Anda di halaman 1dari 17

MODUL DASAR-DASAR INTERVENSI KELOMPOK

(PSI 312)

MODUL PERTEMUAN 4
PENGAMATAN

DISUSUN OLEH:
LITA PATRICIA LUNANTA, M. PSI

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 17
PENGAMATAN

A. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN


Melalui sesi ini, diharapkan agar mahasiswa:
1. Mampu memahami dan melakukan pengamatan di dalam suatu kelompok
terterntu di sekolah, di rumah sakit, sekitar lingkungan rumah dan di tempat
kerja
2. Memahami pengertian pengamatan, serta keterbatasan dan penggunaannya
dalam intervensi kelompok.

B. URAIAN DAN CONTOH


Pengiraan/Assessment merupakan sebuah proses mengumpulkan data untuk
mengambil keputusan pada aras mikro. Akan tetapi untuk pengumpulan data pada
aras makro agak sedikit berbeda. Dalam aras makro, pengumpulan data akan berasal
dari dan berdasarkan berbagai sumber. Biasanya metode yang digunakan berupa
pendekatan kualitatif. Tes psikologi (yang biasa digunakan pada aras mikro) hampir
tidak dapat digunakan pada pendekatan makro kecuali proses administrasi diubah dan
disesuaikan dengan tujuan pengumpulan data. Alat tes misalnya ditayangkan dengan
menggunakan projector sehingga diperbesar dan dapat digunakan untuk banyak
orang.

Psikologi adalah salah satu ilmu pengetahuan, sehingga dengan sendirinya


praktik psikologi klinis juga didasarkan pada temuan penelitian empiris. Hanya saja,
antara praktisi dan peneliti sering tidak sejalan karena pilihan masing-masing.
Psikologi klinis pada dasarnya merupakan ilmu pengetahuan sekaligus ilmu terapan,
sehingga praktiknya pun semestinya didasarkan pada temuan penelitian di lapangan.

ILmu pengetahuan dimulai dengan pengamatan dan diperiksa kembali dengan


pengamatan pula. Pengamatan dapat menggunakan pancaindera manusia. Selain itu,
pengamatan dapat memanfaatkan perkembangan teknologi terkini dan tercanggih,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 17
Kecenderungan saat ini adalah penggunaan fMRI (functional Magnetic Resonance
Imaging) untuk mengamati bagian otak mana yang aktif ketika seseorang diberi tugas
tertentu. Hanya saja penggunaan alat ini masih sangat mahal dan hanya ada di rumah
sakit besar di Indonesia.

Pancaindera adalah alat pengamatan manusia tertua yang digunakan untuk


memeriksa tubuh manusia dalam ilmu kedokteran dan memeriksa perilaku manusia
dalam psikologi. Pengamatan melalui pancaindera sangat ajeg hasilnya apabila
digunakan terus-menerus, sehingga peka terhadap perubahan perilaku manusia yang
diamati, Tentang itu, seorang ahli dari salah satu universitas di New Zealand
menyatakan bahwa dia tidak percaya bila diris endiri dapat digunakan sebagai alat
pengumpulan data (konferensi Indigenous & Cultural Psychology, Juli 2010). Perlu
ada teknologi mutakhir untuk melakukan pengamatan perilaku manusia, yang
merupakan keahlian pakar ilmu pengetahuan perilaku dari negara maju. Untuk
mendunia, katanya, psikologi indigenous dan psikologi budaya perlu
mengembangkan teknologi tersebut.

Pernyataan seperti ahli dari New Zealand tersebut pasti akan dibantah oleh
seorang psikolog klinis senior dengan latar belakang kedokteran dari salah satu
lembaga penelitian di Berlin, Jerman. Ia menyatakan bahwa pendekatan kualitatif,
dengan menggunakan dirinya sendiri sebagai pengamat sekaligus pengumpul data,
sangat penting untuk memahmi perilaku manusia. Dalam hal ini, bukan berarti bahwa
penggunaan teknologi perekaman tidak akan digunakan. Pancaindera tetap digunakan
untuk mengamati kembali hasil rekaman. Terlihat disini bahwa ada perbedaan
pendapat mendasar tentang pengumpulan data secara kuantitatif dan kualitatif.
Perbedaan pandangan seperti itu merupakan hal yang biasa dalam dunia akademik.

Hasil pengumpulan data dari alat dengan teknologi secanggih apapun tetap
membutuhkan pancaindera manusia untuk mengartikan data yang terkumpul. Makin
banyak mengamati akan makin peka pancaindera kita. Dari pancaindera, penglihatan
merupakan andalan dalam mengamati perilaku manusia. Setelah itu, pendengaran

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 17
menjadi alat yang banyak digunakan. Perabaan merupakan indera ketiga yang juga
tidak kalah banyak digunakan di samping penglihatan dan pendengaran. Pembauan
masih banyak digunakan ketika mengamati perilaku orang lain. Pencecapan sangat
jarang digunakan untuk mengamati perilaku orang lain karena sampel yang diambil
harus dirasakan lidah. Indra yang satu ini kurang dapat dimanfaatkan karena lidah
kita ada di dalam mulut sehingga sampel harus dimasukkan ke mulut dan dirasakan
lidah. Perilaku seperti ini sangat pribadi sifatnya dan tidak semua orang bersedia
menggunakan indranya ini untuk mengambil data dari perilaku orang lain.

Pengamatan tidak hanya dapat dilakukan melalui pancaindera. Bantuan alat


perekam elektronik akan banyak membantu. Melalui rekaman, pengamatan dapat
diulangi dan dapat diamati oleh beberapa orang sekaligus. Hasilnya dapat dianalisis
lebih cermat. Secara khusus, pendekatan kuantitatif menekankan pentingnya keajegan
pengamatan melalui beberapa orang penilai hasil rekaman.

Topik pengamatan akan diterangkan lebih rinci dalam bab ini. Berbagai cara
pengamatan akan disajikan. Antara lain akan diuraikan tentang pengamatan
naturalistic yang terdiri atas pengamatan di rumah sakit, pengamatan di sekolah,
pengamatan di rumah, pengamatan oleh orang dalam, pengamatan diri, dan alat bantu
dalam pengamatan. Kemudian akan dikemukakan tentang pengamatan terkendali dan
tes bermain peran.

Pengamatan

Pengamatan adalah metode yang selalu digunakan dalam semua ilmu pengetahuan,
entah menggunakan pancaindera manusia ataupun menggunakan alat pengamatan
yang sudah ditera. Pada jaman dahulu sebelum ditemukan berbagai alat pengamatan
elektronik ataupun kaca pembesar, pengamatan yang dilakukan oleh ilmuwan adalah
dengan menggunakan pancaindera saja. Ia tidak hanya menggunakan matanya,
telinganya, perabaannya, penciumannya, tetapi pencecapannya jug apunya peran

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 17
besar. Terutama dalam ilmu kedokteran yang sudah setua usia keberadaan manusia,
para ilmuwannya menggunakan keputusan klinis berdasarkan pancainderanya.
Misalnya, matanya digunakan untuk melihat gejala yang tampak dari luar. Telinganya
digunakan untuk mendengarkan suara organ dalam. Penciuman digunakan untuk
membaui semua bau yang keluar dari tubuh manusia yang diilayaninya, Perabaan
digunakan untuk menentukan organ mana yang terasa tidak sama dengan organ orang
lain yang sehat

Ilmu pengetahuan dimulai dengan pengamatan dan kembali ke pengamatan


lagi untuk ketepatannya. Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang perilaku dan
batinan/jiwa manusia termasuk juga perilaku binatang. Batasan ini merupakan
batasan yang dikemukakan oleh ilmuwan perilaku supaya psikologi menjadi salah
satu cabang ilmu pengetahuan bukan filsafat. Setelah Wilhelm Wundt dari
Universitas Leipzig di Jerman pada tahun 1890 menelti perilaku dirinya di
laboratorium, yang didirikannya melalui introspeksi ke dalam pikiran dan
perasaannya dan diamati oleh asisten-asistennya, psikologi kemudian diakui sebagai
salah satu cabang ilmu pengetahuan. Psikologi bukan lagi menjadi bagian dari
filsafat.

Ahli lain adalah Helmholtz. Ia mulai mengembangkan pengukuran psikologi


faal yang berupa kaitan erat antara fungsi tubuh dengan perilaku manusia. Alat-alat
pengukuran psikologi faat tersebut masih tetap digunakan sebagai bahan ajar
eksperimen sampai sekarang.

Demikian juga, ketika psikologi Gestalt di abad ke-19 dengan tokoh Kohler, Koffka,
Wertheimer mulai meneliti tentang persepsi manusia dan perilaku simpanse, makin
kuat psikologi diakui sebagai ilmu pengetahuan. Semua pengamatan dilakukan di
laboratorium mereka.

Dari contoh-contoh ini terlihat banyak banyak ahli di Jerman memprakarsai


eksperimen dalam psikologi. Hasil eksperimen mereka merupakan bukti nyata bahwa
psikologi telah menjadi ilmu pengetahuan dengan metodologi yang jelas. Pengamatan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 17
menjadi salah satu metode yang sangat penting untuk mengumpulkan data dan
menjelaskan hasilnya.

Di Inggris, pengamatan mulai menggunakan pengukuran lingkar kepala untuk


menentukan kepribadian manusia. Akan tetapi, phrenology melalui pengamatan
lingkar kepala masih disebut prailmiah karena pengukuran tersebut masih bersifat
spekulatif, belum dibuktikan di laboratorium seperti di Jerman. Galton mulai
menggunakan berbagai sumber informasi dalam surveinya dengan jumlah subjek
yang besar. Dari sini dimulai penelitian dengan metode survei, yaitu pengamatan
pada banyak orang pada satu waktu, bukan mengamati satu orang dalam sekian
waktu seperti pada eksperimen di laboratorium Leipzig yang diprakarsai oleh Wundt.

Bentuk Pengamatan

Pengamatan terdiri dari berbagai bentuk, dari yang sangat sederhana sampai pada
metode pencatatan yang pasti dan canggih. Bentuk yang paling sederhana adalah
pencatatan pengamatan di lapangan. Terutama untuk penelitian di aras makro dan
dengan pendekatan kualitatif, pencatatan lapangan dilakukan oleh peneliti atau
asisten peneliti. Pencatatan lapangan ini dilakukan setiap kali terjadi peristiwa yang
menjadi inti penelitian. Ketika seseorang meneliti suatu masyarakat biasanya dia akan
tinggal di suatu kancah penelitian, entah di suatu kampong di sebuah kota ataupun
dusun di sebuah desa. Biasanya dia akan tinggal di masyarakat tersebut beberapa
waktu, paling singkat dua minggu dan bahkan bisa sampai setahun atau lebih. Dia
akan terlibat dalam kehidupan warga sehari-hari. Dari keterlibatannya itu, dia akan
mencatat semua hal yang berkaitan dengan kehidupan warga, terutama peristiwa-
peristiwa khusus sebagai contoh hasil pengamatan terhadap inti penelitiannya.

Supaya hasil pengamatan lebih tepat dan akurat, alat-alat perekam elektronik
biasanya digunakan entah berupa perekm audio ataupun video. Inilah yang disebut
dengan pencatatan lebih canggih dengan peralatan teknolog imutakhir. Kamera

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 17
digital juga banyak digunakan untuk hasil pengamatan di lapangan. Foto-foto yang
direkam akan bercerita lebih banyak dan merupakan bukti nyata peristiwa teramati.
Data berupa hasil rekaman audio, video dan foto dapat dianalisis dengan metode
analisis media dan dapat dipaparkan sebagai bukti autentik hasil pengamatan
lapangan. Tentunya, tulisan tangan jug atetap dapat digunakan sebagai tambahan
catatan kecil saat mengamati.

Untuk tujuan terapan, misalnya pada tindakan khusus bagi pengguna


pelayanan jasa psikologi klinis di aras mikro, pencatatan dilakukan dengan
menggunakan percontohan waktu ketika perilaku tertentu, yang akan diberi tindakan,
muncul. Misalnya perilaku kekerasan yang dilakukan oleh seorang anak akan dicatat
kapan, di mana, dan ada siapa saja saat perilaku tersebut muncul. Biasanya,
pencatatan tersebut dilakukan oleh asisten psikolog klinis di rumah anak tersebut. Dia
dapat datang ketika perilaku kekerasan tersebut terjadi. Tentu saja terapan seperti ini
akan berdampak membengkaknya biaya tindakan dengan pendekatan perlakuan.
Hasil pengamatan yang seksama ini akan dijadikan garis basal untuk dibandingkan
sebelum dan setelah dilakukan suatu intervensi/tindakan.

Untuk situasi kehidupan di Indonesia yang sebagian besar penduduknya


masih tergolong prasejahtera, alangkah baiknya kalau kita mulai memikirkan terapan
psikologi klinis untuk system yang lebih luas di luar perorangan dan keluarga.

Pengamatan juga dapat diklasifikasikan dalam berbagai prosedur.


Berdasarkan pengamat, metode ini dapat diklasifikasikan menjadi

1. pengamatan libatan (participatory) dan


2. nirlibatan (non-participatory).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 17
Berdasarkan kancahnya, metode ini dapat diklasifikasikan sebagai

1. Pengamatan saat ini dalam keadaan sehari-hari dan pengamatan retrospektif,


2. Pengamatan terkendali di laboratorium dan pengamatan terkendali di
kehidupan sehari-hari di lapangan (Wiggins, 1973).

Pengamatan libatan dilakukan bila peneliti berada di suatu tempat di mana peristiwa
yang diteliti ada dalam kehidupan sehari-hari. Begitu meneliti masyarakat, mau tidak
mau peneliti perlu berada di tempat itu untuk mengamati kehidupan sehari-hari
warganya. Dibutuhkan waktu untuk terlibat dalam kehidupan sehari-hari warga yagn
sedang diamati. Untuk itu, dibutuhkan keterampilan sosial ketika tim penelitian
memperkenalkan diri.

Selain itu, ketika meneliti masyarakat dibutuhkan “sekutu”, yaitu seseorang


yang biasanya sudah senior di manapun ia berada dan punya pengaruh di tempat itu.
Tanpa dukungan tokoh yang berpengaruh ini, tim penelitian akan menemui kesulitan
untuk masuk dan diterima di masyarakat tersebut. Juga akan dibutuhkan waktu lebih
lama bila tim penelitian datang ke kancah penelitian tanpa seorang pun dikenalnya di
situ. Tanpa dukungan tokoh yang berpengaruh ini, warga bisa curiga dengan kegiatan
yang dilakukan, dan dengan demikian menghambat tujuan penelitian.

Pengamatan nirlibatan biasa dilakukan ketika meneliti melalui survei dengan


subjek penelitian siswa atau mahasiswa. Tim peneliti tidak perlu terlibat dalam
kegiatan sehari-hari siswa atau mahasiswa ketika menyebarkan kuesioner untuk
surveinya. Atau bila penelitian dialkukan di masyarakat, peneliti juga dapat
menggunakan telepon atau mengirim kuesioner melalui pos. Cara pengamatan seperti
ini lebih banyak gagalnya karena belum tentu subjek penelitian bersedia mengisi
kuesioner tanpa ada keterlibatan peneliti dalam membujuk subjek mengisi kuesioner
yang dikirim. Meskipun pengamatan nirlibatan dapat digunakan untuk tujuan
penelitian apa saja, ketika peneliti ingin memperoleh hasil pengamatan yang valid
maka tetap saja dia perlu melakukan pendekatan terpercaya bagi calon subjek
penelitian.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 17
Pengamatan retrospektif dapat dilakukan setelah eksperimen selesai. Untuk
kasus perorangan, pengamatan retrospektif dapat dilakukan oleh psikolog klinis
ketika ia mengumpulkan data sebelum tindakan dilakukan. Ia akan mengumpulakn
data dari orang-orang penting dalam kehidupan kliennya. Klien yang dewasa atau
tuajuga dapat ditanyai tentang perilaku yang ingin diubahnya dengan bantuan
psikolog klinis. Ia dapat melaporkan hasil pengamatan dirinya sejak ia mengalami
gangguan yang membawanya pada penggunaan jasa psikolog klinis.

Kebanyakan system pengamatan retrospektif meliputi bertanya pada orang-


orang yang terbiasa dengan klien untuk melaporkan frekuensi, intensitas, dan durasi,
atau bentuk kategori perilaku patologis yang muncul di masa lalu. Data pengamatan
retrospektif belum tentu akurat dan menimbulkan kesalahan pengambilan keputusan
karena adanya keterbatasan ingatan klien. Untuk itu, perlu dicek berulang kali dengan
klien dan dicek lagi dengan orang-orang penting dalam kehidupan klien. Itu pun tidak
menjamin ketepatannya. Sekali lagi, hal ini lebih disebabkan oleh keterbatasan
ingatan manusia. Untuk itu, dibutuhkan pengamatan pada data objektif yang ada
dalam kehidupan klien sebelumnya seperti dokumen sekolah, kepolisian, pengadilan,
rumah sakit, dan institusi lain yang sesuai.

Dalam terapan psikologi klinis secara makro, misalnya dalam penelitian


perilaku pengobatan nasional untuk penggunaan injeksi, antibiotic, dan polifarmasi,
pengamatan peresepan di puskesmas dapat dlaukan mundur 6 bulan. Biasanya
penelitian perilaku pengobatan rasional dapat untuk mengurangi atau meningkatkan
penggunaan obat rasional. Pengamatan retrospektif biasanya dilakukan 3 bulan
sebelum eksperimen dan 3 bulan setelah eksperimen dilaksanakan. Pencatatan
dilakukan setelah eksperimen selesai. Pencatatan peresepan menggunakan sampel
100 resep per bulan per puskesmad dan dilakukan secara random. Dari 100 resep
akan tercatat berapa persen penggunaan injeksi, antibiotic, dan polifarmasi. Hasil
survei retrospektif ini dapat digunakan untuk membandingkan antara puskesmas yang
jadi kelompok eksperimen dan puskesmas yang jadi kelompok control tanpa ada
tindakan tertentu untuk mengurangi pengobatan yang tidak rasional.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 17
Tujuan Pengamatan

Tujuan pengamatan adalah untuk mengumpulkan data entah dengan pencatatan


sederhana ataupun menggunakan alat-alat elektronik dengan teknologi tinggi, secara
spesifik digunakan untuk:

- Untuk mengumpulkan informasi yang tidak dapat diperoleh dari metode lain
- Untuk melengkapi data lain sebagai bahan pendekatan pengiraan (assessment)
ganda (Nietzel & Bernstein, 1987)

Pengamatan sebagai sampel perilaku digunakan untuk menerangkan keterkaitan


antara orang-situasi daripada mengambil kesimpulan mengenai hipotesis karakteristik
orang-orang yang sedang berinteraksi.

Menurut Weick (dalam Sundberg, 1977), metode pengamatan dalam


penelitian adalah sebagai seleksi, provokasi, pencatatan, dan pengartian sejumlah
perilaku organisme di tempat dia berada dan sesuai dengan tujuan empiris. Definisi
seperti ini merupakan elemen dasar dari semua tipe metode pengamatan.

- Sebagai seleksi, dilakukan sejak awal penelitian untuk menentukan


pertanyaan yang akan dijawab
- Sebagai provokasi, dapat digunakan sebagai balikan untuk pengambilan
kebijakan sehingga diharapkan aka nada perubahan penting demi kepentingan
orang banyak
- Pengamatan, tidak terlepas dari pencatatan terutama tentang perilaku atau
fenomena penting.
- Pengartian sejumlah perilaku organisme di mana dia berada dapat dilakukan
melalui pengamatan yang seksama

Pengamatan dapat digunakan untuk validasi semua data yang terkumpul dengan
metode pengumpulan data lainnya seperti wawancara, tes psikologi, diskusi, ataupun
kuesioner dan pengukuran perilaku lainnya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 17
Setting/Lokasi Pengamatan

1. Pengamatan Naturalistik
Mengamati klien bertingkah laku spontan di tempat aslinya. Keuntungannya
adalah adanya keadaan senyatanya/apa adanya yang memberikan latar
belakang mengapa perilaku yang akan diubah muncul, sekaligus mengetahui
factor-faktor yang mempengaruhinya. Pengamatan naturalistic memberikan
pandangan akurat tentang perilaku yang diamati, tanpa ditutupi oleh
kesadaran diri klien atau usaha untuk memberikan kesan tertentu.
Untuk mengurangi bias pengamatan dan bias dalam laporan perilaku,
kebanyakan skema observasi terfokus pada perilaku tertentu yang telah
disetujui antar pengamat.

2. Pengamatan di Rumah Sakit


Salah satu contoh system pengamatan rumah sakit, yaitu the Inpatient
Multidimensional Psychiatric Scales (IMPS). Skala ini luas digunakan oleh
teknisi rumah sakit jiwa yang mengamati dan mewawancarai kliennya pada
situasi tertentu di lembaga itu.
Salah satu system pengamatan langsung yang sering digunakan juga adalah
the Behavioral Study Form (BSF) yang dikembangkan oleh Schaefer dan
Martin (1975) di Patton State Hospital California. BSF mensyaratkan petugas
medis untuk mengamati klien kira-kira tiap tiga puluh menit dan mencatat
perilaku tertentu.
Sistem alin adalah The Time-Sample Behavioral Checklist (TSBC) oeh Paul
dan Lentz, 1977 yang dikembangkan untuk mengira perilaku yang banyak
dilakukan oleh pasien.
Pengamatan etnologi juga telah digunakan di rumah sakit oleh klinisi yang
tertarik untuk memperoleh data lengkap tentang masalah perilaku anak-anak.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 17
Pengamatan dilakukan pada semua aspek perilaku klien, tetapi subkategori
tertentu menjadi focus analisis fungsional jangka panjang.

3. Pengamatan di Sekolah
Meskipun pengamatan disebut pengamatan sekolah tetapi yang terjadi adalah
pengamatan anak yang sedang bersekolah.
Pengamatan kelas dapat mengarah pada satu anak dan mereka yang
berinteraksi dengannya. Selain itu, pengamat juga dapat melakukan
pengamatan pada beberapa anak yang ditargetkan atau seluruh kelas.

4. Pengamatan di Rumah
Prosedur asessmen melalui pengamatan juga tersedia untuk mengukur
perilaku klinis yang relevan di rumah klien, juga berisi kesimpulan dan seleksi
target yang tidak sistematis (Ackerman, 1958).Sistem ini menempatkan
pengamat terlatih dalam kehidupan klien selama satu atau dua jam sehari.
Dibutuhkan system pencatatan dan pengkodean yang lebih rumit untuk
pengamatan di rumah, apalagi bila dilakukan pada orang dewasa.
Misalnya digunakan system pengkodean untuk mengkategorikan perilaku
verbal sebagai tindakan yang dimulai sendiri atau reaksi positif atau negative
terhadap perilaku orang lain. Dimensi ini yang kemudian digunakan sebagai
indicator dari suatu konstruk psikologi yang mau diukur.
Dalam pendekatan perilakuan, antara assessmen dan penanganan menyatu,
tidak dapat dipisahkan antara prosedur yang satu dengan lainnya.
Pengamatan akan terus-menerus dilakukan untuk melihat perubahan.

5. Pengamatan oleh “Orang Dalam”


Pengamat luar dapat melakukan pekerjaannya tanpa sengaja mempengaruhi
perilaku yang akan diawasi sehingga ide bagus juga bila data amatan
dilakukan oleh orang-orang yang merupakan bagian dari dunia hari-ke-hari

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 17
dari klien. Contohnya, pengamatan perilaku yang dilakukan oleh perawat
rumah sakit, guru di sekolah, orang tua untuk anak-anak di rumah.
Untuk tujuan klinis memang jarang dilakukan tetapi kadang pengamatan
memang bisa melibatkan orang terdekat dari yang mau diamati, misalnya
anggota keluarga dan teman yang mengamati perilaku merokok dari
seseorang yang ingin berhenti merokok. Orang terdekat ini dapat melaporkan
kesuksesan dan kegagalan yang terjadi.

6. Pengamatan Diri
Salah satu kelemahan sekaligus kelebihan dalam pengumpulan data ilmu
pengetahuan perilaku adalah laporan diri. Dengan adanya pengamatan dari
orang lain, laporan diri dapat dibandingkan apakah memang ajeg antara yang
dilaporkan oleh diri dan oleh orang lain. Contoh mengenai usaha berhenti
merokok di atas dapat dipadukan dengan menggunakan kerjasama orang lain
dan menggunakan laporan pengamatan diri sendiri.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 17
Alat Bantu Pengamatan

Penglihatan dan pendengaran manusia terbatas dalam kemampuan mereka untuk


mendeteksi dan membedakan apa yang terjadi di lingkungan. Alat elektronik dan
mekanik digunakan untuk membantu ketidaksempurnaan manusia.

Berbagai macam pencatat waktu bisa membuat pemantauan ang tepat mengenai
respons target. Untuk ketepatan pencatatan waktu, jam elektrik atau stopwatch dapat
dijadikan pencatat waktu kumulatif. Catatan gerak perilaku dadpat disediakan oleh
alat mekanik (tombol atau alat hitung) yang dihubungkan dengan klien sedemikian
rupa.

Alat perekam audio dan video dapat digunakan untuk mengumpulkan data
berkelanjutan untuk pengamatan naturalistic.

Pengamatan Terkendali

Hambatan dalam pengamatan naturalistic adalah ketika frekuensi kemunculan target


pengamatan sangat trendah. Misal ingin mengamati respons klien terhadap stress,
tidak ada jaminan bahwa benar-benar akan muncul situasi dimana klien menghadapi
stress.Demikian pun jika situasi stress muncul, dalam pengamatan naturalistic ada
banyak peristiwa lain yang bisa merumitkan proses pengamatan.

Salah satu cara untuk mengatasi kesulitan sehubungan dengan pengamatan


naturalistic adalah membentuk keadaan khusus untuk mengamati perilaku klien
ketika ia bereaksi terhadap peristiwa yang terencana dan terbakukan. Pengamatan
terkendali juga disebut sebagai tes situasi, penaksiran analog, dan pengamatan
terencana. Peneliti mempertahankan kendali terhadap situasi yang ada untuk
menimbulkan perilaku yang relevan untuk proses assessment klinis

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 17
Tes Bermain Peran

Terkadang juga diciptakan situasi pura-pura di mana klien diminta untuk bermain
peran perilaku. Permainan peran yang sering digunakan dalam pengamatan terkendali
adalah dalam pengiraan kompetensi sosial, ekspresi-diri, dan asertivitas. Dengan
penggunaan tepat, bermain peran dapat menghasilkan data yang berguna.

Kesimpulan

Pengamatan adalah salah satu metode pengumpulan data yang sangat tua, setua hidup
manusia di dunia sejak zaman prasejarah sampai sekarang.

Berdasarkan tempatnya, ada pengamatan alamiah, pengamatan di rumah sakit, di


puskesmas, di masyarakat.

Pengamatan Klinis

• Khususnya dalam pendekatan perilakuan,pengiraan dan tindakan menyatu


tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

• Pengamatan perilaku yang akan diubah untuk ditingkatkan atau dikurangi,


dilakukan minimal dua minggu untuk menentuakan situasi basal sebelum ada
tindakan.

• Pencatatan munculnya, lamanya, dan intensitas perilaku dilakukan secara


seksama dan disajika dalam bentuk grafik untuk dapat dilihat apakah perilaku
menetap selama dua minggi ini

Pengamatan Naturalis

 Mengamati kelayan bertingkah laku spontan di tempat aslinya seperti di


rumahnya mempnyai beberapa keuntungan yang jelas.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 17
 Contoh klasik pengamatan naturalistic adalah penelitia antrpologi di lapangan
di mana seorang ilmuwan bergabung dengan suku, subkultur, atau unit social
untuk mengamati karakteristikya dan perilaku individu di dalamnya.

 Pengamat adalah peserta dalam semua kegiatan, pengamaan biasanya berupa


catatan anekdot atau peristiwa khusus dan unik yang dapat digunakan sebagai
contoh perilaku sehari-hari masyarakat di mana pengamat terlibat dalam
kehidupan dan akegiatan mereka. Kelak catatan berbagai anekdot itu dapat
dijadikan penilaian detil yang disebut etnography.

Terapan mikro-makro tetap membutuhkan pengamatan. Di aras mikro, pengamatan


ditujukan pada perorangan dan pada aras makro ditujukan pada jejaring sosial yang
ada di masyarakat. Pengamatan di aras mikro sebagai bagian dari proses pengiraan
banyak berasal dari Nietzel & Bernstein (1987).

C. LATIHAN
1. Jelaskan yang dimaksud dengan pengamatan retrospektif!
2. Apakah tujuan pengamatan?
3. Bagaimana cara melakukan pengamatan libatan?

D. KUNCI JAWABAN
1. Pengamatan retrospektif dapat dilakukan setelah eksperimen selesai. Untuk
kasus perorangan, pengamatan retrospektif dapat dilakukan oleh psikolog
klinis ketika ia mengumpulkan data sebelum tindakan dilakukan. Ia akan
mengumpulakn data dari orang-orang penting dalam kehidupan kliennya.
Klien yang dewasa atau tuajuga dapat ditanyai tentang perilaku yang ingin
diubahnya dengan bantuan psikolog klinis. Ia dapat melaporkan hasil
pengamatan dirinya sejak ia mengalami gangguan yang membawanya pada
penggunaan jasa psikolog klinis.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 17
2. Tujuan pengamatan adalah untuk mengumpulkan data entah dengan
pencatatan sederhana ataupun menggunakan alat-alat elektronik dengan
teknologi tinggi, secara spesifik digunakan untuk:
a. Untuk mengumpulkan informasi yang tidak dapat diperoleh dari
metode lain
b. Untuk melengkapi data lain sebagai bahan pendekatan pengiraan
(assessment) ganda (Nietzel & Bernstein, 1987)

3. Pengamatan libatan dilakukan bila peneliti berada di suatu tempat di mana


peristiwa yang diteliti ada dalam kehidupan sehari-hari. Begitu meneliti
masyarakat, mau tidak mau peneliti perlu berada di tempat itu untuk
mengamati kehidupan sehari-hari warganya. Dibutuhkan waktu untuk terlibat
dalam kehidupan sehari-hari warga yagn sedang diamati. Untuk itu,
dibutuhkan keterampilan sosial ketika tim penelitian memperkenalkan diri.

E. DAFTAR PUSTAKA

Prawitasari, J. E. 2011. Psikologi Klinis: Pengantar Terapan Mikro dan


Makro. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Aktinson, P. & Hammersley, M. 1998. Ethnography and Participant


Observation. Strategies of Qualitative Inquiry. academia.edu. Lihat:
https://www.academia.edu/download/8222015/6461181041799.pdf

Bakeman, R. & Quera, V. 2012. Behavioral Observation.psycnet.apa.org.


Lihat: https://psycnet.apa.org/record/2011-23863-013

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 / 17

Anda mungkin juga menyukai