Laporan Pendahuluan Colic Abdomen
Laporan Pendahuluan Colic Abdomen
COLIK ABDOMEN
DIRUANG KELAS III RSUD KEPAHIANG
1. Definisi
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal (Reeves, 2001).
2. Etiologi
· Mekanis :
Ø Adhesi/perlengketan pascabedah (90% dari obstruksi mekanik)
Ø Karsinoma
Ø Volvulus
Ø
Intususepsi
Ø Obstipasi
Ø Polip
Ø Striktur
· Fungsional (non mekanik) :
Ø Ileus paralitik
Ø Lesi medula spinalis
Ø Enteritis regional
Ø Ketidakseimbangan elektrolit
Ø Uremia
3. Klasifikasi
Pada garis besarnya sakit perut dapat dibagi menurut datangnya serangan dan
lamanya serangan, yaitu akut atau kronik (berulang), yang kemudian dibagi lagi atas
kasus bedah dan non bedah (pediatrik). Selanjutnya dapat dibagi lagi berdasarkan umur
penderita, yang di bawah 2 tahun dan di atas 2 tahun, yang masing-masing dapat
dikelompokkan menjadi penyebab gastrointestinal dan luar gastrointestinal.
Konsep yang klasik membagi sakit perut berulang ke dalam 2 golongan: organik
(fungsional) dan psikogenik (psikosomatik). Biasanya harus dicari dulu penyebab
organik, bila tidak ditemukan bisa dipikirkan kemungkinan penyebab psikogenik . Cara
pendekatan seperti ini tentu akan banyak memakan waktu dan biaya.
Barr mengajukan konsep yang agak berbeda. Sakit perut berulang digolongkan
atas 3 kelompok, yaitu: organik, disfungsional, dan psikogenik. Nyeri organik disebabkan
oleh suatu penyakit, misalnya infeksi saluran kemih . Nyeri disfungsional disebabkan
oleh berbagai variasi fisiologi normal dan dibagi dalam dua kategori, yaitu sindrom nyeri
spesifik (yang mekanisme penyebab nyerinya diketahui, misalnya defisiensi laktase dan
konstipasi) dan sindrom nyeri nonspesifik (mekanisme penyebab nyeri tidak jelas atau
tidak diketahui). Nyeri psikogenik disebabkan oleh tekanan emosional atau psikososial
tanpa adanya kelainan organik atau disfungsi.
Untuk memastikan diagnosis kelompok nyeri psikogenik maka ada tiga kriteria
yang harus dipenuhi yaitu3:
· Ada bukti yang cukup kuat untuk menghilangkan penyebab kelainan organik
· Ada bukti positif bahwa ada gangguan emosional dan ada kaitan waktu antara timbulnya
sakit perut dengan periode meningkatnya stress yang dialami anak
· Sakit perut ini akan bereaksi langsung dengan hilangnya ketegangan emosional meskipun
kemungkinan hal ini tidak selalu terjadi
Konsep ketiga diajukan oleh Levine dan Rappaport (1984) yang menekankan
adanya penyebab multifaktor. Sakit perut berulang merupakan perpaduan dari empat
faktor, yaitu:
5. Manifestasi klinis
1. Mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu awal,
peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar pada interval
singkat), nyeri tekan difus minimal.
7. Komplikasi
Usus buntu (peradangan appnedix)
Penyumbatan atau obstruksi usus
Kolesistitis (radang kandung empedu) dengan atau tanpa batu empedu
Sembelit kronis
Diseksi Aneurisma Aorta Abdominal
Divertikulitis
Makanan Alergi
Keracunan makanan (salmonella, shigella) atau virus gastroenteritis (flu perut)
Mulas, gangguan pencernaan, atau gastroesophageal reflux
Inflammatory bowel disease (penyakit Crohn atau ulcerative colitis)
Intussusepsi – meskipun jarang, ini adalah penyebab yang serius pada bayi.
Irritable bowel syndrome
Iskemik usus
Batu ginjal
Intoleransi Laktosa
Infark atau insufisiensi mesenterika (kurangnya cukup pasokan darah ke usus, kadang-
kadang mengakibatkan kegagalan atau kematian bagian dari usus)
Pankreatitis (peradangan pankreas)
Tumor atau kanker
Ulkus
Infeksi Traktus Urinarius
8. Penatalaksanaan medis
1) Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit :
2) Terapi Na+, K+, komponen darah
3) Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
4) Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
5) Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area
penyumbatan; selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring
miring ke kanan.
6) Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.
7) Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik, ileus
paralitik atau infeksi.
8) Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
9) Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.
10) Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus
dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan yang muncul dan intervensinya :
1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah, demam dan atau
diforesis.
· Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
· Kriteria hasil :
a. Tanda vital normal.
b. Masukan dan keluaran seimbang.
· Intervensi :
a. Pantau tanda vital dan observasi tingkat kesadaran dan gejala syok
b. Pantau cairan parentral dengan elektrolit, antibiotik dan vitamin
c. Pantau selang nasointestinal dan alat penghisap rendah dan intermitten. Ukur haluaran
drainase setiap 8 jam, observasi isi terhadap warna dan konsistensi
d. Posisikan pasien pada miring kanan; kemudian miring kiri untuk memudahkan pasasse
ke dalam usus; jangan memplester selang ke hidung sampai selang pada posisi yang benar
e. Pantau selang terhadap masuknya cairan setiap jam
f. Kateter uretral indwelling dapat dipasang; laporkan haluaran kurang dari 50 ml/jam
g. Ukur lingkar abdomen setiap 4 jam
h. Pantau elektrolit, Hb dan Ht
i. Siapkan untuk pembedahan sesuai indikasi
j. Bila pembedahan tidak dilakukan, kolaborasikan pemberian cairan per oral juga
dengan mengklem selang usus selama 1 jam dan memberikanjumlah air yang telah diukur
atau memberikan cairan setelah selang usus diangkat.
k. Buka selang, bila dipasang, pada waktu khusus seusai pesanan, untuk memperkirakan
jumlah absorpsi.
l. Observsi abdomen terhadap ketidaknyamanan, distensi, nyeri atau kekauan.
m. Auskultasi bising usus, 1 jam setelah makan; laporkan tak adanya bising usus.
n. Cairan sebanyak 2500 ml/hari kecuali dikontraindikasikan.
o. Ukur masukan dan haluaran sampai adekuat.
p. rObservasi feses pertama terhadap warna, konsistensi dan jumlah; hindari konstipasi