(NORTH AMERICAN
TRADE AGREEMENFREE
T)
anggota kelompok
01 AMITA
WULANDARI
04 NURHABIL
02 PUTRA
EGI MELZINDA
05 HANDAYANI
RESITA TRI
03 IMAM
ARWI
FALISYA 06 ZAKIA
TAHMADITA
SEJARAH NAFTA
Pendirian NAFTA bermula ketika Meksiko mengalami krisis ekonomi
pada tahun 1980.
Krisis tersebut membuat Meksiko berinisiatif untuk melakukan kerja
sama ekonomi multilateral dengan negara-negara di kawasan Amerika
Utara.
Pada awalnya, Amerika Serikat dan Kanada sudah terikat dalam
Canada America Free Trade Area (CFTA) yang terbentuk pada tahun
1988.
Namun ketika melihat potensi yang lebih baik, Amerika Serikat dan
Kanada sepakat menerima tawaran Meksiko untuk saling bekerja sama
dalam mengatasi permasalahan ekonomi.
Pada 17 Desember 1992, Amerika Serikat, Kanada, dan Meksico
sepakat untuk mendirikan NAFTA. Meski telah terbentuk sejak 1992,
namun NAFTA baru mulai benar-benar aktif pada 1 Januari 1994.
Kerja sama dalam NAFTA mencakup tiga hal, yakni:
1.Perjanjian perdaganagan bebas (FTA)
2.Perjanjian kerja sama lingkungan (NAAEC)
3.Perjanjian kerja sama buruh (NAALC)
TUJUAN NAFTA
Menurut Modul Sejarah Kelas 12 yang disusun
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Adapun jika merujuk pada isi perjanjian NAFTA (artikel 102),
tujuan secara umum yang ingin dicapai dengan
tujuan resmi dari dibentuknya NAFTA adalah sebagai berikut:
diberlakukannya NAFTA, antara lain:
1. Penghapusan hambatan perdagangan dan fasilitasi
1. Meningkatkan kegiatan ekonomi para anggota.
pergerakan lintas batas barang dan jasa.
2. Mengusahakan standarisasi barang-barang
2. Promosi kondisi persaingan yang adil.
yang diperdagangkan.
3. Peningkatan substansial peluang investasi di negara anggota.
3. Meningkatkan pelayanan pada konsumen
4. Memberikan perlindungan yang memadai dan efektif dan
dengan mengutamakan aspek keselamatan,
penegakan hak kekayaan intelektual di setiap negara anggota.
kesehatan, dan ramah dengan lingkungan.
5. Menciptakan prosedur efektif untuk pelaksanaan dan
4. Mengatur keseimbangan ekspor dan impor
penerapan perjanjian NAFTA dalam aspek administratif
antar anggota.
maupun penyelesaian sengketa.
6. Membentuk kerangka kerja lebih lanjut untuk kerja sama
trilateral, regional, dan multilateral sehingga bisa memperluas
dan meningkatkan manfaat dari perjanjian NAFTA.
NEGARA-NEGARA NAFTA