Anda di halaman 1dari 3

CONTOH SURAT PERJANJIAN JUAL – BELI BARANG

Yang bertanda tangan dibawah ini

1. ALDO EKA PUTRA, pengusaha, 20 tahun, kiliran, 085262307719, dalam hal ini atas nama diri
pribadi atau kelompok atau perusahaan yang selanjutnya disebut:

PIHAK PERTAMA

2. FAREL SANJAYA, pengusaha, 90 tahun, koto lamo, 085363298630, dalam hal ini atas nama
diri pribadi atau kelompok atau perusahaan yang selanjutnya disebut:

PIHAK KEDUA

Kedua belah pihak bersepakat untuk pengadakan ikatan perjanjian jual – beli dimana syarat dan
ketentuannya diatur dalam 9 (sembilan) pasal, seperti berikut dibawah ini:

Pasal 1

RUMAH

PIHAK PERTAMA setuju untuk menjual dan menyerahkan kepada PIHAK KEDUA yang setuju untuk
membeli dan menerima penyerahan dari PIHAK PERTAMA

-barang : rumah

-jenis barang : rumah 3 lanta

-kondisi : 7 kamar mandi

-luas lantai : luas lantai 8000

-luas tanah : 1000m2

Dijual dengan harga 2.300.000.000 (dua miliar tiga ratus juta rupiah) yang untuk selanjutnya disebut.
Keterangan dari rumah yang dijual

Pasal 2

JAMINAN
PIHAK PERTAMA menjamin bahwa BARANG yang dijualnya adalah milik sah diri pribadi, tidak ada orang
atau pihak yang lain yang turut memilikinya dan sebelumnya tidak atau belumpwenah di juan atau
dipindahkan hak nya atau dijaminkan kepada orang atau pihak lain dengan cara bagaimana pun juga.

Pasal 3

HARGA BARANG

Harga BARANG disepakati dua miliar tiga ratus juta rupiah, sehingga harga keseluruhan BARANG
tersebut diatas adalah dua miliar tiga ratus juta rupiah

Pasal 4

CARA PEMBAYARAN

Untuk pembayaran barang tersebut PIHAK KEDUA menerapkan cara pembayaran dengan syarat dan
ketentuan yang telah disepakati PIHAK PERTAMA yaitu.

1. Uang muka atau DP sebesar 50% dari keseluruhan harga BARANG yaitu 2,3M di bayar PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA setelah penandatanganan surat perjanjian ini
2. Surat perjanjian ini diberlakukan sebagai kwintitas dari penerimaam pembayaran uang
muka dari PIHAK KEDUA disebut.
3. Uang pelunasan pembayaran sebesar 50% dari keseluruhan harga BARANG, yaitu 115juta di
bayarkan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA setelah keseluruhan BARANG tiba di
tempat PIHAK KEDUA dengan selamat dan kondisi baik

Pasal 5
SANGSI ATAS KETERLAMBATAN PENGIRIMAN BARANG

Apabila PIHAK PERTAMA terlambat atau lalai melakukan pengiriman atau tidak dapat menyerahkan
BARANG seperti disebut pasal 4 sedangkan masalah tersebut tidak dikarenakan adanya force majeure,
maka PIHAK PERTAMA dikarenakan sangsi berupa denda sebesar 50% atau sebesar serratus dua puluh
juta rupiah dari nilai akad transaksi dari pembayaran yang telah di terima PIHAK PERTAMA.

PASAL 6

FORCR MAJUERE

Yang dinamakan force majeure adalah hal hal yang terjadi di luar kekuasaan PIHAK PERTAMA seperti

1. Bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, petir, angina topan, serta kebakaran
yang disebabkan oleh exstrim yang mengganggu kelangsungan perjanjian ini.
2. Huru hara, kerusuhan pemberontakan dan perang.
3. Apabila keterlambatan atau kelalaian tersebut di karenakan PIHAK KEDUA maka PIHAK
PERTAMA tidak dapat di wajibkan untuk membayar uang denda

Pasal 7

PENYELESAIAN PENYELISIHAN

Apabila perjadinya penyelisihan di antara kedua belah pihak maka kedua bela puhak bersepakat untuk

1. Menyelesaikan secara kekeluargaan atau musyawarah pada tahap pertama


2. Apabila jalan kekeluargaan atau musyawarah tersebut tidak memuaskan kedua belah pihak
maka perselihsihan ini akan diselesaikan menurut hokum yang berlaku dan kedua belah pihak
bersepakat untuk memilih domisilih di kantor kepaniteran negri sijunjung

Pasal 8

PENUTUP

Surat perjanjian ini di buat diatas kertas bermatrai secukupnya ditandatangani dengan dibuat rangkap
yang berkualitas hukum yang sama serta masing-masing dipegang oleh kedua belah pihak.

Dibuat di kantor amanah

Tanggal : 22-02-2022

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai