Mata Kuliah:Perpajakan
Dosen pengampu:
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
NAMA NIM
Puji dan syukur kami panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat, dan karuniaNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Rekayasa Ide ini dengan baik untuk memenuhi tugas dari mata kuliah perpajakan. Terima kasih
juga kami ucapkan kapada pihak-pihak yang telah membantu kami menyelesaikan tulisan ini ,
terutama kepada Dosen Pengampu Ibu Sondang Aida Silalahi,M.Si.
Kami menyadari bahwa mungkin masih ada kekurangan dan kesalahan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki mini reseacrh ini ke waktu yang akan datang.
Akhir kata kami berharap makalah CBR ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pembaca. Terima Kasih.
PENULIS
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I. PENDAHULUAN
A. Buku Utama
B. Buku Pembanding
Bab IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Karena pentingnya kritik buku di kalangan mahasiswa maka dengan ini penulis melakukan
kritik buku yang bertema “Perpajakan ” Adapun alasan penulis mengkritik buku ini adalah
untuk memnuhi tugas yang telah disepakati pada kontrak perkuliahan mata kuliah Perpajakan
dan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, menambah wawasan, serta untuk
menjelaskan kekurangan dan kelebihan buku ini agar lebih baik lagi kedepannya.
C. Manfaat CBR
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan
Untuk menambah pengetahuan tentang Perpajakan khususnya mengenai Pph Pasal 22
d. Identitas Buku
A.BUKU UTAMA
C.BUKU PEMBANDING II
A. Buku Utama
PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 22 adalah Pph yang dipungut oleh :
1. Bendaharawan pemerintah Pusat/Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-
lembaga negara lainnya, berkenan dengan pembayaran atas penyerahan barang;
2. Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan
di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.
Pemungut Pph Pasal 22
1. Bank Devisa dan Dirjend Bea dan Cukai, atas impor barang;
2. Dirjend Anggaran, Bendaharawan Pemerintah Pusat/Daerah, yang melakukan pembayaran
atas pembelian barang;
3. BUMN/BUMD, yang melakukan pembayaran atas pembelian barang dari belanja negara
dan/atau belanja daerah;
4. Bank Indonesia (BI), BPPN, Bulog, PT.Telkom, PT PLN, PT. Garuda Indonesia,
Pt.Indosat, PT. Krakatau Steel, Pertamina, dan Bank BUMN yang melakukan pembelian
dengan dana yang bersumber dari APBN maupun non APBN;
5. Badan usaha yang bergerak dibidang industry baja dan industry otomotif, yang ditunjuk
oleh kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri;
6. Pertamina dan badan usaha selain pertamina yang bergerak di bidang bahan bakar minyak
jenis premix dan gas, atas penjualan hasil produksinya;
7. Badan usaha industry dan eksportir sector pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan
yang ditunjuk oleh kepala kantor pelayanan pajak atas pembelian bahan-bahan kebutuhan
untuk industri dan eksport mereka dari pedagang pengumpul.
Atas penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak di bidang;
1. Industri semen sebesar 0.25% dari dasar pengenaan pajak (DPP) pajak Pertambahan Nilai
(PPN);
2. Industri kertas sebesar 0,1% dari DPP PPN;
3. Industri baja sebesar 0.3% dari DPP PPN;
4. Industri otomotif sebesar 0,45% dari DPP PPN;
5. Industri obat sebesar 0,3% dari DPP PPN;
Yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di
dalam negeri;
Besarnya pungutan PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi pertamina yang bergerak di
bidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas kepada penyalur dan/atau agennya:
1. Premium untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3% dan untuk SPBU Pertamina sebesar
0,25%
2. Solar untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0.3% dan untuk SPBU Pertamina sebesar 0.25%
3. Premix untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3% dan untuk SPBU Pertamina sebesar 0,25%
4. Minyak tanah sebesar 0,3%
5. Gas LPG sebesar 0,3%
6. Pelumas sebesar 0,3%
1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas impor barang;
2. Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Bendahara Pemerintah baik di tingkat Pusat ataupun
di tingkat Daerah, yang melakukan pembayaran atas pembelian barang;
3. Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, yang melakukan pembelian
barang dengan dana yang bersumber dari belanja negara (APBN), dan/atau belanja daerah
(APBD)
4. Bank Indonesia(BI), Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Badan Urusan
Logistik (Bulog), PT.Telekomunikasi Indonesia (Telkom), PT perusahaan Listrik Negara
(PLN), PT Garuda Indonesia, PT Indosat, PT Krakatau Sleel, Pertamina, bank BUMN
yang melakukan pembelian dengan dana yang bersumber dari APBN;
5. Badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, rokok kertas, baja dan otomotif,
yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di
dalam negeri;
6. Pertamina dan badan usaha selain Pertamina yang bergerak di bidang bahan bakar
minyak jenis premix dan gas atau penjualan hasil produksinya;
7. Badan usaha industri dan eksportir sector pertanian, perkebunan, kehutanan dan
perikanan yang ditunjuk oleh kepala kantor pelayanan yang ditunjuk oleh kepala kantor
pelayanan pajak atas pembelian bahan-bahan kebutuhan untuk industri dan ekspor
mereka dari pedagang pengumpul.
8. Agen Tunggal Pemegang merek(ATPM) dan sebagainya
1. Impor barang
2. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh bendahara Pemerintah dan
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak pada Pemerintah dan
lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya.
3. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan
(UP) oleh bendahara pengeluaran
4. Pembayaran atas pembelian barang kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan
mekanisme pembayaran langsung (LS) yang dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh KPA
5. Pembayaran atas pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk keperluan kegiatan
BUMN meliputi PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan sebagainya
6. Penjualan hasil industri yang bergerak di bidang usaha indutri farmasi kepada usaha
semen, kertas, baja, otomotif, dan industry farmasi kepada distributor didalam negeri
7. Penjualan kendaraan bermotor didalam negeri oleh Agen Tunggal Pemegang Merek
(ATPM), ATM, dansebagainya
8. Penjualan bahan bakar minyak , bahan bakar gas, dan dan pelumas oleh produsen atau
importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan pelumas.
9. Pembelian bahan-bahan dari pedagang pengumpul untuk keperluan industrinya atau
ekspornya oleh industry dan eksportir yang bergerak dalam sector kehutanan,
perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan.
10. Penjualan barang yang tergolong sangat mewah oleh Wajib Pajak Badan.
Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor
kembali;
Impor kembali (re-impor), yang meliputi barang-barang yang telah diekspor kemudian
diimpor kembali dalam kualitas yang sama atau barang-barang yang telah diekspor untuk
keperluan perbaikan, pengerjaan dan pengujian, yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf i, dan huruf j berkenaan dengan:
Impor emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari
emas untuk tujuan ekspor.
Penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri yang dilakukan oleh industri otomotif,
Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), dan importir
umum kendaraan bermotor, yang telah dikenai pemungutan Pajak Penghasilan
berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat (1) huruf c UU PPh.
Penjualan emas batangan oleh badan usaha yang melakukan penjualan emas batangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf k kepada Bank Indonesia.
6. 0.25% Penjualan tidak Penjualan bahan bakar minyak oleh produsen atau
termasuk PPN importirnya kepada stasiun pengisian bahan bakar
umum Pertamina.
7. 0,3% Penjualan tidak Penjualan bahan bakar minyak oleh produsen atau
termasuk PPN importirnya kepada stasiun pengisian bahan bakar
umum bukan Pertamina
Dan sebagainya
Buku pembanding II
PENGERTIAN
PPh Pasal 22 merupakan PPh dalam tahun berjalan yang dipungut oleh :
Bendaharawan pemerintah, termasuk bendahara pada Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, instansi atau lembaga Pemerintah, dan lembaga-lembaga negara lainnya,
berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang termasuk juga dalam
pengertian bendahara adalah pemegang kas dan pejabat lain yang menjalankan fungsi
yang sama ;
Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta, berkenaan dengan
kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha dibidang lain, seperti kegiatan usaha
produksi barang tertentu antara lain otomotif dan semen, dan;
Wajib Pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas penjualan barang
yang tergolong sangat mewah.
b. Kekurangan Buku
1. Terdapat beberapa kesalahan dalam hasil penjumlahan di buku utama
2. Tidak semua materi disertakan dengan contoh perhitungan.
3. Sebagian dari penyelesaian contoh soal, sulit untuk dipahami/dimengerti.
4. Penulisan materi kurang rapi sehingga pembaca merasa mudah bosan dalam
membacanya
2. Buku Pembanding 1
a. Kelebihan Buku
1. Materi yang disajikan lengkap, jelas dan lebih mudah untuk dipahami
2. Disertai dengan contoh soal dan penyelesaiannya di setiap materi
b. Kekurangan Buku
1. Materi dalam buku tersebut ada yang sudah tidak sesuai dengan yang saat ini
digunakan, buku tersebut perlu diperbaharui agar lebih relevan
2. Tidak terdapat latihan untuk pembaca
3. Buku Pembanding 2
a. Kelebihan buku
1. Bahasa yang digunakan mudah dipahami
2. Setiap materi yang ada, disampaikan dengan terperinci dan jelas
b. Kekurangan Buku
1. Tidak terdapat contoh soal dalam buku tersebut
2. Tidak ada soal untuk latihan, hanya materi saja
Bab IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah,
baik pemerintah pusat maupun Pemerintah daerah, insatnsi atau lembaga-lembaga negara
lain, berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang, dan badan-badan teretntu
baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan usaha di bidang lain.
Melalui review ketiga buku tersebut, penulis mendapat kesimpulan bahwa sebenarnya
ketiga buku tersebut sudah cukup bagus, hanya saja perlu untuk terus dilengkapi dan
diperbaharui agar lebih relevan untuk digunakan, karena setiap buku tersebut memiliki
kekurangan dan kelebihan masing-masing.
B. Rekomendasi
Ada baiknya jika penulis menggunakan bahasa yang mudah untuk pembaca pahami.
Serta dalam skema atau pola yang terdapat didalam buku akan lebih mudah untuk
pembaca mengerti apabila terdapat penjelasan disertai contoh yang lebih rinci mengenai
hal terkait, disertai dengan latihan soal. Dalam menulis sebuah buku ataupun modul perlu
memperhatikan tata letaknya agar dibuat lebih rapid an lebih menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Perpajakan, 2019. Modul Perpajakan; fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan