Novi
Novi
id
SKRIPSI
Oleh :
NOVITALIA ERY NURAGUSTA
K3102507
OLEH
NOVITALIA ERY NURAGUSTA
K 3102507
SKRIPSI
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
NovitaliaEryNuragusta. Case Studies About Children often Violating
Ethics Junior High School Students in Class VIII KaranganomNegeri 2 Klaten
Year 2009/2010. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education
SebelasMaret University in Surakarta. September 2010.
The focus of this research are 1) How to shape student behavior that is
often violated school rules, 2) Are the factors that led to the emergence of
undisciplined behavior on school discipline, 3) What was the result of student
behavior that is often violated school rules, 4) How to view stakeholder behavior
of students who violate school rules.
Research objectives to be achieved are: 1) To describe, express and
explain the behavior of students who frequently violate the school rules, 2) To
know the factors that cause the behavior violated school rules, 3) To determine the
effect of the behavior of students who do not discipline against school rules , 4)
To know the views of relevant parties for violations of school rules by students.
This research is a qualitative research approach of case studies that take a
place at SMP Negeri 2 KlatenKaranganom. Data collection techniques in this
study using interviews, observation and documentation. Technique analysis in this
study using inductive analysis techniques with an interactive model which
consists of stages of data collection, data reduction, data presentation, and
conclusion.
Behavior violated school rules that is often called an undisciplined
behavior towards school discipline. Through data analysis it can be concluded that
the undisciplined behavior has the following characteristics: 1) Too late to class
more than 10 minutes, 2) Do not go to school without a statement that called
hooky, 3) Wearing a color other than black school shoes, 4) Impose color other
than black belt, 5) Wearing a school uniform does not comply with applicable
regulations in school, 6) No collecting duties / PR, 7) Too late to collect duties /
PR, 8) Not following extra activities without permission, 9) fraud , 10) There is no
notice as the teacher teaches (delay / kidding).
Factors that cause are: 1) The internal factor is both a cause which
occurred from yourself or an individual, in this case the student who committed
the crime, 2) external factors that occur because of the influence of outsiders,
family environment, community environment (friends mix) and the environment
school. The consequences of undisciplined behavior on school discipline, such as
low achievement in school, often reprimanded and punished by teachers, friends
are not acceptable and not the next grade.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, hingga kaum itu
sendiri yang mengubahnya” (Terjemahan Q.S Ar-Ra’ad : 11)
“Orang yang berserah diri bukanlah orang yang menyerahkan diri apa adanya,
tetapi membuat dirinya berkualitas, sehingga Allah akan memilihnya daripada
yang lain” (Mario Teguh)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan kepada :
1. Orang tuaku tercinta
2. Keluarga kecilku
3. Orang-orang yang menyayangiku
dan selalu mendukungku
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke Hadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya serta hanya kepada-Nya lah
manusia memohon pertolongan atas segala urusan dunia, akherat dan agama.
Semoga keselamatan dan kesejahteraan selalu dilimpahkan kepada Rasulullah
SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya semua.
Berkat petunjuk dan pertolongan-Nya serta bimbingan dari Bapak dan
Ibu Pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pendidikan dan akan
menjadikan bahan pemikiran dalam rangka perbaikan mutu pengajaran di sekolah.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini telah banyak
pihak-pihak yang turut memberikan bantuan, arahan, dan bimbingan sehingga
pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan lmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ijin bagi penulis untuk mengadakan penelitian dalam rangka
menyusun skripsi.
2. Bapak Drs. R Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan lmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
menyetujui dan mengesahkan judul skripsi yang telah diajukan.
3. Ibu Dra. Chadidjah HA, M.Pd selaku Ketua Program Bimbingan dan
Konseling Fakultas Keguruan dan lmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan arahan dalam penulisan skripsi.
4. Ibu Dra. Sri Wiyanti H, M.Si dan Ibu Dra. Siti Mardiyati, M.Si sebagai
Pembimbing I dan II yang dengan kesungguhan dan penuh keikhlasan
membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk dalam menyusun
skripsi ini.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5. Bapak Drs. Joko Priyanto, M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2
Karanganom Klaten yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Karanganom Klaten.
6. Seluruh warga SMP Negeri 2 Karanganom Klaten yang telah memberikan
bantuan dan menjadi tempat penelitian dilaksanakan.
7. Ibunda dan adikku tersayang yang telah memberikan dorongan dan doanya.
8. Ghazyza semangatku.
9. Teman-temanku, Yuli khususnya atas motivasi dan bantuannya.
Penulis hanya mampu berdo'a semoga amal kebaikan Bapak Ibu dan teman-
teman semua mendapat imbalan yang berlimpah dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dikarenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diharapkan. Semoga penulisan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya
Penulis
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................. v
HALAMAN MOTTO .................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 5
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ................................................................... 7
1. Tata Tertib Sekolah ...................................................... 7
a. Pengertian Tata Tertib ............................................ 7
b. Isi Tata Tertib Sekolah ........................................... 8
c. Tugas Siswa Melaksanakan Tata Tertib Sekolah .... 9
2. Ketidakdisiplinan Terhadap Tata Tertib ....................... 9
a. Pengertian Tidak Disiplin ....................................... 9
b. Ciri-ciri Ketidakdisiplinan ...................................... 10
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Ketidakdisiplinan Terhadap Tata Tertib Sekolah ..... 10
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN
Halaman
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan
nilai dan norma tersebut. Guru bersama guru BK selain berkewajiban melakukan
pembelajaran terhadap siswa, juga dituntut untuk membantu membimbing siswa
yang sering melanggar tata tertib sekolah menjadi siswa yang mematuhi tata tertib
sekolah. Pemberian bimbingan terhadap siswa dibutuhkan pengelolaan yang baik,
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari pelaksanaan
bimbingan dan konseling yang baik dan matang. Prayitno (1985:15) menjelaskan
masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi
dirinya sendiri dan orang lain dan perlu dihilangkan. Agar dapat memberi bantuan
yang tepat guru perlu mengenali dan memahami siswanya yang sering melanggar
tata tertib sekolah. Pengenalan dan pemahaman akan lebih mendalam bila
dilakukan dengan penelitian.
Berdasarkan Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen memuat bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang adil,
makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan dengan pentingnya arti menumbuhkan
manusia yang bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa dan Negara.
Wawasan Wiyata Mandala (1995:77) memuat bahwa tugas siswa adalah, hadir
dan pulang sekolah tepat waktunya, mengikuti program sekolah yang
diperuntukkan baginya, meningkatkan disiplin diri baik didalam maupun diluar
sekolah, memakai seragam sekolah menurut ketentuan yang berlaku, mematuhi
dan melaksanakan semua peraturan yang berlaku di sekolah.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Petunjuk Teknis Disiplin
dan Tata Tertib (1996:4) memuat bahwa tata tertib adalah seperangkat peraturan
dan ketentuan yang harus ditaati oleh sejumlah komponen sekolah. Penegakkan
tata tertib sekolah harus dimulai dari komponen di sekolah itu sendiri, yaitu
kepala sekolah, guru, semua siswa dan unsur masyarakat sebagai salah satu
penentu kebijakkan sekolah. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mempunyai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
fungsi dan tugas edukatif yang meliputi tiga dimensi mendidik yang menghasilkan
etika dalam pergaulan, mengajar, menghasilkan kecerdasan dan melatih
menghasilkan keterampilan.
Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku melanggar disiplin
tata tertib sekolah dianggap sebagai perilaku menyimpang dan merupakan
masalah. Disiplin tata tertib sekolah merupakan suatu upaya untuk membentuk
pribadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab. Fungsi atau manfaat disiplin
menurut Elizabeth B. Hurlock (1978:97) diantaranya: 1) untuk mengajarkan anak
bahwa perilaku tertentu selalu diikuti hukuman, namun yang lain akan diikuti
pujian, 2) untuk mengajarkan anak suatu tingkatan penyesuaian yang wajar tanpa
menuntut konformitas yang berlebihan, 3) membantu anak mengendalikan diri
dan pengarahan diri sehingga anak dapat mengembangkan hati nurani untuk
membimbing tindakannya. Untuk mewujudkan hal itu perlu keteladanan dari guru
serta kerja sama antara guru dan komponen sekolah yang lain dengan orang tua
maupun masyarakat.
Bertolak dari uraian tersebut di atas dan agar mencapai sasaran yang
diharapkan perlu diadakan kajian secara mendalam dengan studi kasus. Studi
kasus adalah pengkajian secara mendalam tentang suatu masalah. Penelitian di
sini memilih judul “Studi Kasus Tentang Anak Yang Sering Melanggar Tata
Tertib Sekolah Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Klaten Tahun
2009/2010”.
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Disiplin dan tata tertib merupakan dua hal yang saling terkait, sebab tata tertib
pada dasarnya perangkat untuk menegakkan disiplin. Disiplin dan tata tertib di
sekolah yang melaksanakan mempunyai dampak secara langsung terhadap kualitas
dan hasil pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM ) itu sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
b. Ciri-ciri Ketidakdisiplinan
Siswa yang tidak memiliki kedisiplinan sangat berbeda dengan siswa yang
berdisiplin diri. Siswa yang tidak disiplin adalah siswa yang tidak memiliki
keteraturan diri berdasarkan nilai agama, nilai budaya, aturan-aturan pergaulan,
pandangan hidup dan sikap hidup yang bermakna bagi dirinya sendiri, masyarakat,
bangsa dan Negara. Secara umum ciri tingkah laku tidak disiplin yaitu tingkah laku
siswa yang tidak sesuai atau menyimpang dari peraturan atau tata tertib yang berlaku.
Khususnya dalam hubungannya dengan tata tertib sekolah, siswa tidak disiplin dapat
dilihat misalnya dalam hal berpakaian : tidak memakai seragam sekolah lengkap
dengan atributnya, baju tidak dimasukkan, memakai sepatu tanpa kaos kaki, tidak
memakai kaos waktu pelajaran olah raga, tidak memakai ikat pinggang, memakai
sepatu atau kaos kaki yang warnanya tidak sesuai dengan ketentuan di sekolah.
Dalam hal kegiatan belajar mengajar : membolos, tidak mengerjakan PR atau tugas,
terlambat datang ke sekolah, terlambat masuk kelas, keluar kelas tanpa ijin pada jam
pelajaran, bersenda gurau dan tidak memperhatikan guru pada waktu mengajar,
menyontek, tidur pada waktu jam pelajaran. Tingkah laku siswa tersebut biasanya
tidak diketahui olah orang tua, apabila tidak ada pemberitahuan dari pihak sekolah,
dan tingkah laku seperti itu sangat merugikan diri sendiri dan sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
2) Siswa yang bersangkutan terbiasa hidup terlalu bebas, baik di rumah maupun
di masyarakat.
3) Tindakan yang dilakukan terhadap pelanggaran terlalu keras sehingga siswa
mereaksi secara tidak wajar (negatif).
4) Ciri khas perkembangan remaja yang agak “ sukar diatur ” tetapi “ belum
dapat mengatur diri sendiri “.
5) Ketidaksukaan terhadap mata pelajaran tertentu dilampiaskan pada tidak
disiplin melaksanakan tata tertib sekolah.
d. Pengertian kedisiplinan
Disiplin mempunyai berbagai arti, tergantung sudut pandang dan
kepentingannya. C.S.T Kansil (1995:215) mengartikan secara ringkas bahwa disiplin
ialah ketaatan atau kepatuhan pada peraturan, tata tertib dan sebagainya. Tata tertib
yang dimaksud di sini misalnya tata tertib sekolah, kemiliteran dan peraturan yang
berlaku di masyarakat.
Peraturan, tata tertib dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur
perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk
memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tatatertib yang berlaku disekolah.
Menurut Wikipedia (1993) bahwa disiplin sekolah “refers to students complying with
a code of behavior often known as the school rules”. Aturan sekolah (school rule)
yang dimaksud, seperti aturan tentang standar berpakaian (standards of clothing),
ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar/kerja. Pengertian disiplin dalam
Lemhannas (1997:12) adalah berperilaku sesuai dengan tata peraturan yang berlaku,
baik formal non formal maupun yang disepakati. Pengertian disiplin di dalam
Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
menengah (1993:3) adalah tingkat konsistensi dan konsekuen seseorang terhadap
suatu komitmen atau kesepakatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang
akan dicapai, waktu dan proses pelaksanaan suatu kegiatan. Pengertian disiplin
lainnya dalam Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (1985:34)
diartikan sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua
ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung
jawab.
Berbagai pengertian tentang disiplin di atas, dapat disimpulkan bahwa
disiplinadalah sikap taat melaksanakan dengan sdar dan ikhlas terhadap tata tertib,
peraturan yang berlaku maupun kesepakatan bersama baik yang bersifat formal
maupun non formal yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai, waktu dan
pelaksanaan kegiatan.
13
apabila anak sudah dapat bertingkah laku sesuai dengan pola tingkah laku yang baik.
Hal ini menguatkan bahwa disiplin itu bukan faktor bawaan. Setelah anak bertingkah
laku, barulah ada dorongan untuk disiplin atau tidak disiplin. Dorongan yang
mempengaruhi disiplin, oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
(1985 : 34) digolongkan ada 2 jenis yaitu Pertama, dorongan yang datang untuk
berbuat disiplin. Kedua, dorongan yang datang dari luar yaitu perintah, larangan,
pengawasan, ujian. ancaman, ganjaran dan sebagainya.
Faktor pendidikan yang mempengaruhi kedisiplinan siswa itu tidak hanya dari
pendidikan formal saja, tetapi dari luar pengalaman hidup siswa dalam pergaulan.
Banyak hal yang memicu ketidakdisiplinan siswa, antara lain kondisi keluarga
dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak dan kurang harmonis, siswa
mempunyai masalah di sekolah dan pergaulan dalam lingkungan sosial yang kurang
sehat. Sekretaris Negara ( 1996 : 133 ) menjelaskan bahwa masalah disiplin nasional
bersumber dari masyarakat yang belum memahami pentingnya disiplin dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Masalah ketidakdisiplinan juga dipengaruhi oleh teman bergaul. Hal itu
sejalan dengan pendapat Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono ( 1990 : 87 ) yang
menyatakan teman bergaul berpengaruh sangat besar dan lebih cepat masuk dalam
jiwa anak. Apabila siswa suka bergaul dengan mereka yang tidak bersekolah, maka ia
akan malas belajar dan sekolah, sebab cara hidup anak yang tidak sekolah berlainan
dengan anak yang bersekolah.
Beberapa asumsi yang menjadikan lemahnya disiplin nasional di dalam
Lemhamnas ( 1997 :31 ) yaitu :
1) Berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia kurang
sesuai dan kurang efektif atau penerapan dan sanksinya tidak
dilaksanakan secara konsisten.
2) Karena masyarakat sekarang lebih fermisif, dimana batas antara yang
baik dan yang buruk, benar dan salah sudah tidak begitu jelas atau
kabur.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
15
sehingga mudah menyimpang dari norma-norma dan aturan yang berlaku. Goncangan
emosi pada masa remaja terjadi tidak hanya disebabkan oleh hormon seks dalam
tubuh tetapi juga akibat dari kondisi keluarga, lingkungan bermain disekolah dan
lingkungan masyarakat.
Menurut Zakiah Darojat (1994:35) perilaku remaja yanh tidak stabil, keadaan
emosinya goncang, mudah condong kepada ekstrim, sering terdorong barsemangat,
peka, mudah tersinggung, pemikiran dan perhatiannya berpusat pada dirinya. Melly
Sri Sulastri Rifai (1977:40) mengatakan bahwa pada masa remaja ada empat ciri
utama yang perlu diperhatikan dalam perkembangan kehidupan remaja, yaitu :
1) Adanya kesadaran akan adanya perubahan-perubahan dalam kenyataan
dirinya sebagai makhluk biologis. Terutama adanya perubahan-
perubahan bentuk tubuh sebagai akibat adanya perubahan fisiologis
karena bakarjanya kelenjar tertentu menjadi lebih aktif.
2) Sejak masa anak sekolah sampai tiba masa remaja si anak yang menjadi
remaja merasakan adanya keterkaitan kepada kelompok sebayanya
dalam lingkup ”Heteroxualitas”
3) Timbulnya dorongan untuk mencapai ”kebebasan pribadi” dalam usaha
memantapkan status dirinya dalam lingkungan hidupnya sebagai
individu yang berdiri sendiri.
4) Adanya keinginan remaja untuk memantapkan filsafat hidupnya dan
pola hidup tertentu berdasarkan kesatuan norma kehidupan yang
dianutnya yang akan dijadikan pedoman di dalam ia bertingkah laku
dalam perkembangannya sebagai manusia dewasa.
M. Ngalim Purwanto (1980:149) mengatakan bahwa siswa sampai dengan
usia 18 tahun secara psikologis berada didalam keadaan sebab tidak menentu,
bimbang ragu, pemenang tapi juga petualang, pemilik tapi juga pelamun, pemberani
tetapi juga penakut, kadang-kadang optimis tetapi juga pesimis. Keadaan tersebut
akan menyebabkan remaja mudah sekali berubah dan terpengaruh dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
lingkungan. Pengaruh ini tidak hanya pengaruh yang baik tetapi banyak sekali
pengaruh buruk.
Keluarga sebagai tempat pendidikan yang pertama bagi anak sangat
menetukan pembentukan sikap disiplin. Dengan kata lain bahwa pola asuh oaring tua
besar pengaruhnya terhadap pembentukan sikap disiplin anak. Moch Shochib
(1998:15) menjelaskan tentang pola asuh orang tua dan pengembangan disiplin
sebagai berikut : Pola asuh orang tua dalam membantu anak untuk mengembangkan
disiplin diri ini adalah upaya orang tua yang diaktualisasikan terhadap penataan :
1) Lingkungan fisik;
2) Lingkungan sosial;
3) Pendidikan internal dan eksternal;
4) Dialog dengan anak-anak;
5) Suasana psikologis;
6) Sosial budaya;
7) Perilaku yang ditampilkan pada saat terjadi “ pertemuan ” dengan anak-
anak;
8) Kontrol terhadap perilaku anak-anak;
9) Menentukan nilai-nilai moral sebagai dasar berperilaku dan yang
diupayakan kepada anak-anak.
Bagian lain, Moch Shochib ( 1998 : 16 ) menjelaskan pada keterkaitan pola
asuh orang tua dengan anak berdisiplin diri sebagai berikut : Keterkaitan pola asuh
orang tua dengan anak berdisiplin diri dimaksudkan sebagai orang tua dalam
meletakkan dasar-dasar disiplin diri kepada anak dan membantu mengembangkannya
sehingga anak memiliki disiplin diri. Itensitas kebutuhan anak untuk mendapatkan
bantuan dari orang tua bagi kepemilikan dan pengembangan dasar-dasar disiplin diri
menunjukkan adanya kebutuhan internal yaitu :
1) Tingkat rendah, manakala anak masih membutuhkan banyak bantuan
dari orang tua untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin
diri (berdasarkan naluri)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
18
19
tangan jahil siswa-siswa yang suka mencorat-coret, nama baik sekolah dan orang tua
tercemar karena perbuatan siswa yang tidak terpuji, terjadi kecelakaan lalu lintas
akibat salah satu pihak melanggar peraturan lalu lintas, kelompok kerja kacau akibat
salah seorang anggota kelompok tidak disiplin, ada anak jatuh terpeleset karena ada
kulit pisang tidak dibuang pada tempatnya dan lain sebagainya.
Contoh diatas adalah akibat pelanggaran disipilin secara umum kerugiannya
ada yang kecil (ringan) dan ada yang besar, bahkan bisa kehilangan nyawa.
Sedangkan untuk pelanggaran disiplin tata tertib di sekolah biasanya diberi sanksi.
Adapun bentuk sanksi atau tindakan yang dikenakan kepada siswa yang tidak disiplin
itu juga tidak sama dan bertingkat, yaitu :
1) Teguran secara lisan;
2) Teguran secara tertulis sebagai peringatan sebanyak tiga kali;
3) Skors dan;
4) Pengeluaran dari sekolah.
Penerapan disiplin yang pelaksanaannya tercantum dalam tata tertib
pendidikan akan menghasilkan mental, watak, dan kepribadian siswa yang kuat dan
dinamis sesuai dengan taraf perkembangan siswa Sekolah Dasar. Hal tersebut
disebabkan pada jenjang sekolah dasar siswa harus sudah belajar disiplin, belajar
mencintai sesama, belajar hidup teratur dan menyesuaikan diri.
Pembudayaan disiplin tidak cukup hanya melalui peraturan tata tertib yang
diumumkan secara lisan atau tertulis saja. Tetapi diperlukan keteladanan, dorongan
serta bimbingan dalam bentuk-bentuk kongkrit dan keikutsertaan semua komponen
sekolah secara langsung. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya kesadaran yang
penuh, kesiapan untuk melakukan serta langkah-langkah nyata dalam perbuatan dari
semua pihak warga sekolah agar disiplin siswa terhadap tata tertib sekolah dapat
terwujud.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
h. Studi Kasus
Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan alasan untuk mendapatkan
hasil penelitian yang mendalam mengenai pelanggaran kedisiplinan yang dilakukan
oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Klaten. Riset dengan metode kasus
menghendaki suatu kajian yang rinci, mendalam, dan menyeluruh atas objek tertentu
yang biasanya relatif kecil selama kurun waktu dan lingkungan tertentu. Studi kasus
merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan pada objek dan subjek di suatu
tempat dan waktu tertentu dengan melakukan pengamatan terhadap kejadian tertentu
untuk dilakukan studi analisa kasus yang diamati untuk diambil suatu tindakan,
dimana kaitannya dengan penelitian ini adalah tindakan untuk meningkatkan disiplin
siswa baik dengan membuat aturan baru untuk mengurangi pelanggaran kedisiplinan
di sekolah, hal ini dilakukan dengan tujuan menanamkan jiwa disiplin dalam diri
siswa. Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap subjek pengamatan, dalam hal ini subjek yang diamati adalah siswa yang
berperilaku sering melanggar kedisiplinan terhadap tata tertib di SMP Negeri 2
Karanganom Klaten. Studi kasus yang dilakukan mempunyai tujuan melakukan
evaluasi terhadap suatu kejadian yang menjadi obyek penelitian untuk dilakukan
analisa dengan menggunakan metode tertentu yang nantinya dapat digunakan sebagai
pembelajaran. Robert K Yin (2008: 27) mengemukakan bahwa penelitian studi kasus
harus mempunyai desain penelitian, dan definisi dari desain penelitian adalah suatu
rencana tindakan untuk berangkat dari sini ke sana, dengan demikian maka tujuan
penelitian studi kasus harus jelas. Penelitian ini mempunyai tujuan khusus, yaitu:
1) Untuk mendiskripsikan, mengungkapkan dan menjelaskan perilaku siswa
yang sering melanggar tata tertib sekolah.
2) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perilaku melanggar tata tertib
sekolah.
3) Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari perilaku siswa yang tidak
disiplin terhadap tata tertib sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
C. Kerangka Pemikiran
24
membiasakan diri disiplin dan kurangnya kontrol dari orang tua. Akibat yang
mungkin timbul sebagai dampak ketidakdisiplinan antara lain: prestasi belajar anak
itu sendiri tidak optimal, teman-teman yang lain dapat terpengaruh, kegiatan belajar
mengajar dapat terganggu dan situasi kelas maupun sekolah menjadi tidak kondusif.
Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :
( lihat halaman 25)
commit to user
PBM
Tidak disiplin terganggu
dalam
berpakaian
Prestasi
belajar tidak
Siswa tidak
Tidak disiplin optimal
disiplin Latar Belakang Bentuk Akibat
dalam kegiatan
terhadap tata (sebab) perilaku
belajar mengajar
tertib sekolah
Tidak naik
Tidak disiplin kelas
dalam mengikuti
kegiatan di
sekolah
Dikeluarkan
Merusak
nama baik
19
sekolah
25
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Karanganom, yang terletak di
desa Jurang Jero, kecamatan Karanganom, kabupaten Klaten. Lokasi SMP Negeri 2
Karanganom cukup strategis, dekat dengan kota kecamatan yaitu Karanganom, dekat
dengan prasarana umum dan tempat rekreasi. Ekonomi orang tua siswa SMP Negeri
2 Karanganom rata-rata tergolong menengah ke bawah. Kebanyakan bekerja sebagai
petani dan buruh yang kurang mempunyai kesadaran dan kepedulian terhadap
pendidikan.
Alasan dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian adalah :
a. Banyak terjadi siswa-siwa yang tidakdisiplin terhadap tata tertib sekolah.
b. Prestasi belajar siswa tidak optimal dimungkinkan sebagai dampak dari
ketidakdisiplinan terhadap tata tertib sekolah.
c. Penelitian dimaksudkan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa terhadap tata
tertib sekolah.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai sejak pengajuan judul proposal, pengurusan ijin
penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan
laporan hasil penelitian, tepatnya dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2009/ 2010.
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
2. Kehadiran Peneliti
Penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument utama atau kunci
pengumpulan data di lokasi penelitian. Sebagai instrument kunci, peneliti harus
melakukan kontak langsung dengan subjek penelitian untuk memperoleh data yang
diperlukan dengan melakukan pengamatan dan wawancara. Melalui wawancara
langsung dengan siswa yang bersangkutan akan di dapatkan data primer, sedangkan
data sekunder bisa diperoleh dari sumber lain, seperti teman dekat, orang tua dan
guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
Penelitian akan memperoleh hasil yang baik apabila sumber data yang
digunakan dapat memberikan data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berbentuk data kualitatif. Data kualitatif
tersebut dapat diperoleh dari sumber yang signifikan yang menjadi subjek penelitian.
Adapun sumber data tersebut adalah :
1. Sumber data primer yaitu subjek itu sendiri ( siswa yang tidak disiplin terhadap
tata tertib sekolah ). Data dari siswa ini untuk mengetahui sebab dan akibat siswa
tidak disiplin serta , bentuk-bentuk pelanggarannya. Data ini diperoleh melalui
pengamatan dan wawancara.
2. Sumber data sekunder yaitu ;
a. Orang tua kesehatan, hobby, kegiatan siswa dan saudara, untuk mendapatkan
informasi siswa meliputi dirumah, aktifitas belajar siswa, teman siswa di
rumah, serta pola asuh orang tua. Selain itu untuk mengetahui lebih dekat
keadaan sosial ekonomi dan kebiasaan dalam keluarga.
b. Guru, untuk mengetahui tingkah laku siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar dan kegiatan lain disekolah. Selain itu untuk mendapatkan informasi
tentang pelanggaran yang dilakukan siswa dan melakukan tata tertib sekolah
serta mengetahui prestasi belajar siswa.
c. Teman subjek, melalui teman bermain atau teman akrab diharapkan
mendapatkan informasi kegiatan yang dilakukan siswa baik ketika jam
pelajaran maupun diluar jam pelajaran.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Klaten
yang sering melanggar tata tertib sekolah. Subjek penelitian diperoleh melalui
wawancara dengan guru BK, hasil pengamatan dari data-data dokumentasi siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
seperti daftar presensi siswa, buku catatan yang dimiliki guru BK tentang siswa yang
melakukan pelanggaran tata tertib, observasi terhadap siswa kemudian wawancara
terhadap wali kelas dan guru mata pelajaran.
Data yang diperlukan diperoleh melalui informasi yang berasal dari sumber
data. Informasi tersebut dapat diperoleh secara lengkap apabila menggunakan sarana
pengumpulan data yang tepat sehingga data tersebut sesuai dengan kebutuhan,
kemudian diolah untuk memperoleh kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
1. Dokumentasi
Arikunto (2006:231) menjelaskan metode dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, maupun agenda.
Moleong (2001:161) mengemukakan bahwa dokumen ialah setiap bahan tertulis
maupun film. Wujud dokumentasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah buku induk siswa, buku raport, daftar hadir, daftar nilai, buku pribadi siswa
serta catatan pelanggaran siswa. Data tersebut sangat berguna untuk dijadikan bahan
pengarahan tentang diri siswa. Data siswa yang telah di dokumentasikan perlu
dianalisis dengan cermat. Dokumentasi ini dijadikan sumber data :
a. Dokumentasi merupakan sumber data yang stabil.
b. Dokumentasi bersifat alamiah.
c. Dokumentasi relatif mudah dipelajari.
d. Tidak reaktif, sehingga tidak sukar ditemukan karena sudah tersedia di
sekolah.
Penggunaan dokumentasi dalam penelitian adalah untuk memperoleh identitas siswa
dan keaktifan kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran serta kegiatan sekolah
lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati subjek
secara langsung maupun tidak langsung. Diamati adalah kegiatan subjek, ketika
mengikuti pelajaran maupun diluar jam pelajaran didalam lingkungan sekolah.
Melalui pengamatan tersebut dapat diungkap gejala-gejala yang ada pada subjek
penelitian beserta latar belakangnya. Muhammad Surya (1997:225) menjelaskan
bahwa observasi merupakan teknik pengumpul data yang dilakukan dengan
mengawasi dan mencatat data secara sistematis terhadap gejala perilaku yang
nampak. Observasi ini dilaksanakan untuk mengetahui:
a. Hubungan antara siswa dengan orang tua;
b. Hubungan sosial siswa di sekolah dengan teman-temannyayang dapat
menjadi penyebab munculnya perilaku melanggar disiplin terhadap tata
tertib di sekolah;
c. Kehadiran siswa di sekolah yang meliputi aktifitas mengikuti pelajaran,
upacara, melaksanakan tugas piket dan kegiatan-kegiatan lainnya;
d. Perilaku siswa dalam hal berpakaian, saat bertemu guru, saat berdoa dan
pada waktu diberi pekerjaan rumah oleh guru;
e. Bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh siswa;
f. Frekwensi terjadinya pelanggaran.
g. Motif melakukan pelanggaran.
3. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan
mengadakan komunikasi atau tanya jawab dengan sumber data. Wawancara
didefinisikan sebagai suatu percakapan, tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara mendalam yang dapat dilakukan secara face to face dan diarahkan pada
penguakan masalah tertentu. Moleong (2001:135) mengemukakan wawancara adalah
percakapan antara dua belah pihak dengan maksud tertentu. Pada penelitian ini,
peneliti mewawancarai guru BK, wali kelas, guru mata pelajaran, siswa yang tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
disiplin, teman dan orang tua siswa. Fungsi wawancara untuk mengungkap latar
belakang munculnya perilaku melanggar disiplin terhadap tata tertib sekolah serta
akibat yang dialami dari seringnya melakukan pelanggaran disiplin. Wawancara
digunakan sebagai alat pengumpul data karena terdapat beberapa kelebihan, yaitu :
a. Dapat dilaksanakan sewaktu-waktu tergantung kesiapan kedua belah
pihak.
b. Tidak terikat oleh kemampuan membaca dan menulis.
c. Dapat menjalin hubungan pribadi yang baik.
d. Dapat memperoleh data sesuai dengan kebutuhan.
e. Dapat mengungkap masalah secara mendalam.
4. Home Visit
Home Visit adalah kunjungan ke rumah subjek dengan maksud mengetahui
keadaan subjek di rumah dengan cara melakukan observasi dan wawancara.
Kunjungan rumah ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan data untuk
mendapatkan gambaran secara langsung tentang latar belakang kehidupan keluarga
subjek. Data tersebut digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh dari
dokumentasi, wawancara dan observasi di sekolah. Data-data yang diperoleh dari
pelaksanaan home visit antara lain, untuk mengetahui keadaan rumah dan orang tua
subjek, untuk mengetahui latar belakang kehidupan kehidupan subjek, mengetahui
kegiatan subjek dirumah dan untuk mengetahui hubungan subjek dengan orang
tuanya
Untuk melaksanakan home visit dilakukan beberapa tahap, sejak perencanaan
sampai analisis data. Tahap-tahap tersebut antara lain :
a. Mengajukan permohonan ijin kepada kepala sekolah untuk
melaksanakan home visit.
b. Menyiapkan pedoman wawancara.
c. Melaksanakan home visit.
d. Mencatat hasil wawancara selama home visit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
F. Validitas Data
1. Trianggulasi sumber
Menurut Patton dalam Moleong (2004:330-331) menyatakan trianggulasi
sumber adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualitatif, hal ini dapat dicapai dengan jalan :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan pendapat klien dengan pendapat guru, temen subjek
dan orang tua subjek.
c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen seperti buku
pribadi siswa, buku absensi siswa dan rapot.
Apabila berbagai sumber menunjukkan data yang sama, maka data tersebut
dinyatakan valid.
2. Trianggulasi metode
Trianggulasi metode yaitu penelitian yang dilakukan dengan metode yang
berbeda guna memperoleh data yang sama dari satu subjek, apabila data yang
diperoleh antara hasil wawancara dengan observasi sama, maka data yang diperoleh
dinyatakan valid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
G. Analisis Data
1. Reduksi data
Reduksi data sebagai proses penelitian, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data dasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis
yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikannya, sehingga data siap disajikan sehingga dapat ditarik
kesimpulan finalnya dan selanjutnya diverifikasi.
2. Penyajian data
Setelah data yang terkumpul direduksi yakni dipilih yang dipentingkan di
buang yang tidak diperlukan dan digolongkan sesuai dengan kebutuhan, maka data
disajikan dalam bentuk sekumpulan informasi dari berbagai sumber dan metode.
Selanjutnya data yang tersusun dimungkinkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan
sebagai langkah verifikasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
Pengumpulan
Data
Reduksi Penyajian
Data Data
Kesimpulan /
Verifikasi
H. Prosedur Penelitian
35
disiplin dalam berpakaian seragam, sering terlambat, tidak aktif dalam kegiatan
belajar mengajar, tidak ikut upacara, dan apatis terhadap kegiatan sekolah lainnya.
c. Konsultasi dengan wali kelas
untuk mengetahui keadaan siswa waktu di dalam kelas.
c. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap informan-informan yang dapat mengungkap
tentang ketidakdisiplinan siswa, diantaranya :
1) Siswa itu sendiri sebagai subjek penelitian.
2) Teman dekat
3) Guru BK
4) Wali kelas
5) Orang tua
Data yang diperoleh dari teknik dokumentasi, observasi dan wawancara yang
dilakukan kemudian diolah dan dianalisis untuk dapat disimpulkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Negeri 2 Karanganom Klaten bisa
dikatakan cukup lengkap, antara lain :
a. Sarana edukatif yaitu ruang kelas, meja, kursi, perlengkapan olah raga,
perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK, alat-alat tulis,
papan tulis, alat-alat peraga berbagai mata pelajaran, Laboratorium IPA dan
laboratorium komputer
b. Sarana non edukatif yaitu Ruang TU, leptop, almari, tempat sampah,
kantin, tempat parker, lapangan, masjid, UKS, dapur sekolah dan alat-alat
kebersihan.
39
mengungkap faktor penyebab perilaku siswa tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah.
Adapun paparan subjek penelitian sebagai berikut.
a. Subjek 1
1) Berdasarkan data dokumentasi yaitu buku pribadi siswa dapat diketahui data
pribadi subjek 1 sebagai berikut:
Nama Lengkap : Agung Wibowo
Nama Panggilan : Agung
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Klaten, 5 Maret 1995
Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
Agama : Islam
Kelas : VIII B
Bahasa Sehari-hari : Jawa
Jarak Sekolah : 750 M
Pernah Tinggal di Kelas : VII F
Alamat : Muludan, Karanganom, Klaten
Data Orang Tua
Nama Ayah : Sugianto
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Nama Ibu : Sri Lestari
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Data hasil tes psikologi yang dilakukan sekolah, hasilnya bagus, nilai IU
(intelgensi umum) 114 dan termasuk IQ baik. Aspek kepribadian menurut tes
psikologi termasuk dalam kategori anak yang cerdas. Ketekunan kerja baik, sistematik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
kerja siswa cukup, kepemimpinan cukup, kestabilan emosi cukup, sosialisasi baik,
kreatifitas cukup, motifasi kerja kurang. Aspek minat siswa dalam dalam bidang
penelitian baik, minat teknik cukup, minat terhadap keindahan cukup, minat budaya
dan sastra cukup dan minat sosial baik. Dari buku pribadi siswa dan raport juga dapat
diketahui, Agung pernah tinggal kelas di kelas VII, karena prestasi disekolah sangat
rendah jauh di bawah rata-rata teman-temannya. Agung sering kali terlambat masuk
kelas, tidak mengerjakan tugas dan yang diberikan guru, membolos, tidak mengikuti
upacara bendera, senam dan tidak mengikuti kegiatan extra disekolah tanpa
keterangan. Data-data diatas diperoleh dari data dokumentasi yaitu buku pribadi siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
3) Hasil wawancara dengan subjek 1, guru BK, wali kelas, teman sekelas
subjek dan orang tua subjek
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
c) Hasil wawancara dengan wali kelas subjek 1 pada tanggal 30 Juli 2010
Berdasarkan wawancara dengan wali kelas, Agung sering kali tidak disiplin
terhadap tata tertib sekolah karena kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
Di lingkungan keluarga hampir sama sekali tidak ditanamkan rasa disiplin. Apalagi
ayah Agung sendiri mempunyai kebiasaan yang buruk yaitu sering mabuk dan berjudi.
Sebenarnya Agung termasuk anak yang cerdas, namun karena tidak adanya rasa
disiplin, malas belajar, malas mengerjakan tugas yang diberikan guru dan sering
membolos maka prestasi disekolah jadi sangat rendah, akhirnya dia pernah tidak naik
pada waktu kelas VII. Pada waktu kenaikan kelas tahun lalu, Agung bisa naik kelas
dengan nilai yang pas-pasan, selain itu Agung sering terlambat masuk kelas, dan tidak
mengikuti kegiatan extra disekolah, senam dan upacara bendera. Selama ini wali kelas
telah mengadakan pendekatan kepada Agung agar lebih disiplin terhadap tata tertib
disekolah, Pendekatan yang dilakukan dengan cara mengajak Agung berbincang-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
bincang, memberikan pengarahan dan motivasi. Wali kelas juga telah berupaya
mengadakan pendekatan
d) Hasil wawancara dengan teman dekat subjek 1 pada tanggal 29 Juli 2010
Berdasarkan wawancara dengan teman dekat Agung, Agung merupakan anak
yang mudah bergaul dan tidak suka menggannggu teman-temannya. Agung jarang
bergabung berkumpul bersama teman-teman sekelasnya ketika jam istirahat. Agung
merupakan anak yang cuek dan pasif, meskipun pernah tinggal kelas dia tidak pernah
merasa minder, jika teman-teman yang lain sibuk dengan tugas-tugas sekolah, Agung
hanya pasif menunggu jika ada teman yang memberi contekan, jika tidak dia hanya
asal-asalan dalam mengerjakan. Agung sering sekali melanggar displin disekolah
khususnya terlambat masuk sekolah, membolos dan sering kali tidak mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
b. Subjek 2
45
Prestasi belajar Novi ketika semester pertama kelas VII cukup baik,
rata-rata nilai raportnya 7.5, namun terus menurun hingga kelas VIII ini. Novi sering
kali melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di sekolah, yakni membolos, tidak
memakai seragam sesuai dengan aturan sekolah, sering membuat keributan ketika
pelajaran berlangsung dan tidak mengikuti kegiatan extra disekolah tanpa ijin. Hasil
tes psikologi yang diadakan di sekolah, Novi memiliki IU (intelgensi umum) 115 yang
termasuk dalam kategori cerdas dan baik. Aspek kepribadian dalam ketekunan kerja
cukup, kepemimpinan kurang, kestabilan emosi cukup, sosialisasi cukup, kreatifitas
baik dan motivasi kerja kurang. Aspek minat dalam penelitian cukup, minat tehnik
baik, minat terhadap budaya dan sastra kurang dan minat sosial cukup.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
3) Hasil wawancara dengan subjek 2, guru BK, wali kelas, teman sekelas dan
orang tua subjek
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
c) Hasil wawancara dengan wali kelas subjek 2 tanggal pada tanggal 30 Agustus 2010
Berdasarkan Hasil wawancara dengan wali kelas, Novi terpengaruh pergaulan
yang kurang baik dari teman-temannya sehingga sering kali melanggar disiplin di
sekolah, dalam berseragam juga tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan disekolah.
Celana Novi panjang jauh di bawah lutut dan sering kali melipat lengannya seperti
gaya berpakaian siswa-siswa dalam sinetron yang sering kali ditayangkan ditelivisi.
Novi sebenarnya anak yang cerdas, ini terbukti pada awal semester kelas VII nilai-
nilainya selalu bagus, rata-rata diatas 7, namun karena sering melanggar disiplin
sekolah dan tidak memperhatikan ketika guru menyampaikan pelajaran maka dia
menjadi tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik, sehingga nilainya terus menurun.
Selama ini wali kelas sudah melakukan pendekatan kepada Novi agar perilaku yang
kurang baik dan sering melanggar disiplin terhadap tata tertib sekolah dapat
dihilangkan. Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengajak Novi ngobrol secara
terbuka, memberikan dia masukan dan saran untuk masa depannya.
d) Hasil wawancara dengan teman dekat subjek 2 pada tanggal 4 Agustus 2010
Berdasarkan wawancara dengan teman dekat, Novi memang sering bercanda
didalam kelas, dia suka mencari perhatian teman-teman dengan membuat guyonan
ketika pelajaran berlangsung, sehingga guru sering menegurnya. Novi malas untuk
mengerjakan PR atau tugas yang diberikan guru, dia sering mencontek pekerjaan
temannya, begitu pula saat ulangan dia sibuk mencari contekan. Menurut temannya
ketika memakai seragam sekolah Novi suka meniru gaya berpakaian yang ada
ditelevisi, katanya agar terlihat keren dan tidak ketinggalan jaman. Novi sering
membolos jika pelajaran hari itu sulit baginya atau karena tidak suka dengan gurunya.
Novi lebih sering bergaul dengan teman-teman baik yang disekolah ataupun luar
sekolah yang anak-anaknya rata-rata memiliki perilaku dan kebiasaan kurang baik,
lama-kelamaan Novi jadi terpengaruh juga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
e) Hasil wawancara dengan orang tua subjek 2 pada tanggal 4 Agustus 2010
Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua Novi, diketahui sebelumnya
mereka tidak mengetahui kalau anaknya sering melanggar disiplin disekolah, mereka
baru mengetahui setelah mendapat panggilan dari sekolah. Dirumah menurut mereka
Novi bukan anak yang nakal, hanya saja jika meminta sesuatu harus dituruti, jika tidak
biasanya Novi marah dan tidak mau bicara dengan orang tuanya. Novi memang tidak
pernah membantu pekerjaan rumah karena ada pembantu. Kegiatan Novi dirumah
diakui ibu novi memeng lebih banyak didalam kamarnya sendiri, apalagi fasilitas
dikamar yang disediakan orang tuanya cukup lengkap, yaitu televisi, tape dan PS.
Orang tua Novi berangkat kerja pagi hari dan pulang ke rumah pada sore hari. Mereka
tidak tahu persisnya jam berapa Novi pulang. Ketika malam hari orang tua Novi juga
menyuruhnya untuk belajar, tapi mereka memang tidak pernah mengecek apakah di
dalam kamar Novi benar-benar belajar atau tidak. Novi memang diberi uang saku lebih
oleh orang tuanya, mereka beralasan karena jarak rumah dengan sekolah cukup jauh
dan Novi membawa sepeda motor.
Sebab perilaku tidak disiplin dari subjek 1 dan 2 dipengaruhi oleh banyak hal.
Peneliti melakukan wawancara terhadap subjek maupun informan-informan sebagai
sumber data. Data yang diperoleh dari wawancara tersebut dapat digunakan untuk
mengungkap penyebab perilaku tidak disiplin yaitu faktor anak itu sendiri, faktor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
orang tua yang berkaitan dengan pola asuhnya dan faktor lingkungan anak dalam
bergaul baik di sekolah ataupun di luar sekolah. Faktor-faktor tersebut merupakan
dorongan dari pembentukan disiplin. Hal ini sesuai dengan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah (1985:34) yang mengolongkan menjadi dua
dorongan yang mempengaruhi ketidakdisiplinan yaitu:
a. Dorongan dari dalam diri manusia berupa pengetahuan kesadaran dan kemauan
untuk berbuat disiplin.
b. Dorongan yang datang dari luar, yaitu perintah, larangan, pengawasan, pujian,
ancaman, hukuman,ganjaran dan sebagainya.
Sebab perilaku tidak disiplin menurut para ahli yang lain dipengaruhi oleh
banyak hal antara lain :
a. Elizabet B Hurlock (1980:208) mengatakan bahwa remaja adalah masa
bermasalah karena ketidakmampuan mereka mengatasi masalah sendiri.
Maka banyak sekali kegagalan yang sering kali terjadi disebabkan oleh
ketidakmampuannya menyelesaikan masalah.
b. Sebab perilaku tidak disiplin pada siswa yang dipengaruhi oleh keluarga.
Ngalim Purwanto (1990:161) mengatakan bahwa keadaan dan suasana
keluarga memberikan pengaruh bermacam-macam. Sehingga keadaan
keluarga yang tidak harmonis atau kurang dalam memberikan penanaman
disiplin akan menyebabkan perilaku siswa menjadi tidak disiplin.
c. Sebab perilaku tidak disiplin pada siswa sangat dipengaruhi oleh
lingkungan sekolah. Elizabet B. Hurlock (1978:253) mengatakan bahwa
sekolah mempengaruhi perkembangan kepribadian anak dalam
mengembangkan sifat dan pembentukan konsep diri.
d. Sebab perilaku tidak disiplin dari teman sebaya atau masyarakat. Horrocks
dan Benimoff (dalam Elizabet B. Hurlock, (1985:214) mengatakan bahwa
pada masa remaja anak-anak lebih banyak di luar rumah bersama teman-
temannya yang sebaya. Karena itu maka pada waktu masa remaja pengaruh
dari lingkungan bermain sangatlah kuat, apabila siswa lebih banyak bergaul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
51
rasa disiplin dan ayah Agung tidak dapat memberikan contoh yang baik pada anak-
anaknya, dia memiliki perilaku tidak baik yaitu sering mabuk-mabukkan dan berjudi.
52
Agung lebih baik begitu daripada membuat keributan di dalam kelas yang dapat
mengganggu kegiatan belajar mengajar. Dari data diatas dapat diketahui bahwa
lingkungan subjek cukup berpengaruh pada pergaulannya, dimana kesadaran akan
disiplin terhadap tata tertib yang ada sangat kurang. Melihat siswa-siswa yang suka
membolos tidak menegur mereka. Teman-teman subjek pun terkesan tak ambil pusing
melihat subjek sering berperilaku tidak disiplin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
4) Sebab perilaku tidak disiplin dari lingkungan teman sebaya atau masyarakat
Berdasarkan wawancara dengan subjek 2, teman, guru BK dan wali kelas dapat
diketahui bahwa subjek 2 sering bergaul dengan teman-teman yang mempunyai
perilaku kurang baik, sehingga lama-kelaman Novi terpengaruh juga. Begitu juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
a. Subjek 1 (Agung)
Sebenarnya subjek 1 adalah siswa yang cerdas, menurut tes psikologis Iunya
114, tetapi nilai raportnya dibawah rata-rata kelas. Subjek 1 pernah tinggal kelas di
kelas VII, meskipun demikian dia tidak pernah merasa minder atau malu terhadap
teman-temannya dan tetap PD. Subjek 1 sering membolos, terlambat masuk kelas,
tiduran tidak memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru dan sering tidak
mengerjakan tugas yang diberikan guru. Di rumah subjek kurang mendapatkan
perhatian dari orang tuanya, apalagi ayah subjek mempunyai perilaku yang kurang
baik pula, yaitu suka mabuk dan berjudi. Ketika malam hari subjek lebih sering
menghabiskan waktu dengan nongkrong begadang bersama teman-teman
dikampungnya atau melihat tayangan televisi hingga larut malam, sehingga subjek
tidak pernah belajar dan sering bangun kesiangan.
b. Subjek 2 (Novi)
Seharusnya nilai-nilai subjek 2 bisa lebih baik dari pada sekarang, menurut tes
psikologis dia memiliki IU 115, termasuk dalam kategori anak yang cerdas. Rata-rata
nilai raport pada kelas VII semester pertama yaitu 7,5, tetapi pada semester berikutnya
menurun rata-rata nilai di raportnya menjadi 6,5. Berawal dari bergaul dengan teman-
teman yang nakal akhirnya subjek 2 terpengaruh juga. Dia sering membolos, terlambat
masuk kelas, tidak memperhatikan pada waktu pelajaran, membuat keramaian di kelas,
terlambat mengumpulkan tugas-tugas sekolah, memakai seragam sekolah tidak sesuai
dengan aturan sekolah, memakai sepatu dan ikat pinggang berwarna selain hitam.
Orang tua subjek selalu memenuhi keinginan subjek, fasilitas dirumahnya pun cukup
lengkap, tapi perhatian dari orang tua akan perkembangan subjek disekolah bagaimana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
dan dengan sapa dia bergaul kurang begitu memperhatikan. Dirumah subjek lebih
banyak menghabiskan waktu didalam kamar dengan main PS atau melihat tayangan
televisi.
a. Faktor Internal
Faktor Internal merupakan sebab yang terjadi dari diri sendiri atau individu,
dalam hal ini siswa yang melakukan pelanggaran tersebut. Kurangnya rasa tanggung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
jawab, kurangnya kesadaran ataupun kemauan untuk disiplin, rasa malas yang
berlebihan, keinginan untuk mendapatkan perhatikan, apatis dan masa bodoh.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan sebab yang terjadi dari pengaruh luar individu,
dalam hal ini diluar siswa yang melakukan pelanggaran, yaitu :
1) Lingkungan keluarga
Kurangnya perhatian dan pola asuh keluarga (orang tua) sangat berpengaruh
pada kedisiplinan siswa. Dengan penanaman kebiasaan disiplin didalam lingkungan
rumah sejak kecil dan perhatian yang cukup kepada anak, akan membuat anak terbiasa
disiplin terhadap tata tertib yang berlaku baik disekolah atau dimanapun dia berada.
Hasil penelitian pada ke dua subjek siswa SMP Negeri Karanganom Klaten diperoleh
data bahwa ke dua subjek kurang mendapatkan perhatian, pengawasan dan kontrol dari
orang tuanya, dalam lingkungan keluarga orang tua juga tidak terbiasa menanamkan
kesadaran untuk disiplin pada anggota keluarga khususnya anak-anak, karena orang
tua terlalu sibuk dengan kegiatan mencari nafkah diluar rumah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
3) lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat berpengaruh pada perilaku siswa, dengan
ditegakkan sanksi yang tegas berupa hukuman pada siswa yang sering melanggar tata
tertib akan membuat mereka jera. Jika toleransi berlebihan diberikan maka siswa akan
cenderung mengabaikan tata tertib yang berlaku disekolah misalnya hanya
memberikan teguran lisan meskipun berulang kali siswa melakukan pelanggaran
terhadap tata tertib sekolah, seharusnya siswa dikenai hukuman ataupun sangsi jika
lebih dari 3 kali melakukan pelanggaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
untuk kemudian diambil tindakan yang tepat dan sesuai dengan ukuran dari bentuk
pelanggaran yang dilakukan sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat.
b. Wali kelas
Wali kelas menjadi salah satu pihak yang mengerti secara langsung bentuk
perilaku melanggar kedisiplinan, karena wali kelas difungsikan menjadi pengganti
orang tua di sekolah. Segala bentuk pelanggaran ketidakdisiplinan siswa
dilaporkan oleh pihak lain kepada wali kelas, kemudian bekerja sama dengan guru
BK menangani permasalahan tersebut. Seperti halnya orang tua wali kelas
berusaha agar siswa yang diampunya menjadi lebih disiplin dan baik dengan
mengadakan pendekatan, memberikan nasehat saran dan motivasi. Penanganan
masalah ini diperlukan suatu ketegasan dalam upaya penegakkan kedisiplinan dari
peraturan yang berlaku, salah satunya dengan memberikan sanksi yang diharapkan
akan memberikan efek jera dan dapat mengubah perilaku siswa untuk lebih baik
dari sebelumnya. Sanksi itu bisa berupa hukuman skors tidak diperbolehkan
mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam waktu tertentu, diberikan tugas yang
berkaitan dengan materi pelajarannya dan membersihkan kelas atau kamar mandi
dalam beberapa hari. Semua hukuman hendaklah diberikan sesuai dengan
pelanggarannya dan tentu saja bersifat mendidik
60
keluarga yang memang memiliki masalah, seperti orang tua kurang dalam
memberikan perhatian, anak terlalu dimanja dan kurangnya kepedulian orang tua
terhadap pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Perilaku anak yang sering
melanggar tata tertib khususnya disekolah perlu mendapatkan perhatian lebih dari
orang tua untuk menanganinya, dengan memberikan teguran, arahan, pangawasan
dan hukuman sesuai diharapkan dapat mengubah perilakunya menjadi lebih
disiplin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
Latar depan sebagai akibat dari ketidakdisiplinan terhadap tata tertib sekolah
dapat dilihat subjek menjadi ketinggalan pelajaran, nilai-nilainya rendah bahkan
pernah tidak naik kelas, selain itu sering mendapat teguran oleh guru dan guru BK.
B. Implikasi
Bertitik tolak dari hasil penelitian sebagaimana yang telah disimpulkan maka
implikasi penelitian adalah sebagai berikut :
Perilaku siswa yang sering melanggar tata tertib disekolah atau tidak disiplin
memang harus lebih mendapatkan perhatian lagi secara khusus, dengan pemanggilan
pada siswa yang tidak disiplin dapat dilakukan melalui pendekatan, memberikan
arahan dan motivasi agar bisa mengubah perilakunya tersebut, jika siswa masih saja
tidak disiplin perlu adanya peringatan secara lisan, pemanggilan orang tua kesekolah
dan home visit. Jika diperlukan dapat dilakukan tindakan yang lebih tegas berupa
hukuman atau sanksi yang melibatkan atau bekerja sama dengan orang tua untuk lebih
memberikan perhatian dan kontrol kepada siswa agar siswa sadar dan dapat mengubah
perilakunya.
Perilaku tidak disiplin pada siswa salah satunya disebabkan oleh faktor
sekolah. Adanya kerjasama, perhatian dan kepedulian anggota di dalam lingkungan
sekolah untuk bersama-sama menegakkan disiplin terhadap tata tertib disekolah, maka
perilaku tidak disiplin oleh siswa perlahan-lahan dapat dihilangkan. Sekolah perlu
memiliki ketegasan dalam hal memberikan sanksi atau hukuman kepada pelanggar
disiplin. Lemahnya kontrol yang diterapkan dapat mempengaruhi kedisiplinan siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
Upaya yang lebih penting untuk menegakkan kedisiplinan sekolah adalah melalui
contoh-contoh perilaku disiplin oleh staf sekolah meliputi kepala sekolah, guru dan
administrasi khususnya guru adalah contoh segalanya bagi siswa.
Pendidikan bagi seorang anak yang pertama dan yang utama diperoleh dari
dalam keluarga. Orang tua adalah figur pendidik yang utama dan pertama. Orang tua
sebagai peletak dasar kedisiplinan. Pada umumnya pola hidup anak tidak jauh dari
kebiasaan yang terjadi dalam keluarga. Orang tua selain mendidik harus bisa menjadi
contoh atau teladan bagi anak-anaknya. Perilaku tidak disiplin pada siswa salah
satunya disebabkan oleh keadaan keluarga atau orang tua siswa. Adapun sebab itu
antara lain tingkat ekonomi orang tua yang lemah dan kurang mencukupi sehingga
orang tua harus bekerja keras dan tidak memiliki banyak waktu untuk memperhatikan
anak. Kesibukan orang tua bekerja dan hanya memenuhi kebutuhan anak dan
memanjakan anak dalam hal materi tanpa memberikan perhatian dan kontrol akan
membuat anak mencari kesenangan diluar rumah dari teman-teman bermainnya,
sehingga rawan bagi anak terjerumus dalam pergaulan yang tidak baik. Tegur sapa
antara orang tua dengan sangat diperlukan sebagai cara dan control untuk membangun
hubungan yang positif.
Perilaku tidak disiplin pada siswa salah satunya disebabkan oleh lingkungan
masyarakat. Adapun sebab itu di antaranya adalah keadaan masyarakat yang kurang
memperhatikan pendidikan, ketika melihat atau mengetahui siswa membolos hanya
didiamkan saja, tidak menegur atau diperingatkan, sehingga mereka merasa bebas dan
tidak merasa bersalah dengan perbuatannya. Masyarakat sebagai tujuan akhir dalam
kehidupan anak diharapkan memiliki kepedulian yang cukup terhadap cara bersikap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
anak, mengingat anak merupakan aset besar di dalam masyarakat yang dapat
mengembangkan masyarakat secar optimal.
C. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil dari penelitian ini antara lain
adalah:
1. Saran Bagi Siswa
a. Hendaklah siswa mentaati tata tertib dan segala peraturan yang berlaku di
sekolah.
b. Siswa dapat menganggap bahwa sekolah adalah rumah kedua dan guru sebagai
orang tua kedua, sehingga siswa merasa nyaman di sekolah.
c. Siswa berusaha untuk selalu menumbuhkan kesadaran pada diri sendiri dalam
berdisiplin tehadap semua peraturan yang berlaku, dan harus lebih bertanggung
jawab pada setiap tindakannya.
d. Siswa diharapkan dapat lebih memperhatikan dan menyenangi pelajaran,
sehingga dapat menumbuhkan kesadaran belajar dan perilaku yang dewasa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user