Anda di halaman 1dari 80

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

STUDI KASUS TENTANG ANAK YANG SERING MELANGGAR


TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 2 KARANGANOM
KLATEN TAHUN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh :
NOVITALIA ERY NURAGUSTA
K3102507

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

STUDI KASUS TENTANG ANAK YANG SERING MELANGGAR


TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 2 KARANGANOM
KLATEN TAHUN 2009/2010

OLEH
NOVITALIA ERY NURAGUSTA
K 3102507

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan


Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Bimbingan dan Konseling Jurusan
Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Novitalia Ery Nuragusta. Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering


Melanggar Tata Tertib Sekolah Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
Karanganom Klaten Tahun 2009/2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. September 2010.
Fokus penelitian ini adalah 1) Bagaimana bentuk perilaku siswa yang
sering melanggar tata tertib sekolah, 2) Apakah faktor-faktor yang menyebabkan
munculnya perilaku tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah, 3) Bagaimana
akibat dari perilaku siswa yang sering melanggar tata tertib sekolah, 4) Bagaimana
pandangan pihak terkait tentang perilaku siswa yang melanggar tata tertib sekolah.
Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah 1) Untuk mendiskripsikan,
mengungkapkan dan menjelaskan perilaku siswa yang sering melanggar tata tertib
sekolah, 2) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perilaku melanggar tata
tertib sekolah, 3) Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari perilaku siswa
yang tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah, 4) Untuk mengetahui pandangan
pihak-pihak terkait terhadap pelanggaran tata tertib sekolah oleh siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus yang mengambil lokasi di SMP Negeri 2 Karanganom Klaten. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan
dokumentasi. Teknik analisa dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
induktif dengan model interaktif yang terdiri atas tahap pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
Perilaku melanggar tata tertib sekolah sering kali disebut juga perilaku
tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah. Melalui analisa data dapat disimpulkan
bahwa perilaku tidak disiplin memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) Terlambat
masuk kelas lebih dari 10 menit, 2) Tidak masuk sekolah tanpa keterangan disebut
membolos, 3) Memakai sepatu sekolah berwarna selain warna hitam, 4) Memakai
ikat pinggang selain warna hitam, 5) Memakai seragam sekolah tidak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku disekolah, 6) Tidak mengumpulkan tugas/PR, 7)
Terlambat mengumpulkan tugas/PR, 8) Tidak mengikuti kegiatan extra tanpa ijin,
9) Mencontek, 10) Tidak memperhatikan saat guru mengajar (tiduran/bercanda).
Faktor-faktor yang menyebabkan adalah : 1) Faktor internal merupakan sebab
yang terjadi dari diri sendiri atau individu, dalam hal ini siswa yang melakukan
pelanggaran tersebut, 2) Faktor eksternal merupakan sebab yang terjadi dari
pengaruh luar individu, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat (teman
bergaul) dan linkungan sekolah. Akibat yang ditimbulkan dari perilaku tidak
disiplin terhadap tata tertib sekolah antara lain rendahnya prestasi belajar
disekolah, sering mendapat teguran dan hukuman oleh guru, tidak disukai teman-
teman dan tidak naik kelas.

commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT
NovitaliaEryNuragusta. Case Studies About Children often Violating
Ethics Junior High School Students in Class VIII KaranganomNegeri 2 Klaten
Year 2009/2010. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education
SebelasMaret University in Surakarta. September 2010.
The focus of this research are 1) How to shape student behavior that is
often violated school rules, 2) Are the factors that led to the emergence of
undisciplined behavior on school discipline, 3) What was the result of student
behavior that is often violated school rules, 4) How to view stakeholder behavior
of students who violate school rules.
Research objectives to be achieved are: 1) To describe, express and
explain the behavior of students who frequently violate the school rules, 2) To
know the factors that cause the behavior violated school rules, 3) To determine the
effect of the behavior of students who do not discipline against school rules , 4)
To know the views of relevant parties for violations of school rules by students.
This research is a qualitative research approach of case studies that take a
place at SMP Negeri 2 KlatenKaranganom. Data collection techniques in this
study using interviews, observation and documentation. Technique analysis in this
study using inductive analysis techniques with an interactive model which
consists of stages of data collection, data reduction, data presentation, and
conclusion.
Behavior violated school rules that is often called an undisciplined
behavior towards school discipline. Through data analysis it can be concluded that
the undisciplined behavior has the following characteristics: 1) Too late to class
more than 10 minutes, 2) Do not go to school without a statement that called
hooky, 3) Wearing a color other than black school shoes, 4) Impose color other
than black belt, 5) Wearing a school uniform does not comply with applicable
regulations in school, 6) No collecting duties / PR, 7) Too late to collect duties /
PR, 8) Not following extra activities without permission, 9) fraud , 10) There is no
notice as the teacher teaches (delay / kidding).
Factors that cause are: 1) The internal factor is both a cause which
occurred from yourself or an individual, in this case the student who committed
the crime, 2) external factors that occur because of the influence of outsiders,
family environment, community environment (friends mix) and the environment
school. The consequences of undisciplined behavior on school discipline, such as
low achievement in school, often reprimanded and punished by teachers, friends
are not acceptable and not the next grade.

commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, hingga kaum itu
sendiri yang mengubahnya” (Terjemahan Q.S Ar-Ra’ad : 11)

“Orang yang berserah diri bukanlah orang yang menyerahkan diri apa adanya,
tetapi membuat dirinya berkualitas, sehingga Allah akan memilihnya daripada
yang lain” (Mario Teguh)

commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan kepada :
1. Orang tuaku tercinta
2. Keluarga kecilku
3. Orang-orang yang menyayangiku
dan selalu mendukungku

commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke Hadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya serta hanya kepada-Nya lah
manusia memohon pertolongan atas segala urusan dunia, akherat dan agama.
Semoga keselamatan dan kesejahteraan selalu dilimpahkan kepada Rasulullah
SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya semua.
Berkat petunjuk dan pertolongan-Nya serta bimbingan dari Bapak dan
Ibu Pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pendidikan dan akan
menjadikan bahan pemikiran dalam rangka perbaikan mutu pengajaran di sekolah.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini telah banyak
pihak-pihak yang turut memberikan bantuan, arahan, dan bimbingan sehingga
pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan lmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ijin bagi penulis untuk mengadakan penelitian dalam rangka
menyusun skripsi.
2. Bapak Drs. R Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan lmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
menyetujui dan mengesahkan judul skripsi yang telah diajukan.
3. Ibu Dra. Chadidjah HA, M.Pd selaku Ketua Program Bimbingan dan
Konseling Fakultas Keguruan dan lmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan arahan dalam penulisan skripsi.
4. Ibu Dra. Sri Wiyanti H, M.Si dan Ibu Dra. Siti Mardiyati, M.Si sebagai
Pembimbing I dan II yang dengan kesungguhan dan penuh keikhlasan
membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk dalam menyusun
skripsi ini.

commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Bapak Drs. Joko Priyanto, M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2
Karanganom Klaten yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Karanganom Klaten.
6. Seluruh warga SMP Negeri 2 Karanganom Klaten yang telah memberikan
bantuan dan menjadi tempat penelitian dilaksanakan.
7. Ibunda dan adikku tersayang yang telah memberikan dorongan dan doanya.
8. Ghazyza semangatku.
9. Teman-temanku, Yuli khususnya atas motivasi dan bantuannya.
Penulis hanya mampu berdo'a semoga amal kebaikan Bapak Ibu dan teman-
teman semua mendapat imbalan yang berlimpah dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dikarenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diharapkan. Semoga penulisan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya

Surakarta, September 2010

Penulis

commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................. v
HALAMAN MOTTO .................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 5
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ................................................................... 7
1. Tata Tertib Sekolah ...................................................... 7
a. Pengertian Tata Tertib ............................................ 7
b. Isi Tata Tertib Sekolah ........................................... 8
c. Tugas Siswa Melaksanakan Tata Tertib Sekolah .... 9
2. Ketidakdisiplinan Terhadap Tata Tertib ....................... 9
a. Pengertian Tidak Disiplin ....................................... 9
b. Ciri-ciri Ketidakdisiplinan ...................................... 10
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Ketidakdisiplinan Terhadap Tata Tertib Sekolah ..... 10
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d. Pengertian Kedisiplinan .......................................... 11


e. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin ...................... 12
f. Pembentukan Sifat Disiplin .................................... 14
g. Akibat Tidak Disiplin ............................................ 18
h. Studi Kasus ............................................................ 20
B. Alternatif Penyelesaian Masalah ........................................ 22
C. Kerangka Berfikir............................................................... 23
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 26
B. Bentuk dan Strategi Penelitian .......................................... 27
C. Data dan Sumber Data ........................................................ 28
D. Subyek Penelitian ............................................................. 28
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 29
F. Validitas Data..................................................................... 32
G. Analisis Data ..................................................................... 33
H. Prosedur Penelitian ............................................................. 34
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Paparan Data Penelitian ..................................................... 37
1. Paparan Lokasi SMPN 2 Karanganom ......................... 37
2. Paparan Analisis Data .................................................. 37
3. Papan Subjek Penelitian ............................................... 38
4. Prosedur Penelitian ....................................................... 33
5. Analisis Data Penyebab Perilaku Tidak Disiplin .......... 48
6. Temuan Hasil Penelitian .............................................. 54
B. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian ................................ 55
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................... 61
B. Implikasi ............................................................................ 62
C. Saran .................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 66
LAMPIRAN ................................................................................................
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan I Kerangka Pemikiran ............................................................ 25


Bagan II Analisis Data....................................................................... 32

commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara

Lampiran 2. Pedoman Wawancara Bagi Subyek

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Bagi Guru BK

Lampiran 4. Pedoman Wawancara Bagi Wali Kelas

Lampiran 5. Pedoman Wawancara Bagi Teman Sekelas

Lampiran 6. Pedoman Wawancara Bagi Orang Tua

Lampiran 7. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Subyek


1

Lampiran 8. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Subyek


2
Lampiran 9. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Guru
BK

Lampiran 10. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Wali


Kelas Subyek 1

Lampiran 11. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Wali


Kelas Subyek 2

Lampiran 12. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Teman


Sekelas Subyek 1
Lampiran 13. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Teman
Sekelas Subyek 2

Lampiran 14. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Orang


Tua Subyek 1

Lampiran 15. Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Orang


Tua Subyek 2

commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi di bidang informasi yang sangat pesat menimbulkan


berbagai pengaruh, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif.
Pengaruh yang bersifat positif antara lain, terbukanya jendela informasi di
berbagai ilmu pengetahuan dari dalam maupun luar negeri, munculnya bermacam-
macam media masa dan film yang sifatnya menambah pengetahuan. Pengaruh
yang bersifat negatif antara lain munculnya tayangan di media cetak maupun
elektronika yang tidak sesuai dengan berkembangan anak dan budaya bangsa
Indonesia. Selain itu banyak film atau sinetron yang menayangkan cerita tentang
siswa-siswa sekolah yang berperilaku melanggar tata tertib sekolah, juga berita
tentang perilaku masyarakat yang menunjukkan perilaku anarkis dan tidak
disiplin, misalnya pelanggaran yang terjadi pada hari Minggu tanggal 29 Mei
2009, 100 pendukung salah satu kontestan pemilu ditilang karena melanggar
peraturan lalu lintas saat mengikuti kampanye terbuka di stadion Trikoyo Klaten.
Selasa tanggal 3 Pebruari 2009 terjadi tindak anarkis saat massa melakukan demo
menuntut pembentukkan Provinsi Tapanuli, massa melakukan perusakan
bangunan yang kemudian berbuntut tewasnya ketua DPRD Sumatera Utara Abdul
Aziz karena aksi pengeroyokan oleh massa, yang ditayangkan hampir disetiap
stasiun telivisi dan surat kabar.
Anak-anak usia SMP sangat rentan terhadap pengaruh dari luar, misalnya
lingkungan bermain, lingkungan masyarakat yang terkadang membawa pengaruh
buruk bagi perkembangan mereka, yakni dengan adanya tempat tongkrongan yang
umumnya terdapat para remaja maupun orang dewasa yang suka merokok, berjudi
bahkan minum-minuman keras, selain itu juga pengaruh dari berbagai macam
tayangan yang disuguhkan baik dari media cetak maupun elektronika, khususnya
televisi. Banyak siswa sekolah yang terlena dengan tayangan televisi sehingga
melupakan tugas dan kewajibannya sebagai pelajar.
commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2

Sekolah merupakan tempat pendidikan formal yang mempunyai peranan


penting yaitu menciptakan kepribadian yang mantap dan mandiri. Hal itu dapat
berhasil apabila guru dapat mendorong dan mengarahkan anak didik dalam
mengembangkan nilai-nilai sosial yang berlaku di sekolah maupun di masyarakat.
Untuk mencapai hal tersebut, kedisiplinan terhadap tata tertib sangat menentukan
dalam pembentukkan perilaku siswa agar siswa disiplin melaksanakan tata tertib
yang diharapkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pentingnya pendidikan di sekolah membuat seluruh komponen yang ada di
sekolah menyadari arti pentingnya tata tertib di sekolah. Tata tertib ini sangat
bermanfaat untuk mengajarkan kedisiplinan kepada siswa. Meskipun begitu masih
saja banyak siswa yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah.
Elizabeth B Hurlock (1978:82) mengatakan bahwa disiplin merupakan cara
masyarakat mengajar anak berperilaku moral yang disetujui kelompok.
Sesuai pengamatan di lapangan banyak siswa yang sering melanggar tata
tertib sekolah, misalnya memakai seragam sekolah dengan atribut tidak lengkap,
baju tidak dimasukkan, terlambat masuk kelas, tidak mengikuti upacara tanpa ijin,
tidak mengikuti olahraga tanpa ijin, tidak mengerjakan tugas atau PR dan
membolos. Perilaku-perilaku tersebut merupakan bentuk pelanggaran yang
dilakukan siswa terhadap tata tertib sekolah, dengan kata lain siswa tersebut
termasuk tidak disiplin. Apabila pelanggaran-pelanggaran tersebut tidak segera
diatasi dikhawatirkan dapat merusak nama baik sekolah dan dapat menghambat
proses belajar mengajar yang berdampak pada menurunnya prestasi siswa dan
terganggunya sosialisasi guru dengan siswa.
Adanya layanan bimbingan dan konseling di sekolah diharapkan berfungsi
membantu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri. Guru dan guru BK sebagai pendidik, yang
menjadi tokoh panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan
lingkungannya. Oleh karena itu, guru perlu memiliki standar kualitas pribadi bagi
anak didiknya, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui, serta memahami nilai,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3

norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan
nilai dan norma tersebut. Guru bersama guru BK selain berkewajiban melakukan
pembelajaran terhadap siswa, juga dituntut untuk membantu membimbing siswa
yang sering melanggar tata tertib sekolah menjadi siswa yang mematuhi tata tertib
sekolah. Pemberian bimbingan terhadap siswa dibutuhkan pengelolaan yang baik,
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari pelaksanaan
bimbingan dan konseling yang baik dan matang. Prayitno (1985:15) menjelaskan
masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi
dirinya sendiri dan orang lain dan perlu dihilangkan. Agar dapat memberi bantuan
yang tepat guru perlu mengenali dan memahami siswanya yang sering melanggar
tata tertib sekolah. Pengenalan dan pemahaman akan lebih mendalam bila
dilakukan dengan penelitian.
Berdasarkan Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen memuat bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang adil,
makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan dengan pentingnya arti menumbuhkan
manusia yang bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa dan Negara.
Wawasan Wiyata Mandala (1995:77) memuat bahwa tugas siswa adalah, hadir
dan pulang sekolah tepat waktunya, mengikuti program sekolah yang
diperuntukkan baginya, meningkatkan disiplin diri baik didalam maupun diluar
sekolah, memakai seragam sekolah menurut ketentuan yang berlaku, mematuhi
dan melaksanakan semua peraturan yang berlaku di sekolah.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Petunjuk Teknis Disiplin
dan Tata Tertib (1996:4) memuat bahwa tata tertib adalah seperangkat peraturan
dan ketentuan yang harus ditaati oleh sejumlah komponen sekolah. Penegakkan
tata tertib sekolah harus dimulai dari komponen di sekolah itu sendiri, yaitu
kepala sekolah, guru, semua siswa dan unsur masyarakat sebagai salah satu
penentu kebijakkan sekolah. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mempunyai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4

fungsi dan tugas edukatif yang meliputi tiga dimensi mendidik yang menghasilkan
etika dalam pergaulan, mengajar, menghasilkan kecerdasan dan melatih
menghasilkan keterampilan.
Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku melanggar disiplin
tata tertib sekolah dianggap sebagai perilaku menyimpang dan merupakan
masalah. Disiplin tata tertib sekolah merupakan suatu upaya untuk membentuk
pribadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab. Fungsi atau manfaat disiplin
menurut Elizabeth B. Hurlock (1978:97) diantaranya: 1) untuk mengajarkan anak
bahwa perilaku tertentu selalu diikuti hukuman, namun yang lain akan diikuti
pujian, 2) untuk mengajarkan anak suatu tingkatan penyesuaian yang wajar tanpa
menuntut konformitas yang berlebihan, 3) membantu anak mengendalikan diri
dan pengarahan diri sehingga anak dapat mengembangkan hati nurani untuk
membimbing tindakannya. Untuk mewujudkan hal itu perlu keteladanan dari guru
serta kerja sama antara guru dan komponen sekolah yang lain dengan orang tua
maupun masyarakat.
Bertolak dari uraian tersebut di atas dan agar mencapai sasaran yang
diharapkan perlu diadakan kajian secara mendalam dengan studi kasus. Studi
kasus adalah pengkajian secara mendalam tentang suatu masalah. Penelitian di
sini memilih judul “Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar Tata
Tertib Sekolah Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Klaten Tahun
2009/2010”.
B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diajukan fokus penelitian sebagai


berikut :
1. Bagaimana bentuk perilaku siswa yang sering melanggar tata tertib
sekolah ?
2. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan munculnya perilaku tidak
disiplin terhadap tata tertib sekolah ?
3. Bagaimana akibat dari perilaku siswa yang sering melanggar tata tertib
sekolah ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5

4. Bagaimana pandangan pihak terkait tentang perilaku siswa yang


melanggar tata tertib sekolah ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :


1. Untuk mendiskripsikan, mengungkapkan dan menjelaskan perilaku siswa
yang sering melanggar tata tertib sekolah.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perilaku melanggar tata tertib
sekolah.
3. Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari perilaku siswa yang tidak
disiplin terhadap tata tertib sekolah.
4. Untuk mengetahui pandangan pihak-pihak terkait terhadap pelanggaran tata
tertib sekolah oleh siswa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat diperoleh manfaat


secara teoritis dan manfaat secara praktis.
1. Manfaat secara teoritis :
a. Memberikan masukkan kepada guru BK secara teoritis tentang bentuk-
bentuk perilaku melanggar tata tertib sekolah dan dampak yang
ditimbulkan bagi sekolah.
b. Memberikan masukan kepada sekolah perkembangan teori-teori tentang
perilaku tidak disiplin di sekolah.

2. Manfaat secara praktis :


a. Bagi guru BK dan guru, mendapatkan masukkan pengetahuan tentang
cara-cara mengenali karakteristik siswa-siswa yang sering melanggar tata
tertib sekolah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

b. Memberikan masukkan tentang cara mendeskripsikan sebab terjadinya


pelanggaran tata tertib sekolah oleh siswa.
c. Bagi siswa, memperoleh pembelajaran mengenai akibat dari perilaku
melanggar tata tertib sekolah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Siswa-siswa yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah


umumnya sering disebut sebagai siswa yang tidak disiplin terhadap tata tertib
sekolah.
1. Tata Tertib Sekolah

a. Pengertian Tata Tertib


Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Petunjuk Teknis Disiplin dan
Tata Tertib ( 1996 : 4 ) memuat bahwa tata tertib merupakan seperangkat peraturan
dan ketentuan yang harus ditaati oleh sejumlah komponen sekolah. Menegakkan tata
tertib sekolah harus dimulai dari sekolah itu sendiri, yaitu Kepala Sekolah, Guru,
semua siswa dan unsur masyarakat sebagai salah satu penentu kebijakan sekolah.
Departemen Pendidikan Nasional (2004:4) memuat bahwa tata tertib yaitu
seperangkat aturan atau ketentuan yang secara organisatoris mengikat setiap
komponen sekolah, baik murid, guru, Kepala Sekolah dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mempunyai fungsi dan
tugas edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika,
dalam pergaulan, mengajar menghasilkan kecerdasan dan melatih menghasilkan
ketrampilan.
Sekolah merupakan tempat terjadinya kegiatan belajar mengajar, sebab itulah
interaksi antara guru dan murid merupakan proses perubahan sikap dan tingkah laku.
Pelaksanaan disiplin terhadap tata tertib mempunyai dampak secara langsung
terhadap kualitas hasil pelaksanaan kegiatan belajar mengajar itu sendiri.
Hubungannya dengan hal tersebut guru memegang peranan penting dan strategis.
Karena disiplin lebih terkait dengan pembentukan sikap mental dan keteladanan.
commit to user

7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Disiplin dan tata tertib merupakan dua hal yang saling terkait, sebab tata tertib
pada dasarnya perangkat untuk menegakkan disiplin. Disiplin dan tata tertib di
sekolah yang melaksanakan mempunyai dampak secara langsung terhadap kualitas
dan hasil pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM ) itu sendiri.

b. Isi Tata Tertib Sekolah


Tata tertib sekolah mengikat seluruh komponen sekolah yang meliputi Kepala
Sekolah, Guru, Siswa dan Penjaga Sekolah. Tata Tertib di sekolah dasar berpedoman
pada buku Petunjuk Teknis Disiplin dan Tata Tertib Sekolah Dasar yang dikeluarkan
oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan tahun 1995/1996.
Tugas dan Kewajiban siswa dalam menegakkan disiplin dan
tanggungjawabnya yang tertuang dalam buku Petunjuk Teknis adalah sebagai berikut:
1) Menjaga nama baik diri sendiri, orang tua, keluarga dan sekolah;
2) Menghormati Kepala Sekolah, Guru, Penjaga Sekolah dan sesama
teman;
3) Menyampaikan alasan yang dapat diterima apabila tiap hari berturut-
turut tidak masuk sekolah;
4) Minta ijin kepada guru apabila hendak meninggalkan kelas;
5) Hadir disekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai, khusus petugas
piket hadir 30 menit sebelumnya;
6) Berpakaian seragam sekolah yang bersih dan rapi;
7) Berbaris dengan tertib sebelum masuk kelas;
8) Berdoa sebelum pelajaran pertama dimulai dan setelah pelajaran
terakhir selesai;
9) Mengikuti upacara hari senin dan upacara lainnya;
10) Tidak merokok, minum-minuman keras, menggunakan ganja atau
narkotik, membawa senjata tajam, mencoret-coret dinding dan tembok,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

membaca buku terlarang, berkelahi di dalam maupun di luar


kelas/sekolah.

c. Tugas Siswa Melaksanakan Tata Tertib Sekolah


Tata tertib dibuat sebagai upaya memperlancar kegiatan belajar mengajar di
sekolah dan pembentukan sikap siswa. Oleh karena itu semua siswa dan seluruh
komponen yang ada disekolah, wajib melaksanakan tata tertib sebaik mungkin.
Ketidakdisiplinan terhadap tata tertib dapat merugikan diri sendiri juga dapat
merugikan orang lain. Slameto ( 1995 : 67 ) menegaskan agar siswa dapat belajar
lebih maju, siswa harus disiplin dalam belajar. Dengan demikian bila siswa tidak
disiplin dalam belajar siswa tidak akan maju, dalam kata lain prestasi belajarnya
rendah. Karena disiplin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar. Siswa dalam jangka panjang dipersiapkan menjadi warga
masyarakat ataupun warga negara yang harus disiplin terhadap undang-undang
ataupun peraturan negara. Di masa anak-anak inilah siswa harus sudah ditanamkan
sikap disiplin terhadap tata tertib, agar mereka terbiasa untuk berperilaku disiplin baik
di sekolah maupun di luar sekolah.

2. Ketidakdisiplinan Terhadap Tata Tertib

a. Pengertian Tidak Disiplin


Dengan mengacu pada pengertian disiplin di atas maka pengertian
ketidakdisiplinan berarti kondisi yang berlawanan dengan hal-hal tersebut, yang
intinya adalah sebagai berikut : Ketidak disiplinan adalah sikap tidak taat yang
diwarnai oleh tidak adanya kesadaran dan keiklasan dalam melaksanakan tata tertib,
peraturan yang berlaku maupun kesepakatan bersama yang bersifat formal maupun
non formal yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai, waktu dan
pelaksanaan kegiatan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

b. Ciri-ciri Ketidakdisiplinan
Siswa yang tidak memiliki kedisiplinan sangat berbeda dengan siswa yang
berdisiplin diri. Siswa yang tidak disiplin adalah siswa yang tidak memiliki
keteraturan diri berdasarkan nilai agama, nilai budaya, aturan-aturan pergaulan,
pandangan hidup dan sikap hidup yang bermakna bagi dirinya sendiri, masyarakat,
bangsa dan Negara. Secara umum ciri tingkah laku tidak disiplin yaitu tingkah laku
siswa yang tidak sesuai atau menyimpang dari peraturan atau tata tertib yang berlaku.
Khususnya dalam hubungannya dengan tata tertib sekolah, siswa tidak disiplin dapat
dilihat misalnya dalam hal berpakaian : tidak memakai seragam sekolah lengkap
dengan atributnya, baju tidak dimasukkan, memakai sepatu tanpa kaos kaki, tidak
memakai kaos waktu pelajaran olah raga, tidak memakai ikat pinggang, memakai
sepatu atau kaos kaki yang warnanya tidak sesuai dengan ketentuan di sekolah.
Dalam hal kegiatan belajar mengajar : membolos, tidak mengerjakan PR atau tugas,
terlambat datang ke sekolah, terlambat masuk kelas, keluar kelas tanpa ijin pada jam
pelajaran, bersenda gurau dan tidak memperhatikan guru pada waktu mengajar,
menyontek, tidur pada waktu jam pelajaran. Tingkah laku siswa tersebut biasanya
tidak diketahui olah orang tua, apabila tidak ada pemberitahuan dari pihak sekolah,
dan tingkah laku seperti itu sangat merugikan diri sendiri dan sekolah.

c. Faktor yang Mempengaruhi Ketidakdisiplinan Terhadap Tata Tertib Sekolah


Perilaku tidak disiplin melaksanakan tata tertib atau kaidah yang ada
merupakan sesuatu hal yang menghambat tujuan yang ingin dicapai dalam suatu
kegiatan pendidikan. Perilaku tersebut dapat terjadi karena adanya sesuatu hal yang
mempengaruhi (penyebab). Priyatno dan Amti (1994:61) menjelaskan kemungkinan
penyebab perilaku tidak disiplin melaksanakan tata tertib ada 5, yaitu:
1) Tidak begitu memahami kegunaan masing-masing aturan atau tata tertib yang
berlaku di sekolah, aturan tersebut tidak didiskusikan dengan siswa sehingga
siswa hanya terpaksa mengikutinya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

2) Siswa yang bersangkutan terbiasa hidup terlalu bebas, baik di rumah maupun
di masyarakat.
3) Tindakan yang dilakukan terhadap pelanggaran terlalu keras sehingga siswa
mereaksi secara tidak wajar (negatif).
4) Ciri khas perkembangan remaja yang agak “ sukar diatur ” tetapi “ belum
dapat mengatur diri sendiri “.
5) Ketidaksukaan terhadap mata pelajaran tertentu dilampiaskan pada tidak
disiplin melaksanakan tata tertib sekolah.

Menurut Bimo Walgito (2003:54) pelanggaran kedisiplinan terhadap tata


tertib sekolah seringkali disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal yang
terdapat dalam diri sendiri dan faktor ekternal dari pengaruh lingkungan luar. Secara
rinci dilihat dibawah ini :
1) Faktor internal misalnya, rasa malas yang timbul dari dalam diri sendiri,
kurangnya rasa tanggung jawab, ingin mencari perhatian dan kurang religius.
2) Faktor eksternal misalnya, lingkungan keluarga atau orang tua yang kurang
memperhatikan anak, orang tua bercerai, tinggal terpisah dengan orang tua,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat yang kurang baik juga sangat
mempengaruhi.

d. Pengertian kedisiplinan
Disiplin mempunyai berbagai arti, tergantung sudut pandang dan
kepentingannya. C.S.T Kansil (1995:215) mengartikan secara ringkas bahwa disiplin
ialah ketaatan atau kepatuhan pada peraturan, tata tertib dan sebagainya. Tata tertib
yang dimaksud di sini misalnya tata tertib sekolah, kemiliteran dan peraturan yang
berlaku di masyarakat.
Peraturan, tata tertib dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur
perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk
memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tatatertib yang berlaku disekolah.
Menurut Wikipedia (1993) bahwa disiplin sekolah “refers to students complying with
a code of behavior often known as the school rules”. Aturan sekolah (school rule)
yang dimaksud, seperti aturan tentang standar berpakaian (standards of clothing),
ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar/kerja. Pengertian disiplin dalam
Lemhannas (1997:12) adalah berperilaku sesuai dengan tata peraturan yang berlaku,
baik formal non formal maupun yang disepakati. Pengertian disiplin di dalam
Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
menengah (1993:3) adalah tingkat konsistensi dan konsekuen seseorang terhadap
suatu komitmen atau kesepakatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang
akan dicapai, waktu dan proses pelaksanaan suatu kegiatan. Pengertian disiplin
lainnya dalam Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (1985:34)
diartikan sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua
ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung
jawab.
Berbagai pengertian tentang disiplin di atas, dapat disimpulkan bahwa
disiplinadalah sikap taat melaksanakan dengan sdar dan ikhlas terhadap tata tertib,
peraturan yang berlaku maupun kesepakatan bersama baik yang bersifat formal
maupun non formal yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai, waktu dan
pelaksanaan kegiatan.

e. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin


Ensiklopedia Indonesia ( 1997 : 371 ) memuat bahwa disiplin bukan
merupakan bawaan, disiplin sepenuhnya merupakan faktor ajar atau faktor
pendidikan. Hal ini didukung olah teori tabularasa, bahwa manusia lahir itu bagaikan
kertas putih atau botol kosong. Akan menjadi seperti apa tergantung pendidikan yang
diberikan.
Disiplin merupakan sikap dan bagian tingkah laku. Y. Singgih D. Gunarso
(1981 : 166) menjelaskan bahwa disiplin diri pada anak sudah mulai terbentuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

apabila anak sudah dapat bertingkah laku sesuai dengan pola tingkah laku yang baik.
Hal ini menguatkan bahwa disiplin itu bukan faktor bawaan. Setelah anak bertingkah
laku, barulah ada dorongan untuk disiplin atau tidak disiplin. Dorongan yang
mempengaruhi disiplin, oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
(1985 : 34) digolongkan ada 2 jenis yaitu Pertama, dorongan yang datang untuk
berbuat disiplin. Kedua, dorongan yang datang dari luar yaitu perintah, larangan,
pengawasan, ujian. ancaman, ganjaran dan sebagainya.
Faktor pendidikan yang mempengaruhi kedisiplinan siswa itu tidak hanya dari
pendidikan formal saja, tetapi dari luar pengalaman hidup siswa dalam pergaulan.
Banyak hal yang memicu ketidakdisiplinan siswa, antara lain kondisi keluarga
dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak dan kurang harmonis, siswa
mempunyai masalah di sekolah dan pergaulan dalam lingkungan sosial yang kurang
sehat. Sekretaris Negara ( 1996 : 133 ) menjelaskan bahwa masalah disiplin nasional
bersumber dari masyarakat yang belum memahami pentingnya disiplin dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Masalah ketidakdisiplinan juga dipengaruhi oleh teman bergaul. Hal itu
sejalan dengan pendapat Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono ( 1990 : 87 ) yang
menyatakan teman bergaul berpengaruh sangat besar dan lebih cepat masuk dalam
jiwa anak. Apabila siswa suka bergaul dengan mereka yang tidak bersekolah, maka ia
akan malas belajar dan sekolah, sebab cara hidup anak yang tidak sekolah berlainan
dengan anak yang bersekolah.
Beberapa asumsi yang menjadikan lemahnya disiplin nasional di dalam
Lemhamnas ( 1997 :31 ) yaitu :
1) Berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia kurang
sesuai dan kurang efektif atau penerapan dan sanksinya tidak
dilaksanakan secara konsisten.
2) Karena masyarakat sekarang lebih fermisif, dimana batas antara yang
baik dan yang buruk, benar dan salah sudah tidak begitu jelas atau
kabur.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

3) Otoritas para pejabat dan para pemimpin diberbagai lapisan masyarakat


kurang berbobot, pengaruhnya sudah pudar sehingga orang cenderung
berbuat semaunya.
4) Sistem pendidikan kurang merangsang para anak didik untuk mandiri,
kreatif dan bertanggung jawab.
Berbagai pandangan diatas dapat diketahui bahwa disiplin sepenuhnya didapat
dari faktor pendidikan. Sikap dan perilaku disiplin ini didapat dari pendidikan dalam
pergaulan, baik itu pergaulan dalam keluarga, sekolah maupun lingkungan sosial.

f. Pembentukan Sikap Disiplin


Pembentukan disiplin tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan melalui
proses belajar, dan pembentukannya selalu berlangsung dalam interaksi yang
berkenaan dengan obyek tertentu.
Di depan telah dipaparkan bahwa sikap disiplin tidak dibawa sejak lahir,
tetapi dibentuk sepanjang perkembangan individu yang bersangkutan. Y. Singgih D.
Gunarso ( 1981 :166 ) menjelaskan bahwa pembentukan disiplin diri erat
hubungannya dengan penerimaan dengan otoritas, anak yang menerima otoritas orang
tua akan melakukan tugas-tugas yang diinginkan daripadanya. Bila ia sudah terbiasa
akan “ kekuasaan ” orang tua maka pada umumnya otoritas guru di sekolah juga
dapat diterimanya.
Pembentukan sikap disiplin terjadi sepanjang perkembangan individu, maka
seharusnya pembentukan sikap disiplin ini dimulai sedini mungkin. E.G White dalam
terjemahan Sumarna ( 1994 : 22 ) memaparkan bahwa, pada saat seorang anak mulai
merintis kemauan dan jalannya, pada saat itulah pendidikannya dalam hal disiplin
harus dimulai. Zulkifi L (1987:85) mengemukakan bahwa anak yang berusia 12 atau
13 sampai 19 tahun sedang berada dalam pertumbuhan masa remaja. Masa remaja
merupakan masa yang sangat menentukan karena masa ini mengalami banyak
perubahan fisik dan psikis. Terjadinya perubahan tersebut menimbulkan kebingungan
di kalangan remaja, karena mereka mengalami gejolak emosi dan tekanan jiwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

sehingga mudah menyimpang dari norma-norma dan aturan yang berlaku. Goncangan
emosi pada masa remaja terjadi tidak hanya disebabkan oleh hormon seks dalam
tubuh tetapi juga akibat dari kondisi keluarga, lingkungan bermain disekolah dan
lingkungan masyarakat.
Menurut Zakiah Darojat (1994:35) perilaku remaja yanh tidak stabil, keadaan
emosinya goncang, mudah condong kepada ekstrim, sering terdorong barsemangat,
peka, mudah tersinggung, pemikiran dan perhatiannya berpusat pada dirinya. Melly
Sri Sulastri Rifai (1977:40) mengatakan bahwa pada masa remaja ada empat ciri
utama yang perlu diperhatikan dalam perkembangan kehidupan remaja, yaitu :
1) Adanya kesadaran akan adanya perubahan-perubahan dalam kenyataan
dirinya sebagai makhluk biologis. Terutama adanya perubahan-
perubahan bentuk tubuh sebagai akibat adanya perubahan fisiologis
karena bakarjanya kelenjar tertentu menjadi lebih aktif.
2) Sejak masa anak sekolah sampai tiba masa remaja si anak yang menjadi
remaja merasakan adanya keterkaitan kepada kelompok sebayanya
dalam lingkup ”Heteroxualitas”
3) Timbulnya dorongan untuk mencapai ”kebebasan pribadi” dalam usaha
memantapkan status dirinya dalam lingkungan hidupnya sebagai
individu yang berdiri sendiri.
4) Adanya keinginan remaja untuk memantapkan filsafat hidupnya dan
pola hidup tertentu berdasarkan kesatuan norma kehidupan yang
dianutnya yang akan dijadikan pedoman di dalam ia bertingkah laku
dalam perkembangannya sebagai manusia dewasa.
M. Ngalim Purwanto (1980:149) mengatakan bahwa siswa sampai dengan
usia 18 tahun secara psikologis berada didalam keadaan sebab tidak menentu,
bimbang ragu, pemenang tapi juga petualang, pemilik tapi juga pelamun, pemberani
tetapi juga penakut, kadang-kadang optimis tetapi juga pesimis. Keadaan tersebut
akan menyebabkan remaja mudah sekali berubah dan terpengaruh dengan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

lingkungan. Pengaruh ini tidak hanya pengaruh yang baik tetapi banyak sekali
pengaruh buruk.
Keluarga sebagai tempat pendidikan yang pertama bagi anak sangat
menetukan pembentukan sikap disiplin. Dengan kata lain bahwa pola asuh oaring tua
besar pengaruhnya terhadap pembentukan sikap disiplin anak. Moch Shochib
(1998:15) menjelaskan tentang pola asuh orang tua dan pengembangan disiplin
sebagai berikut : Pola asuh orang tua dalam membantu anak untuk mengembangkan
disiplin diri ini adalah upaya orang tua yang diaktualisasikan terhadap penataan :
1) Lingkungan fisik;
2) Lingkungan sosial;
3) Pendidikan internal dan eksternal;
4) Dialog dengan anak-anak;
5) Suasana psikologis;
6) Sosial budaya;
7) Perilaku yang ditampilkan pada saat terjadi “ pertemuan ” dengan anak-
anak;
8) Kontrol terhadap perilaku anak-anak;
9) Menentukan nilai-nilai moral sebagai dasar berperilaku dan yang
diupayakan kepada anak-anak.
Bagian lain, Moch Shochib ( 1998 : 16 ) menjelaskan pada keterkaitan pola
asuh orang tua dengan anak berdisiplin diri sebagai berikut : Keterkaitan pola asuh
orang tua dengan anak berdisiplin diri dimaksudkan sebagai orang tua dalam
meletakkan dasar-dasar disiplin diri kepada anak dan membantu mengembangkannya
sehingga anak memiliki disiplin diri. Itensitas kebutuhan anak untuk mendapatkan
bantuan dari orang tua bagi kepemilikan dan pengembangan dasar-dasar disiplin diri
menunjukkan adanya kebutuhan internal yaitu :
1) Tingkat rendah, manakala anak masih membutuhkan banyak bantuan
dari orang tua untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin
diri (berdasarkan naluri)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

2) Tingkat menengah, manakala anak-anak masih membutuhkan banyak


bantuan dari orng tua untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar
disiplin diri ( berdasarkan nalar ) dan
3) Tingkat tinggi, mana kala anak sedikit sekali atau tidak lagi memerlukan
bantuan serta kontrol orang tua untuk memiliki dan mengembangkan
dasar-dasar disiplin diri ( berdasarkan kata hati )
Sekolah merupakan pendidikan formal, tidak kalah pentingnya dalam
berperan sebagai tempat pembentukan sikap disiplin. Sekolah harus lebih tegas dalam
menegakkan disiplin. Kepala Sekolah dan Guru bukan sekedar membuat contoh,
tetapi harus menjadi teladan dalam hal kedisiplinan, sehingga apa yang tidak
diperoleh anak dalam keluarga akan diperoleh disekolah. Tujuan disiplin sekolah
adalah: untuk memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak
menyimpang, mendorong siswa berperilaku yang baik dan benar, membantu siswa
memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi
perilaku yang tidak sesuai dengan tata tertib sekolah, kemudian melatih siswa untuk
hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat bagi dirinya sendiri
serta lingkungannya.
Demikian upaya membentuk sikap disiplin anak, sekolah perlu menciptakan
suasana belajar yang kondusif. Upaya yang dapat dilakukan antara lain membuat tata
tertib yang harus ditaati bersama. Hal tersebut sependapat dengan apa yang ada di
dalam Lemhannas (Disiplin Nasional 1997:15) bahwa disiplin tidak terbentuk dengan
sendirinya, melainkan harus ditumbuhkan, dikembangkan dan diterapkan dalam
semua aspek, menerapkan sanksi serta dengan bentuk ganjaran dan hukuman sesuai
dengan amal perbuatan para pelaku. Slameto (1995 :67) juga menegaskan bahwa
kedisiplinan sekolah erat hubunganya dengan kerajinan dan kedisiplinan siswa dalam
sekolah dan juga dalam belajar. Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan
bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula.
Menurut Madson dalam Moch Shochib ( 1998 : 21 ) mengatakan bahwa
kepemilikan disiplin memerlukan proses belajar. Selanjutnya Moch Shochib
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

(1998:21) juga merangkum pendapat Craw tentang proses belajar dalam


pembentukan disiplin dapat dilakukan dengan cara melatih dan membiasakan diri
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai berdasarkan acuan moral serta diperlukan
adanya kontrol orang tua untuk mengembangkannya.
Dengan demikian dalam pembentukan sikap disiplin pada anak sangat
diperlukan hal-hal sebagai berikut :
1) Adanya keteladanan baik dari staf sekolah maupun orang tua dalam
keluarga.
2) Melatih dan membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
berdasarkan acuan moral.
3) Adanya kontrol orang tua untuk mengembangkannya.

g. Akibat Tidak Disiplin


Ketidakdiisiplinan terhadap tata tertib yang berlaku dapat mengakibat
menghambat suatu tujuan dari kegiatan pembelajaran, nilai dari keefektifan dan
keefisienannya dapat berkurang sehingga dapat mempengaruhi pola keteraturan yang
telah dibentuk dan dijalankan, hal ini dapat pula mengganggu proses kegiatan
pembelajaran yang lainnya. Apabila perilaku tidak disiplin ini dibiarkan dan tidak ada
suatu kontrol atau pengawasan dan tindakan secara tegas dalam penanganannya,
maka dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kredibilitas/ nama baik sekolah
secara keseluruhan baik bagi sekolah maupun penilaian dari masyarakat. Bentuk-
bentuk kerugian pada diri sendiri akibat tidak disiplin melaksanakan tata tertib itu
antara lain terhambat prestasinya, sering terkena sanksi, bisa dijauhi teman, tidak
disukai oleh guru, dimarahi orang tua kalau dilaporkan, tidak mandiri, dikeluarkan
dari sekolah, bisa celaka dan bila berlanjut sampai dewasa akan dikucilkan orang.
Elizabeth B. Hurlock (1978:105) menyatakan bahwa pelanggaran merupakan bahaya
yang serius bagi penyesuaian diri dan sosial.
Kerugian yang dialami orang lain dari ketidakdisiplinan seseorang juga
banyak jenisnya, misalnya tembok-tembok rumah jelek atau rusak akibat tangan-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

tangan jahil siswa-siswa yang suka mencorat-coret, nama baik sekolah dan orang tua
tercemar karena perbuatan siswa yang tidak terpuji, terjadi kecelakaan lalu lintas
akibat salah satu pihak melanggar peraturan lalu lintas, kelompok kerja kacau akibat
salah seorang anggota kelompok tidak disiplin, ada anak jatuh terpeleset karena ada
kulit pisang tidak dibuang pada tempatnya dan lain sebagainya.
Contoh diatas adalah akibat pelanggaran disipilin secara umum kerugiannya
ada yang kecil (ringan) dan ada yang besar, bahkan bisa kehilangan nyawa.
Sedangkan untuk pelanggaran disiplin tata tertib di sekolah biasanya diberi sanksi.
Adapun bentuk sanksi atau tindakan yang dikenakan kepada siswa yang tidak disiplin
itu juga tidak sama dan bertingkat, yaitu :
1) Teguran secara lisan;
2) Teguran secara tertulis sebagai peringatan sebanyak tiga kali;
3) Skors dan;
4) Pengeluaran dari sekolah.
Penerapan disiplin yang pelaksanaannya tercantum dalam tata tertib
pendidikan akan menghasilkan mental, watak, dan kepribadian siswa yang kuat dan
dinamis sesuai dengan taraf perkembangan siswa Sekolah Dasar. Hal tersebut
disebabkan pada jenjang sekolah dasar siswa harus sudah belajar disiplin, belajar
mencintai sesama, belajar hidup teratur dan menyesuaikan diri.
Pembudayaan disiplin tidak cukup hanya melalui peraturan tata tertib yang
diumumkan secara lisan atau tertulis saja. Tetapi diperlukan keteladanan, dorongan
serta bimbingan dalam bentuk-bentuk kongkrit dan keikutsertaan semua komponen
sekolah secara langsung. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya kesadaran yang
penuh, kesiapan untuk melakukan serta langkah-langkah nyata dalam perbuatan dari
semua pihak warga sekolah agar disiplin siswa terhadap tata tertib sekolah dapat
terwujud.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

h. Studi Kasus
Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan alasan untuk mendapatkan
hasil penelitian yang mendalam mengenai pelanggaran kedisiplinan yang dilakukan
oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Klaten. Riset dengan metode kasus
menghendaki suatu kajian yang rinci, mendalam, dan menyeluruh atas objek tertentu
yang biasanya relatif kecil selama kurun waktu dan lingkungan tertentu. Studi kasus
merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan pada objek dan subjek di suatu
tempat dan waktu tertentu dengan melakukan pengamatan terhadap kejadian tertentu
untuk dilakukan studi analisa kasus yang diamati untuk diambil suatu tindakan,
dimana kaitannya dengan penelitian ini adalah tindakan untuk meningkatkan disiplin
siswa baik dengan membuat aturan baru untuk mengurangi pelanggaran kedisiplinan
di sekolah, hal ini dilakukan dengan tujuan menanamkan jiwa disiplin dalam diri
siswa. Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap subjek pengamatan, dalam hal ini subjek yang diamati adalah siswa yang
berperilaku sering melanggar kedisiplinan terhadap tata tertib di SMP Negeri 2
Karanganom Klaten. Studi kasus yang dilakukan mempunyai tujuan melakukan
evaluasi terhadap suatu kejadian yang menjadi obyek penelitian untuk dilakukan
analisa dengan menggunakan metode tertentu yang nantinya dapat digunakan sebagai
pembelajaran. Robert K Yin (2008: 27) mengemukakan bahwa penelitian studi kasus
harus mempunyai desain penelitian, dan definisi dari desain penelitian adalah suatu
rencana tindakan untuk berangkat dari sini ke sana, dengan demikian maka tujuan
penelitian studi kasus harus jelas. Penelitian ini mempunyai tujuan khusus, yaitu:
1) Untuk mendiskripsikan, mengungkapkan dan menjelaskan perilaku siswa
yang sering melanggar tata tertib sekolah.
2) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perilaku melanggar tata tertib
sekolah.
3) Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari perilaku siswa yang tidak
disiplin terhadap tata tertib sekolah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

4) Untuk mengetahui pandangan pihak-pihak terkait terhadap pelanggaran tata


tertib sekolah oleh siswa.

Pelaksanaan penelitian dan pelaksanaan pengumpulan data didasarkan pada


sumber-sumber bukti yang berlaian. Menurut Robert K Yin (2008: 103), sumber
bukti ini adalah dokumen, wawancara, dan observasi langsung. Langkah-langkah
studi kasus yang peneliti kerjakan ini adalah pengumpulan data, penafsiran data, dan
verifikasi data (Juhana Wijaya, 1988: 286).
Pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya,
data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting). Bila dilihat dari
sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan
sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen.
Penafsiran data yang dimaksud adalah mengatahui data yang telah didapatkan
dalam tahap penelitian untuk selanjutnya ditampilkan dalam penyajian data sesuai
dengan bagian yang sesuai dengan hal yang dimaksud.
Pada tahap verifikasi data peneliti mengambil kesimpulan dari penelitian yang
telah dilakukannya dan kemudian data tersebut perlu diverifikasi. Analisis data
kualitatif ini merupakan upaya berulang terus menerus dan terjalin hubungan yang
saling terkait antara kegiatan reduksi data, penyajian data, serta penarikan
kesimpulan. Jika kesimpulan yang diambil masih kurang maka dilakukan
pengumpulan data tambahan yang dianalisis melalui rangkaian kegiatan yang sama.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

B. Alternatif Penyelesaian Masalah

Setelah melakukan observasi, wawancara dan pengolahan data diketahui


penyebab siswa tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah, maka guru
pembimbing/BK dapat menerapkan tindakan untuk meningkatkan disiplin siswa
disekolah, dengan cara mengadakan pendekatan dengan siswa khususnya yang sering
melanggar disiplin, memberikan pengarahan dan motivasi untuk menaati tata tertib
yang berlaku disekolah, sekolah mengadakan pertemuan secara berkala dengan orang
tua siswa untuk saling bertukar informasi tentang siswa dan menyampaikan
pentingnya siswa untuk berperilaku disiplin. Selain itu sekolah harus tegas dalam
memberikan sanksi ataupun hukuman bagi siswa yang melanggar disiplin terhadap
tata tertib sekolah.
Reisman dan Payne (dalam E. Mulyasa 2003) mengemukakan strategi umum
merancang disiplin siswa, yaitu :
1. Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat
berperilaku disiplin, guru disarankan untuk untuk bersikap empatik,
menerima, hangat dan terbuka
2. Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang efektif
sehingga mampu menerima perasaan perasaan dan mendorong kepatuhan
siswa
3. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat
menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa
dalam mengatasinya, memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari
perilaku yang salah
4. Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya
sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri
5. Analisis transaksional; guru disarankan belajar sebagai orang dewasa terutama
ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

6. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan


meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung
jawab
7. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh oleh
guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan
8. Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karena
itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif
9. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dan
dalam pengendalian yang tegas.
Diatas merupakan strategi umum merancang disiplin yang diharapkan dapat
memberikan gambaran bagi guru untuk meningkat disiplin pada siswa.

C. Kerangka Pemikiran

Guru BK sebagai pembimbing dituntut memiliki kemampuan dan


keterampilan dalam memberikan bimbingan terhadap siswa yang bermasalah, agar
siswa yang bermasalah dapat mencapai prestasi belajar dengan baik.
Siswa yang tidak disiplin dapat dikategorikan siswa yang bermasalah, karena
dapat menghambat prestasi siswa itu sendiri dan menghambat pencapaian tujuan
pendidikan nasional . Tata tertib di ciptakan dalam rangka membetuk peserta didik
yang berkepribadian mantap, bertanggung jawab dan mandiri. Di sekolah peranan
guru dan guru BK sebagai pembimbing sangat diperlukan, karena bimbingan sebagai
bagian yang integral dari sistem pendidikan nasional. Terjadinya ketidakdisiplinan
pada diri anak dilatarbelakangi oleh berbagai sebab dan dapat berdampak negatif
sebagai akibat dari ketidakdisiplinan tersebut.
Penyebab ketidakdisiplinan pada diri anak itu ada beberapa faktor antara lain
pola asuh orang tua yang kurang benar, keadaan lingkungan anak yang memang
sudah menunjukan kurang disiplin, kurang adanya keteladanan dari orang-orang
dekat yang lebih dewasa, sikap anak itu sendiri yang tidak mau melatih atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

membiasakan diri disiplin dan kurangnya kontrol dari orang tua. Akibat yang
mungkin timbul sebagai dampak ketidakdisiplinan antara lain: prestasi belajar anak
itu sendiri tidak optimal, teman-teman yang lain dapat terpengaruh, kegiatan belajar
mengajar dapat terganggu dan situasi kelas maupun sekolah menjadi tidak kondusif.
Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :
( lihat halaman 25)

commit to user
PBM
Tidak disiplin terganggu
dalam
berpakaian
Prestasi
belajar tidak
Siswa tidak
Tidak disiplin optimal
disiplin Latar Belakang Bentuk Akibat
dalam kegiatan
terhadap tata (sebab) perilaku
belajar mengajar
tertib sekolah
Tidak naik
Tidak disiplin kelas
dalam mengikuti
kegiatan di
sekolah
Dikeluarkan

Merusak
nama baik

19
sekolah

Bagan I : Kerangka Pemikiran

25
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Karanganom, yang terletak di
desa Jurang Jero, kecamatan Karanganom, kabupaten Klaten. Lokasi SMP Negeri 2
Karanganom cukup strategis, dekat dengan kota kecamatan yaitu Karanganom, dekat
dengan prasarana umum dan tempat rekreasi. Ekonomi orang tua siswa SMP Negeri
2 Karanganom rata-rata tergolong menengah ke bawah. Kebanyakan bekerja sebagai
petani dan buruh yang kurang mempunyai kesadaran dan kepedulian terhadap
pendidikan.
Alasan dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian adalah :
a. Banyak terjadi siswa-siwa yang tidakdisiplin terhadap tata tertib sekolah.
b. Prestasi belajar siswa tidak optimal dimungkinkan sebagai dampak dari
ketidakdisiplinan terhadap tata tertib sekolah.
c. Penelitian dimaksudkan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa terhadap tata
tertib sekolah.

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai sejak pengajuan judul proposal, pengurusan ijin
penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan
laporan hasil penelitian, tepatnya dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2009/ 2010.

commit to user

26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan untuk mengungkap dan menjelaskan sebab serta
akibat siswa berperilaku tidak disiplin, atau melakukan pelanggaran terhadap tata
tertib sekolah, dengan fokus masalah tersebut jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif. Objek kajian penelitian ini adalah perilaku tidak disiplin
terhadap tata tertib sekolah, faktor-faktor penyebab serta akibat yang ditimbulkannya.
Pada penelitian ini penulis ingin mengungkapkan “bagaimana” dan “mengapa”
tentang perilaku tidak disiplin. Untuk meperoleh jawaban tersebut penulis melakukan
pengkajian secara mendalam tentang masalah tersebut. Pendekatan penelitian yang
diterapkan adalah studi kasus. Pengertian kasus itu sendiri adalah masalah, sehingga
studi kasus adalah kegiatan penelaahan secara mendalam terhadap kasus atau masalah
yang dipandang sebagai suatu yang melanggar kedisiplinan yang menjadi aturan
sekolah. Dapat disimpulkan bahwa penelitian studi kasus lebih cocok untuk
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan bagaimana, mengapa suatu peristiwa itu
terjadi, serta akibat yang ditimbulkan

2. Kehadiran Peneliti
Penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument utama atau kunci
pengumpulan data di lokasi penelitian. Sebagai instrument kunci, peneliti harus
melakukan kontak langsung dengan subjek penelitian untuk memperoleh data yang
diperlukan dengan melakukan pengamatan dan wawancara. Melalui wawancara
langsung dengan siswa yang bersangkutan akan di dapatkan data primer, sedangkan
data sekunder bisa diperoleh dari sumber lain, seperti teman dekat, orang tua dan
guru.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

C. Data dan Sumber Data

Penelitian akan memperoleh hasil yang baik apabila sumber data yang
digunakan dapat memberikan data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berbentuk data kualitatif. Data kualitatif
tersebut dapat diperoleh dari sumber yang signifikan yang menjadi subjek penelitian.
Adapun sumber data tersebut adalah :
1. Sumber data primer yaitu subjek itu sendiri ( siswa yang tidak disiplin terhadap
tata tertib sekolah ). Data dari siswa ini untuk mengetahui sebab dan akibat siswa
tidak disiplin serta , bentuk-bentuk pelanggarannya. Data ini diperoleh melalui
pengamatan dan wawancara.
2. Sumber data sekunder yaitu ;
a. Orang tua kesehatan, hobby, kegiatan siswa dan saudara, untuk mendapatkan
informasi siswa meliputi dirumah, aktifitas belajar siswa, teman siswa di
rumah, serta pola asuh orang tua. Selain itu untuk mengetahui lebih dekat
keadaan sosial ekonomi dan kebiasaan dalam keluarga.
b. Guru, untuk mengetahui tingkah laku siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar dan kegiatan lain disekolah. Selain itu untuk mendapatkan informasi
tentang pelanggaran yang dilakukan siswa dan melakukan tata tertib sekolah
serta mengetahui prestasi belajar siswa.
c. Teman subjek, melalui teman bermain atau teman akrab diharapkan
mendapatkan informasi kegiatan yang dilakukan siswa baik ketika jam
pelajaran maupun diluar jam pelajaran.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Klaten
yang sering melanggar tata tertib sekolah. Subjek penelitian diperoleh melalui
wawancara dengan guru BK, hasil pengamatan dari data-data dokumentasi siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

seperti daftar presensi siswa, buku catatan yang dimiliki guru BK tentang siswa yang
melakukan pelanggaran tata tertib, observasi terhadap siswa kemudian wawancara
terhadap wali kelas dan guru mata pelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan diperoleh melalui informasi yang berasal dari sumber
data. Informasi tersebut dapat diperoleh secara lengkap apabila menggunakan sarana
pengumpulan data yang tepat sehingga data tersebut sesuai dengan kebutuhan,
kemudian diolah untuk memperoleh kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah

1. Dokumentasi
Arikunto (2006:231) menjelaskan metode dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, maupun agenda.
Moleong (2001:161) mengemukakan bahwa dokumen ialah setiap bahan tertulis
maupun film. Wujud dokumentasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah buku induk siswa, buku raport, daftar hadir, daftar nilai, buku pribadi siswa
serta catatan pelanggaran siswa. Data tersebut sangat berguna untuk dijadikan bahan
pengarahan tentang diri siswa. Data siswa yang telah di dokumentasikan perlu
dianalisis dengan cermat. Dokumentasi ini dijadikan sumber data :
a. Dokumentasi merupakan sumber data yang stabil.
b. Dokumentasi bersifat alamiah.
c. Dokumentasi relatif mudah dipelajari.
d. Tidak reaktif, sehingga tidak sukar ditemukan karena sudah tersedia di
sekolah.
Penggunaan dokumentasi dalam penelitian adalah untuk memperoleh identitas siswa
dan keaktifan kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran serta kegiatan sekolah
lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati subjek
secara langsung maupun tidak langsung. Diamati adalah kegiatan subjek, ketika
mengikuti pelajaran maupun diluar jam pelajaran didalam lingkungan sekolah.
Melalui pengamatan tersebut dapat diungkap gejala-gejala yang ada pada subjek
penelitian beserta latar belakangnya. Muhammad Surya (1997:225) menjelaskan
bahwa observasi merupakan teknik pengumpul data yang dilakukan dengan
mengawasi dan mencatat data secara sistematis terhadap gejala perilaku yang
nampak. Observasi ini dilaksanakan untuk mengetahui:
a. Hubungan antara siswa dengan orang tua;
b. Hubungan sosial siswa di sekolah dengan teman-temannyayang dapat
menjadi penyebab munculnya perilaku melanggar disiplin terhadap tata
tertib di sekolah;
c. Kehadiran siswa di sekolah yang meliputi aktifitas mengikuti pelajaran,
upacara, melaksanakan tugas piket dan kegiatan-kegiatan lainnya;
d. Perilaku siswa dalam hal berpakaian, saat bertemu guru, saat berdoa dan
pada waktu diberi pekerjaan rumah oleh guru;
e. Bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh siswa;
f. Frekwensi terjadinya pelanggaran.
g. Motif melakukan pelanggaran.

3. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan
mengadakan komunikasi atau tanya jawab dengan sumber data. Wawancara
didefinisikan sebagai suatu percakapan, tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara mendalam yang dapat dilakukan secara face to face dan diarahkan pada
penguakan masalah tertentu. Moleong (2001:135) mengemukakan wawancara adalah
percakapan antara dua belah pihak dengan maksud tertentu. Pada penelitian ini,
peneliti mewawancarai guru BK, wali kelas, guru mata pelajaran, siswa yang tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

disiplin, teman dan orang tua siswa. Fungsi wawancara untuk mengungkap latar
belakang munculnya perilaku melanggar disiplin terhadap tata tertib sekolah serta
akibat yang dialami dari seringnya melakukan pelanggaran disiplin. Wawancara
digunakan sebagai alat pengumpul data karena terdapat beberapa kelebihan, yaitu :
a. Dapat dilaksanakan sewaktu-waktu tergantung kesiapan kedua belah
pihak.
b. Tidak terikat oleh kemampuan membaca dan menulis.
c. Dapat menjalin hubungan pribadi yang baik.
d. Dapat memperoleh data sesuai dengan kebutuhan.
e. Dapat mengungkap masalah secara mendalam.

4. Home Visit
Home Visit adalah kunjungan ke rumah subjek dengan maksud mengetahui
keadaan subjek di rumah dengan cara melakukan observasi dan wawancara.
Kunjungan rumah ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan data untuk
mendapatkan gambaran secara langsung tentang latar belakang kehidupan keluarga
subjek. Data tersebut digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh dari
dokumentasi, wawancara dan observasi di sekolah. Data-data yang diperoleh dari
pelaksanaan home visit antara lain, untuk mengetahui keadaan rumah dan orang tua
subjek, untuk mengetahui latar belakang kehidupan kehidupan subjek, mengetahui
kegiatan subjek dirumah dan untuk mengetahui hubungan subjek dengan orang
tuanya
Untuk melaksanakan home visit dilakukan beberapa tahap, sejak perencanaan
sampai analisis data. Tahap-tahap tersebut antara lain :
a. Mengajukan permohonan ijin kepada kepala sekolah untuk
melaksanakan home visit.
b. Menyiapkan pedoman wawancara.
c. Melaksanakan home visit.
d. Mencatat hasil wawancara selama home visit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

e. Menganalisis hasil wawancara.


Home visit merupakan kegiatan terakhir dari seluruh rangkaian kegiatan
pengumpulan data, maka data hasil home visit dipadukan dengan data yang sudah ada
untuk dianalisis.

F. Validitas Data

Data yang telah terkumpul perlu diperiksa keabsahannya atau kebenarannya.


Data yang benar merupakan salah satu syarat penelitian ilmiah. Teknik pemeriksaan
keabsahan data yaitu dengan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode.

1. Trianggulasi sumber
Menurut Patton dalam Moleong (2004:330-331) menyatakan trianggulasi
sumber adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualitatif, hal ini dapat dicapai dengan jalan :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan pendapat klien dengan pendapat guru, temen subjek
dan orang tua subjek.
c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen seperti buku
pribadi siswa, buku absensi siswa dan rapot.
Apabila berbagai sumber menunjukkan data yang sama, maka data tersebut
dinyatakan valid.

2. Trianggulasi metode
Trianggulasi metode yaitu penelitian yang dilakukan dengan metode yang
berbeda guna memperoleh data yang sama dari satu subjek, apabila data yang
diperoleh antara hasil wawancara dengan observasi sama, maka data yang diperoleh
dinyatakan valid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

G. Analisis Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya diadakan analisis data. Analisis data


menurut Moleong (2001:103) adalah suatu proses pengorganisasian serta
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang ada pada data.
Jenis analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisa data kualitatif. Analisis
tersebut merupakan proses menganalisis data secara sistematis berdasarkan temuan
yang diperoleh melalui wawancara dan observasi dalam bentuk diskripsi, yaitu
penggambaran hasil penelitian melalui penjelasan-penjelasan yang menunjukkan
tentang ketidakdisiplinan siswa, yang sering melanggar tata tertib sekolah. Analisis
data kualitatif, terdiri dari tiga jalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

1. Reduksi data
Reduksi data sebagai proses penelitian, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data dasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis
yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikannya, sehingga data siap disajikan sehingga dapat ditarik
kesimpulan finalnya dan selanjutnya diverifikasi.

2. Penyajian data
Setelah data yang terkumpul direduksi yakni dipilih yang dipentingkan di
buang yang tidak diperlukan dan digolongkan sesuai dengan kebutuhan, maka data
disajikan dalam bentuk sekumpulan informasi dari berbagai sumber dan metode.
Selanjutnya data yang tersusun dimungkinkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan
sebagai langkah verifikasi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi


Menarik kesimpulan dan verifikasi hanyalah sebagian dari suatu kegiatan
konfigurasi yang utuh. Di dalam menarik kesimpulan harus juga diverifikasi makna-
makna yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan
kecocokannya agar dapat diperoleh data yang valid.

Pengumpulan
Data

Reduksi Penyajian
Data Data

Kesimpulan /
Verifikasi

Bagan II : Analisis Data

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang ditempuh dalam penelitan studi kasus adalah:

1. Tahap Persiapan Penelitian


a. Konsultasi dengan kepala sekolah
Konsultasi dengan kepala sekolah dilakukan untuk minta ijin kepada kepala
sekolah tentang penelitian yang akan dilakukan dan waktu pelaksanaannya.
b. Konsultasi dengan guru BK
Konsultasi dengan guru BK dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
pelanggaran siswa terhadap tata tertib di sekolah, seperti siswa yang sering tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

disiplin dalam berpakaian seragam, sering terlambat, tidak aktif dalam kegiatan
belajar mengajar, tidak ikut upacara, dan apatis terhadap kegiatan sekolah lainnya.
c. Konsultasi dengan wali kelas
untuk mengetahui keadaan siswa waktu di dalam kelas.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian


Tahap ini dilaksanakan teknik dokumentasi, observasi dan wawancara.
a. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi dilaksanakan untuk memperoleh data tentang identitas
siswa kepribadian, kesehatan, kelakuan, perkembangan studi, prestasi belajarnya dan
kehadiran siswa di sekolah. Data tersebut diperoleh dari catatan yang ada pada buku
pribadi dan buku induk di sekolah.

b. Observasi terhadap siswa tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah


Observasi yang dilakukan untuk mengungkap bentuk perilaku siswa tidak
disiplin saat kegiatan belajar mengajar maupun di luar kelas, misalnya dalam hal
berpakaian seragam, dalam hal melaksanakan tugas sekolah, maupun kegiatan-
kegiatan di sekolah, serta bentuk pelanggaran lain yang dilakukan siswa

c. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap informan-informan yang dapat mengungkap
tentang ketidakdisiplinan siswa, diantaranya :
1) Siswa itu sendiri sebagai subjek penelitian.
2) Teman dekat
3) Guru BK
4) Wali kelas
5) Orang tua
Data yang diperoleh dari teknik dokumentasi, observasi dan wawancara yang
dilakukan kemudian diolah dan dianalisis untuk dapat disimpulkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

3. Tahap Pelaporan Hasil


Setelah selesai tahap pelaksanakan penelitian, tahap berikutnya adalah
pelaporan hasil penelitian. Pada tahap ini peneliti merangkum semua hasil penelitian
yang berupa temuan-temuan di lapangan yang telah diperiksa validitasnya kemudian
disusun secara sistematis dan ditulis untuk dijadikan bahan pelaporan hasil penelitian.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data penelitian

1. Paparan Lokasi SMP Negeri 2 Karanganom

Lokasi SMP Negeri 2 Karanganom berada di desa Bungkusan, Jurangjero,


Karanganom, Klaten. SMP Negeri 2 Karanganom terletak di posisi yang cukup
strategis, yaitu dekat dengan kantor balai desa Jurangjero, kantor kecamatan
Karanganom, Polsek karanganom dan dikelilingi oleh sarana umum lainnya, seperti
pasar Jurangjero, pertokoan, puskesmas, dan warnet. Selain itu SMP Negeri 2
Karanganom juga berdekatan dengan sekolah-sekolah lainnya yaitu SD Negeri 1
Jurangjero, SMP Negeri 1 Karanganom, SMP Negeri 4 Karanganom dan SMA Negeri
1 Karanganom.

2. Paparan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan sangat dibutuhkan dalam menunjang proses


belajar mengajar dan kegiatan disekolah. Lebih-lebih untuk mencapai prestasi dan
meningkatkan mutu suatu sekolah, sangat diperlukan sarana dan prasarana yang
memadai. Sarana prasarana sekolah merupakan benda-benda atau material. Secara
garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sarana edukatif dan non edukatif.
Sarana dan prasarana edukatif yaitu segala sesuatu yang bersifat fisik yang diperlukan
dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar, misalnya ruang kelas, ruang
perpustakaan, ruang BK, laboratorium, buku pelajaran dan OHP. Sarana dan prasarana
non edukatif yaitu segala sesuatu yang bersifat fisik yang dapat menunjang proses
belajar mengajar secara tidak langsung, misalnya koperasi sekolah, kantin, parkir,
halaman sekolah, kamar mandi dan UKS.
commit to user

37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

Sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Negeri 2 Karanganom Klaten bisa
dikatakan cukup lengkap, antara lain :
a. Sarana edukatif yaitu ruang kelas, meja, kursi, perlengkapan olah raga,
perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK, alat-alat tulis,
papan tulis, alat-alat peraga berbagai mata pelajaran, Laboratorium IPA dan
laboratorium komputer
b. Sarana non edukatif yaitu Ruang TU, leptop, almari, tempat sampah,
kantin, tempat parker, lapangan, masjid, UKS, dapur sekolah dan alat-alat
kebersihan.

3. Paparan Subjek Penelitian

Guru disekolah selalu dihadapkan pada siswa-siswa yang masing-masing


memiliki karakter, sifat dan perilaku yang berbeda-beda. Perilaku siswa tersebut tidak
jarang yang menyimpang dari aturan dan tata tertib yang ada disekolah. Sekolah
merupakan tempat bagi siswa- siswa menuntut ilmu dan tempat pembentukan pribadi
siswa. Munculnya perilaku siswa yang sering melanggar tata tertib sekolah dapat
mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar dan kegiatan di sekolah. Perilaku
siswa tidak disiplin disekolah ditandai dengan ketidaksesuaian perilaku siswa dengan
tata tertib yang berlaku disekolah, misalnya dalam berpakaian seragam, sering
terlambat sekolah ataupun masuk kelas, membolos, tidak mengerjakan tugas sekolah,
dan tanpa ijin tidak mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah.
Sesuai dengan fokus penelitian, maka subjek penelitian ini yang di pilih adalah
siswa yang tidak disiplin melakukan tata tertib sekolah atau sering melanggar aturan-
aturan sekolah. Siswa yang menjadi subjek penelitian berdasarkan laporan wali kelas,
guru mata pelajaran dan guru BK dalam supervisi rutin. Dari laporan tersebut peneliti
ingin mengungkap sebab perilaku siswa yang tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah
dan akibat dari perilaku tersebut. Data yang diperoleh dari dokumentasi, wawancara,
observasi dan home visit dapat memberikan gambaran yang jelas dan rinci
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

mengungkap faktor penyebab perilaku siswa tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah.
Adapun paparan subjek penelitian sebagai berikut.

a. Subjek 1

1) Berdasarkan data dokumentasi yaitu buku pribadi siswa dapat diketahui data
pribadi subjek 1 sebagai berikut:
Nama Lengkap : Agung Wibowo
Nama Panggilan : Agung
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Klaten, 5 Maret 1995
Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
Agama : Islam
Kelas : VIII B
Bahasa Sehari-hari : Jawa
Jarak Sekolah : 750 M
Pernah Tinggal di Kelas : VII F
Alamat : Muludan, Karanganom, Klaten
Data Orang Tua
Nama Ayah : Sugianto
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Nama Ibu : Sri Lestari
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh

Data hasil tes psikologi yang dilakukan sekolah, hasilnya bagus, nilai IU
(intelgensi umum) 114 dan termasuk IQ baik. Aspek kepribadian menurut tes
psikologi termasuk dalam kategori anak yang cerdas. Ketekunan kerja baik, sistematik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

kerja siswa cukup, kepemimpinan cukup, kestabilan emosi cukup, sosialisasi baik,
kreatifitas cukup, motifasi kerja kurang. Aspek minat siswa dalam dalam bidang
penelitian baik, minat teknik cukup, minat terhadap keindahan cukup, minat budaya
dan sastra cukup dan minat sosial baik. Dari buku pribadi siswa dan raport juga dapat
diketahui, Agung pernah tinggal kelas di kelas VII, karena prestasi disekolah sangat
rendah jauh di bawah rata-rata teman-temannya. Agung sering kali terlambat masuk
kelas, tidak mengerjakan tugas dan yang diberikan guru, membolos, tidak mengikuti
upacara bendera, senam dan tidak mengikuti kegiatan extra disekolah tanpa
keterangan. Data-data diatas diperoleh dari data dokumentasi yaitu buku pribadi siswa.

2) Berdasarkan hasil observasi subjek 1


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kepada Agung, maka dapat
diketahui bahwa perilaku Agung di kelas cukup baik. Dia tidak suka mengganggu
teman-temannya, bisa dikatakan cukup supel dalam bergaul. Ketika jam istirahat
Agung lebih suka berkumpul dengan teman-teman sepermainannya atau kelompoknya
di kantin sekolah sambil bercanda tawa. Agung sering kali terlambat masuk kelas
setelah jam istirahat berakhir, kurang lebih 5 sampai 10 menit. Ketika ditegur guru
biasanya Agung beralasan ke kamar mandi terlebih dahulu
Sikap Agung kepada guru cukup menghormati, tidak pernah bicara kasar, kalau
ditanya menjawab dengan jujur. Saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di
kelas, Agung tidak suka membuat keributan, hanya saja kurang memperhatikan saat
guru menyampaikan materi. Dia sering kali sibuk mencorat coret bukunya sendiri dan
tiduran dikelas. Ketika diberi tugas kalau tidak mendapatkan contekan dari teman dia
asal-asalan dalam mengerjakan. Agung juga sering kena teguran guru yang mengajar
karena tidak mengerjakan PR.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

3) Hasil wawancara dengan subjek 1, guru BK, wali kelas, teman sekelas
subjek dan orang tua subjek

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat dipaparkan sebagai berikut :


a) Hasil wawancara dengan subjek 1 pada tanggal 29 Juli 2010
Berdasarkan hasil wawancara dengan Agung maka diketahui bahwa penyebab
seringnya melanggar disiplin disekolah, dikarenakan adanya rasa malas berada
disekolah, malas ketika harus mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran
dan ketika harus mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Dikelas ketika
mendapatkan tugas Agung asal-asalan dalam mengerjakan. Agung merasa malas dan
mengantuk ketika harus membaca buku dan belajar. Apalagi menurut Agung terlalu
banyak aturan disekolah yang menyebabkan tidak bisa bebas dalam berperilaku.
Dirumah Agung memang terbiasa berperilaku sesukanya dan tidak disiplin.
Kedua orang tua Agung hampir tidak pernah menegur atau memberikan arahan-arahan
kepadanya. Agung merasa sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari mereka.
Ibunya setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah langsung beranjak istirahat
karena kelelahan seharian bekerja di luar rumah, sedangkan ayah Agung saat malam
hari biasanya pergi keluar rumah sampai larut malam. Menurut pengakuan Agung
ayahnya suka mabuk-mabukan dan bermain judi kecil-kecilan. Pada waktu malam hari
Agung jarang sekali belajar, meskipun ada PR yang harus dikumpulkan keesukkan
harinya, Agung malas mengerjakan. Dia lebih suka menonton TV hingga larut malam
atau nongkrong di pos ronda bersama teman-teman dikampungnya.
Agung sering sekali terlambat datang ke sekolah padahal jarak rumah dengan
sekolah cukup dekat. Agung beralasan bangun kesiangan karena tidak ada yang
membangunkannya. Ketika jadwal mata pelajaran pada hari itu sekiranya berat untuk
diikuti dan guru yang mengajar menurutnya galak maka Agung kemudian
memutuskan untuk membolos, kemudian nongkrong bersama siswa-siswa yang
membolos lainnya di tempat persewaan PS untuk main PS atau sekedar melihat saja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

b) Hasil wawancara dengan guru BK subjek 1 pada tanggal 28 Juli 2010


Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK, Agung memang sering sekali
membolos, terlambat masuk sekolah dan prestasi belajarnya sangat rendah. Agung
pernah tinggal kelas ketika kelas VII, nilai-nilainya jauh berada dibawah rata-rata nilai
teman-temannya. Meskipun demikian Agung tidak pernah merasa minder atau malu
kepada teman-temannya yang lain. Ketika ditanya dan diajak berkomunikasi Agung
selalu menjawab dengan jujur dan cukup sopan. Penanganan yang dilakukan oleh guru
BK selama ini yaitu dengan mengadakan pendekatan dengan Agung, memberikan
pengarahan, motivasi, peringatan secara lisan dan mendatangkan orang tuanya ke
sekolah. Namun demikian orang tua Agung agaknya memang kurang memberikan
perhatian dan arahan-arahan kepada anaknya, sehingga perubahan yang dialami Agung
sangat lambat. Menurut guru BK orang tua Agung mungkin terlalu sibuk dengan
pekerjaannya sebagai buruh upahan dari pagi hingga sore hari, sedangkan Ayah Agung
mempunyai kebiasan yang tidak baik yaitu judi dan mabuk-mabukan, tentu saja hal ini
mempunyai pengaruh yang buruk bagi berkembangan Agung.

c) Hasil wawancara dengan wali kelas subjek 1 pada tanggal 30 Juli 2010
Berdasarkan wawancara dengan wali kelas, Agung sering kali tidak disiplin
terhadap tata tertib sekolah karena kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
Di lingkungan keluarga hampir sama sekali tidak ditanamkan rasa disiplin. Apalagi
ayah Agung sendiri mempunyai kebiasaan yang buruk yaitu sering mabuk dan berjudi.
Sebenarnya Agung termasuk anak yang cerdas, namun karena tidak adanya rasa
disiplin, malas belajar, malas mengerjakan tugas yang diberikan guru dan sering
membolos maka prestasi disekolah jadi sangat rendah, akhirnya dia pernah tidak naik
pada waktu kelas VII. Pada waktu kenaikan kelas tahun lalu, Agung bisa naik kelas
dengan nilai yang pas-pasan, selain itu Agung sering terlambat masuk kelas, dan tidak
mengikuti kegiatan extra disekolah, senam dan upacara bendera. Selama ini wali kelas
telah mengadakan pendekatan kepada Agung agar lebih disiplin terhadap tata tertib
disekolah, Pendekatan yang dilakukan dengan cara mengajak Agung berbincang-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

bincang, memberikan pengarahan dan motivasi. Wali kelas juga telah berupaya
mengadakan pendekatan

d) Hasil wawancara dengan teman dekat subjek 1 pada tanggal 29 Juli 2010
Berdasarkan wawancara dengan teman dekat Agung, Agung merupakan anak
yang mudah bergaul dan tidak suka menggannggu teman-temannya. Agung jarang
bergabung berkumpul bersama teman-teman sekelasnya ketika jam istirahat. Agung
merupakan anak yang cuek dan pasif, meskipun pernah tinggal kelas dia tidak pernah
merasa minder, jika teman-teman yang lain sibuk dengan tugas-tugas sekolah, Agung
hanya pasif menunggu jika ada teman yang memberi contekan, jika tidak dia hanya
asal-asalan dalam mengerjakan. Agung sering sekali melanggar displin disekolah
khususnya terlambat masuk sekolah, membolos dan sering kali tidak mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru.

e) Hasil wawancara dengan orang tua subjek 1 tanggal 2 Agustus 2010


Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua Agung, diketahui orang tua
Agung memang tidak menanamkan kedisiplinan kepada anak-anak mereka sejak kecil.
Kesibukan sebagai buruh upahan demi mendapatkan uang untuk makan sehari hari,
mereka memang kurang memberikan perhatian kepada anak-anaknya, mereka terkesan
tidak begitu peduli terutama dengan berkembangan pendidikan anak-anaknya. Bagi
ibu Agung yang terpenting urusan makan sehari-hari bisa terpenuhi. Diakui sendiri
oleh ibu Agung, suaminya ayah Agung sering mabuk-mabukkan, ketika malam hari
sering berkumpul dengan tetangga sekitar yang mempunyai kebiasaan yang sama yaitu
mabuk-mabukkan dan judi kecil kecilan dengan kartu remi. Ibu Agung jarang menegur
suaminya karena malas bertengkar. Agung merupakan anak yang cukup penurut,
jarang sekali bersikap kasar kepada orang tuanya. Dia lebih banyak diam tidak banyak
bicara ketika dirumah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

4) Data berdasarkan hasil Home Visit


Keadaan ekonomi orang tua Agung tergolong lemah, kedua orang tuanya
bekerja sebagai buruh. Keluarga itu tinggal di sebuah rumah kecil berdinding tembok
dan sebagian berupa papan-papan kayu, kondisinyapun tidak terlalu baik. Pengaturan
ruangan tidak teratur dan kurang terawat. Rumah itu terdiri dari 4 ruang yaitu ruang
tamu, 2 kamar tidur dan dapur, sedangkan kamar mandi terletak di belakang rumah.
Fasilitas yang dimiliki keluarga Agung juga sangat terbatas. Untuk alat transportasi
sehari-hari tersedia 1 buah sepeda onthel yang sering dipakai oleh ayah atau ibu
Agung. Keluarga Agung memiliki sebuah televisi yang berukuran kecil yang
diletakkan di ruang tamu.

b. Subjek 2

1) Berdasarkan data dokumentasi yaitu buku pribadi siswa dapat diketahui


data pribadi subjek 2 sebagai berikut:
Nama Lengkap : Novi Tri Hantoro
Nama Panggilan : Novi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Klaten, 26 Juli 1996
Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
Agama : Islam
Alamat : Kalikotes, Kalikotes, Klaten
Jarak Sekolah : 15 KM
Kelas : VIII E
Bahasa Sehari-hari : Jawa
Orang Tua
Nama Ayah : Sidik Anshori
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

Nama Ibu : Suciwati


Pendidikan : SMK

Prestasi belajar Novi ketika semester pertama kelas VII cukup baik,
rata-rata nilai raportnya 7.5, namun terus menurun hingga kelas VIII ini. Novi sering
kali melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di sekolah, yakni membolos, tidak
memakai seragam sesuai dengan aturan sekolah, sering membuat keributan ketika
pelajaran berlangsung dan tidak mengikuti kegiatan extra disekolah tanpa ijin. Hasil
tes psikologi yang diadakan di sekolah, Novi memiliki IU (intelgensi umum) 115 yang
termasuk dalam kategori cerdas dan baik. Aspek kepribadian dalam ketekunan kerja
cukup, kepemimpinan kurang, kestabilan emosi cukup, sosialisasi cukup, kreatifitas
baik dan motivasi kerja kurang. Aspek minat dalam penelitian cukup, minat tehnik
baik, minat terhadap budaya dan sastra kurang dan minat sosial cukup.

2) Hasil observasi terhadap subjek 2


Hasil observasi yang dilakukan terhadap Novi, dapat diketahui ketika di dalam
kelas dia sering kali membuat keributan, sehingga sering kali mendapat teguran dari
guru yang mengajar. Dia suka mengajak temannya bercanda, mencari perhatian dan
mengganggu teman yang lainnya, ketika guru memberikan tugas Novi selalu mencari
contekan dari teman, dia malas mengerjakan sendiri. Novi juga sering mendapat
teguran dari guru karena memakai seragam sekolah tidak sesuai dengan tata tertib
yang berlaku, misalnya memakai sepatu atau ikat pinggang selain warna hitam, tidak
memakai kaos kaki dan panjang celana melebihi jauh di bawah lutut tidak sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

3) Hasil wawancara dengan subjek 2, guru BK, wali kelas, teman sekelas dan
orang tua subjek

a) Hasil wawancara dengan subjek 2 pada tanggal 3 Agustus 2010


Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek, dapat diketahui kalau selama ini
Novi merasa tidak begitu diperhatikan orang tuanya, jadi tidak masalah baginya mau
nilai bagus atau jelek yang penting semua kemauannya diberikan orang tuanya.
Kalaupun mereka marah itu hanya sebentar saja. Novi sering membolos karena ajakan
teman-temannya, awalnya tidak enak jika harus menolak, tapi lama kelamaan Novi
sendirilah yang mengajak temannya untuk membolos. Biasanya mereka pergi ke
internet, main ke salah satu rumah teman yang sepi, atau pergi main ke time zone
Matahari. Novi mengakui lama-kelamaan merasa malas pergi kesekolah dan belajar
karena merasa tidak ada motivasi dari orang tuanya dan disekolah terlalu banyak
aturan yang mengekang, selain itu Novi berpikiran pada akhirnya kelak dia pasti akan
tetap sukses dengan meneruskan usaha orang tuanya.

b) Hasil wawancara dengan guru BK subjek 2 pada tanggal 28 Juli 2010


berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK, Novi memang sering
melanggar disiplin di sekolah, yaitu membolos, tidak disiplin dalam berseragam atau
memakai sepatu dan sering tidak mengikuti kegiatan extra sekolah tanpa ijin. Menurut
guru BK, pada awalnya Novi termasuk anak yang baik dan cerdas karena pengaruh
dari teman-temannya akhirnya dia menjadi tidak disiplin. Apalagi orang tuanya kurang
memberikan perhatian dan hanya mencukupi kebutuhan atapun keinginan Novi secara
materi. Penanganan yang dilakukan oleh guru BK selama ini dengan mengadakan
pendekatan kepada siswa, memberikan pengarahan, masukan, kemudian memberikan
peringatan secara lisan dan tertulisan yaitu mendatangkan orang tuanya kesekolah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

c) Hasil wawancara dengan wali kelas subjek 2 tanggal pada tanggal 30 Agustus 2010
Berdasarkan Hasil wawancara dengan wali kelas, Novi terpengaruh pergaulan
yang kurang baik dari teman-temannya sehingga sering kali melanggar disiplin di
sekolah, dalam berseragam juga tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan disekolah.
Celana Novi panjang jauh di bawah lutut dan sering kali melipat lengannya seperti
gaya berpakaian siswa-siswa dalam sinetron yang sering kali ditayangkan ditelivisi.
Novi sebenarnya anak yang cerdas, ini terbukti pada awal semester kelas VII nilai-
nilainya selalu bagus, rata-rata diatas 7, namun karena sering melanggar disiplin
sekolah dan tidak memperhatikan ketika guru menyampaikan pelajaran maka dia
menjadi tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik, sehingga nilainya terus menurun.
Selama ini wali kelas sudah melakukan pendekatan kepada Novi agar perilaku yang
kurang baik dan sering melanggar disiplin terhadap tata tertib sekolah dapat
dihilangkan. Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengajak Novi ngobrol secara
terbuka, memberikan dia masukan dan saran untuk masa depannya.

d) Hasil wawancara dengan teman dekat subjek 2 pada tanggal 4 Agustus 2010
Berdasarkan wawancara dengan teman dekat, Novi memang sering bercanda
didalam kelas, dia suka mencari perhatian teman-teman dengan membuat guyonan
ketika pelajaran berlangsung, sehingga guru sering menegurnya. Novi malas untuk
mengerjakan PR atau tugas yang diberikan guru, dia sering mencontek pekerjaan
temannya, begitu pula saat ulangan dia sibuk mencari contekan. Menurut temannya
ketika memakai seragam sekolah Novi suka meniru gaya berpakaian yang ada
ditelevisi, katanya agar terlihat keren dan tidak ketinggalan jaman. Novi sering
membolos jika pelajaran hari itu sulit baginya atau karena tidak suka dengan gurunya.
Novi lebih sering bergaul dengan teman-teman baik yang disekolah ataupun luar
sekolah yang anak-anaknya rata-rata memiliki perilaku dan kebiasaan kurang baik,
lama-kelamaan Novi jadi terpengaruh juga.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

e) Hasil wawancara dengan orang tua subjek 2 pada tanggal 4 Agustus 2010
Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua Novi, diketahui sebelumnya
mereka tidak mengetahui kalau anaknya sering melanggar disiplin disekolah, mereka
baru mengetahui setelah mendapat panggilan dari sekolah. Dirumah menurut mereka
Novi bukan anak yang nakal, hanya saja jika meminta sesuatu harus dituruti, jika tidak
biasanya Novi marah dan tidak mau bicara dengan orang tuanya. Novi memang tidak
pernah membantu pekerjaan rumah karena ada pembantu. Kegiatan Novi dirumah
diakui ibu novi memeng lebih banyak didalam kamarnya sendiri, apalagi fasilitas
dikamar yang disediakan orang tuanya cukup lengkap, yaitu televisi, tape dan PS.
Orang tua Novi berangkat kerja pagi hari dan pulang ke rumah pada sore hari. Mereka
tidak tahu persisnya jam berapa Novi pulang. Ketika malam hari orang tua Novi juga
menyuruhnya untuk belajar, tapi mereka memang tidak pernah mengecek apakah di
dalam kamar Novi benar-benar belajar atau tidak. Novi memang diberi uang saku lebih
oleh orang tuanya, mereka beralasan karena jarak rumah dengan sekolah cukup jauh
dan Novi membawa sepeda motor.

4) Data berdasarkan hasil Home Visit


Secara ekonomi Novi dari keluarga yang cukup mampu, ayahnya bekerja
sebagai pedagang kain di pasar klaten sedangkan ibunya bekerja sebagai penjahit.
Keadaan rumah juga sudah cukup baik, dinding bertembok, bercat dan lantai suda
keramik. Fasilitas di dalam rumahnyapun cukup lengkap. Novi sehari-hari pergi ke
sekolah naik sepeda motor, jarak rumah dengan sekolah cukup jauh.

5. Analisis Data Penyebab Perilaku Tidak Disiplin

Sebab perilaku tidak disiplin dari subjek 1 dan 2 dipengaruhi oleh banyak hal.
Peneliti melakukan wawancara terhadap subjek maupun informan-informan sebagai
sumber data. Data yang diperoleh dari wawancara tersebut dapat digunakan untuk
mengungkap penyebab perilaku tidak disiplin yaitu faktor anak itu sendiri, faktor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

orang tua yang berkaitan dengan pola asuhnya dan faktor lingkungan anak dalam
bergaul baik di sekolah ataupun di luar sekolah. Faktor-faktor tersebut merupakan
dorongan dari pembentukan disiplin. Hal ini sesuai dengan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah (1985:34) yang mengolongkan menjadi dua
dorongan yang mempengaruhi ketidakdisiplinan yaitu:
a. Dorongan dari dalam diri manusia berupa pengetahuan kesadaran dan kemauan
untuk berbuat disiplin.
b. Dorongan yang datang dari luar, yaitu perintah, larangan, pengawasan, pujian,
ancaman, hukuman,ganjaran dan sebagainya.
Sebab perilaku tidak disiplin menurut para ahli yang lain dipengaruhi oleh
banyak hal antara lain :
a. Elizabet B Hurlock (1980:208) mengatakan bahwa remaja adalah masa
bermasalah karena ketidakmampuan mereka mengatasi masalah sendiri.
Maka banyak sekali kegagalan yang sering kali terjadi disebabkan oleh
ketidakmampuannya menyelesaikan masalah.
b. Sebab perilaku tidak disiplin pada siswa yang dipengaruhi oleh keluarga.
Ngalim Purwanto (1990:161) mengatakan bahwa keadaan dan suasana
keluarga memberikan pengaruh bermacam-macam. Sehingga keadaan
keluarga yang tidak harmonis atau kurang dalam memberikan penanaman
disiplin akan menyebabkan perilaku siswa menjadi tidak disiplin.
c. Sebab perilaku tidak disiplin pada siswa sangat dipengaruhi oleh
lingkungan sekolah. Elizabet B. Hurlock (1978:253) mengatakan bahwa
sekolah mempengaruhi perkembangan kepribadian anak dalam
mengembangkan sifat dan pembentukan konsep diri.
d. Sebab perilaku tidak disiplin dari teman sebaya atau masyarakat. Horrocks
dan Benimoff (dalam Elizabet B. Hurlock, (1985:214) mengatakan bahwa
pada masa remaja anak-anak lebih banyak di luar rumah bersama teman-
temannya yang sebaya. Karena itu maka pada waktu masa remaja pengaruh
dari lingkungan bermain sangatlah kuat, apabila siswa lebih banyak bergaul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

dengan teman-teman yang mempunyai perilaku kurang baik dan tidak


disiplin maka siswa akan cenderung melakukan hal yang sama.

Berdasarkan teori-teori di atas maka dapat dikembangkan untuk analisis bagi


subjek penelitian sebagai berikut :

a. Analisis Data Subjek 1 ( Agung )


1) Sebab perilaku tidak disiplin dari dalam diri sendiri
Berdasarkan wawancara dengan subjek 1 bahwa subjek malas berada
disekolah, apalagi jika guru memberikan tugas dia merasa malas untuk mengerjakan,
ditambah lagi dengan adanya tata tertib yang harus ditaati disekolah yang membuatnya
tidak bebas dalam berperilaku. Berdasarkan data dokumentasi diketahui sebenarnya
subjek tergolong dalam kategori anak yang cerdas yaitu IU 114, tetapi karena
kurangnya kesadaran dalam diri subjek akan pentingnya disiplin dan pendidikan maka
yang ada hanya rasa malas bersekolah dan kurang tanggung jawab akan hidupnya
sendiri, sehingga nilai-nilainya rendah, bahkan pernah tinggal kelas.

2) Sebab perilaku tidak disiplin dari lingkungan keluarga


Berdasarkan wawancara dengan subjek 1, ia mengatakan kalau dirumah
terbiasa berbuat sesukanya dan tidak disiplin, orang tuanya hampir tidak pernah
menegur atau memberikan arahan kepadanya. Agung merasa tidak diperhatikan oleh
orang tuanya, jika siang hari mareka sibuk bekerja, apalagi ayahnya suka mabuk-
mabukan dan berjudi.
Berdasarkan wawancara dengan orang tua Agung, yaitu ibunya menceritakan
bahwa memang kurang menanamkan disiplin pada anak-anaknya sejak kecil, yang
terpenting bekerja untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari .Hasil dari data
diatas maka dapat diketahui bahwa subjek 1 memang kurang mendapatkan perhatian
dari orang tuanya, karena kesibukan mereka bekerja sebagai buruh upahan. Terlebih
lagi lingkungan keluarga Agung memang kurang baik, dari kecil tidak ada penanaman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

rasa disiplin dan ayah Agung tidak dapat memberikan contoh yang baik pada anak-
anaknya, dia memiliki perilaku tidak baik yaitu sering mabuk-mabukkan dan berjudi.

3) Sebab perilaku tidak disiplin dari lingkungan sekolah


Berdasarkan hasil wawancara dengan teman sekelas subjek 1, dikatakan
meskipun Agung sering melanggar disiplin yang penting dia tidak mengganggu teman
lain ketika pelajaran berlangsung, lebih baik tiduran daripada membuat ramai kelas.
Agung sering membolos dan terlambat tetapi guru biasanya hanya memarahi Agung
tanpa memberikan hukuman.
Berdasarkan wawancara dengan guru BK subjek 1, Selama ini guru BK telah
mengadakan pendekatan dengan Agung, memberi saran dan memotivasi agar lebih
rajin dan tekun. Selain itu juga memanggil orang tua Agung ke sekolah, untuk
memberitahukan perilaku Agung disekolah yang sering melanggar disiplin, memang
selama ini belum ada tindakan tegas dalam menangani Agung seperti menghukum
dengan memberikan skors dengan cara tidak memperbolehkan mengikuti pelajaran
disekolah, karena menurut pendapat guru BK sementara ini tidak akan banyak
membantu mengatasi masalah. Berdasarkan wawancara dengan guru wali kelas subjek
1, dapat diketahui bahwa guru wali kelas Agung telah mengadakan pendekatan dengan
cara mengajak Agung bicara secara terbuka, memberikan arahan dan motivasi agar
lebih disiplin menaati tata tertib sekolah.
Data diatas dapat disimpulkan bahwa dalam lingkungan sekolah terutama guru
kurang tegas dalam menangani siswa yang sering melanggar tata tertib yang berlaku
disekolah, misalnya setelah ditegur secara lisan beberapa kali siswa tetap saja
mengulangi perilakunya maka harus diberikan hukuman atau sangsi. Adanya toleransi
yang berlebihan membuat siswa semakin meremehkan dan tidak disiplin terhadap tata
tertib sekolah.
Berdasarkan wawancara dengan teman dekat subjek 1, diketahui bahwa Agung
memang sering melanggar tata tertib di sekolah seperti membolos, terlambat masuk
kelas, tidak mengerjakan tugas dan suka tiduran di dalam kelas. Menurut teman dekat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

Agung lebih baik begitu daripada membuat keributan di dalam kelas yang dapat
mengganggu kegiatan belajar mengajar. Dari data diatas dapat diketahui bahwa
lingkungan subjek cukup berpengaruh pada pergaulannya, dimana kesadaran akan
disiplin terhadap tata tertib yang ada sangat kurang. Melihat siswa-siswa yang suka
membolos tidak menegur mereka. Teman-teman subjek pun terkesan tak ambil pusing
melihat subjek sering berperilaku tidak disiplin.

4) Sebab perilaku tidak disiplin dari teman sebaya atau masyarakat


Berdasarkan wawancara dengan subjek 1, diketahui bahwa Agung biasanya
membolos bersama teman-teman bermain PS atau sekedar nongkrong saja. Pemilik PS
sendiri tidak pernah menegur ataupun melapor ke pihak sekolah bahwa ada siswa-
siswa yang membolos dan menyewa PS ditempatnya. Agung menceritakan yang
terpenting PSnya laku dan mendapatkan keuntungan.

b. Analisis Data Subjek 2 (Novi)


1) Sebab perilaku tidak disiplin dari diri sendiri
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek 2, dapat diketahui bahwa awalnya
Novi diajak oleh teman-temannya untuk membolos, tetapi lama-kelamaan dia menjadi
ketagiahan. Novi mengungkapkan ada rasa malas ketika berada dikarenakan terlalu
banyak aturan yang membuat dia tidak bebas dan malas untuk mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan oleh guru. Orang tua Novi jarang memarahi dan menegur ketika
mengetahui nilai Novi jelek. Dari data dokumentasi pribadi, sebenarnya Novi
termasuk anak yang cerdas, memiliki UI 115, dan nilai raport pada waktu kelas VII
semester pertama yang rata-rata 7,5. Kurangnya kesadaran akan tugas dan tanggung
jawab akan dirinya sendiri, membuat subjek mudah terpengaruh dan terlena oleh
pergaulan yang kurang baik. Ditambah lagi tidak ada dukungan dan kontrol dari orang-
orang terdekatnya, sehingga tumbuh rasa enggan untuk menaati tata tertib yang
menurutnya membuat kurang bebas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

2) Sebab perilaku tidak disiplin dari lingkungan keluarga


Berdasarkan wawancara dengan subjek 2, diketahui bahwa orang tuanya cukup
sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sehingga mereka jarang menanyakan tentang
kegiatan sekolah Novi. Orang tua Novi tidak pernah memberikan sanksi meskipun
mengetahui perilaku Novi yang sering melanggar tata tertib sekolah, sehingga Novi
tidak merasa takut ataupun jera.
Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua Novi, dapat diketahui bahwa
orang tua Novi mengakui kurang memperhatikan kegiatan anaknya sehari-hari, apakah
Novi benar-benar belajar ataupun berangkat sekolah. Dari data diatas dapat diketahui
bahwa dalam lingkungan keluarga Novi memang kurang adanya pengawasan dan
kontrol pada anak-anaknya, sehingga peluang untuk melakukan pelanggaran terhadap
tata tertib cukup besar. Selain itu orang tua Novi memang kurang memberikan
perhatian terutama pada pendidikan Novi dan bagaimana perkembangan Novi di
sekolah.

3) Sebab perilaku membolos dari lingkungan sekolah


Berdasarkan hasil wawancara dengan teman dekat subjek 2, diketahui ketika
pelajaran berlangsung Novi sering membuat lelucon, dan teman-teman yang lain
mentertawakan sehingga kegiatan belajar mengajar di dalam kelas menjadi terganggu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan wali kelas subjek 2 seperti
halnya pada subjek 1, dapat diketahui sebenarnya telah diadakan pendekatan pada
subjek 2 dengan memberikan arahan, motivasi dan peringatan secara lisan. Orang tua
subjek pun telah didatangkan kesekolah, tapi tindakan yang lebih tegas misal dengan
memberikan hukuman berupa skors belum dilakukan.

4) Sebab perilaku tidak disiplin dari lingkungan teman sebaya atau masyarakat
Berdasarkan wawancara dengan subjek 2, teman, guru BK dan wali kelas dapat
diketahui bahwa subjek 2 sering bergaul dengan teman-teman yang mempunyai
perilaku kurang baik, sehingga lama-kelaman Novi terpengaruh juga. Begitu juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

dengan lingkungan sekitar Novi bermain, meskipun mengetahui perilaku siswa-siswa


yang sering melanggar disiplin terkesan cuek tidak begitu memperdulikan.

6. Temuan Hasil Penelitian

a. Subjek 1 (Agung)
Sebenarnya subjek 1 adalah siswa yang cerdas, menurut tes psikologis Iunya
114, tetapi nilai raportnya dibawah rata-rata kelas. Subjek 1 pernah tinggal kelas di
kelas VII, meskipun demikian dia tidak pernah merasa minder atau malu terhadap
teman-temannya dan tetap PD. Subjek 1 sering membolos, terlambat masuk kelas,
tiduran tidak memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru dan sering tidak
mengerjakan tugas yang diberikan guru. Di rumah subjek kurang mendapatkan
perhatian dari orang tuanya, apalagi ayah subjek mempunyai perilaku yang kurang
baik pula, yaitu suka mabuk dan berjudi. Ketika malam hari subjek lebih sering
menghabiskan waktu dengan nongkrong begadang bersama teman-teman
dikampungnya atau melihat tayangan televisi hingga larut malam, sehingga subjek
tidak pernah belajar dan sering bangun kesiangan.

b. Subjek 2 (Novi)
Seharusnya nilai-nilai subjek 2 bisa lebih baik dari pada sekarang, menurut tes
psikologis dia memiliki IU 115, termasuk dalam kategori anak yang cerdas. Rata-rata
nilai raport pada kelas VII semester pertama yaitu 7,5, tetapi pada semester berikutnya
menurun rata-rata nilai di raportnya menjadi 6,5. Berawal dari bergaul dengan teman-
teman yang nakal akhirnya subjek 2 terpengaruh juga. Dia sering membolos, terlambat
masuk kelas, tidak memperhatikan pada waktu pelajaran, membuat keramaian di kelas,
terlambat mengumpulkan tugas-tugas sekolah, memakai seragam sekolah tidak sesuai
dengan aturan sekolah, memakai sepatu dan ikat pinggang berwarna selain hitam.
Orang tua subjek selalu memenuhi keinginan subjek, fasilitas dirumahnya pun cukup
lengkap, tapi perhatian dari orang tua akan perkembangan subjek disekolah bagaimana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

dan dengan sapa dia bergaul kurang begitu memperhatikan. Dirumah subjek lebih
banyak menghabiskan waktu didalam kamar dengan main PS atau melihat tayangan
televisi.

B. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian

Temuan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan yaitu SMP Negeri 2


Karanganom Klaten, sebagai berikut :

1. Karakteristik Perilaku Tidak Disiplin Siswa

Berdasarkan hasil penelitian, maka diketahui beberapa karakteristik siswa yang


berperilaku tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah, yaitu :
a. Terlambat masuk kelas lebih dari 10 menit
b. Tidak masuk sekolah tanpa keterangan/membolos
c. Memakai sepatu sekolah berwarna selain warna hitam
d. Memakai ikat pinggang selain warna hitam
e. Memakai seragam sekolah tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku disekolah
f. Tidak mengumpulkan tugas/PR
g. Terlambat mengumpulkan tugas/PR
h. Tidak mengikuti kegiatan extra tanpa ijin
i. Mencontek
j. Tidak memperhatikan saat guru mengajar( tiduran/bercanda)

2. Penyebab Pelanggaran Disiplin Oleh Siswa

a. Faktor Internal
Faktor Internal merupakan sebab yang terjadi dari diri sendiri atau individu,
dalam hal ini siswa yang melakukan pelanggaran tersebut. Kurangnya rasa tanggung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

jawab, kurangnya kesadaran ataupun kemauan untuk disiplin, rasa malas yang
berlebihan, keinginan untuk mendapatkan perhatikan, apatis dan masa bodoh.

b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan sebab yang terjadi dari pengaruh luar individu,
dalam hal ini diluar siswa yang melakukan pelanggaran, yaitu :

1) Lingkungan keluarga
Kurangnya perhatian dan pola asuh keluarga (orang tua) sangat berpengaruh
pada kedisiplinan siswa. Dengan penanaman kebiasaan disiplin didalam lingkungan
rumah sejak kecil dan perhatian yang cukup kepada anak, akan membuat anak terbiasa
disiplin terhadap tata tertib yang berlaku baik disekolah atau dimanapun dia berada.
Hasil penelitian pada ke dua subjek siswa SMP Negeri Karanganom Klaten diperoleh
data bahwa ke dua subjek kurang mendapatkan perhatian, pengawasan dan kontrol dari
orang tuanya, dalam lingkungan keluarga orang tua juga tidak terbiasa menanamkan
kesadaran untuk disiplin pada anggota keluarga khususnya anak-anak, karena orang
tua terlalu sibuk dengan kegiatan mencari nafkah diluar rumah.

2) Lingkungan masyarakat (Teman bergaul)


Teman bergaul baik di lingkungan rumah atau lingkungan sekolah sangat
berpengaruh pada perilaku dan kebiasaan siswa. Apalagi jika di rumah mereka kurang
mendapatkan perhatian dan kontrol dari orang tua. Seperti halnya ke dua subjek
penelitian karena sering bergaul dengan teman-teman yang mempunyai perilaku tidak
disiplin maka akhirnya menjadi siswa yang sering melanggar tata tertib disekolah.
Selain itu tidak banyak dilingkungan masyarakat sekitar yang kurang perduli pada
perilaku siswa-siswa yang tidak disiplin, ini terbukti mereka hanya membiarkan saja
tanpa menegur.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

3) lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat berpengaruh pada perilaku siswa, dengan
ditegakkan sanksi yang tegas berupa hukuman pada siswa yang sering melanggar tata
tertib akan membuat mereka jera. Jika toleransi berlebihan diberikan maka siswa akan
cenderung mengabaikan tata tertib yang berlaku disekolah misalnya hanya
memberikan teguran lisan meskipun berulang kali siswa melakukan pelanggaran
terhadap tata tertib sekolah, seharusnya siswa dikenai hukuman ataupun sangsi jika
lebih dari 3 kali melakukan pelanggaran.

3. Akibat Perilaku Tidak Disiplin

Hasil penelitian di SMP Negeri 2 Karanganom dapat diketahui bahwa


seringnya ke dua subjek melakukan pelanggaran disiplin terhadap tata tertib yang
berlaku disekolah berakibat :
a. Rendahnya prestasi disekolah, karena tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik,
ini dapat diketahui dari data-data dokumentasi seperti buku pribadi siswa dan
raport.
b. Seringnya melanggar tata tertib sekolah membuat ke dua subjek mendapat teguran
dari bapak ataupun ibu guru, contohnya ketika didalam kelas sering dimarahi guru
karena mengganggu kegiatan belajar mengajar dan tidak mengerjakan tugas.
Kedua subjek juga sering dipanggil ke ruang BK karena sering melakukan
pelanggaran-pelanggaran lainnya. Keduanya mendapatkan arahan dan nasehat dari
guru BK agar lebih disiplin. Orang tua kedua subjek juga sudah didatangkan di
sekolah perihal perilaku anak-anaknya yang sering melanggar tata tertib sekolah.
Orang tua diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak sekolah dalam menangani
perilaku anaknya, terutama dalam kedisiplinan dan pendidikannya.
c. Tidak naik kelas

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

4. Pandangan Pihak Terkait Tentang Pelanggaran Kedisiplinan Terhadap Tata


Tertib Sekolah Oleh Subjek Penelitian Yaitu Agung Dan Novi di SMP Negeri
2 Karanganom.

Pandangan pihak terkait tentang pelanggaran kedisiplinan terhadap tata tertib


sekolah yang dilakukan oleh Agung dan Novi merupakan bentuk pernyataan atau
ungkapan penilaian terhadap kasus yang terjadi, dalam hal ini adalah bentuk
pelanggaran yang dilakukan oleh Agung dan Novi terhadap tata tertib sekolah di SMP
negeri 2 Karanganom. Pihak terkait tersebut adalah pihak yang secara langsung
mengetahui bagaimanakah perilaku pelanggaran yang dilakukan siswa terhadap
peraturan kedisiplinan yang berlaku di SMP Negeri 2 Karanganom. Pihak terkait
tersebut meliputi: guru BK, wali kelas, orang tua siswa, dan warga di sekitar sekolah.

a. Guru bimbingan konseling (BK)


Guru bimbingan konseling (BK) menjadi pihak sekolah yang secara langsung
menangani suatu permasalahan di sekolah, khususnya siswa yang melanggar
peraturan tata tertib di sekolahnya. Pelanggaran terhadap tata tertib sekolah tidak
bisa dibiarkan berlarut-larut, jika tidak akan dapat menganggu proses belajar siswa
sehingga siswa mempunyai prestasi yang jelek, kemudian mengganggu kegiatan
belajar dan mengajar disekolah dan mengakibatkan citra baik sekolah kurang baik.
Penanganan oleh guru bimbingan konseling terhadap siswa yang dikategorikan
bermasalah, guru bimbingan konseling harus mengerti dan mengenal kepribadian
siswa yang ditanganinya untuk dapat memberikan bimbingan yang sesuai. Khusus
kasus pelanggaran kedisiplinan oleh siswa terhadap tata tertib sekolah, memiliki
banyak faktor yang menyebabkannya, yaitu dari diri sendiri dan lingkungan luar
yang mempengaruhinya, serta kesempatan yang ada pada diri siswa tersebut untuk
melakukan suatu pelanggaran dari peraturan yang ada. Upaya membina siswa yang
bermasalah harus diketahui faktor penyebabnya, baik faktor intern maupun ekstern

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

untuk kemudian diambil tindakan yang tepat dan sesuai dengan ukuran dari bentuk
pelanggaran yang dilakukan sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat.

b. Wali kelas
Wali kelas menjadi salah satu pihak yang mengerti secara langsung bentuk
perilaku melanggar kedisiplinan, karena wali kelas difungsikan menjadi pengganti
orang tua di sekolah. Segala bentuk pelanggaran ketidakdisiplinan siswa
dilaporkan oleh pihak lain kepada wali kelas, kemudian bekerja sama dengan guru
BK menangani permasalahan tersebut. Seperti halnya orang tua wali kelas
berusaha agar siswa yang diampunya menjadi lebih disiplin dan baik dengan
mengadakan pendekatan, memberikan nasehat saran dan motivasi. Penanganan
masalah ini diperlukan suatu ketegasan dalam upaya penegakkan kedisiplinan dari
peraturan yang berlaku, salah satunya dengan memberikan sanksi yang diharapkan
akan memberikan efek jera dan dapat mengubah perilaku siswa untuk lebih baik
dari sebelumnya. Sanksi itu bisa berupa hukuman skors tidak diperbolehkan
mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam waktu tertentu, diberikan tugas yang
berkaitan dengan materi pelajarannya dan membersihkan kelas atau kamar mandi
dalam beberapa hari. Semua hukuman hendaklah diberikan sesuai dengan
pelanggarannya dan tentu saja bersifat mendidik

c. Orang tua siswa.


Peran orang tua menjadi faktor yang paling penting dalam perkembangan
mental anak-anaknya, termasuk dalam proses pembelajaran yang dilakukan di
sekolah. Perhatian, didikan dan kasih sayang yang diberikan orang tua kepada
anak-anaknya dirumah sangatlah diperlukan dan penting karena mempengaruhi
perilaku yang dilakukan anaknya pada saat di sekolah, meskipun pada saat berada
di sekolah para orang tua tidak melihat atau mengawasi secara langsung perilaku
yang dilakukan oleh anak-anaknya. Khusus masalah siswa pelanggar kedisiplinan
terhadap tata tertib di sekolah, mayoritas siswa tersebut memiliki latar belakang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

keluarga yang memang memiliki masalah, seperti orang tua kurang dalam
memberikan perhatian, anak terlalu dimanja dan kurangnya kepedulian orang tua
terhadap pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Perilaku anak yang sering
melanggar tata tertib khususnya disekolah perlu mendapatkan perhatian lebih dari
orang tua untuk menanganinya, dengan memberikan teguran, arahan, pangawasan
dan hukuman sesuai diharapkan dapat mengubah perilakunya menjadi lebih
disiplin.

d. Warga sekitar sekolah


Warga sekitar sekolah menjadi pihak yang secara langsung melihat perilaku
para siswa, khususnya pada saat berada di luar sekolah. Perilaku pelanggaran yang
dilakukan siswa tidak hanya terjadi di dalam sekolah, akan tetapi juga terjadi pada
saat diluar sekolah, bahkan bentuk pelanggaran dapat lebih banyak terjadi di luar
sekolah. Hal ini terjadi karena tidak adanya pengawasan secara langsung yang
dilakukan oleh pihak sekolah. Pelanggaran kedisiplinan banyak terjadi pada saat
siswa pulang sekolah. Bentuk pelanggaran yang biasa dan sering terjadi seperti,
merokok, berkelahi dan membolos.
Pernyataan salah seorang warga sekitar sekolah tersebut yang memiliki usaha
warung yang tempatnya sering dijadikan tempat berkumpul para siswa sehingga
warga sekitar sekolah sering kali melihat pelanggaran yang dilakukan siswa
tersebut. Sebagian dari para siswa pada saat jam pulang sekolah tidak langsung
pulang, melainkan nongkrong diwarung bercanda dengan teman-teman yang
lainnya, begitu juga dengan siswa yang membolos, pada umumnya mereka
nongkrong di warung atau main di tempat persewaan PS. Kurangnya kepedulian
pemilik warung atau persewaan PS ketika melihat pelanggaran yang dilakukan
oleh siswa berakibat siswa makin leluasa dan bebas dalam berperilaku tidak
disiplin.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab IV telah dipaparkan tenemuan hasil penelitian di SMP Negeri 2


Karanganom. Pada bab V ini akan disampaikan kesimpulan dari penelitian. Penelitian
ini adalah penelitian yang difokuskan kepada pelanggaran disiplin terhadap tata tertib
sekolah oleh kedua orang siswa. Ketidakdisiplinan siswa dalam melaksanakan tata
tertib sekolah dapat berdampak negatif pada pencapaian prestasi belajar siswa.
Penelitian ini mengkaji secara mendalam tentang bentuk perilaku tidak disiplin, faktor
penyebab ketidakdisiplinan dan akibat dari ketidakdisiplinan siswa terutama yang
berkaitan dengan pendidikan.
Hasil penelitian ini dapat diperoleh suatu kesimpulan kedua orang subjek,
Agung Wibowo dan Novi Tri Hantoro dalah siswa yang tidak disiplin terhadap tata
tertib sekolah dengan bentuk perilaku sering membolos, terlambat masuk kelas, tidak
mengikuti kegiatan extra disekolah tanpa ijin, tidak memperhatikan saat guru
menyampaikan materi (tiduran dan bercanda sendiri), mencontek, tidak
mengumpulkan tugas atau PR, tidak memakai seragam sesuai yang ditetapkan sekolah
dan memakai sepatu dan ikat pinggang selain warna hitam.
Latar belakang penyebab munculnya ketidakdisiplinan itu ada dua, yaitu faktor
internal yang merupakan faktor dari dalam diri individu/siswa itu sendiri yang berupa
kurangnya rasa tanggung jawab, rasa malas yang berlebihan, kurangnya kesadaran dan
kemauan untuk berperilaku disiplin serta rasa ingin diperhatikan. Kedua adalah faktor
eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu atau siswa yaitu lingkungan
keluarga khususnya orang tua yang berupa faktor ajar atau pola asuh orang tua,
kebiasaan dan keteladanan dalam keluarga, perhatian dan kontrol dari orang tua.
Lingkungan masyarakat, teman bermain, lingkungan sekolah dan tayangan di telivisi
juga sangat mempengaruhi subjek dalam berperilaku.
commit to user

61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

Latar depan sebagai akibat dari ketidakdisiplinan terhadap tata tertib sekolah
dapat dilihat subjek menjadi ketinggalan pelajaran, nilai-nilainya rendah bahkan
pernah tidak naik kelas, selain itu sering mendapat teguran oleh guru dan guru BK.

B. Implikasi

Bertitik tolak dari hasil penelitian sebagaimana yang telah disimpulkan maka
implikasi penelitian adalah sebagai berikut :

1. Implikasi Bagi Guru BK

Perilaku siswa yang sering melanggar tata tertib disekolah atau tidak disiplin
memang harus lebih mendapatkan perhatian lagi secara khusus, dengan pemanggilan
pada siswa yang tidak disiplin dapat dilakukan melalui pendekatan, memberikan
arahan dan motivasi agar bisa mengubah perilakunya tersebut, jika siswa masih saja
tidak disiplin perlu adanya peringatan secara lisan, pemanggilan orang tua kesekolah
dan home visit. Jika diperlukan dapat dilakukan tindakan yang lebih tegas berupa
hukuman atau sanksi yang melibatkan atau bekerja sama dengan orang tua untuk lebih
memberikan perhatian dan kontrol kepada siswa agar siswa sadar dan dapat mengubah
perilakunya.

2. Implikasi Bagi Sekolah

Perilaku tidak disiplin pada siswa salah satunya disebabkan oleh faktor
sekolah. Adanya kerjasama, perhatian dan kepedulian anggota di dalam lingkungan
sekolah untuk bersama-sama menegakkan disiplin terhadap tata tertib disekolah, maka
perilaku tidak disiplin oleh siswa perlahan-lahan dapat dihilangkan. Sekolah perlu
memiliki ketegasan dalam hal memberikan sanksi atau hukuman kepada pelanggar
disiplin. Lemahnya kontrol yang diterapkan dapat mempengaruhi kedisiplinan siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

Upaya yang lebih penting untuk menegakkan kedisiplinan sekolah adalah melalui
contoh-contoh perilaku disiplin oleh staf sekolah meliputi kepala sekolah, guru dan
administrasi khususnya guru adalah contoh segalanya bagi siswa.

3. Implikasi Bagi Orang Tua

Pendidikan bagi seorang anak yang pertama dan yang utama diperoleh dari
dalam keluarga. Orang tua adalah figur pendidik yang utama dan pertama. Orang tua
sebagai peletak dasar kedisiplinan. Pada umumnya pola hidup anak tidak jauh dari
kebiasaan yang terjadi dalam keluarga. Orang tua selain mendidik harus bisa menjadi
contoh atau teladan bagi anak-anaknya. Perilaku tidak disiplin pada siswa salah
satunya disebabkan oleh keadaan keluarga atau orang tua siswa. Adapun sebab itu
antara lain tingkat ekonomi orang tua yang lemah dan kurang mencukupi sehingga
orang tua harus bekerja keras dan tidak memiliki banyak waktu untuk memperhatikan
anak. Kesibukan orang tua bekerja dan hanya memenuhi kebutuhan anak dan
memanjakan anak dalam hal materi tanpa memberikan perhatian dan kontrol akan
membuat anak mencari kesenangan diluar rumah dari teman-teman bermainnya,
sehingga rawan bagi anak terjerumus dalam pergaulan yang tidak baik. Tegur sapa
antara orang tua dengan sangat diperlukan sebagai cara dan control untuk membangun
hubungan yang positif.

4. Implikasi Bagi Masyarakat

Perilaku tidak disiplin pada siswa salah satunya disebabkan oleh lingkungan
masyarakat. Adapun sebab itu di antaranya adalah keadaan masyarakat yang kurang
memperhatikan pendidikan, ketika melihat atau mengetahui siswa membolos hanya
didiamkan saja, tidak menegur atau diperingatkan, sehingga mereka merasa bebas dan
tidak merasa bersalah dengan perbuatannya. Masyarakat sebagai tujuan akhir dalam
kehidupan anak diharapkan memiliki kepedulian yang cukup terhadap cara bersikap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

anak, mengingat anak merupakan aset besar di dalam masyarakat yang dapat
mengembangkan masyarakat secar optimal.

C. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil dari penelitian ini antara lain
adalah:
1. Saran Bagi Siswa

a. Hendaklah siswa mentaati tata tertib dan segala peraturan yang berlaku di
sekolah.
b. Siswa dapat menganggap bahwa sekolah adalah rumah kedua dan guru sebagai
orang tua kedua, sehingga siswa merasa nyaman di sekolah.
c. Siswa berusaha untuk selalu menumbuhkan kesadaran pada diri sendiri dalam
berdisiplin tehadap semua peraturan yang berlaku, dan harus lebih bertanggung
jawab pada setiap tindakannya.
d. Siswa diharapkan dapat lebih memperhatikan dan menyenangi pelajaran,
sehingga dapat menumbuhkan kesadaran belajar dan perilaku yang dewasa.

2. Saran Bagi Orang Tua

a. Diharapkan orang tua sesering munking mengontrol perilaku anak dengan


menanamkan kebiasaan yang baik.
b. Orang tua bisa mengajak anak untuk berkomunikasi secara efektif dan
meluangkan waktu agar anak bisa menyampaikan isi hatinya dan
pengalamannya, terutama di sekolah.
c. Diharapkan Orang tua dapat tegas dalam menanamkan disiplin kapada anak
dan mampu menjadi contoh tauladan bagi mereka.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

3. Saran Bagi Guru BK

a. Guru BK hendaknya lebih aktif memberikan pengarahan kepada siswa-siswa


agar selalu berperilaku disiplin.
b. Guru BK supaya lebih memperhatikan siswa yang khususnya sering melakukan
pelanggaran terhadap tata tertib sekolah, sehingga siswa yang bermasalah dapat
segera ditangani.
c. Guru BK hendaknya selalu mengajak dan bekerja sama dengan seluruh
komponen sekolah baik kepala sekolah, guru, maupun seluruh tenaga non
kependidikan hendaknya saling bersinergi untuk menegakkan disiplin di SMP
Negeri 2 Karanganom.

4. Saran Bagi Pengelola Sekolah

a. Sekolah diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan


menyenangkan sehingga siswa betah disekolah.
b. Penegakan disiplin hendaknya dilakukan secara lebih tegas dengan sanksi yang
sebanding dengan pelanggaran yang terjadi namun tetap mempertimbangkan
aspek pendidikan bagi siswa.
c. Sekolah secara berkala perlu mengadakan pertemuan antara guru dengan orang
tua siswa untuk saling bertukar informasi mengenai perkembangan dan
perilaku anak.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Anda mungkin juga menyukai