(PSI 312)
MODUL PERTEMUAN 4
PENGAMATAN
DISUSUN OLEH:
LITA PATRICIA LUNANTA, M. PSI
Pernyataan seperti ahli dari New Zealand tersebut pasti akan dibantah oleh
seorang psikolog klinis senior dengan latar belakang kedokteran dari salah satu
lembaga penelitian di Berlin, Jerman. Ia menyatakan bahwa pendekatan kualitatif,
dengan menggunakan dirinya sendiri sebagai pengamat sekaligus pengumpul data,
sangat penting untuk memahmi perilaku manusia. Dalam hal ini, bukan berarti bahwa
penggunaan teknologi perekaman tidak akan digunakan. Pancaindera tetap digunakan
untuk mengamati kembali hasil rekaman. Terlihat disini bahwa ada perbedaan
pendapat mendasar tentang pengumpulan data secara kuantitatif dan kualitatif.
Perbedaan pandangan seperti itu merupakan hal yang biasa dalam dunia akademik.
Hasil pengumpulan data dari alat dengan teknologi secanggih apapun tetap
membutuhkan pancaindera manusia untuk mengartikan data yang terkumpul. Makin
banyak mengamati akan makin peka pancaindera kita. Dari pancaindera, penglihatan
merupakan andalan dalam mengamati perilaku manusia. Setelah itu, pendengaran
Topik pengamatan akan diterangkan lebih rinci dalam bab ini. Berbagai cara
pengamatan akan disajikan. Antara lain akan diuraikan tentang pengamatan
naturalistic yang terdiri atas pengamatan di rumah sakit, pengamatan di sekolah,
pengamatan di rumah, pengamatan oleh orang dalam, pengamatan diri, dan alat bantu
dalam pengamatan. Kemudian akan dikemukakan tentang pengamatan terkendali dan
tes bermain peran.
Pengamatan
Pengamatan adalah metode yang selalu digunakan dalam semua ilmu pengetahuan,
entah menggunakan pancaindera manusia ataupun menggunakan alat pengamatan
yang sudah ditera. Pada jaman dahulu sebelum ditemukan berbagai alat pengamatan
elektronik ataupun kaca pembesar, pengamatan yang dilakukan oleh ilmuwan adalah
dengan menggunakan pancaindera saja. Ia tidak hanya menggunakan matanya,
telinganya, perabaannya, penciumannya, tetapi pencecapannya jug apunya peran
Demikian juga, ketika psikologi Gestalt di abad ke-19 dengan tokoh Kohler, Koffka,
Wertheimer mulai meneliti tentang persepsi manusia dan perilaku simpanse, makin
kuat psikologi diakui sebagai ilmu pengetahuan. Semua pengamatan dilakukan di
laboratorium mereka.
Bentuk Pengamatan
Pengamatan terdiri dari berbagai bentuk, dari yang sangat sederhana sampai pada
metode pencatatan yang pasti dan canggih. Bentuk yang paling sederhana adalah
pencatatan pengamatan di lapangan. Terutama untuk penelitian di aras makro dan
dengan pendekatan kualitatif, pencatatan lapangan dilakukan oleh peneliti atau
asisten peneliti. Pencatatan lapangan ini dilakukan setiap kali terjadi peristiwa yang
menjadi inti penelitian. Ketika seseorang meneliti suatu masyarakat biasanya dia akan
tinggal di suatu kancah penelitian, entah di suatu kampong di sebuah kota ataupun
dusun di sebuah desa. Biasanya dia akan tinggal di masyarakat tersebut beberapa
waktu, paling singkat dua minggu dan bahkan bisa sampai setahun atau lebih. Dia
akan terlibat dalam kehidupan warga sehari-hari. Dari keterlibatannya itu, dia akan
mencatat semua hal yang berkaitan dengan kehidupan warga, terutama peristiwa-
peristiwa khusus sebagai contoh hasil pengamatan terhadap inti penelitiannya.
Supaya hasil pengamatan lebih tepat dan akurat, alat-alat perekam elektronik
biasanya digunakan entah berupa perekm audio ataupun video. Inilah yang disebut
dengan pencatatan lebih canggih dengan peralatan teknolog imutakhir. Kamera
Pengamatan libatan dilakukan bila peneliti berada di suatu tempat di mana peristiwa
yang diteliti ada dalam kehidupan sehari-hari. Begitu meneliti masyarakat, mau tidak
mau peneliti perlu berada di tempat itu untuk mengamati kehidupan sehari-hari
warganya. Dibutuhkan waktu untuk terlibat dalam kehidupan sehari-hari warga yagn
sedang diamati. Untuk itu, dibutuhkan keterampilan sosial ketika tim penelitian
memperkenalkan diri.
- Untuk mengumpulkan informasi yang tidak dapat diperoleh dari metode lain
- Untuk melengkapi data lain sebagai bahan pendekatan pengiraan (assessment)
ganda (Nietzel & Bernstein, 1987)
Pengamatan dapat digunakan untuk validasi semua data yang terkumpul dengan
metode pengumpulan data lainnya seperti wawancara, tes psikologi, diskusi, ataupun
kuesioner dan pengukuran perilaku lainnya.
1. Pengamatan Naturalistik
Mengamati klien bertingkah laku spontan di tempat aslinya. Keuntungannya
adalah adanya keadaan senyatanya/apa adanya yang memberikan latar
belakang mengapa perilaku yang akan diubah muncul, sekaligus mengetahui
factor-faktor yang mempengaruhinya. Pengamatan naturalistic memberikan
pandangan akurat tentang perilaku yang diamati, tanpa ditutupi oleh
kesadaran diri klien atau usaha untuk memberikan kesan tertentu.
Untuk mengurangi bias pengamatan dan bias dalam laporan perilaku,
kebanyakan skema observasi terfokus pada perilaku tertentu yang telah
disetujui antar pengamat.
3. Pengamatan di Sekolah
Meskipun pengamatan disebut pengamatan sekolah tetapi yang terjadi adalah
pengamatan anak yang sedang bersekolah.
Pengamatan kelas dapat mengarah pada satu anak dan mereka yang
berinteraksi dengannya. Selain itu, pengamat juga dapat melakukan
pengamatan pada beberapa anak yang ditargetkan atau seluruh kelas.
4. Pengamatan di Rumah
Prosedur asessmen melalui pengamatan juga tersedia untuk mengukur
perilaku klinis yang relevan di rumah klien, juga berisi kesimpulan dan seleksi
target yang tidak sistematis (Ackerman, 1958).Sistem ini menempatkan
pengamat terlatih dalam kehidupan klien selama satu atau dua jam sehari.
Dibutuhkan system pencatatan dan pengkodean yang lebih rumit untuk
pengamatan di rumah, apalagi bila dilakukan pada orang dewasa.
Misalnya digunakan system pengkodean untuk mengkategorikan perilaku
verbal sebagai tindakan yang dimulai sendiri atau reaksi positif atau negative
terhadap perilaku orang lain. Dimensi ini yang kemudian digunakan sebagai
indicator dari suatu konstruk psikologi yang mau diukur.
Dalam pendekatan perilakuan, antara assessmen dan penanganan menyatu,
tidak dapat dipisahkan antara prosedur yang satu dengan lainnya.
Pengamatan akan terus-menerus dilakukan untuk melihat perubahan.
6. Pengamatan Diri
Salah satu kelemahan sekaligus kelebihan dalam pengumpulan data ilmu
pengetahuan perilaku adalah laporan diri. Dengan adanya pengamatan dari
orang lain, laporan diri dapat dibandingkan apakah memang ajeg antara yang
dilaporkan oleh diri dan oleh orang lain. Contoh mengenai usaha berhenti
merokok di atas dapat dipadukan dengan menggunakan kerjasama orang lain
dan menggunakan laporan pengamatan diri sendiri.
Berbagai macam pencatat waktu bisa membuat pemantauan ang tepat mengenai
respons target. Untuk ketepatan pencatatan waktu, jam elektrik atau stopwatch dapat
dijadikan pencatat waktu kumulatif. Catatan gerak perilaku dadpat disediakan oleh
alat mekanik (tombol atau alat hitung) yang dihubungkan dengan klien sedemikian
rupa.
Alat perekam audio dan video dapat digunakan untuk mengumpulkan data
berkelanjutan untuk pengamatan naturalistic.
Pengamatan Terkendali
Terkadang juga diciptakan situasi pura-pura di mana klien diminta untuk bermain
peran perilaku. Permainan peran yang sering digunakan dalam pengamatan terkendali
adalah dalam pengiraan kompetensi sosial, ekspresi-diri, dan asertivitas. Dengan
penggunaan tepat, bermain peran dapat menghasilkan data yang berguna.
Kesimpulan
Pengamatan adalah salah satu metode pengumpulan data yang sangat tua, setua hidup
manusia di dunia sejak zaman prasejarah sampai sekarang.
Pengamatan Klinis
Pengamatan Naturalis
C. LATIHAN
1. Jelaskan yang dimaksud dengan pengamatan retrospektif!
2. Apakah tujuan pengamatan?
3. Bagaimana cara melakukan pengamatan libatan?
D. KUNCI JAWABAN
1. Pengamatan retrospektif dapat dilakukan setelah eksperimen selesai. Untuk
kasus perorangan, pengamatan retrospektif dapat dilakukan oleh psikolog
klinis ketika ia mengumpulkan data sebelum tindakan dilakukan. Ia akan
mengumpulakn data dari orang-orang penting dalam kehidupan kliennya.
Klien yang dewasa atau tuajuga dapat ditanyai tentang perilaku yang ingin
diubahnya dengan bantuan psikolog klinis. Ia dapat melaporkan hasil
pengamatan dirinya sejak ia mengalami gangguan yang membawanya pada
penggunaan jasa psikolog klinis.
E. DAFTAR PUSTAKA