Anda di halaman 1dari 3

BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN

A.Mengidentifikasi program mobilisasi Lansia ditempat tidur


1. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini peserta mampu mengidentifikasi
program mobilisasi lansia ditempat tidur
Tujuan khusus adalah:
1) Mengidentifikasi data yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelatihan yang
meliputi kegiatan menetapkan metode pengumpulan data yang akan digunakan,
memperoleh data yang berkaitan penyelenggaraan pelatihan dari sumber yang
valid, dan menganalisis data yang telah diperoleh;
2) Menetapkan data hasil analisis sebagai bahan informasi penyelenggaraan dan
laporan pelatihan yang meliputi kegiatan menetapkan data hasil analisis sebagai
data penyiapan informasi dan laporan pelatihan, memilih data hasil analisis
sebagai bahan informasi penyelenggaraan pelatihan;
3) Melaporkan data yang bisa digunakan sebagai informasi penyelenggaraan dan
laporan pelatihan yang meliputi kegiatan menyiapkan informasi yang telah
ditetapkan, memverifikasi dan memvalidasi informasi yang telah disiapkan.
2. Kriteria Unjuk Kerja
a. Kebutuhan latihan mobilisasi lansia diidentifikasi sesuai rencana pelayanan
lansia
b. Koordinasi dengan teman sejawat dilakukan untuk validasi program mobilisasi
3. Uraian Materi
a. Kebutuhan latihan mobilisasi lansia diidentifikasi sesuai rencana
pelayanan lansia
Pada usia lanjut kondisi organ tubuh lansia semakin hari semakin memburuk
umumnya mulai umur 65 tahun ,lansia mudah terserang berbagai penyakit pada
usia Ini pula sudah mulai terjadi penurunan massa otot serta kekuatannya, laju
denyut jantung dan kapasitas erobiknya ,berbagai keluhan sakit ,mudah
capai,gerakan mulai lamban ,sebentar sebentar terserang penyakit ,termasuk
penyakit jantung, sesak napas,kelumpuhan,mudah terjatuh, dan segala akibatnya .
Tetapi memobilisasi lansia atau menggerakan badan dan membugarkan lansia
diharapkan dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional massa
otot serta kekuatannya ,bahkan dengan latihan gerak badan dan kebugaran lansia
yang teratur dapat memperbaiki gejala penyebab kematian daya tahan organ
tubuh (morbilitas) dan meningkatkan daya kehidupan (mortalitas) yang diakibatkan
penyakit kardiovaskuler (gagal jantung).
Membantu memobilisasi lansia ,sebainya jangan dilakukan kurang dari 1 jam
sebelum/sesudah makan dan proses memobilisasi lansia diberikan dorongan
dengan kata kata yang bisa memberikan semangat kepada lansia
untuk mencapai kebugarannya dan mencegah disabilitas (ketidak mampuan)
daya tahan tubuh latihan yang teratur dapat memperbaiki morbilitas dan
mortalitas yang diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler tersebut diatas
,dalam penelitian membuktikan bahwa aktifitas mobilisasi lansia ringan
sampai sedang (tidak harus latihan berat) yang dikaitkan dengan penurunan
kematian akibat penyakit arteri koroner menunjukan bahwa latihan ringan
dengan kondisi 2 jam per hari sudah cukup untuk menurunkan resiko tersebut
diatas.
Terdapat banyak strategi untuk meningkatkan mobilisasi atau aktivitas phisik lansia,
hanya dengan cara meningkatkan satu tahap mobilisasi lansia dari keadaan aktivitas
sebelumnya sudah berpengaruh terhadap penurunan atas kematian akibat penyakit
tersebut diatas. Walaupun kematian akibat penuaan organ tubuh manusia merupakan
proses alamiah yang memang harus terjadi pada setiap manusia.
Berbagai komponan aktivitas gerak badan dan kebugaran lansia sebagai
berikut :
a. Pelatihan keberdayaan mandiri (self efficacy)
Yaitu untuk menggambarkan rasa percaya diri atas keamanan dalam melakukan
aktivitasnya.
b. Pelatihan bertahanan yang menguntungkan fungsional organ tubuh (resistense
training) yaitu berhubungan dengan hasil yang didapat atas jenis latihan
bertahanan, antara lain ;kecepatan gerak sendi, luas lingkup, gerak sendi dan jenis
kekuatan yang dihasilkannya (pemendekan atau pemanjangan otot otot tubuh).
Latihan yang intensif dan menggabungkan pelatihan bertahanan dengan
keseimbangkan akan meningkatkan kecepatan langkah lansia hidup dimasyarakat
lebih lama.
Pelatihan daya tahan dan keuntungannya (endurance) atau pelatihan kebugaran
organ tubuh lansia dapat memperbaiki semua faktor penurunan massa otot dan
penurunan laju jantung maksimal (kardiovaskuler) serta dapat meningkatkan
kekuatan yang diperoleh dari pelatihan bertahanan. Pelatihan kelenturan yaitu
pembatasan atas lingkup ruang sendi banyak terjadi pada lansia sebagai akibat
keketatan atau kekakuan otot betis sering memperlambat gerakan otot-otot sendi
lutut, paha serta siku dan lengan. Maka pelatihan kelenturan sendi merupakan
komponen penting dari program mobilisasi lansia. Pelatihan keseimbangan yaitu
merupakan tanggapan motorik yang dihasilkan dari berbagai faktor, diantaranya
input sensorik dan kekuatan otot. Ketidak seimbangan tubuh lansia yang kurang
terlatih merupakan penyebab utama yang sering mengakibatkan seorang lansia
mudah sekali terjatuh. Dengan pelatihan model keseimbangan ini, bisa memperbaiki
penurunan keseimbangan tubuh lansia dan akan menurunkan insiden terjatuhnya
lansia.
Resiko pelatihan gerak badan (memobilisasikan) lansia yang keras, perlu diperhatikan
bagi lansia, yaitu kematian mendadak, perlukaan (Injury) dan kekejangan/nyeri sendi
(osteoartiritis). Yang paling serius, walaupun sebenarnya jarang terjadi adalah
kematian mendadak, dan yang sering terjadi adalah pada bagian pergelangan
kaki. Pada peristiwa osteoartritis biasanya sebagai akibat stress berulang pada sendi
yang disangga oleh otot yang lemah dan tendon yang kaku maka aktivitas menahan
beban yang berimpak rendah misalnya berjalan-jalan, dapat mencegah
osteoartritis dengan menguatkan otot, meningkatkan densitas tulang dan
mengurangi kegemukan.
Gambar 1. Mobilisasi Lansia
2. Cara mengidentifikasi kebutuhan lansia sesuai rencana pelayanan lansia
Dalam mengidentifikasi mobilisasi Membantu lansia gerak badan terletak aktifitas
sehari hari terutama dalam melakukan aktifitas penyiapkan peralatan lansia gerak
badan membantu lansia berolah raga dan melaporkan lansia berolah raga akan
terkait dengan aktifitas memilih dan menggunakan alat bantu :
a. Melakukan identifikasi kebutuhan lansia
b.Kebutuhan peralatan mobilisasi yang sesuai dengan kondisi lansia
c. Pencegahan dari resiko memobilisasi
d.Pencegahan trauma selama mobilisasi
e. Berkomunikasi aktif serta kerjasama dengan lansia
Gambar 2 Mobilisasi Lansia Gerak Badan
b. Koordinasi dengan teman sejawat untuk validasi program mobilisasi
Cara Koordinasi dengan teman sejawat dilakukan untuk validasi program mobilisasi:
a) Jelaskan prosedur yg akan dilakukan dengan teman sejawat
b) Evaluasi tindakan yang akan dilakukan
c) Jelaskan tujuan mobilisasi ini dengan teman sejawat
d) Menyiapkan kebutuhan mobilisasi
Gambar 3 Koordinasi Teman Sejawat
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengidentifikasi Program
Mobilisasi Lansia Ditempat Tidur
1. Mengidentifikasi kebutuhan lansia sesuai rencana pelayanan lansia dalam
mengidentifikasi program mobilisasi lansia ditempat tidur
2. Melakukan koordinasi dengan teman sejawat untuk validasi program
mobilisasi dalam mengidentifikasi program mobilisasi lansia ditempat tidur
C. Sikap kerja yang diperlukan dalam mengidentifikasi program mobilisasi
lansia ditempat tidur
1. Teliti dan taat asas dalam mengidentifikasi program mobilisasi lansia ditempat
tidur.
2. Cermat dan taat asas dalam mengidentifikasi program mobilisasi lansia
ditempat tidur.
4. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran modul ini dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Membaca uraian materi yang sudah di sediakan..
b. Mengerjakan latihan/kasus/tugas yang telah disediakan.
c. Melakukan umpan balik dan tindak lanjut/reflektif.
5. Latihan/Kasus/Tugas
a. Tugas Teori
Jawablah soal di bawah ini
1. Jelaskan tiga cara mengidentifikasi program mobilisasi lansia ditempat tidur
2 Jelaskan alat alat yang digunakan
3 Jelaskan berbagai kebutuhan lansia sesuai rencana pelayanan lansia
4 Jelaskan cara melakukan koordinasi dengan teman sejawat untuk validasi

Anda mungkin juga menyukai