Anda di halaman 1dari 2

Surat Kabar Kompas Edisi Rabu, 21 Agustus 2019

Surat kabar yang saya baca adalah koran Kompas edisi Rabu, 21 Agustus 2019. Di edisi
ini, terdapat berita-berita dari bermacam-macam bidang. Yang pertama yaitu, bidang hukum dan
politik. Dimulai dari kasus unjuk rasa yang terjadi di Papua dan Papua Barat yang diduga karena
ujaran bernada rasisme di Surabaya dan Malang. Lalu berita mengenai Muhaimin Iskandar yang
kembali dipilih sebagai ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa periode 2019-2024. Wawancara
khusus Presiden Joko Widodo mengenai pentingnya mengelola daerah dengan hati-hati. Inovasi
pemerintah mengenai program lansia yang belum berkembang. Seruan damai dari alim ulama
terkait dengan banyaknya kejadian perpecahan dan kerusuhan mengenai ras, suku, dan agama di
Indonesia. Gugatan mengenai ambang batas pencalonan kepala daerah yang dinilai tidak
memiliki dasar di konstitusi. Perlunya evaluasi terkait sistem kerja jaksa yang rawan praktik
koruptif. Hoaks dan ujaran kebencian yang diperkirakan akan terjadi pada Pilkada 2020. Dan
yang terakhir mengenai janji pemerintah tentang ibu kota RI baru yang tidak akan dibangun di
areal Taman Hutan Raya Bukit Soeharto Pulau Kalimantan.
Yang kedua yaitu, bidang internasional. Dimulai dari tekad pemerintah yang menjadikan
Indonesia sebagai jembatan penghubung perdagangan bagi Benua Afrika di wilayah Asia
Tenggara dan bahkan Asia secara menyeluruh. Lalu tentang Presiden Perancis Emmanuel
Macron dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang sepakat untuk mengakhiri konflik di Ukraina
timur. Larangan Zakir Naik untuk tidak mengikuti kegiatan umum di Malaysia. Perdana Menteri
Thailand yang mengumumkan kebijakan pembebasan biaya visa di tempat kedatangan bagi turis
asal 18 negara. Isu mengenai tanker Amerika Serikat yang menekan Yunani. Dan pemerintah
Indonesia yang memperkuat kerja sama dengan Afrika di bidang infrastruktur.
Yang ketiga mengenai bidang ekonomi. Dimulai dari lampiran ringkasan laporan
keuangan pemerintah pusat tahun 2018. Pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang
diharapkan dapat menyusun strategi kebijakan ekonomi yang ampuh di masa mendatang.
Pengoptimalan biodiesel yang diyakini dapat mengurangi impor minyak. Dan India yang masih
memerlukan produk sawit dari Indonesia. Yang keempat mengenai bidang olahraga. Dimulai
dengan Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriani yang mengikuti Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis di
Bassel, Swiss pada tanggal 19-15 Agustus 2019. Dan juga Windy Cantika Aisah atlet lifter putri
kelas 49 kg yang merebut tiga medali emas pada Kejuaraan Nasional Angkat Besi di GOR Tri
Lomba Juang, Bandung. Dan yang terakhir mengenai hari kemerdekaan RI ke-74 lalu yang
dirayakan oleh Komunitas 1000 guru dengan berkunjung ke lokasi gempa Lombok 2018.
Setelah membaca berbagai macam berita tersebut, perasaan saya adalah kagum pada tim
dari koran Kompas yang dapat merangkum berbagai masalah dan peristiwa yang terjadi di dalam
negeri maupun di luar negeri secara padat dan jelas. Tetapi tidak sedikit juga berita yang saya
kurang pahami baik dari kata-kata maupun isi dari berita itu sendiri. Saya juga merasa sedikit
lelah saat membaca berita dari koran, karena tampilan huruf-hurufnya yang kecil dan sedikit
kurang menarik bagi saya. Tetapi selebihnya, saya menghargai dan mengapresiasi tim koran
Kompas atas kerja keras mereka agar masyarakat Indonesia dapat membaca dan mengetahui
masalah dan peristiwa yang sedang berputar di dunia khususnya di Indonesia.
Pendapat yang terakhir mengenai apakah koran akan mati atau dapat bertahan? Menurut
saya, jika dilihat dari perkembangan teknologi yang saat ini sudah semakin canggih, koran dapat
mati perkembangannya. Internet memiliki kelebihan yang lebih banyak dibandingkan koran
dalam mengakses berita. Dan juga iklan-iklan yang terdapat di koran dapat berpindah dengan
memasang iklan pada situs-situs di internet. Terlebih lagi banyaknya pengguna internet yang
mempunyai sosial media yang akan lebih memudahkan mereka untuk mencari berita.

Anda mungkin juga menyukai