Anda di halaman 1dari 23

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pembinaan

1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah suatu usaha

yang dilakukan untuk pembinaan kepribadian yang mandiri dan sempurna

serta dapat bertanggung jawab, atau suatu usaha, pengaruh, perlindungan

dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada kedewasaan

anak itu, atau lebih cepat untuk membantu anak agar terampil dalam

melaksanakan tugas hidup sendiri. Pengaruh tersebut datang dari orang

dewasa, diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku pintar hidup

sehari-hari, bimbingan dan nasehat yang memotivasinya agar lebih giat

belajar, serta ditujukan kepada orang yang belum dewasa.

Menurut Yurudik Yahya pengertian pembinaan adalah suatu bimbingan

atau arahan yang dilakukan secara sadar dari orang dewasa kepada anak

yang perlu dewasa agar menjadi dewasa, mandiri dan memiliki kepribadian

yang dimaksud, yaitu mencapai aspek afektif, kognitif dan psikomotorik.1

Menurut Poerwadarmita pembinaan merupakan suatu usaha, tindakan

dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna hasil untuk memperoleh

hasil yang lebih baik.2

Istilah pembinaan berarti “pendidikan” yang merupakan pertolongan

yang diberikan secara sengaja oleh orang dewasa kepada anak yang belum

1
Yurudik Yahya Munawar Sholeh, 2005, Psikologi Perkembangan Jakarta, Rincka Cipta, hlm. 65.
2
Bukharistyle.blogspot.com:2012

19
20

dewasa. Selanjutnya pembinaan atau kelompok orang lain agar menjadi

dewasa atau mencapai tingkat kehidupan yang lebih tinggi dalam arti

mental.

Dari penjelasan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa pembinaan

merupakan suatu proses yang dilakukan untuk merubah tingkah laku

individu serta membentuk kepribadiannya, sehingga apa yang dicita-citakan

dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

1. Metode Pembinaan

Metode pembinaan adalah usaha yang dilakukan secara terus menerus

dan berkesinambungan, dilakukan secara sadar oleh lembaga dalam rangka

menumbuh kembangkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa

disertai spiritual yang kuat. Menurut kamus umum bahasa indonesia, model

berarti gambar, contoh dan model. Adapun pembinaan adalah usaha

tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna untuk

memperoleh hasil yang baik.3

Kedudukan metode dalam dunia pendidikan dan pembinaan adalah yang

sangat penting sekali, sebab tanpa adanya metode yang tepat maka tujuan

dari pendidikan itu tidak akan berhasil dengan baik. Adapun metode yang

dapat digunakan dalam pembinaan adalah:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang sering digunakan dalam

pembinaan. Metode ceramah yaitu suatu metode yang dalam

3
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta: Rineka Cipta,
1999), hlm. 99.
21

penyampaian materinya dengan menerangkan secara lisan, karena

dianggap paling mudah dan praktis untuk digunakan. Meskipun metode

ini mudah, akan tetapi metode ini memiliki beberapa kekurangan

diantaranya : Menonton siswa tidak aktif, informasi hanya satu arah, feed

back realitiv rendah, terlalu menggurui dan dirasa melelahkan bagi siswa

dan yang lainnya.4

b. Metode Ibrah

Metode Ibrah adalah metode mendidik siswa dengan menyajikan

pelajaran melalui perenungan terhadap suatu peristiwa yang terjadi pada

masa lalu atau disajikan sebagai contoh konkrit dengan tujuan untuk

menarik siswa pada pelajaran. Melalui metode ini, siswa diharapkan

dapat menggunakan kemampuan berfikirnya dalam memutuskan

tindakannya, sehingga siswa dapat memilih tuntutan akhlak yang terpuji

dan berguna bagi kehidupannya. Melalui metode ini siswa dapat pula

pengetahuan manfaatnya akhlak terpuji bagi kehidupan sehari hari,

sehingga ia akan terdorong untuk mengamalkannya.5

c. Metode Pembiasaan

Cara lain yang dapat di tempuh untuk pembinaan akhlak ini

adalah pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara

berkelanjutan. Pembiasaan merupakan pengalaman yang dibiasakan dan

sesuatu yang dibiasakan adalah sesuatu yang diamalkan. Oleh karena itu,

4
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta :Bumi Aksara,1770), hlm. 55.
5
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2014), hlm.
13-14.
22

uraian tentang pembiasaan mengamalkan kebaikan yang telah diketahui.

Inti pembiasaan adalah pengulangan.

Jika guru setiap masuk kelas mengucapkan salam, itu telah dapat dia

rtikan sebagai usaha membiasakan. Bila murid masuk kelas tidak

mengucapkan salam, maka guru mengingatkan agar bila masuk kelas

hendaklah mengucapkan salam, ini juga satu cara membiasakan.6

d. Metode Diskusi

Diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar fikiran melalui

suatu masalah. Maksud dari metode ini adalah proses pertemuan dua

atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal, dan saling

berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran tertentu melalui cara

tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecah

masalah. Metode ini adalah untuk melatih peserta didik agar mencari

argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang

kontroversial serta memiliki sikap demokratis dan saling menghormati

terhadap perbedaan pendapat.7

e. Metode Keteladanan

Cara lain yang tak kalah ampuhnya dari cara-cara diatas dalam hal

pembinaan akhlak ini adalah melalui keteladanan. Akhlak yang baik

tidak dapat dibentuk hanya dengan melalui pembelajaran, intruksi dan

larangan, sebab tabiat jiwa untuk menerima keutamaan itu tidak cukup

dengan hanya seorang guru mengatakan kerjakan ini dan kerjakan itu.

6
Ahmad Tafsier, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 213-214.
7
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 274.
23

Pada fase-fase tertentu, siswa memiliki kecenderungan belajar

melalui peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku orang

disekitarnya, khususnya pada guru yang utama orangtua. Metode

keteladanan biasa disebut uswah hasanah, dan akan lebih mengena

apabila muncul dari orang terdekat.

Guru menjadi contoh yang baik bagi murid muridnya, orang tua

menjadi contoh yang baik bagi anak anaknya, kyai menjadi contoh yang

baik bagi santri santrinya dan atasan menjadi contoh yang baik bagi

bawahannya.8

2. Tujuan Pembinaan

Pembinaan mental pada dasarnya berangkat dari landasan religius yang

terdapat pada Q.S At Taubah ayat 122 yaitu yang artinya :

‫َم ا َك ا َن اْل ْؤ ِم ُن َن ِلَيْنِف ْو ا َك ٓا َّفًة ۗ َفَل اَل َنَف ِم ْن ُك ِّل ِف َقٍة ِّم ْنُه َطٓاِئَفٌة ِّلَيـَتَف َّقُه ا ىِف‬
‫ْو‬ ‫ْم‬ ‫ْر‬ ‫ْو َر‬ ‫ُر‬ ‫ُم ْو‬ ‫َو‬

‫الِّد ْيِن َو ِلُيْنِذُر ْو ا َقْو َمُه ْم ِاَذا َر َجُعْۤو ا ِاَلْيِه ْم َلَعَّلُه ْم ْحَيَذ ُر ْو َن‬
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya kemedan perang.
Mengapa tidak pergi dari tiap tiap golongan antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang Agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.9

3. Macam-Macam Pembinaan

Pembinaan secara umum mencakup beberapa jenis, yaitu

a. Pembinaan orientasi

8
Ismail SM, 2011, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, cet VI, hlm. 17.
9
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang : Toha Putra,
1982), hlm. 163.
24

Pembinaan ini diadakan untuk sekelompok orang yang baru masuk

dalam suatu bidang hidup dan kerja. Bagi orang yang sama sekali belum

berpengalaman dalam bidangnya, pembinaan orientasi akan

membantunya mendapatkan hal-hal pokok.

b. Pembinaan kecakapan

Pembinaan ini bertujuan untuk membantu siswa guna

mengembangkan kecakapan yang sudah dimiliki atau mendapatkan

kecakapan baru yang diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya.

c. Pembinaan kepribadian

Pembinaan ini menekankan pada pengembangan sikap dan

kepribadian. Bagaimana untuk membantu orang mengenal dan

mengembangkan diri menurut gambaran atau cita-cita hidup yang

benar.

d. Pembinaan kerja

Pembinaan ini diadakan oleh suatu lembaga usaha bagi para

anggota sifatnya. Pada dasarnya pembinaan ini diadakan bagi mereka

yang sudah bekerja dalam bidang tertentu.

e. Pembinaan lapangan

Pembinaan ini bertujuan untuk menempatkan para peserta dalam

situasi nyata agar mendapat pengetahuan dan memperoleh pengalaman

langsung dalam bidang yang diolah dalam pembinaan. Pembinaan ini


25

akan membantu peserta untuk membandingkan situasi hidup dan kerja

ditempat yang dikunjungi.10

4. Fungsi-Fungsi Pembinaan

a. Fungsi pemahaman

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan

suatu pemahaman oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan

pengembangan siswa.

b. Fungsi pencegahan

Yaitu fungsi ini akan menghasilkan tercengahnya atau terhindarnya

siswa dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang dapat

mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan serta

kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangan. Bentuk dari

bimbingan itu antara lain, program pembimbingan karir, program

pengumpulan data dan program kegiatan kelompok.

c. Fungsi pengentasan

Fungsi ini digunakan sebagai pengganti istilah fungsi kuratif atau

fungsi terapeutik dengan arti pengobatan atau penyembuhan. Melalui

pengentasan ini akan membantu mengatasi berbagai permasalahan

yang dialami oleh siswa.

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan

Fungsi ini anak menghasilkan pembelaan terpeliharanya dan

berkembangnya potensi dan kondisi positif siswa dalam rangka

10
Yurudik Yahya Munawar Sholeh, 2005, Psikologi Perkembangan Jakarta, Rincka Cipta, hlm.
68.
26

pengembangan dirinya secara terarah dan berkelanjutan, dan

diharapkan dapat mencapai perkembangan kepribadian secara optimal.

e. Fungsi advokasi

Fungsi ini akan menghasilkan pembelaan terhadap siswa dalam

rangka upaya pengembangan seluruh potensi.11

Berdasarkan teori-teori diatas, dapat disimpulkan bahwa

pembinaan adalah suatu proses yang dilakukan untuk merubah tingkah

laku individu dengan melalui beberapa metode yang digunakan dalam

pembinaan tersebut yang membentuk kepribadiannya, sehingga apa yang

dicita-citakan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

B. Mental

1. Pengertian Mental

Mendengar kata mental sudah sangat familiar ditelinga kita, bahkan

dalam pelajaran sejarahpun kita sering menggunakannya, seperti halnya

revolusi industri, pahlawan revolusi, dll. Sedangkan kata mental atau

istilah panjangnya mentalitas adalah sebuah cara berfikir atau konsep

pemikiran manusia untuk dapat belajar dan merespons suatu hal.

Mental merupakan kata lain dari pikiran. Sehingga, mentalitas dapat

dikatakan sebagai cara berfikir tentang suatu hal. Cara seseorang berfikir

ini dipengaruhi oleh pengalaman, hasil belajar dan lingkungan juga dapat

mempengaruhi pola pikir tersebut.12

11
Yurudik Yahya Munawar Sholeh, 2005, Psikologi Perkembangan Jakarta, Rincka Cipta, hlm.
72.
12
Jamal Ma’mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter,
(Yogyakarta : DIVA Press, 2012), hlm. 55.
27

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, kata mental dapat

memiliki dua arti:

a. Mental dengan “e” seperti pada kata “bebek” berarti sesuatu yang

berhubungan dengan batin atau jiwa.

b. Mental dengan “e” seperti pada kata “tekan” berarti memantul

atau berbalik arah.

Kata mental dalam artian batin atau jiwa berasal dari bahasa latin

yaitu “mentalis”, dengan akar kata “men” yang berarti pikiran. Artinya

mental bermakna segala sesuatu yang berkaitan dengan aspek nonfisik

dari manusia seperti pikiran dan emosi.

Sementara itu mental dalam artian terpantul diambil dari kejadian

fisik, yaitu saat suatu benda yang bersifat elastis menumbuk benda lain.

Jika benda yang ditumbuk ini memiliki inersia yang sebanding atau lebih

besar, maka benda menumbuk mungkin akan berubah arah geraknya.

Namun meski kata mental ini diambil dari kejadian fisik, kata mental

dapat pula digunakan untuk menunjukan penjelasan kejadian nonfisik

contohnya “Setiap nasihat yang kuberikan selalu mental”. Dalam kalimat

tersebut, kata mental bermakna keti manjuran.13

1. Jenis Mental

Mengidentifikasi mental pada anak adalah hal yang sulit dilakukan

anak anak memiliki perbedaan yang besar di bandingkan dengan orang

dewasa, karena mereka akan mengalami perubahan fisik, mental, dan

13
Brainly.co.id/pengertian mental/2071546.
28

emosional selama tumbuh kembangnya. Anak anak juga biasanya belajar

beradaptasi, serta mengatsi masalah dengan orang lain disekitarnya.14

Setiap anak juga beranjak dewasa pada waktunya sendiri, dan apa

yang dianggap normal pada anak anak masuk dalam batasan yang luas

dari perilaku dan kemampuan mereka. Oleh karena itu, diagnosis apapun

mengenai gangguan mental harus mempertimbangkan seberapa baik anak

berfungsi dirumah, dalam keluarga, disekolah dan dengan teman teman

sebayanya.

Jenis gangguan jiwa pada anak dan ada beberapa tipe berbeda dari

gangguan mental yang dapat mempengaruhi anak dan remaja diantaranya

adalah :

a. Gangguan kecemasan

Salah satu jenis gangguan mental pada anak adalah gangguan

kecemasan. Anak anak dengan gangguan kecemasan akan merespon

situasi tertentu dengan ketakutan, dan menunjukan tanda-tanda fisik

dari kecemasan, seperti detak jantung cepat dan berkeringat.

b. Attention deficit / hyperactivity disorder

Anak anak dengan ADHD umumnya memiliki masalah dalam

berkonsentrasi atau memerhatikan sesuatu, tidak bisa mengikuti

arahan dan mudah bosan atau prustasi dengan tugas-tugas yang

diberikan. Mereka juga cenderung untuk selalu bergerak dan

impulsife tidak berfikir sebelum bertindak.

14
Badan Pengembangan dan Pembinaan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta, 2016, hlm. 172.
29

c. Gangguan perilaku disruftif

Anak dengan gangguan mental ini memiliki kecenderungan

untuk melanggar aturan dan sering kali disruftif dalam lingkungan

yang terstruktur, seperti sekolah.15

2. Gejala Gangguan Mental

Gejala gangguan mental pada anak bentuknya berbeda-beda, tergantung

pada jenis gangguan mental yang dialami. Namun beberapa gejala umumnya

terjadi, antara lain:

a. Ketidakmampuan untuk menghadapi masalah dalam kegiatan sehari-

hari.

b. Perubahan kebiasaan tidur atau makan.

c. Adanya keluhan penyakit fisik yang berlebih.

d. Menantang peraturan, bolos sekolah, mencuri atau merusak barang.

e. Memiliki kekuatan yang kuat untuk menambah berat badan.

f. Pemikiran negatif jangka panjang.

g. Ledakan amarah yang sering terjadi tanpa sebab.

h. Penurunan prestasi di sekolah seperti menurunnya nilai dan lain lain.

i. Kehilangan minat untuk bermain dengan teman temannya atau

kegiatan yang bisa dilakukan.

j. Lebih sering menghabiskan waktu sendiri.

k. Cemas yang berlebihan.

l. Hiperaktif

m. Mimpi buruk terus menerus.


15
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 1983), hlm. 19.
30

n. Perilaku yang agresif dan sulit diatur

o. Berhalusinasi16

Hingga saat ini, belum ada penyebab gangguan mental pada anak yang

pasti. Namun, beberapa penelitian mengidentifikasi bahwa adanya kombinasi

antar faktor biologis, keturunan, trauma dan stres bisa menjadi salah satu

penyebabnya.17

3. Faktor Gangguan Mental

a. Biologis

Faktor psikologis adalah faktor yang erat kaitannya dengan fisik, otak,

genetik, sensorik dan faktor ibu selama kehamilan.

b. Psikologis

Faktor sosial budaya adalah faktor yang dipengaruhi oleh ikatan

emosional anak dengan orangtua,kemampuan kognitif dalam proses

belajar, pemenuhan kebutuhan serta emosi yang belum matang.

c. Sosial budaya

Faktor sosial budaya adalah faktor yang dipengaruhi oleh adanya

kesehatan dalam budaya seperti status sosial, hubungan sosial, keluarga,

perubahan sosial dan konflik dalam hubungan sosial. Sosial budaya yang

sangat banyak mempengaruhi kesehatan mental seseorang datang dari

sosial media. Salah satu menentang arus utama dapat berakhir dengan

hujatan dari para warga-net.

d. Lingkungan

16
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 1983), hlm. 15.
17
WebMd. https://ww.webmd.com/mental-health/mental-illness-children
31

Faktor lingkungan adalah faktor yang dapat menjadi hambatan atau

dukungan dalam hal kesehatan sosial. Sebuah lingkungan yang positif

dapat memberikan dampak yang baik, namun lingkungan yang buruk

seperti adanya polusi udara atau suara, pencemaran lingkungan dan faktor

alam lainnya dapat mengganggu kesehatan mental.18

4. Ruang Lingkup Kesehatan Mental

Ruang lingkup kesehatan mental nyatanya sangat luas dimana

lingkungan ini terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:

a. Kesehatan mental dalam keluarga

Peran keluarga dalam pendidikan anak sangat besar hal inipun

berlaku untuk kesehatan mentalnya. Dimana kita sebagai pendidik

ditantang untuk bisa mengelola keluarga untuk menciptakan keadaan

yang sangat baik.

b. Kesehatan mental di sekolah

Peran guru dalam psikologi perkembangan memang sangat besar,

namun lingkungan sekolah tidak hanya berdiri dari guru saja, sugesti

bahwa perkembangan kesehatan mental siswa ataupun ketika anak

menjadi siswa akan dipengaruhi oleh iklim emosional di sekolah.

c. Kesehatan mental di tempat kerja

Akan sulit memang memelihara kesehatan mental di tempat yang

terekan, dimana lingkungan kerja salah satunya bisa memainkan peran

penting dalam kehidupan manusia dimanapun berada.

d. Kesehatan mental dalam kehidupan politik


18
Ngali Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung PT Remaja Rosdakarya, hlm 2.
32

Membicarakan politik tidak akan pernah ada habisnya, kesehatan

mental sebenarnya menjadi yang nomor satu diruang lingkup ini. Tidak

sedikit orang yang masuk ke dalam dunia politik yang mengidap

gangguan mental.

e. Kesehatan mental di bidang hukum

Hukum adalah salah satu lembaran yang dianggap paling adil dan

tidak mengenal hati. Jika seorang hakim perlu memiliki pengetahuan

mengenai kesehatan mental maka jawabannya sangat benar. Dimana

hakim ditugagskan untuk dapat mendeteksi tingkat mental terdakwa

atau para saksi saat proses pengadilan berlangsung.19

5. Mental dalam Perspektif Agama, Sosial, dan Psikologi20

a. Kesehatan mental dalam Islam

Kesehatan mental terdiri dari dua kata yang di alih bahasakan dari

istilah mental begiane, yaitu suatu disiplin ilmu yang membahas kesehatan

mental atau kesehatan jiwa, yang dalam bahasa Arab disebut Al-Sihhah

Al-Nafsiyah. Pendapat para filsuf muslim tentang kesehatan mental Islam :

1) Al-Kindi 185-252 / 801-866 M

Al-Kindi adalah seorang yang cerdas dan berwawasan luas. Pandangan

Al-Kindi tentang jiwa adalah merupakan gabungan antara pendapat

Aristoteles dan berencana untuk jiwa manusia terbagi menjadi tiga

19
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 1983), hlm. 17.
20
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, ( Jakarta: Amzah, 2013), hlm. 14-20.
33

daya, yaitu jiwa syahwat, jiwa emosional, dan jiwa rasional. Jiwa

tersebut akan tetap kekal meski badan hancur.

2) Abu Bakar Ar-Rajji 250-313 H / 864-125 M

Abu Bakar Muhammad tempat sampah Zakaria Ar-Rajji, beliau adalah

seorang dokter yang terkenal dalam dunia Islam pada masanya dan pada

buruk pertengahan baik didunia timur juga dunia anak nakal. Beliau

adalah dokter yang pertama kali menggunakan bahan kimia dalam

pengobatan.

3) Al-Farbi 259 – 339 H / 87-150 M

Pemikiran Al-Farbi tentang kesehatan mental kita dengan daya fantasi,

jika daya fantasi seseorang sangat kuat tidak di sibukan dengan hal hal

indrawi yang masuk melalui indra, tidak sedang melayani data rasional

maka bisa menghayalkan semua hal yang diberikan akal aktif melalui

peniruannya terhadap hal-hal yang bersifat indrawi yang terlihat

kemudian benar membuat sketsa untuk objek indrawi itu di dalam daya

pengindraan.

4) Ibnu Sina 370 – 428 H / 980 – 1037 M

Pertama, hasrat dan dorongan jiwa mengikuti mimpi. Dalam hal ini

imajinasi yang mendorong kehendak hasrat yang di inginkan. Kedua,

pengaruh fikiran terhadap tubuh, yaitu pengaruh log dan kemauan.

Ketiga, sungguh log yang kuat, seperti rasa takut bisa rusak tempramen

pegetatif. Keempat, gembira atau sedih merupakan keadaan keadaan

mental diantara memiliki pengaruh fungsi-fungsi pegetatif. Sebenarnya


34

jika jiwa cukup kuat, maka jiwa bisa menyembuhkan dan menyakitkan

badan berbaring tanpa sarana apapun.

5) Ibnu Hazam 384 – 456 H / 994 – 1064 M

Menurut Ibnu Hazam, setelah membantah semua pendapat pendapat

ilmuan tersebut, besar besaran menetapkan keberadaan jiwa bersifat non

fiksi, maka besar besaran berbicara jiwa adalah mempersepsikan semua

hal, ya tubuh, bersifat efektif, rasional, memiliki kemampuan

membedakan, dinamis, memiliki kemampuan dialog, dan terbebani.

6. Karakteristik Kesetahan Mental dalam Pendidikan Islam

a. Memiliki kemampuan untuk master dan berintegrasi sebenarnya.

b. Memiliki sikap kepribadian atau sikap batin yang positif terhadap

dirinya.

c. Memiliki kemampuan mengualitaskan diri.

d. Mkampu melanjutkan integrasi fungsi-fungsi psikis.

e. Memiliki antoni diri mencakup tidak pengaturan kelakuan diri dalam

atau dari kelakuan kelakuan bebas.

f. Memiliki presefsi dan objektif terhadap realitas, dan memiliki

kepekaan sosial.21

7. Kesehatan Mental Dalam Psikologi

Dasar psikolog dari abnormalitas mental atau ketidak sehatan mental

adalah ketidak mampuan individu melanjutkan realita, yang membuahkan

banyak konflik mental pada dirinya. Biasanya penderita yang tidak sehat

mentalnya adalah individu yang tidak mampu atau sengaja tidak mau
21
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, ( Jakarta: Amzah, 2013), hlm. 25.
35

memikul tanggung jawab kedewasaan. Misalnya karena tekanan ekonomis

yang sangat berat dikecewakan dalam cintanya, ketidak samaan fisik dan oleh

pengalaman yang sangat tidak menyenangkan, menjadi orang takut, lalu

mencoba mengingkari atau menolak tanggung jawab sendiri.22

Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa mental

bermakna kepada segala sesuatu yang berkaitan dengan aspek non fisik dari

manusia seperti pikiran dan emosi, yang secara tiba-tiba dapat terganggu oleh

hal apapun. Baik terganggu pikirannya ataupun emosinya.

2. Ekstrakulikuler

1. Pengertian Ekstrakulikuler

Ekstrakulikuler merupakan kegiatan pendidikan diluar jam pelajaran

yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didik, sesuai

dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan

yang secara khusus di selenggarakan oleh peserta didik dan tenaga

pendidikan yang berkemampuan atau berkewarga negaraan di sekolah.

Menurut Wiyani kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan yang

dilakukan dalam mengembangkan aspek aspek tertentu dari apa yang

ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang

berhubungan dengan bagaimana penerapan yang sesungguhnya dari ilmu

pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntunan

kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.23

22
Yusuf, Syamsyu, Mental dalam Kajian Psikologi dan Agama, (Bandung : Bani Quraisyi
Kartono, 2014), hlm. 59.
23
Haris Herdiansyah, 23 Wawancara dan Observasi, sebagai pembahasan data kualitatif
36

Berdasarkan Permendikbud no 62 tahun 2014 kegiatan

ekstrakulikuler adalah kegiatan kulikuler yang dilakukan oleh peserta

didik diluar jam pelajaran kegiatan intrakulikuler dan kegiatan

kokulikuler, dibawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan,

bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,

kepribadian, kerjasama dan kemandirian peserta didik secara oftimal

untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan ekstrakulikuler

merupakan kegiatan peserta didik yang dilakukan di luar jam pelajaran di

bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan untuk

mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, dan kemandirian

peserta didik secara optimal.

1. Tujuan Ekstrakulikuler

Menurut peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan Indonesia No 62

tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakulikuler ayat 2 yaitu kegiatan

ekstrakulikuler diselenggarakan dengan tujuan mengembangkan potensi

bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta

didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

Menurut kajian Anifral Hendri 2008:2 tujuan ekstrakulikuler adalah

sebagai berikut :

a. Pengembangan, yaitu kegiatan ekstrakulikuler yang bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan dan kreatifitas peserta didik sesuai

dengan potensi, bakat dan minat mereka.


37

b. Sosial, yaitu kegiatan ekstrakulikuler untuk mengembangkan

kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

c. Rekreatif, yaitu kegiatan ekstrakulikuler bertujuan untuk

mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan

menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang potensi

perkembangan.

d. Persiapan karir, yaitu kegiatan ekstrakulikuler bertujuan untuk

mengembangkan kesiapan karir peserta didik .

2. Sasaran Kegiatan Ekstrakulikuler

Bila diamati secara menyeluruh, maka sasaran umum pelaksanaan

kegiatan ekstrakulikuler sangat erat kaitannya dengan tujuan umum

pendidikan nasional yang termuat dalam UUD No 2 Tahun 1989 tentang

sistem pendidikan nasional. Disamping untuk meningkatkan potensi, sarana

mencapai kemajuan yang cakap, cerdas, dan sehat.24

Sasaran ini sejajar dengan pola pengembangan sumber daya manusia

dalam arti bahwa mereka memerlukan pertolongan untuk mengembangkan

potensi yang ada sehingga bentuk bentuk pendidikan yang mereka ikuti

selama ini bukan hanya bentuk pengisian rasio yang hanya sebatas teori tetapi

juga dalam bentuk praktek, sehingga dengan keterpaduan ini akan menjadi

pola abstraksi pada situasi kongkrit antara situasi khusus baik berupa ide atas

kemampuan lain dari siswa.25

24
Republik Indonesia, Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 45 ayat (1).
25
Departemen Agama R.I., Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor Dj/12A
Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam pada
Sekolah tanggal 8 Januari 2009.
38

Dengan terakomodasinya potensi afektif dan psikomotrik siswa maka

akan tumbuh rasa tanggung jawab siswa sebagai bagian dari pelayan

masyarakat. Hal tersebut, sesuai dengan fungsi dan peranan sekolah sebagai

berikut :

a. Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Meningkatkan kecerdasan.

c. Meningkatkan keterampilan dan mempersiapkan tenaga terampil,

serta dapat meningkatkan produksi.

d. Menghasilkan penemuan penemuan sebagai bahan atau konsep

pembangunan masyarakat.26

Pencapaian tujuan tersebut, adalah rumusan yang harus di jangkau oleh

setiap pendidikan dalam arti bahwa pendidikan adalah bentuk

pengembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan

kepribadian.

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan ekstrakulikuler

merupakan kegiatan peserta didik yang dilakukan di luar jam pelajaran, di

bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan untuk

mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, dan kemandirian

peserta didik secara optimal.

2. Khutbah

1. Pengertian Khutbah

Khutbah, secara bahasa merupakan ceramah atau pidato. Dan

khutbah secara istilah merupakan kegiatan ceramah yang disampaikan


26
Fuad Ikhsan, Dasar Dasar Kependidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1775), hlm. 100.
39

kepada sejumlah orang Islam dengan syarat dan rukun, baik berupa

peringatan, pembelajaran, atau nasihat. Khutbah merupakan salah satu

cara yang dipakai untuk mengkomunikasikan pesan dalam tradisi kristen,

pesan ini didasarkan pada apa yang tertulis di dalam Alkitab atau yang

biasa di sebut kabar baik. Dalam bahasa Yunani, kabar baik ini di sebut

Yunani eungalion.

Khutbah yang ada dalam Agama Islam seperti khutbah idul fitri,

khutbah idul adha, khutbah jumat, khutbah gerhana, khutbah nikah, dan

khutbah wukuf di arafah. Apabila khutbah sedang dikhotbahkan, para

jamaah harus mendengarkan dan mentimak dengan khitmat. Menurut

Tata Sukayat, khutbah adalah ucapan, ceramah, pidato dan istilah-istilah

lainnya yang semakna dengan khutbah27

Menurut Moh Ali Aziz, Khutbah sudah bergeser dari pidato secara

umum menjadi pidato atau ceramah agama dalam virtual keagamaan28

2. Tujuan Khutbah

Tujuan khutbah ialah :

a. Memperkuat keimanan dan melindungi kaum muslimin

b. Mengingatkan agar selalu ingat kepada Allah SWT

c. Pendidikan dan pengajaran

d. Memperbaiki moral dan akhlak

e. Memperkuat persaudaraan

f. Melindungi persatuan umat Islam dan persatuan bangsa

27
Tata Sukayat, Quantum Dakwah (Jakarta : Rineka Cipta, 2009 ), hal 128
28
Moh,Ali aziz, Ilmu Dakwah, (Edisi Revisi) Jakarta:Kencana, 2012) hal 29
40

3. Jenis Khutbah

Jenis Khutbah ialah :

a. Khutbah Jumat

Khutbah jumat dilaksanakan pada hari jumat saat pelaksanaan shalat

jumat, dilaksanakan setelah masuk waktu zuhur dan sebelum shalat

jumat.

b. Khutbah Iedul Fitri dan Iedul Adha

Khutbah ini dilaksanakan setelah selesai shalat iedul adhan dan iedul fitri.

c. Khutbah Istisqo

Khutbah ini dilaksanakan setelah shalat istisqo selesai dilaksanakan,

shalat istisqo sendiri adalah shalat untuk meminta hujan.

d. Khutbah Gerhana

Khutbah ini dilakukan setelah selesai shalat gerhana, baik itu gerhana

bulan maupun gerhana matahari.

e. Khutbah Nikah

Khutbah nikah adalah khutbah yang dilakukan sebelum ijab kabul yang

dilakukan oleh ustadz atau ulama.

Berdasarkan teori di atas, khutbah adalah ceramah atau pidato yang

durasi penyampaiannya pada umunya relatif singkat. Khutbah juga secara

istilah merupakan kegiatan ceramah yang disampaikan kepada sejumlah


41

orang Islam dengan syarat dan rukun, baik berupa peringatan, pembelajaran,

atau nasihat.

Anda mungkin juga menyukai