DISUSUN OLEH:
CATHARINA RIA BUDININGSIH
REVISI 2022 (minor)
1
Kode Matakuliah/Nama Mata Kuliah : HUKUM DAGANG
2
Silabus Matakuliah Hukum Dagang
3
(Perusahaan) Jenis-jenis Badan Usaha di Indonesia-
Non Badan Hukum Kaharakteristik, Cara mendirikan dan tanggung jawab
hukum pemilik Perusahaan Dagang dengan pihak
Perusahaan Dagang
ketiga.
(PD)
Persekutuan Perdata Karakteristik, Cara mendirikan Firma, tanggung jawab
(Maatschaap) para sekutu secara intern (diantara para sekutu Firma)
dan secara ekstern (terhadap pihak ketiga),
Firma berakhirnya Firma
Perseroan Komanditer Karakteristik CV, Cara mendirikan CV, kedudukan
(CV) hukum dan tanggung jawab intern dan ekstern Sekutu
Komplementer dan sekutu Komanditer.
Perseroan Terbatas
(PT) Pengertian PT
VI
Kedudukan dan Tanggung jawab Pemegang Saham
Organ PT
Cara mendirikan PT
Akibat Hukum pada tiap tahap pendirian PT
Cara pengambilan keputusan pada PT
Piercing the Corporate veil
Fiduciary Duty
Jenis-jenis saham PT
4
Organ Persero
Kedudukan Pemerintah pada Persero yang seluruh
sahamnya milik negara
Kedudukan pemerintah yang sebagian saham dimiliki
masyarakat.
Karakteristik dan tujuan Perum
Organ Perum
UTS
Koperasi
VIII
Dasar Hukum
Pendirian Koperasi
Tujuan Koperasi
Jenis Koperasi
Organ Koperasi
Prinsip pengambilan keputusan
Prinsip pembagian keuntungan
Lembaga Pembiayaan
IX
Leasing (Sewa Guna Usaha)
Anjak Piutang
Usaha Kartu Kredit
Pembiayaan Konsumen
Modal Ventura
Jual Beli Dagang
X
5
Pengertian Jual beli dagang
Landasan hokum jual beli dagang
Klausul dalam jual beli dagang
Dokumen dalam jual beli dagang
System pembayaran
Penyelesaian Sengketa
Bisnis
XI Karakteristik Hukum Perdata pada sengketa pada
Secara litigasi dan bisnis
Non Litigasi
Bentuk penyelesaian hukum sengketa bisnis
Karakteristik mekanisme penyelesaian sengketa secara
litigasi
Karakteristik mekanisme penyelesaian sengketa secara
non litigasi
Keunggulan dan kelemahan masing-masing cara
penyelesaian sengketa.
Kepailitan dan
Penundaan Pengertian Pailit
Pembayaran (PKPU)
XII/XII Syarat-syarat untuk dinyatakan pailit
Akibat Hukum Pailit
Lembaga Kurator
Kedudukan Kreditur
akibat hukum PKPU
Perbedaan Kepailitan dan PKPU
6
MATERI PERKULIAHAN
1
Lihat hlm 15, kaidah-kaidah hukum apa saja yang diatur dalam KUHD
2
Purwosutjipto dalam Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Buku 2, menyebutkan hal
tersebut ciri perusahaan.
Sementara definisi Perusahaan dalam Pasal 1 poin 1 UU no 8/1997tentang Dokumen
Perusahaan , adalah: setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus
menerus dgn tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba, baik yang diselenggarakan
oleh orang - perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan
badan hukum , yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara RI
7
4. bertujuan mencari keuntungan
Sekalipun tujuan utama kegiatan usaha = mencari keuntungan, namun kegiatan tsb harus
dibatasi oleh moralitas yg baik yg disebut etika bisnis.
Contoh pelanggaran etika bisnis;
- Tidak boleh melakukan praktik bisnis curang/unfair business practice
- Monopoli / unfair competition
- Etikat buruk dlm menjalankan bisnis
Spy etika bisnis dapat dilaksanakan dgn baik, pemr /pembuat uu mengeluarkan uu yg
terkait dg bisnis.
Sudah dipelajari bahwa undang undang memiliki sifat wajib, ada sanksi jika peraturan
dilanggar
Jadi kl etika bisnis dilanggar, ada sanksi yg tegas, karena melanggar uu
Contoh: keberadaan UU Perlindungan Konsumen.
Latihan 1: buat 5 contoh kegiatan bisnis yang dilakukan secara tidak baik ( melakukan
unfair business practice). Tidak harus menggunakan sumber tertulis . kalau ada lebih
baik.
8
perdata diatur dalam Corpus Yuris Civilis.
(CORPUS JURIS CIVILIS. The body of the civil law. This, is the name given to a collection of the
civil law, consisting of Justinian's Institutes, the Pandects or Digest, the Code, and the Novels. –
taken on 2 nov 2021 from: https://legal-dictionary.thefreedictionary.com/Corpus+Iuris+Civilis )
(CORPUS JURIS CIVILIS. The body of the civil law. This, is the name given to a collection of the
civil law, consisting of Justinian's Institutes, the Pandects or Digest, the Code, and the Novels)
Perdagangan semakin maju akibat corpus yuris civilis tidak dapat menyelesaikan
permasalahan di antara para pedagang.
Jalan keluar:
para pedagang membentuk aturan-aturan tersendiri di luar corpus yuris civilis umumnya
melalui kesepakatan di antara mereka serta putusan pengadilan dagang.
disebut lex mercatoria (law of merchant)
di taati oleh mereka, sehingga membentuk hukum kebiasaan di antara para pedagang
ketika melakukan transaksi bisnis.
Pada masa Napoleon, kodifikasi ini disusun kembali menjadi Code de commerce.
Pada masa Code Napoleon code de commerce ini juga digunakan di Belanda, dengan
nama Wetboek van Koophandel.
Perkembangan di dunia usaha, demikian pula norma2 nya berjalan amat cepat, sehingga
aturan2 di KUHD tidak dapat lagi digunakan sebagai satu2nya pedoman utk kegiatan
perniagaan, karenanya (perlu) ada pembaruan norma norma pada kitab tersebut.
9
(NB: peraturan berguna sebagai acuan dan utk kepastian hukum. Bila tidak dpt
dijadikan pedoman dalam bertingkah laku, kegunaan nya menjadi berkurang bahkan
hilang)
Di belanda KUH Dagang diperbarui, bersama dgn KUHPerdata, dan digabung menjadi
satu kitab yaitu : Het Nieuw Burgerlijke Wetboek atau the New Civil Code (terdiri atas 9
buku)
Di Indonesia, KUHDagang (dan KUHPerdata), meski dalam beberapa hal sudah
dianggap tidak sesuai dengan jaman, namun belum dibuat penggantinya.
Dalam bidang hukum dagang/bisnis, perubahan aturan/pasal pada KUHDagang yang
tidak sesuai, dibuat dengan cara mengganti dengan aturan baru, atau tidak digunakan lagi
Contoh:
Pasal 6 KUHDagang, diganti dengan UU tentang Dokumen Perusahaan
Peraturan mengenai Perseroan Terbatas, diganti dengan UU Nomor 1 tahun 1995, yang
kemudian diganti lagi dengan UU no 40/2007
(Jadi KUHD diganti secara parsial)
Pembaruan kaidah2 h dagang/bisnis dilakukan dgn cara:
1. membuat peraturan baru tertentu mengenai materi tertentu yang sama sekali
belum pernah diatur
2. penghapusan beberapa ketentuan dalam suatu peraturan yang telah tidak sesuai
lagi dengan praktik
3. menambah atau melengkapi peraturan yang telah ada dengan beberapa ketentuan
baru
4. Penyesuaian atau harmonisasi peraturan nasional dengan peraturan internasional.
10
Selama dalam kitab UU ini (yang dimaksud KUHDagang) terhadap KUHPerdata tidak
diadakan penyimpangan khusus, maka KUHPerdata berlaku juga terhadap hal-hal yang
dibicarakan dlm Kitab Undang - Undang ini.
Apa artinya?
Selama tidak ada penyimpangan, digunakan KUHPerdata
Jika tidak diatur atau pengaturannya berbeda dari KUHPerdata, maka digunakan KUHD
Peraturan tentang asuransi merupakan lex specialis dari hukum perjanjian pada
KUHPerdata (pasal 1320 jo 1338)
11
Peraturan dalam bidang hukum dagang ada di :
1. KUHPerdata
2. KUHDagang
(SUMBER YANG TERKODIFIKASI/ ATURAN HUKUM YANG
DIKODIFIKASI)
3. Peraturan lain yang berdiri sendiri.: misalnya, UU tentang Dokumen
Perusahaan, UU tentang PT (UU no 40/2007)
Sumber di luar peraturan peruuan
1. Kebiasaan (kebiasaan yg dibuat oleh para pelaku bisnis baik nasional
maupun internasional) ----INCOTERMS, UCP
2. Doktrin/Pendapat para ahli hukum
3. Putusan Pengadilan
Pembukuan dapat dijadikan alat bukti oleh pelaku usaha. (UU memberikan kedudukan
khusus pada pembukuan sehingga kekuatan pembuktiannya lebih kuat dari pada tulisan
biasa dkl: kekuatan pembuktian pembukuan dapat menguntungkan pihak pembuatnya
(pelaku bisnis yang bersangkutan)
12
Mengenai kekuatan pembuktian dari pembukuan, diatur dalam Pasal 7 KUHD (LIHAT
PS 6 SD 12 KUHD)
Beda kekuatan pembuktian Pasal 7 KUHD dengan Pasal 1881 KUHPerdata.
Jadi:
Kekuatan pembuktian pembukuan, lebih kuat dari pada tulisan pada umumnya
(karena bisa /ada kemungkinan diterima oleh hakim sebagai alat bukti )
tulisan pada pembukuan dapat digunakan untuk keuntungan si pembuatnya (DHI
Pelaku Usaha)
13
- Pasal 8 KUHD OPENLEGGING / PEMBUKAAN
- Pasal 12 KUHD OVERLEGGING / PEMBERITAAN (kalian haarus baca kedua
pasal tersebut)
Contoh:
1. Pemilik perusahaan,
2. Ahli waris pemilik perusahaan,
3. Orang yang mengangkat pengurus perusahaan, dan
4. Kurator (dalam hal kepailitan).
14
Lama penyimpanan dokumen perusahaan dipersingkat, karena lama penyimpanan
menurut pasal 6 KUHD dianggap terlalu lama ( =15 atau 30 tahun) (tidak efisien)
TAMBAHAN CATATAN:
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 1999 TENTANG TATA CARA
PENGALIHAN DOKUMEN PERUSAHAAN KE DALAM MIKROFILM ATAU MEDIA LAINNYA DAN
LEGALISASI
Pasal 5 Pimpinan perusahaan wajib tetap menyimpan naskah dokumen asli dokumen
perusahaan yang telah dialihkan ke dalam mikrofilm atau media lainnya, dalam hal dokumen
tersebut masih: a. mempunyai kekuatan pembuktian otentik; b. mengandung kepentingan
hukum tertentu.
15
SISTIMATIKA KITAB UNDANG UNDANG HUKUM DAGANG
BUKU KESATU
BAB I Dihapuskan
BAB II Pembukuan
1. Bagian 1 Komisioner
2. Bagian 2 Ekspeditur
3. Bagian 3 Pengangkut dan Juragan Kapal Melalui Sungai-
Sungai
Dan Perairan Pedalaman
a. Lembaran Wesel
b. Salinan Wesel
c. Surat Wesel Yang Hilang
10. Bagian 10 Perubahan
11. Bagian 11 Lewat Waktu
12. Bagian 12 Ketentuan-ketentuan Umum
13. Bagian 13 Surat Sanggup (order)
BAB VII Cek, Promes dan Kuitansi Atas-Tunjuk
17
9. Bagian 9 Lewat Waktu
10. Bagian 10 Ketentuan-ketentuan Umum
11. Bagian 11 Kuitansi dan Promes Atas-Tunjuk
BAB VIII Reklame atau Tuntutan Kembali Dalam Hal Kepailitan
BUKU KEDUA
Ketentuan Umum
18
1. Bagian 1 Perjanjian Kerja-Laut Pada Umumnya
a. Ketentuan-ketentuan Umum
b. Perjanjian Kerja Laut Nahkoda
c. Perjanjian Kerja-Laut Para Anak Buah Kapal
2. Bagian 2 Dinas di Kapal
a. Dinas Nahkoda di Kapal
b. Dinas Para Anak Buah Kapal di KApal
BAB V Pencarteran Kapal
1. Ketentuan-ketentuan Umum
2. Pencarteran Menurut Waktu
BAB VA Pengangkutan Barang-Barang
1. Ketentuan-ketentuan Umum
2. Dinas Perhubungan Tetap
3. Pencarteran Menurut Waktu
4. Pencarteran Menurut Perjalanan
5. Pengangkutan Barang-Barang Potongan
BAB VB Pengangkutan Orang
1. Ketentuan-ketentuan Umum
2. Dinas Pelayaran
3. Pencarteran Menurut Waktu
4. Pencarteran Menurut Perjalanan
5. Pengangkutan Orang-orang Perseorangan
BAB VI Tubrukan Kapal
BAB VII Kapal yang Karam, Pendamparan dan Penemuan Barang-Barang Di Laut
19
2. Bagian 2 Anggaran Barang-barang yang Dipertanggungkan
3. Bagian 3 Permulaan dan Akhir Bahaya
4. Bagian 4 Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban Penanggung
dan
Tertanggung
5. Bagian 5 Abandonemen
6. Bagian 6 Hak dan Kewajiban Makelar Pertanggungan Laut
BAB X Pertanggungan Terhadap Bahaya Dalam Pengangkutan di Daratan,
BAB XIII Kapal-Kapal dan Alat-Alat Pelayaran yang Melalui Sungai-Sungai dan
Perairan Pedalaman
20
Pada jaman sekarang kegiatan bisnis tidak bisa bebas mutlak (tergantung sepenuhnya pda
kesepakatan para pelaku usaha). Pemerintah dalam beberapa hal mencampuri kegiatan
usaha, agar terdapat kepastian dan keadilan bg masy.
21
PEDAGANG PERANTARA / PERANTARA DAGANG (Pembantu Perusahaan )
Adalah :
Penghubung antara produsen/pengusaha/pelaku usaha dengan konsumen atau mitra bisnis
22
2. PEDAGANG PERANTARA YANG BERDIRI SENDIRI (perantara dagang yang bekerja
di luar perusahaan)
(perantara dagang tersebut, tidak bekerja sebagai karyawan/tenaga kerja di perusahaan
tersebut, tetapi memiliki usaha sendiri yang antara lain kegiatannya membantu pelaku usaha
dimaksud menghubungkan pelaku usaha dengan konsumen/mitra bisnis)
Hubungan hukum:
tidak memiliki hubungan perjanjian kerja (perburuhan tidak bersifat vertikal)) dengan
pengusaha yang dimaksud. Hub hukum berdasarkan 1320 yo 1338 KUH PERDATA
Hubungan hukum antara pengusaha dengan perantara dagang yang berdiri sendiri/yang
bekerja di luar perusahaan, adalah perjanjian yang bersifat horisontal, yaitu perjanjian untuk
melakukan jasa tertentu (perantara dagang berjanji/terikat untuk melakukan jasa tertentu bagi
pengusaha/pelaku usaha dimaksud)
Penerima kuasa dari pengusaha (pasal 1792 KUHPerdata)
Pelaku usaha (pengusaha/dhi prinsipal) serta perantara dagang tidak terikat pada pasal 1367
KUHPerdata.
Penjelasan istilah :
Perantara dagang yang memiliki hub perjanjian kerja dengan pengusaha/ perantara dengan yang
bekerja di dlm perusahaan
1. Pekerja keliling:
Pihak yang melakukan tugas di bawah perintah pengusaha/perusahaan tempat ia bekerja,
bertugas sebagai perantara dengan pihak ketiga, membuat persetujuan-persetujuan atas nama
perusahaan/pengusaha dengan pihak ketiga dalam rangka memperluas bisnis
pengusaha/perusahaan
2. Pengurus Filial:
Pihak yang mewakili pengusaha/perusahaan untuk semua hal, terbatas pada satu cabang atau
wilayah tertentu.
3. Pengurus Prokurasi
23
Pihak yang berkedudukan sebagai wakil pimpinan perusahaan untuk suatu bidang tertentu
4. Pemimpin perusahaan
Pemegang kuasa pertama dari pemilik perusahaan
Agen Perniagaan
Pelaku usaha yang menjalankan usahanya dengan menjadi perantara dari satu atau beberapa
pelaku usaha lain, dengan membuat perjanjian atas nama prinsipalnya, dengan pihak
ketiga/kosumen
(misalnya sebagai penyalur objek dagang dari pengusaha dimaksud)
(karena hubungan hukumnya bersifat horizontal, perantara dagang/agen memiliki kebebasan
dalam menentukan cara menyalurkan objek dagang milik pengusaha dimaksud)
Makelar
Orang yang menjalankan usaha dengan menjadi perantara bagi orang/ perusahaan lain yang
tidak memiliki hubungan kerja (perburuhan) dengan pihak tersebut (prinsipal).
Makelar adalah perantara dagang yang diangkat resmi oleh pemerintah.
Bidang pekerjaan makelar adalah pembelian dan penjualan komoditi, kapal, surat berharga
dll.
Makelar, sehubungan dgn tugasnya wajib membuat pembukuan. Ia dikualifikasikan sebagai
perusahaan/ pelaku usaha
Prinsipal berhak utk melihat catatan/pembukuan yg dibuat oleh makelar, yg berhubungan dgn
bisnis prinsipal
Memperoleh provisi dari prinsipalnya.
Komisioner
Sama seperti makelar, namun perbuatan yang dilakukan komisioner atas nama perusahaannya
sendiri.
Komisioner melakukan pekerjaan atas amanat/perintah dan tanggungan pihak lain/prinsipal
Tidak diangkat oleh pemerintah
Memperoleh provisi
24
Perantara perdagangan efek (pialang):
Pihak yang melakukan kegiatan usaha jual-beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak
lain.
(hubungan hukumnya dengan emiten /perusahaan yg go public, bersifat hotisontal. Pialang
memiliki kebebasan dalam melakukan transaksi dengan investor/pembeli efek.
Pialang berjangka:
Pedagang perantara pada bursa berjangka, yakni bursa yang objek penjualannya adalah
komoditi. Penjualan dilakukan atas amanat/perintah pihak lain (nasabah/investor) dgn
kontrak berjangka
Agen dan Distributor yang kita kenal sehari-hari merupakan bentuk dari perantara dagang
25