Anda di halaman 1dari 4

MENGHADAPI MASALAH SOSIAL DALAM MASYARAKAT: KEMISKINAN,

TAWURAN, ANAK BOLOS SEKOLAH, KANTOR TUTUP, DAN


PENGANGGURAN

Oleh:

Masalah sosial dalam masyarakat seperti kemiskinan, tawuran, anak bolos sekolah,
kantor tutup, dan pengangguran seringkali menjadi tantangan yang sulit dihadapi. Dalam
artikel ini, akan dibahas cara-cara menghadapi masalah-masalah sosial tersebut. Masalah sosial
merupakan fenomena yang selalu ada pada setiap masyarakat di belahan bumi manapun.
Selama masyarakat terus mengalami proses perubahan, maka masalah sosial akan terus muncul
tanpa bisa dihindari serta sekaligus akan terus mempengaruhi dimensi kehidupan setiap orang.
Korupsi, kenakalan remaja, disorganisasi keluarga, pendapatan yang rendah, drug abuse,
kriminalitas, kekerasan dan sebagainya adalah masalah-masalah yang menunjukan banyak
orang yang hidupnya tidak nyaman dan terganggu.

Kemiskinan

Kemiskinan adalah masalah sosial yang paling umum di banyak negara di seluruh
dunia. Untuk mengatasi kemiskinan, pemerintah dapat memberikan bantuan keuangan kepada
keluarga miskin atau memberikan program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka
dalam mencari pekerjaan. Selain itu, masyarakat juga dapat membantu dengan memberikan
sumbangan ke organisasi amal yang menangani kemiskinan atau memberikan kesempatan
kerja bagi keluarga miskin di wilayah mereka. Kemiskinan di Indonesia bersifat
multidimensional, sehingga perlu penanganan dengan melihat aspek lain dari kemiskinan.
Menurut Tjokrowinoto dalam Sulistiyani (2017:27) menyatakan bahwa: “Kemiskinan tidak
hanya menyangkut persoalan kesejahteraan (walfare) semata, tetapi kemiskinan menyangkut
persoalan kerentanan (vulnerability), ketidakberdayaan (powerless), tertutupnya akses kepada
pelbagai peluang kerja, menghabiskan sebagian besar penghasilannya untuk kebutuhan
konsumsi, angka ketergantungan yang tinggi, rendahnya akses terhadap pasar, dan kemiskinan
terefleksi dalam budaya kemiskinan yang diwarisi dari satu generas ke generasi berikutnya”
(Sulistiyani, 2017).

Tawuran

Tawuran seringkali terjadi karena perbedaan pendapat atau kelompok antara


masyarakat. Untuk mengatasi masalah tawuran, diperlukan pengertian antara pihak-pihak yang

1
terlibat, misalnya melalui dialog atau musyawarah. Selain itu, masyarakat juga dapat
mengambil tindakan pencegahan seperti membuat aturan dan sanksi bagi tawuran atau
membuat kegiatan positif yang melibatkan semua kelompok di wilayah tersebut. Menurut
Winarini Wilman Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, fenomena tawuran pelajar
di Jakarta sudah terjadi selama puluhan tahun. Dari kacamata psikologis tawuran merupakan
perilaku kelompok. Ada sejarah, tradisi, dan cap yang lama melekat pada satu sekolah yang
lalu terindoktrinasi dari siswa senior kepada juniornya (Wedhaswary, 2011).

Bolos Sekolah

Anak bolos sekolah seringkali menjadi masalah yang diabaikan. Bagi orangtua, anak
yang bolos sekolah bisa jadi tidak berpengaruh besar pada kehidupan mereka, tetapi
dampaknya akan terasa ketika anak tersebut tumbuh dewasa dan tidak memiliki keterampilan
atau pendidikan yang cukup untuk mencari pekerjaan. Oleh karena itu, penting untuk
memberikan pengertian dan memberikan pendidikan kepada anak tentang pentingnya
pendidikan dan bagaimana pendidikan dapat mempengaruhi masa depan mereka. Menurut
(Gunarsa, 1981) Membolos adalah pergi meninggalkan sekolah tanpa alasan yang tepat pada
jam pelajaran dan tidak ijin terlebih dahulu kepada pihak sekolah Perilaku membolos yang
dimaksud dalam penelitian disini adalah tidak masuk sekolah tanpa alasan tertentu baik pada
saat pelajaran sedang berlangsung, pada waktunya masuk kelas, dan ketika sekolah
berlangsung.Membolos merupakan suatu perilaku yang melanggar norma-norma sosial, karena
siswa yang membolos akan cenderung melakukan halhal atau perbuatan yang negatif sehingga
akan merugikan masyarakat sekitarnya.

Krisis Ekonomi (Kantor atau Toko Tutup)

Kantor yang tutup seringkali terjadi karena krisis ekonomi atau bisnis yang kurang baik.
Ketika kantor tutup, banyak orang kehilangan pekerjaan dan ini dapat mengakibatkan
pengangguran. Cara mengatasi masalah ini adalah dengan membuka peluang kerja baru,
membangun kemitraan bisnis, atau mengembangkan keterampilan baru melalui pelatihan dan
pendidikan. (Nicholls, 2006) menjelaskan bahwa social entrepreneurship dengan berbagai
jaringan kerjanya secara terus menerus berfokus kepada perubahan sosial yang sistemik dengan
mengabaikan berbagai batasan dan norma keorganisasian maupun kelembagaan (yang mapan).

Pengangguran

2
Pengangguran adalah masalah sosial yang dapat mempengaruhi banyak orang dalam
masyarakat. Untuk mengatasi pengangguran, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan
perekonomian di daerah atau negara tersebut. Selain itu, pendidikan dan pelatihan dapat
membantu orang untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja. Tingkat
pengangguran di Indonesia semakin tinggi dapat dikarenakan arus globalisasi yang semakin
pesat. Permasalahan tentang pengangguran sudah merajalela dari masyarakat mampu sampai
masyarakat yang kurang mampu. Pengangguran itu biasanya mempunyai peluang untuk
melakukan tindakan kriminal. Karena seseorang yang menganggur, sama dengan yang lainnya
mempunyai suatu kebutuhan baik sandang, pangan dan papan. Apabila kebutuhan itu belum
terpenuhi, maka setiap orang akan melakukan hal apapun agar segala sesuatu yang diinginkan
tercapai. Apalagi kebutuhan akan pangan yang tak ada kompromi, apapun akan dilakukan
masyarakat jika sudah dihadapkan kepada faktor kebutuhan tersebut.

Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, menghadapi masalah sosial dalam masyarakat seperti


kemiskinan, tawuran, anak bolos sekolah, kantor tutup, dan pengangguran membutuhkan
kesadaran dan upaya dari seluruh masyarakat. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah,
masyarakat, dan organisasi amal untuk mengatasi masalah-masalah sosial ini. Dengan
melakukan hal-hal tersebut, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih baik dan sejahtera.
Oleh karena itu, masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, tawuran, anak bolos sekolah,
kantor tutup, dan pengangguran perlu ditangani secara serius oleh pemerintah, lembaga sosial,
dan masyarakat secara keseluruhan. Solusi-solusi seperti peningkatan akses terhadap layanan
sosial dan kesehatan, program pendidikan dan pelatihan, pengembangan ekonomi dan lapangan
kerja, dan penguatan keamanan dan ketertiban harus diterapkan untuk mengatasi masalah-
masalah sosial ini. Dengan demikian, dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan
memperkuat keberlangsungan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.

3
DAFTAR PUSTAKA

Gunarsa, S. d. (1981). Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Nicholls, A. (2006). Social Entrepreneurship : New Models of Sustainable Social Change.


Oxford University Press. .

Sulistiyani, A. T. (2017). Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan. Edisi kedua.


Yogyakarta: Gava Media.

Wedhaswary, I. D. (2011). Catatan Akhir Tahun, Tawuran: Tradisi Buruk Tak Berkesudahan.
Jakarta: edukasi kompas.

Anda mungkin juga menyukai