14463-Article Text-38108-1-10-20200630
14463-Article Text-38108-1-10-20200630
Abstrak;
Konsep diri bagi remaja berperan agar remaja dapat menyesuaikan dengan lingkungannya,
agar mereka dapat diterima oleh lingkungannya. Remaja yang memiliki konsep diri yang
positif akan memiliki tujuan dan cita-cita yang jelas terhadap masa depannya. Juga akan
memunyai semangat hidup dan semangat juang yang tinggi. Konsep diri merupakan
evaluasi terhadap domain yang spesifik dari diri. Remaja dapat membuat evaluasi diri
terhadap berbagai domain dalam hidup akademiknya. Konsep diri terbentuk berdasarkan
persepsi seseorang mengenai sikap-sikap orang lain terhadap dirinya. Pada seorang anak, Ia
mulai belajar berfikir dan merasakan dirinya seperti apa yang telah ditentukan oleh orang lain
dalam lingkungannya. Pembentukan konsep diri antara laki-laki dan perempuan mengalami
perbedaan. Perempuan dalam pembentukan konsep diri bersumber dari keadaan fisik dan
popularitas dirinya, sedangkan konsep diri laki-laki bersumber dari agresifitas dan
kekuatan dirinya.
Kata Kunci : Konsep diri; remaja; perempuan dan laki-laki
The concept of self for adolescents plays a role so that adolescents can adjust to their
environment, so they can be accepted by their environment. Teenagers who have a positive
self-concept will have clear goals and ideals for their future. will also have the spirit of life
and high morale. The concept of self is an evaluation of a specific domain of self. Teenagers
can make a self-evaluation of various domains in their academic life. self-concept is formed
based on one's perception of other people's attitudes toward him. In a child, he begins to
learn to think and feel himself as determined by others in his environment. the formation of
self- concepts between men and women experiences differences. Women in the formation
of self- concept comes from the physical state and popularity, while the male self-concept comes
from his aggressiveness and strength.
Keywords: Self concept; teenager; woman and man
PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa penuh warna dan dinamika, disertai rangkaian gejolak
emosi yang menghiasi perjalanan seorang manusia yang hendak tumbuh dewasa. Bagi
remaja, di masa inilah mereka mulai mengenal lingkungan luar. Sudah cukup masa kecil
yang hanya berada di seputar lingkup keluarga atau teman-teman saja. Para remaja akan
cenderung semakin memperluas lingkungan pergaulannya, baik berinteraksi secara
langsung ataupun dengan perantaraan teknologi seperti internet dan telepon genggam.
Pada masa remajalah
1
Pembentukan Konsep Diri Remaja...(Andi Syahraeni)
seorang manusia mulai membangun jati diri, memiliki kehendak bebas (freewill) untuk
memilih memegang teguh prinsip dan mengembangkan kapasitasnya. Di masa inipula, ia
rentan terkena pengaruh dari pergaulan dengan teman-temannya. Karena freewill yang
mereka miliki serta dorongan pergaulan yang semakin dinamis menyebabkan remaja
cenderung mudah mengikuti pengaruh lingkungan sekitarnya.. Jika lingkungan tempat
bergaul mereka itu positif, maka mereka akan semakin berkembang ke arah positif, tetapi
jika mereka terjerumus dalam lingkungan negative maka remaja juga akan trdorong
melakukan hal-hal negative.1
Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat akan tetapi memunyai
pengaruh yang besar bagi bangsa dan Negara. Dari keluargalah akan terlahir generasi penerus
yang akan menentukan nasib bangsa. Apabila keluarga dapat menjalankan fungsi dengan
baik, maka dimungkinkan tumbuh generasi yang berkualitas dan dapat diandalkan yang
akan menjadi pilar-pilar kemajuan bangsa. Sebaliknya bila keluarga tidak dapat berfungsi
dengan baik, bukan tidak mungkin akan menghasilkan generasi-generasi yang bermasalah
yang dapat menjadi beban sosial masyarakat. Keberfungsian keluarga dapat ditentukan
oleh proses-proses yang berlangsung di dalamnya. Tingkat social-ekonomi keluarga boleh
jadi memberikan sumbangan bagi keberhasilan keluarga menjalankan fungsinya, namun di
sisi lain tingkat social-ekonomi keluarga tidak menentukan keberfungsian keluarga. Sudah
banyak bukti yang menunjukkan keluarga-keluarga dengan tingkat social-ekonomi rendah
yang berhasil mengantarkan anak-anak mereka menjadi sosok-sosok yang diandalkan.
Demikian pula tidak sedikit keluarga bergelimang harta yang mengalami kemerosotan karena
anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang bermasalah.
Keluarga merupakan lingkungan terdekat untuk membesarkan, mendewasakan dan
di dalamnya anak mendapatkan pendidikan pertama kali. Keluarga adalah lingkungan yang
paling kuat pengaruhnya dalam membesarkan anak. Oleh karena itu keluarga memiliki
peran yang penting dalam perkembangan anak, sedangkan keluarga yang kurang baik akan
berpengaruh negative pada perkembngan anak.
Keluarga yang tenteram, bahagia dan sejahtera merupakan dambaan setiap manusia.
Untuk mewujudkan keluarga sebagaimana yang didambakan merupakan usaha yang tidak
mudah, karena terbentuknya keluarga merupakan sebuah proses yang panjang dan melalui
penyesuaian yang juga tidak mudah. Mengingat keluarga terbentuk dari dua pribadi yang
berasal dari dua keluarga berbeda, memiliki latar belakang dan pengalaman hidup yang
berbeda pula. Perbedaan-perbedaan tersebut seringkali menjadi pemicu terjadinya
kesalahpahaman dan keributan antar pasangan. Bila tidak segera teratasi maka
kesalahpahaman dapat berlanjut menjadi komflik yang berkepanjangan yang bisa berakhir
pada perceraian. Akan tetapi dengan usaha yang terus menerus untuk saling memahami
dan mengerti karakteristik pasangan, maka tindakan-tindakan yang dapat memicu
keributan pasangan dapat dicegah. Kalaupun sampai terjadi keributan, perlu diupayakan
agar hal tersebut dapat dihadapi dengan cara dewasa yakni dengan mengelolanya dengan
cara konstruktif sehingga ditemukan jalan keluar yang dapat diterima bersama.
Bila kedudukan keluarga memunyai tempar primer dalam pembentukan pribadi
seorang anak, maka kehilangan keharmonisan itu memunyai pengaruh bagi perkembangan
1
Jamal Makmur Asmani, Kiat Mengatasi Kenakalan Remaja di Sekolah (Yogyakarta: Bina Biru, 2012),
h. 14
2
Al-Irsyad Al-Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 7, Nomor 1 Mei 2020 : 61-76
psikologi remaja, terutama bagi perkembangan seorang anak yang pada tahap itu sedang
dalam proses mencari jati dirinya. Maka ketidakharmonisan tersebut bagi anak dirasa sebagai
hal yang membingungkan sebab merasa kehilangan tempat berpijak dan pegangan hidup. 2
Broken Home dalam keluarga sangat berpengaruh negative bagi tumbuh kembang anak,
apalagi jika sang anak sudah memasuki masa remaja, masa yang sangat membutuhkan figur
serta kasih sayang dan perhatian utuh dari kedua orang tuanya. Kurangnya kasih sayang
yang diperoleh dari orang tua menyebabkan remaja terjerumus ke dalam pergaulan yang
negative., seperti meminum minuman keras, menggunakan narkoba,sex bebas bahkan
sampai ada yang drop aut dari sekolah karena melakukan pelanggaran. Dan dampak lainnya
anak menjadi pemurung, pendiam , tidak betah di rumah, menutup diri dan sebagainya.
Masalah seperti ini seringkali terjadi di sebagian besar rumah tangga yang orang
tuanya sibuk sehingga tidak sempat mengurusi dan memperhatikan anak-anaknya serta
yakin tidak ada masalah dalam perilaku mereka. Lebih-lebih pada masyarakat yang di
dalamnya tersebar kejelekan serta segala bentuk fasilitas kemaksiatan dan kesesatan yang
begitu mudah diperoleh anak-anak apalagi yang baru beranjak remaja.3
Konsep diri bagi remaja berperan agar remaja dapat menyesuaikan dengan
lingkungannya, agar mereka dapat diterima oleh lingkungannya. Pendapat lain
menyebutkan bahwa konsep diri bersama dengan citra tubuh, ideal self (diri yang
diinginkan individu) dan sosial self (diri yang dipersepsi berdasarkan apa yang dipandang
masyarakat). Remaja yang memiliki konsep diri yang positif akan memiliki tujuan dan cita-
cita yang jelas terhadap masa depannya. Remaja yang memiliki konsep diri positif juga akan
memunyai semangat hidup dan semangat juang yang tinggi. Sebaliknya remaja yang
memiliki konsep diri negative
cenderung memberikan batasan kepada dirinya bahwa dia tidak bisa memenuhi apa yang
diinginkan lingkungan, yang pada akhirnya remaja merasa rendah diri.4
PEMBAHASAN
A. Pembentukan Konsep Diri Remaja
1. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri (self consep) merupakan suatu bagian yang penting umtuk dijaga
dan dikembangkan dalam menjalani kehidupan manusia. Adapun pengertian konsep
diri menurut para ahli;
a. Menurut Harlok, konsep diri diartikan sebagai persepsi, keyakinan, perasaan
atau sikap seseorang tentang dirinya sendiri, kuslitas penyikapan individu
tentang dirinya sendiri dan suatu system pemaknaan individu tentang dirinya
sendiri dan pandangan orang lain tentang dirinya.5
2
Elvi Mu”awanah, Bimbingan Konseling Islam, (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 50-51
33
Husei Syahatat, Menjadi Kepala Rumah Tangga yang Sukses, (Jakarta; Gema Insani, 2002), h.119
4
Syekh Khalid bin Abdul Rahman, Kitab Fikhi Mendidik anak (Jogjakarta: Diva Press, 2012), h. 422
5
Hurloc, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan oleh
Meitasari Tjandrasa & Mukhlisa Zarkasih (Jakarta: Erlangga, 1976), h. 22
3
Pembentukan Konsep Diri Remaja...(Andi Syahraeni)
b. Menurut Darmawan, konsep diri merupakan persepsi diri sendiri tentang aspek
pisik, social dsn psikologi yang diperoleh individu melalui pengalaman dan
interaksinya dengan orang lain.6
c. Menurut Surya, Konsep diri adalah gambaran, cara pandang, keyakinan ,
pemikiran, perasaan terhadap apa yang dimiliki orang tentang dirinya, meliputi
kemampuan, karakter diri, sikap, perasaan, kebutuhan, tujuan hidup dan
penampilan diri.7
d. Menurut Santrock , Konsep diri merupakan evaluasi terhadap domain yang
spesifik dari diri. Remaja dapat membuat evaluasi diri terhadap berbagai domain
dalam hidup akademiknya.8
Berbagai pendapat yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa konsep diri
adalah penilaian yang dilakukan individu itu sendiri menyangkut kondisi fisik (tubuh)
maupun kondisi psikis (social, emosi, moral dan kognitif) terhadap dirinya sendiri sehingga
akan menghasilkan sebuah penilaian yang sifatnya subjektif.
Konsep diri merupakan factor yang sangat penting dan menentukan dalam
komunikasi antar pribadi. Konsep diri dapat memengaruhi kemampuan berpikir
seseorang. Hurlock menyebutkan bahwa konsep diri mempunya tiga komponen
yaitu:
6
Indra Darmawan, Kiat jitu Taklukkan Psikotest (Jogjakarta, Buku Kita, 2009), h. 50
7
Hendra Surya, Percaya Diriitu Penting, Peran Orangtua dalam Menumbuhkan Percaya Diri Anak
(Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007), h. 50
8
Santrock J.W, Life Span Development (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 56
9
Santrock, J.W. Life-Span Developmen jilid I Penerjemah, h. 56.
4
Al-Irsyad Al-Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 7, Nomor 1 Mei 2020 : 61-76
yang menyatakan konsep diri sebagai organisasi dari sikap-sikap diri (self-
attitudes). Oleh karena itu, menurut Burns komponen konsep diri sama halnya
dengan komponen sikap pada umumnya. Sebagai suatu sikap, konsep diri tentu saja
mempunyai objek yang dalam hal ini adalah dirinya sendiri.10
10
Burns, R. B, Konsep Diri: Teori Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku Terjemahan oleh Eddy,
(Jakarta: Arcan, 1979), h. 66.
11
Singgih D Gunarsa , Psikologi Perkembangan anak dan Remaja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008),
h. 238.
12
Pudjijogyanti, Konsep Diri dalam Pendidikan, (Jakarta: Arcan, 1995), h. 29.
5
Pembentukan Konsep Diri Remaja...(Andi Syahraeni)
Konsep diri sementara adalah konsep diri yang sifatnya hanya sementara
saja dijadikan patokan. Apabila tempat dan situasi berbeda, konsep-konsep ini
dapat menghilang. Konsep diri sementara ini terbentuk dari interaksi dengan
lingkungan dan besarnya dipengaruhi oleh suasana hati, emosi dan pengalaman
baru yang dilaluinya.
Konsep diri ideal terbentuk dari persepsi dan keyakinan remaja tentang
dirinya yang diharapkan, atau yang ingin dan seharusnya dimilikinya.13
13
Hurlock, E. B, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Terjemahan oleh Med. Meitasari. Tjandrasa & Muslichah Zarkasih, h. 78.
6
Al-Irsyad Al-Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 7, Nomor 1 Mei 2020 : 61-76
yang menyangkut materi adalah pendapat individu tentang harta benda atau
kemampuan finansial yang dimilikinya, yang menjadi penilaian mereka atas
dirinya sendiri.14
14
Mudjiran, dkk, Perkembangan Peserta Didik, (Padang: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan,
2007), h. 152.
15
Burns, Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku, Terjemahan oleh Eddy, h. 223.
16
Elide Prayitno, Psikologi Perkembangan Remaja, h. 122.
7
Pembentukan Konsep Diri Remaja...(Andi Syahraeni)
Konsep diri bukanlah factor yang dibawa sejak lahir, melainkan factor yang
dipelajari dan dibentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan
individu lain. Setiap individu akan menerima tanggapan. Tanggapan-tanggapan yang
diberikan tersebut akan dijadikan cermin menilai dan memandang dirinya. Orang
17
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 160.
18
Fits, W.H, The Self Concept and Self Actualization. (New York: Monografh In The Dede Wallace
Centre, 1971), h. 101.
8
Al-Irsyad Al-Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 7, Nomor 1 Mei 2020 : 61-76
yang pertama kali dikenal oleh individu adalah orangtua dan anggota yang ada
dalam keluarga. Setelah individu mampu melepaskan diri dari ketergantungannya
dengan keluarga, ia akan berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas sehingga
akan membentuk suatu gambaran diri dalam individu tersebut. Terbentuknya
konsep diri seseorang berasal dari interaksinya dengan orang lain.
a. Keadaan fisik
b. Kondisi keluarga
19
Pudjijogyanti, Konsep Diri dalam Pendidikan, (Jakarta: Arcan, 1995), h. 12.
9
Pembentukan Konsep Diri Remaja...(Andi Syahraeni)
20
Pudjijogyanti, Konsep Diri dalam Pendidikan, h. 12.
21
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996)
22
Pudjijogyanti, Konsep Diri dalam Pendiikan, h. 29.
10
Al-Irsyad Al-Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 7, Nomor 1 Mei 2020 : 61-76
Konsep diri merupakan factor penting dalam berinteraksi. Hal ini disebabkan
oleh sebuah individu dalam bertingkah laku sangat dipengaruhi oleh konsep dirinya.
Kelebihan manusia dengan mahluk lainnya adalah dapat menyadari siapa dirinya,
mengobservasi diri dalam tindakan serta mampu mengevaluasi setiap tindakan
sehingga individu terhindar dari konsep diri yang negative.
11
Pembentukan Konsep Diri Remaja...(Andi Syahraeni)
Rakhmat juga menjelaskan bahwa orang yang memunyai konsep diri negative
memunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Peka terhadap kritk. Tidak tahan menerima kritikan ,mudah marah dan naik
pitam. Menganggap koreksi dari orang lain sebagai usaha menjatuhkan harga
dirinya.
b. Sangat responsive dan antusias menerima pujian. Menganggap segala hal yang
menunjang harga dirinya menjadi pusat perhatiannya.
c. Hiperkritis terhadap orang lain. Sikap ini dikembangkan sejalan dengan sikap
yang kedua, disatu pihak ia ingin selalu dipuji tapi dipihak lain ia tidak sanggup
mengungkapkan penghargaan atau pengakuan akan kelebihan orang lain.
d. Cenderung bersikap pesimis terhadap kompetisi seperti terungkap dalam
keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam mencapai prestasi,
menganggap tidak berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.
Berbagai pendapat para ahli yang telah dijelaskan di atas maka dapat dpahami bahwasanya
antara konsep diri positif dengan negative memiliki ciri yang dapat dijadikan sebagai
12
Al-Irsyad Al-Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 7, Nomor 1 Mei 2020 : 61-76
pembeda di antara keduanya. Konsep diri positif dapat dilihat dari keyakinan
menyelesaikan masalah, mampu menyesuaikan diri dengan individu lainnya, mendapat
pujian yang wajar, memahami setiap individu memiliki perasaan dan mampu untuk
memperbaiki dirinya sendiri. Selanjutnya konsep diri negative dapat dilihat dari kepekaan
individu terhadap kritik yang diberikan orang lain, sangat responsive terhadap setiap kejadian
yang terjadi, hiperkritis terhadapap orang lain, cenderung merasa tidak disenangi orang lain
dan cenderung bersikap pesimis.
Upaya dalam menangani berbagai permasalahan konsep diri yang dihadapi oleh
remaja dapat diatasi dengan berbagai cara dan metode. Beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menyelesaikan masalah tentang konsep diri adalah sebagai berikut;
1. Upaya preventif
2. Upaya Kuratif
Pendekatan persuasive kerap dilakukan apabila dirasa ada remaja yang yang
memerlukan pembimbingan, hal ini jug berangkat dari hal-hal sederhana. Contoh
kecil, himbauan untuk selalu menjaga control diri saat melakukan debat atau terjadi
silang pendapat antara remaja dan orangtua, tujuannya agar dapat membentuk
sikap moral positif seperti kerelaan untuk mendapatkan kritikan.
13
Pembentukan Konsep Diri Remaja...(Andi Syahraeni)
3. Upaya responsive
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari apai
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
14
Al-Irsyad Al-Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 7, Nomor 1 Mei 2020 : 61-76
diperintahkan.
15
Pembentukan Konsep Diri Remaja...(Andi Syahraeni)
Berdasarkan ayat di atas dapat dimaknai bahwasanya salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi permaslahan konsep diri adalah dengan malukukan upaya
pencegahan dan dilakukan dari memperbaiki untuk mengatasi permasalahan konsep diri
adalah dengan melakukan upaya pencegahan. Upaya pencegahan ini dilakukan mulai dari
memperbaiki diri terlebih dahulu dan selanjutnya memperbaiki keluarga {(trmasuk di
dalamnya istri dan anak). Keluarga merupakan pendidikan dasar yang diterima oleh anak
sehingga apabila anak dibesarkan oleh keluarga yang saling menghargai, menghormati dan
penuh dengan tatakrama maka anak yang terbina adalah anak yang berpeluang untuk
memiliki konsep diri positif. Sebaliknya apabila anak dibesarkan oleh keluarga yang tidak
saling menghargai maka anak akan berpeluang memiliki konsep diri negatif.
KESIMPULAN
Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat akan tetapi memunyai
pengaruh yang besar bagi bangsa dan negara. Dari keluargalah akan terlahir generasi
penerus yang akan menentukan nasib bangsa. Apabila keluarga dapat menjalankan fungsi
dengan baik, maka dimungkinkan tumbuh generasi yang berkualitas dan dapat diandalkan
yang akan menjadi pilar-pilar kemajuan bangsa
Konsep diri bagi remaja berperan agar remaja dapat menyesuaikan dengan
lingkungannya, agar mereka dapat diterima oleh lingkungannya. Remaja yang memiliki
konsep diri yang positif akan memiliki tujuan dan cita-cita yang jelas terhadap masa
depannya. juga akan memunyai semangat hidup dan semangat juang yang tinggi. Konsep
diri merupakan evaluasi terhadap domain yang spesifik dari diri.
Remaja dapat membuat evaluasi diri terhadap berbagai domain dalam hidup
akademiknya. konsep diri terbentuk berdasarkan persepsi seseorang mengenai sikap-sikap
orang lain terhadap dirinya. Pada seorang anak, ia mulai belajar berfikir dan merasakan
dirinya seperti apa yang telah ditentukan oleh orang lain dalam lingkungannya.
pembentukan konsep diri antara laki-laki dan perempuan mengalami perbedaan.
Perempuan dalam pembentukan konsep diri bersumber dari keadaan fisik dan popularitas
dirinya, sedangkan konsep diri laki-laki bersumber dari agresifitas dan kekuatan dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Makmur. Kiat Mengatasi Kenakalan Remaja di Sekolah,Yogyakarta: Bina Biru,
2012.
Burns, R. B, Konsep Diri: Teori Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku Terjemahan oleh Eddy,
Jakarta: Arcan, 1979.
Darmawan, Indra. Kiat jitu Taklukkan Psikotest, Jogjakarta, Buku Kita, 2009.
Fits, W.H, The Self Concept and Self Actualization. New York: Monografh In The Dede Wallace
Centre, 1971.
Gunarsa, Singgih D. Psikologi Perkembangan anak dan Remaja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
16
Al-Irsyad Al-Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 7, Nomor 1 Mei 2020 : 61-76
17