaknya pengangguran dan memidahkan investasinya ke AS.

NAFTA (North America Free Trade Agreement) mulai dijalankan pada 1 Januari
1994, yang disetujui dan ditandatangani di Washington DC oleh wakil
pemerintah AS, Kanada dan Meksiko. Pendirian NAFTA dimaksudkan untuk
menghapus hambatan-hambatan perdagangan, menciptakan persaingan yang
wajar, serta meningkatkan investasi antarnegara anggota. Hal ini dijadikan dasar
pengembangan kerja sama regional dan multilateral di masa mendatang.
Ketentuan-ketentuan dalam NAFTA tidak bertentangan dengan aturan General
Agreement on Traffic and Trade (GATT), kesepakatan perdagangan multilateral
antar penandatangan (anggota) yang dewasa ini terdiri dari 108 negara.
GATT/WTO tidak melarang pendirian kawasan perdagangan bebas antarnegara,
karena kesepakatan tersebut untuk mengurangi atau menghilangkan hambatan-
hambatan perdagangan yang merupakan prinsip yang mendasari perjuangan
GATT/WTO, meskipun hanya berlaku bagi negara-negara anggota.

GATT/WTO mempersyaratkan bahwa pembentukan kawasan perdagangan bebas


tidak boleh dilakukan dengan menimbulkan hambatan baru bagi negara-negara
bukan anggota. Jadi, perlakuan negara-negara anggota terhadap yang bukan
anggota tidak boleh lebih memberatkan dibdandingkan dengan ketentuan-
ketentuan sebelum pembentukan blok perdagangan.

Kesepakatan pendirian NAFTA meliputi program penghapusan tarif bea masuk


perdagangan komoditi pertanian, barang-barang otomotif, tekstil bahan pakaian
jadi, energi dan petrokimia, serta jasa-jasa. Ketentuan-ketentuan mengenai anti-
dumping, countervailing, angkutan darat, investasi, hak cipta dan prosedur
penyelesaian sengketa. Dalam hal tarif bea masuk, NAFTA menentukan untuk
kebanyakan yang memenuhi ketentuan sebagai barang asal Amerika Utara
dilakukan penghapusan secara progresif dalam waktu 15 tahun atau 10 tahun.
Sedangkan untuk barang-barang yang dianggap sensitif, penghapusannya akan
dilakukan dalam waktu 15 tahun. Barang-barang yang sensitif ini misalnya
sepatu kanvas, keramik, tas dan berbagai produk pertanian seperti kacang
tanah, orange juice, concentrate, asparagus dan sebagainya.

Dalam hal produk pertanian, di Meksiko bea masuk yang berkisar 10-20% akan
segera dihapus untuk AS dan Kanada, sedangkan dalam waktu 10 tahun yang
sensitif. Dalam hal produk otomotif, untuk memperoleh pengakuan bea bebas
masuk, maka kendaraan bermotor pada dasarnya harus diproduksikan di
Amerika Utara, dalam arti kandungan lokalnya harus 62,5% dari biaya produksi.
Dalam persetujuan antara Kanada dan AS, kandungan lokal ini hanya 50%
menjadi 62,5%. Dalam hal tekstil dan pakaian jadi, ketiga negara akan
menghapus bea masuk secara bertahap bagi komoditi ini sepanjang memenuhi
persyaratan ketentuan asal barang NAFTA. Dalam hal jasa-jasa, ketentuan
mengenai national treatment, bahwa tiap negara NAFTA harus memperlakukan
perusahaan jasa dari negara NAFTA lainnya secara sama dengan perusahaan
nasional terapkan.

Namun, setelah hampir 20 tahun berdirinya NAFTA tampaknya belum


memberikan hasil yang maksimal terhadap perekonomian Amerika. Sejumlah
kritikan dan permasalahan banyak bermunculan sejak dibentuknya perjanjian
kerjasama ini. Mulai dari permasalahan kesejahteraan buruh atau tenaga kerja
yang dalam hal ini dihadapkan pada dimana dapat memicu tingginya angka
pengangguran karena biaya tenaga kerja yang begitu rendah dan deregulasi
pasar yang tidak sepenuhnya menyeimbangkan tarif hidup masyarakat.
Sementara itu, para pecinta lingkungan pun tidak setuju dengan adanya NAFTA
karena ketidakseimbangan keadaan alam dari setiap negara anggota yang dapat
menyebabkan polusi yang berkepanjangan.

Selain itu NAFTA juga banyak melahirkan kontroversi yang cukup signifikan bagi
pertumbuhan ekonomi negara anggota, yaitu AS, Kanada, dan Meksiko. Secara
sosial, timbul permasalahan akut yang semakin memunculkan kesenjangan kelas
ekonomi, antara pihak konglomerat (kaum kapitalis pemegang modal secara
penuh) dan pihak miskin (terutama (buruh). Sedangkan secara lingkungan,
Meksiko yang berkedudukan sebagai negara berkembang dan lebih rendah
perekonomiannya dibandingkan Kanada dan AS, mengalami kelumpuhan sektor
pertanian dalam kurun waktu tertentu dan terkena polusi yang sebenarnya
berasal dari outcome beberapa perusahaan Amerika. Hasil manufaktur domestik
dan investasinya tidak serta merta berarti meningkatnya pekerjaan manufaktur
domestik. Walaupun NAFTA telah mendirikan North American Agreement on
Labour Cooperation (NAALC), kesejahteraan kaum buruh belum mencapai taraf
baik dan eksploitasi yang diderita mereka telah melanggar HAM.
B. Tinjauan Teoritis

Kontroversi-kontroversi yang lahir terkait dengan pendirian NAFTA sedikit banyak


dipicu oleh sejumlah ketimpangan-ketimpangan serta kurang jelasnya arah dari
kerjasama ini. Selain itu, NAFTA juga terlihat hanya menguntungkan bagi
golongan-golongan tertentu terutama perusahaan-perusahaan sebagai pemilik
modal. Para buruh banyak yang merasa dirugikan dan merasa belum tercapai
kesejahteraannya.

Berdasarkan teori strukturalis sistem kapitalis telah melahirkan hubungan


ekonomi global yang dirancang sedemikian rupa untuk menguntungkan kelas-
kelas sosial tertentu sehingga menghasilkan sebuah sistem dunia yang pada
dasarnya tidak adil. Kelas-kelas sosial yang terbentuk merupakan aktor dominan
dalam hubungan internasional. Strukturalisme lebih banyak menekankan pada
karakteristik perekonomian global yang rawan konflik dan hubungan dominasi
dan dependensi yang bersifat struktural daripada anarki sistem Negara atau
interdependensi yang kompleks.

Jika diaplikasikan dengan teori strukturalis tersebut terlihat jelas bahwa dalam
kerjasama NAFTA terdapat kelas-kelas sosial dimana para pemegang modal
(MNC) lebih memegang peranan dan memiliki kekuasaan penuh bila
dibandingkan dengan kaum buruh sebagai kelas pekerja dan kelompok
terpinggirkan. Tidak hanya itu dalam konteks negara, kerjasama NAFTA ini lebih
banyak diuntungkan oleh negara besar seperti Amerika Serikat dan Kanada
sedangkan Meksiko sebagai negara berkembang dan lebih rendah
perekonomiannya hanya menerima sebagian kecil keuntungan dari perjanjian
kerjasama ini dan lebih banyak memperoleh kerugian. Hal ini dapat terlihat pada
sejumlah perusahaan-perusahaan industri Amerika Serikat yang banyak
memindahkan kegiatan industrinya ke Meksiko sehingga mengakibatkan
perekonomian di Meksiko terutama perusahaan-perusahaan lokal mengalami
kemerosotan tajam karena tidak mampu bersaing dengan perusahaan-
perusahaan Amerika Serikat. Saat ini AS menjadi pemain utama dalam pasar
pangan di Meksiko yang menguasai lebih dari 75% pasar impor. Akibatnya
sejumlah perusahaan-perusahaan di Meksiko terpaksa melakukan PHK terhadap
sejumlah karyawannya. Hal inilah yang kemudian menambah angkat
pengangguran di Meksiko. Sementara itu, NAFTA sendiri tidak mampu untuk
mengatasi permasalahan ini dan memulihkan kondisi perekonomian di Meksiko.
Tidak hanya terhadap Meksiko, terhadap Kanada, Amerika Serikat juga
melancarkan dominasinya yang dapat terlihat ekspor AS bertambah lebih dari
89%. Perdagangan sektor pangan juga dikuasai oleh AS lebih dari tiga perempat
penjualan total di Kanada.
Namun dibalik itu semua, Meksiko juga memiliki ketergantungan (dependency)
terhadap Amerika Serikat. Sebagai contoh ketika pada tahun 2008 di saat
ekonomi AS sedang terkena krisis, maka pada saat itu juga perekonomian di
Meksiko terkena dampak dari krisis tersebut secara langsung. Sebagai negara
yang berorientasi ekspor, Meksiko adalah pengekspor terbesar 15 di dunia.
Meksiko juga merupakan pasar ekspor kedua terbesar dengan AS sekitar 12,21
persen dari total ekspor AS tahun 2009. Ekonomi perdagangan Meksiko sangat
terkait dengan AS, dengan volume sebesar 80,5% untuk ekspor Meksiko ke AS.
Akibatnya perekonomian Meksiko sangat ketergantungan dengan keadaan
ekonomi AS. Pada tahun 2008, perekonomian Meksiko menurun drastis akibat
krisis keuangan global dan penurunan ekonomi AS, karena penurunan
permintaan ekspor AS. Ekspor Meksiko ke AS turun dari US $ 234.600.000.000
pada tahun 2008 menjadi US $ 184.900.000.000 pada tahun 2009.

Anda mungkin juga menyukai