Anda di halaman 1dari 7

Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.

07(01): 59-65
ISSN: 2621-1645 2020

doi: 10.22236/komunika.v7i1.5567

Keberhasilan Petisi Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual


terhadap Anak melalui Change.org
Utin Kustriana1
1
Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP UHAMKA, Jl. Limau II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Indonesia, 12130
* Email Korespondensi: utinkustriana05@gmail.com

ABSTRAK
Kata kunci: Change.org adalah situs petisi global yang juga tersedia dalam bahasa Indonesia. Melalui
Change.org situs ini publik dapat menyusun petisi untuk mendorong perubahan sosial. Studi ini
Kekerasan meneliti keberhasilan petisi untuk ratifikasi UU Penghapusan Kekerasan Seksual melalui
Perubahan
Petisi Change.org. Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme dan teori determinisme
Sosial teknologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan studi
literatur. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis data kualitatif. Penelitian ini
menemukan bahwa petisi untuk Rencana Penghapusan Kekerasan Seksual yang akan
dihapus melalui situs web Change.org berhasil disahkan. Para penggagas petisi berhasil
mengumpulkan sekitar 70 ribu pendukung, sehingga para pembuat keputusan
menjadikannya pertimbangan penting. Untuk mendapatkan banyak dukungan, para
penggagas petisi mendistribusikannya melalui email. Ia menggunakan kalimat yang
sederhana dan jelas agar mudah dipahami. Dia juga menggunakan kalimat netral dan tidak
menghakimi. Selain itu, para inisiator petisi menggunakan media lain untuk menjangkau
sebanyak mungkin audiens, termasuk mereka yang tidak menggunakan media sosial.
Kasus pelecehan seksual terhadap seorang siswa SMP di daerah Bengkulu oleh 14 remaja
pada tahun 2016 menjadi faktor pendorong bagi banyak orang untuk mendukung petisi ini.

ABSTRACT
Keyword: Change.org is a global petition site which is also available in Indonesian. Through this
Change.org site the public can compile a petition to encourage social change. This study examines the
Petition success of the petition for ratification of the Law on the Elimination of Sexual Violence
Social change
Sexual through Change.org. Researchers use the constructivist paradigm and technological
Violence determinism theory. Data collection techniques carried out by in-depth interviews and
literature study. Data analysis technique is done by qualitative data analysis. This
research found that the petition for the Elimination of Sexual Violence Laws Plans to be
abolished through the Change.org website was successfully passed. The initiators of the
petition managed to gather around 70 thousand supporters, so the decision makers made it
a significant consideration. To gain a lot of support, the initiators of the petition
distributed it via e-mail. He uses simple and clear sentences to be easily understood. He
also uses neutral and non-judgmental sentences. In addition, petition initiators use other
media to reach as many audiences as possible, including those who do not use social
media. The case of sexual harassment of a junior high school student in the Bengkulu area
by 14 teenagers in 2016 became a motivating factor for many people to support this
petition
dulu masyarakat perkotaan tidak saling
PENDAHULUAN
mengenal, dengan munculnya Internet keadaan
Munculnya Internet memungkinkan menjadi berubah. Orang-orang yang tidak
komunikasi tidak selalu harus dilakukan secara saling mengenal bisa “bertemu” dan berkenalan
tatap muka atau melalui media massa, melalui media sosial.
melainkan bisa juga melalui media sosial. Internet menjadi suatu media berita
Kehadiran Internet membawa perubahan besar baru pada Januari 1998 saat Matt Drudge
dalam kehidupan manusia, terutama dalam hal menggunakan situs web untuk mengumumkan
berkomunikasi. Dalam masyarakat informasi bahwa majalah Newsweek telah
(information society) orang semakin dibingkai menyembunyikan berita tentang keterlibatan
oleh teknologi informasi dan komunikasi. Jika Presiden Clinton dengan Monica Lewinsky di

Email: komunika@uhamka.ac.id 59
Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi

Gedung Putih. Menurut beberapa ahli, laporan agar kasus Abraham Samad dan Bambang
Drudge ini telah melambungkan nama Internet, Wijoyanto dari Komisi Pemberantasan Korupsi
seperti halnya laporan CNN saat Perang Teluk (KPK) dihentikan. Juga petisi A. Setiawan
yang menaikkan nama televisi ini (Severin dan Abadi yang mendesak agar Ketua Dewan
Tankard, 2011). Perwakilan Rakyat (DPR), Setyo Novanto
Salah satu hasil dari teknologi Internet mundur sebagai Ketua DPR, karena terlibat
adalah situs Change.org yang menyediakan korupsi e-KTP.
sarana untuk menyampaikan petisi terhadap Parlemen Jerman mulai
suatu permasalahan yang dianggap merugikan memperkenalkan petisi elektronik kepada
masyarakat. Di situs ini semua orang dari publik pada 2005. Petisi ini dikirimkan,
bagian dunia mana pun dapat memulai ditandatangani, dan didiskusikan di Internet.
berkampanye, menggerakkan pendukung, dan Dua tahun kemudian Lindner dan Reihm
saling bekerja sama untuk mencari solusi menyurvei terhadap 571 petisioner tradisional
terhadap suatu permasalahan. Melalui situs ini dan 350 petisi elektronik untuk melihat
pula penggagas petisi dapat memeroleh belasan karakteristik mereka. Hasilnya menunjukkan
hingga puluhan ribu tanda tangan dari anggota bahwa kedua kelompok petisioner adalah
masyarakat yang mendukung suatu isu yang mereka yang partisipasi politiknya di atas rata-
diusulkan untuk dilaksanakan. Melalui petisi rata dan mereka adalah pengguna Internet.
daring ini masyarakat dapat melakukan suatu Pengguna petisi elektronik memiliki usia yang
perubahan sosial. Menurut Soemardjan (2009), lebih muda daripada yang tradisional.
perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi Petisioner elektronik laki-laki lebih dominan
pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu dan umumnya mereka memiliki tingkat
masyarakat yang mempengaruhi ssstem pendidikan yang lebih tinggi daripada yang
sosialnya. tradisional. Petisi elektronik seperti
Situs Change.org mulai muncul pada menggaungkan ketidaksetaraan dalam pola
2007. Situs ini merupakan gagasan Benjamin partispasi, karena pesertanya adalah orang yang
Michael Rattray di California, Amerika Serikat. secara individu tertarik untuk aktif pada politik
Benjamin mendirikan situs ini sebagai sarana dan memiliki pendidikan dan sosial ekonomi
potensial untuk suatu gerakan perubahan. yang lebih tinggi. Hal ini tidak seimbang
Meski awalnya merupakan situs oleh jejaring dengan petisioner yang tradisonal.
sosial lokal guna memerhatikan masalah- Di Indonesia, penelitian mengenai
masalah sosial setempat, namun lama kelamaan petisi melalui media baru, seperti Twitter
situs ini berkembang menjadi sarana petisi pernah dilakukan Putri (2012). Ia meneliti
daring dengan cakupan yang lebih luas. Di tentang Peran Media Baru dalam Membentuk
negara asalnya, situs ini memberi pengaruh Gerakan Sosial, studi kasus terhadap individu
yang besar terhadap perubahan sosial dan yang terlibat dalam IndonesiaUnite di Twitter.
politik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Secara global situs ini diperkenalkan IndonesiaUnite mampu menimbulkan rasa
sejak 2012. Dengan cepat situs ini tersebar ke kebersamaan dalam kelompok, sehingga
berbagai negara dan menggunakan berbagai melekatkan groupthink syndrome yang positif.
bahasa, selain bahasa Inggris. Change.org juga Twitter memiliki kekuatan besar untuk
membuka kantor perwakilan di Indonesia yang membentuk suatu gerakan sosial.
dikendalikan empat orang, yaitu Usman Hamid, Petisi yang ramai diusulkan di
Arief Aziz, Dhenok Pratiwi, dan Desmarita Change.org adalah disahkannya Undang-
Murni. Sejak itu berbagai permasalahan Undang Penghapusan Kekerasan Seksual. Petisi
diangkat dalam situs ini untuk mencari yang diawali oleh Lentera Sintas Indonesia ini
dukungan dan berhasil. Sebuah petisi akan mengajukan petisi kepada Komisi VII DPR RI,
cepat memperoleh dukungan dari banyak orang Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
jika memiliki tiga pertanyaan kunci: apa yang Perlindungan Anak, serta Presiden Joko
dapat saya coba ubah?, siapa yang bisa Widodo. Rancangan Undang-Undang (RUU)
membuat suatu perubahan?, dan mengapa hal Penghapusan Kekerasan Seksual hingga saat itu
ini penting untuk diubah? belum mendapat perhatian dari DPR maupun
Petisi-petisi daring yang memeroleh pemerintah. Padahal RUU ini penting karena
kemenangan antara lain petisi John Muhammad memberikan payung hukum untuk melindungi

60
Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi

korban kekerasan seksual. UU yang ada merupakan inkuiri empiris yang menyelidiki
sebelumnya tidak sempurna karena belum fenomena di dalam konteks kehidupan nyata.
berpihak pada korban perkosaan. UU ini masih Sebagai suatu inkuiri studi kasus tidak harus
menganggap tindak kekerasan seksual sebatas dilakukan dalam waktu yang lama dan tidak
sebagai masalah asusila dan bukan masalah pula harus tergantung pada data etnografi atau
kejahatan kemanusiaan. observasi partisipan. Untuk memahami
Menurut catatan Komisi Nasional mengenai penggunaan situs web Change.org
Antikekerasan terhadap Perempuan Perempuan guna menyebarkan suatu petisi peneliti lebih
(Komnas Perempuan) pada 2015, setiap hari bnyak mempertanyakan mengapa dan
ada 35 perempuan di Indonesia yang bagaimana. Studi kasus yang digunakan adalah
mengalami kekerasan seksual. Ini berarti setiap studi analisis situasional, karena mengarah pada
dua jam terdapat tiga orang perempuan yang kejadian-kejadian sosial tertentu yang sedang
mengalami kekerasan seksual. Kekerasan berlangsung,
terhadap perempuan tidak hanya dilakukan Pengumpulan data dilakukan dengan
secara verbal, fisik, dan emosional, tetapi juga observasi nonpastisipan, wawancara mendalam,
kekerasan seksual. dan studi dokumentasi. Penelitian dilakukan
Sejak 2012, Indonesia tergolong darurat
kekerasan seksual. Komisi Perlindungan Anak selama tiga bulan, terhitung sejak September-
Indonesia (KPAI) mencatat terdapat 21.689.987 November 2016. Analisis data dilakukan
aduan pelanggaran hak anak yang tersebar di 33 dengan analisis data kualitatif. Peneliti
provinsi dan 202 kabupaten/kota selama lima mereduksi data, memilih hal-hal yang pokok,
tahun terakhir (sejak 2011). Dari angka tersebut lalu memfokuskan pada hal yang penting untuk
58% di antaranya adalah kejahatan sesksual.
Penelitian ini mengkaji mengenai peran mencari tema dan polanya.
Change.org sebagai sarana perubahan sosial
masyarakat di dalam meloloskan RUU HASIL DAN PEMBAHASAN
Penghapusan Kekerasan Seksual terhadap Sebagai situs pengusul perubahan,
Anak. Change.org memiliki visi mewadahi siapa pun
untuk memulai, bergabung, dan memenangkan
METODE PENELITIAN kampanye-kampanye sosial. Misinya,
Penelitian ini menggunakan pendekatan memberdayakan siapa saja, di mana pun untuk
kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. mampu membuat perubahan di sekitarnya.
Pendekatan kualitatif bertujuan menjelaskan Situs Change.org sama seperti media
fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui sosial, seperti Facebook, Twitter, dan YouTube.
pengumpulan data yang sedalam-dalamnya Perbedaannya, situs ini memfokuskan pada
pula. Dalam pendekatan ini yang lebih konten petisi. Jadi, siapa pun dapat memulai
ditekankan adalah persoalan kedalaman mengusulkan suatu petisi, seperti Save KPK.
(kualitas) data (Kriyantono, 2009). Penelitian Untuk memulai suatu petisi, pertama kita harus
kualitatif memberikan keleluasaan kepada log in pada situs Change.org. Kemudian, klik
peneliti dalam mengembangkan proses-proses opsi untuk memulai petisi. Tulis judul petisi.
mental yang terjadi antara peneliti dan objek Judul hendaknya singkat dan fokus pada
penelitian. Fenomena yang terjadi memerlukan perubahan yang dikehendaki. Selanjutnya,
proses-proses mental peneliti untuk menentukan pengambil keputusaan, apakah
memaknainya. individu, kelompok, atau organisasi. Tahap
Metode penelitian adalah studi kasus. selanjutnya adalah menjelaskan masalah yang
Studi kasus merupakan metode riset yang ingin diselesaikan dan bagaimana perubahan
menggunakan berbagai sumber data yang yang diusulkan berdampak pada masyarakat.
Terakhir, sebarkan petisi ini untuk
bisa digunakan untuk meneliti,
mendapatkan dukungan sebanyak mungkin.
menguraikan, dan menjelaskan secara Untuk itu, pengusul dapat menyebarkan melalui
komprehensif berbagai aspek individu, e-mail atau media sosial lainnya.
kelompok, suatu program, organisasi atau Sejak dibuka pada awal Juni 2012, situs
peristiwa secara sistematis (Kriyantono, yang tersedia dalam bahasa Indonesia ini telah
2009). Menurut Yin (2015), studi kasus berhasil meloloskan 40 petisi untuk
61
Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi

diwujudkan. Sasaran petisi ini tidak hanya Selain mengumpulkan jumlah


kepada pemerintah, tetapi juga ke pihak swasta, penandatangan, Wulan juga melakukan survei
seperti pengusaha atau perusahaan. Ketika pada daring untuk memotret fenomena kekerasan
2016 terjadi pemerkosaan terhadap seorang seksual di Indonesia. “Bisa jadi ada kasus
siswa SMP oleh 14 pemuda di Bengkulu, kekerasan yang belum dilaporkan. Kami akan
Lentera Sintas Indonesia bersama majalah ikut mengadvokasi,” lanjut Wulan.
daring Magdalene mengawali petisi melalui Setelah jumlah penandatangan mencapai
Change.org agar DPR segera mengesahkan angka 75 ribu lebih selama tiga bulan, pihak
RUU Penghapusan Kekerasan Seksual terhadap Lentera Sintas Indonesia dibantu Komnas
Anak. Perempuan mengirimkan petisi kepada Ketua
Komisi VIII DPR, Saleh Daulay, Sekretaris
Keberhasilan Petisi RUU Penghapusan Kabinet RI, Pramono Anung, dan Menteri
Kekerasan Seksual terhadap Anak melalui Sosial, Khofifah Indarparawansa. Akhirnya,
Change.org RUU PKS berhasil menjadi prioritas
Salah satu indikator keberhasilan sebuah pembahasan oleh Legislatif dalam Prolegnas
petisi di Change.org adalah banyaknya jumlah 2016.
orang yang ikut menandatangani petisi. Untuk Wulan mengakui, petisi melalui
bisa memperoleh dukungan sebanyak- Change.org bukan satu-satunya faktor yang
banyaknya, pengusul awal petisi menentukan keberhasilan. “Agar lebih efektif,
menyampaikan pesannya dengan bahasa yang kami juga harus melakukan kampanye di media
jelas, berusaha membujuk sasaran, dan tidak sosial agar mendapat dukungan sebanyak
menyudutkan pihak tertentu. Seperti dijelaskan mungkin dari masyarakat. Bisa juga dengan
Wulan Danoekoesoemo1, Direktur Eksekutif cara lain, seperti pemberian informasi seperti
Lentera Sintas Indonesia, getok tular (word mouth campaign),” kata
“Kami selalu mengimbau publik agar Wulan.
bersuara dengan mengatakan, kejahatan Desmarita Murni2, Direktur Komunikasi
terjadi karena banyak orang baik bersikap Change.org, mengatakan bahwa lembaganya
diam. Dengan imbauan ini kami ingin memfasilitasi siapa saja yang memiliki
menyadarkan mereka untuk bersuara. keresahan terhadap suatu isu sosial tertentu.
Kami berusaha menggunakan bahasa yang “Change.org merupakan platform terbuka
sederhana dan ramah, serta tidak yang siapa pun bisa menggunakannya.
menyudutkan salah satu pihak. Dengan Platform platform global ini sudah
cara seperti ini kami berharap banyak mengantarkan banyak petisi untuk
pihak yang bersimpati dan ikut diperhatikan dan dikabulkan oleh
menandatangani petisi. Semakin banyak pengambil kebijakan. Sebagai admin, kami
orang yang berperanserta, semakin besar menekankan bahwa petisi yang diunggah
sumber kekuatan kami dalam mengajukan di situs kami hendaknya memiliki tujuan
petisi.” yang jelas dan jelas pula sasarannya. Jika
petisi berhasil, sebetulnya bukan
Wulan menjelaskan, “Kami berhasil Change.org yang hebat. Kami hanya
berhasil menjangkau 35 ribu netizen dalam membuat aturan dan memastikan konten-
waktu 24 jam. Jumlah ini sekira 30% dari konten yang ada tidak mengandung unsur
keseluruhan responden. Dari angka ini sudah kekerasan, diskriminasi, tidak melanggar
kelihatan secara kuantitas petisi ini mendapat hukum dan tidak mengintimidasi, atau
dukungan dari banyak pihak. Penandatangan membully,” ujar Desmarita.
petisi mulai melambat pada saat angka
mencapai 75 ribu pendukung. Untuk terus Tokoh dan pengamat pers, Atmakusumah
mendorong kenaikannya kami mengundang Astraatmadja3 menanggapi positif keberadaan
figure publik, seperti Dian Sastrowardoyo dan Change.org.
Chiko Jerikho untuk ikut serta.”

2
Wawancara pada 28 Oktober 2016 di Jakarta.
1 3
Wawancara pada 25 Oktober 2016 di Jakarta. Diwawancara pada 3 November 2016 di Jakarta.

62
Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi

“Masyarakat dapat menggunakan media petisi mengenai hal-hal yang dianggap


apa pun untuk menyampaikan aspirasinya. merugikan masyarakat. Sebaliknya, dukungan
Baik itu melalui media massa, seperti masyarakat terhadap petisi yang diajukan dapat
suratkabar, radio, dan televisi maupun memperkuat tuntutan, sehingga pengambil
media sosial lainnya. Change.org dikelola kebijakan akan memperhatikan dan
dengan baik dan profesional. Kendati mempertimbangkannya.
demikian, sebaiknya petisi yang diunggah “Jumlah pendukung petisi RUU PKS yang
juga disebarluaskan melalui media mencapai 83.055 orang, sangat berpengaruh.
konvensional agar masyarakat yang tidak Kendati demikian, pihak Change.org tetap
bisa mengakses situs ini bisa mendukung harus terus mengawal sejauh mana petisi
petisi yang sedang diajukan,” ujar tersebut sampai dan dipertimbangkan oleh
Atmakusumah seraya mengingatkan bahwa pengambil kebijakan. Lembaga ini tetap harus
penggunaan Internet di Indonesia belum melihat perjuangan para pembela Hak Azazi
merata. Manusia yang selama bertahun-tahun tak lelah-
lelahnya berjuang,” ungkap Atmakusumah.
Desmarita menyadari keterbatasan Wulan mengakui bahwa perjalanannya
sebagian masyarakat untuk mengakses situs ini. untuk mewujudkan UU yang pro pada korban
pelecehan seksual tidak mudah. Ini berkaitan
“Kami menggunakan media sosial yang dengan budaya patriarkhi masyarakat
lebih mudah dijangkau, seperti Twitter. Indonesia. Budaya ini beranggapan bahwa
Pendukung petisi bisa langsung mention di dalam kejadian pelecehan seksual yang selalu
Twitternya. Selain itu kami juga salah adalah pihak korban (perempuan). Karena
melakukan pengumpulan tanda tangan itu Wulan memandang Peraturan Pemerintah
secara langsung dari masyarakat. Kami Pengganti Undang-Undang soal Pelecehan
memahami adanya keengganan masyarakat seksual masih terlalu lemah untuk melindungi
berpartisipasi dalam petisi di Change.org. korban.
Salah satunya karena ketakutan mereka “Konsentrasinya justru masih pada pelaku
terkena Undang-Undang ITE. Misalnya, tetapi tidak memperhatikan kesejahteraan
takut dianggap mencemarkan nama baik korban. Ini yang perlu kita dorong agar
orang atau lembaga yang dipetisi,” kata berubah. Selama ini jika terjadi pelecehan
Desmarita yang menjamin keamanan seksual yang salah selalu perempuan sebagai
konten-konten di dalam situsnya. korban. Kalau korbannya anak kecil atau bayi
dan kejadiannya di rumah sendiri dan
Meski menghadapi beberapa kendala di pelakunya adalah keluarga, apakah masih juga
atas, namun Siti4, seorang mahasiswa UI yang korban yang salah?” tegas Wulan.
sering ikut menandatangani petisi merasakan Setiap kali pendukung menandatangani
manfaat situs ini. “Change.org sangat petisi, e-mailnya secara otomatis terkirim
membantu masyarakat yang menghendaki langsung pada pihak yang menjadi sasaran,
adanya suatu perubahan,” ujar gadis yang seperti DPR atau pejabat pemerintah. Jika
pernah ikut menandatangi petisi stop penjualan pendukungnya sudah mencapai puluhan ribu,
gading gajah di toko daring. Petisi ini banyak maka mereka akan mendapat e-mail dari sekian
yang mendukung dan berhasil menghentikan puluh ribu orang. “Saya kira mereka akan sulit
penjualan gading. mengabaikan pesan-pesan tersebut,” kata
Desmarita.
Keberhasilan Petisi Sahkan RUU PKS sebagai Change.org memanfaatkan Internet untuk
sarana Perubahan Sosial Masyarakat menyebarkan petisi-petisinya agar mendapat
Perkembangan teknologi komunikasi yang dukungan dari masyarakat dan
pesat sangat bermanfaat bagi masyarakat. menyampaikannya pada pihak yang
Hadirnya situs Change.org, misalnya, dapat berkepentingan. Pemanfaatan Internet untuk
memfasilitasi masyarakat untuk mengajukan menyampaikan petisi ini sesuai dengan teori
determinisme teknologi yang digagas oleh
Marshal McLuhan (dalam Nurudin, 2007).
Teori ini berasumsi bahwa perubahan yang
4
Diwawancara pada 2 November 2016 di Jakarta. terjadi pada cara berkomunikasi manusia akan

63
Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi

membentuk perubahan pada kehidupan pendapatnya melalui suatu petisi. Salah satunya
manusia. adalah petisi untuk mengesahkan RUU
Menurut McLuhan (1994), budaya Penghapusan Kekerasan Seksual. Melalui petisi
dibentuk oleh bagaimana cara kita ini masyarakat didorong untuk ikut
berkomunikasi. Ada beberapa tahapan menandatanganinya. Petisi ini berhasil
pembentukan budaya oleh komunikasi. mendapatkan tanda tangan dari 83.055 orang.
Pertama, penemuan teknologi komunikasi yang Keberhasilan ini terjadi karena beberapa hal:
menyebabkan perubahan budaya. Kedua, Penggagas petisi menggunakan e-mail
perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi untuk menyebarkan petisinya. Setiap orang
akhirnya membentuk kehidupan manusia. yang membalas email, yang berarti menyetujui,
Dengan kata lain McLuhan menyimpulkan akan tersambung pada pihak-pihak yang
bahwa media adalah pesan itu sendiri (medium berwenang, seperti Presiden RI, Djoko
is the message). Inilah yang dimaksud bahwa Wododo, Komisi VIII DPR RI, dan Menteri
media lebih penting daripada isi pesan yang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
disampaikannya. Anak. Dengan demkian para pengambil
Dalam bukunya Understanding Media, keputusan mengetahui jumlah orang yang
McLuhan mengemukakan bahwa teknologi mendukung petisi ini.
komunikasi memainkan peran penting dalam Petisi ini menggunakan kalimat yang
tatanan sosial budaya, Internet yang merupakan sederhana dan jelas, sehingga mudah dipahami.
suatu jaringan yang menghubungkan setiap Juga menggunakan kalimat yang netral dan
komputer yang ada di dunia membentuk suatu tidak bersifat menghakimi salah satu pihak,
global village. Media baru dapat menyatukan sehingga bisa menarik simpati.
semua media lama, karena semua tulisan, suara, Penggagas petisi selain menggunakan e-
gambar, dan video dapat disatukan dalam satu mail, juga memanfaatkan media sosial lain,
platform. seperti Twitter sehingga dapat menjangkau
Griffin (2003) mengatakan bahwa nothing sebanyak mungkin khalayak.
remains untouched by communication Kasus pelecehan seksual terhadap siswi
technology. Ini mirip dengan yang dikatakan SMP di Kabupaten Bengkulu oleh 14 remaja
oleh McLuhan bahwa media massa adalah menjadi faktor pendorong simpati khalayak
kepanjangan tangan dari manusia (the extension untuk mendukung petisi ini.
of man). Media tidak hanya memperpanjang
jangkauan kita terhadap suatu tempat, peristiwa, References
atau informasi tetapi juga menjadikan hidup
Griffin, EM. 2003. 2009. A First Look at
menjadi lebih efisien. Lebih dari itu media Communication Theory. New York: McGraw-
membantu kita dalam menafsirkan tentang Hill.
kehidupan kita. Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset
Dalam konteks penelitian ini, media Komunikasi. Jakarta: Kencana. Prenada Media
seperti situs Change.org mampu memperkuat, Grup.
Lindner, Ralf dan Ulrich Riehm. 2012. Broadening
menyuarakan, dan memperluas keinginan orang Participation through E-Petitions? An Empirical
untuk memperjuangkan RUU PKS yang Study of Petitions to German Parliament.
cenderung pro pelaku pemerkosaan, untuk http://doi.org/10.2202/1944-2866.1083.
McLuhan, Marshall. 1994. Understanding Media.
disahkan sebagai Undang-Undang yang The Extension of Man. USA: The MIT Press.
prokorban. Di Indonesia yang situasinya sudah Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa.
pada darurat kekerasan seksual pada anak Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Pambayun, Ellys Lestari. 2013. One Stop Qualitative
kehadiran situs Change.org sangat bermanfaat
Research Methodology in Communication.
untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Jakarta: Lentera Printing.
Putri, Dibyareswari Putri. 2012. Depok: Universitas
Indonesia, Skripsi, tidak diterbitkan.
Kesimpulan Severin, Werner J dan James W. Tankard, Jr. 2005.
Dengan adanya Internet muncul media Teori Komunikasi, Sejarah, Metode dan Terapan
baru, seperti situ Change.org. Media ini di dalam Media Mass. (Edisi Terjemahan).
memfasilitasi masyarakat untuk menyuarakan Jakarta: Kencana.

64
Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi

Soemardjan, Selo. 2009. Perubahan Sosial di Yin, Robert K. 2015. Studi Kasus. Desain dan
Yogyakarta. Jakarta: Komunitas Bambu. Metode. Jakarta: Rajawali Press.
Sztompka, Piotr. 2010. Sosiologi Perubahan Sosial.
Jakarta: Prenada.

© 2020 Oleh authors. Lisensi KOMUNIKA: Jurnal Ilmu Komunikasi, Uhamka, Jakarta. Artikel ini bersifat open access yang didistribusikan di
bawah syarat dan ketentuan Creative Commons Attribution (CC-BY) license (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/).

65

Anda mungkin juga menyukai