XII IPS
“Si kaya hanya milik si kaya, dan si miskin hanya milik si miskin”
Pernahkah kalian mendengar kalimat tersebut? Atau bahkan kalian sering mendengarnya di
lingkungan sekitar kalian? Yah, kalimat tersebut menunjukkan adanya kesenjangan antara si kaya dan
si miskin. Dunia sekarang ini sedang marak adanya kesenjangan sosial dari segi kehidupan apapun.
Kesenjangan sosial diartikan sebagai kesenjangan (ketimpangan) atau ketidaksamaan akses untuk
mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya bisa berupa kebutuhan
primer, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, peluang berusaha dan kerja, dapat berupa
kebutuhan sekunder, seperti sarana pengembangan usaha, sarana perjuangan hak asasi, sarana
saluran politik, pemenuhan pengembangan karir, dan lain-lain.
Perlu kita ketahui bahwa stratifikasi sosial ini tak hanya terjadi pada kalangan orang-orang penting,
malah stratifikasi sosial ini yang marak terjadi pada kalangan kaum menengah kebawah terutama
bagi masyarakat wilayah perkotaan. Dalam kalangan masyarakat desa sebenarnya juga ada tapi tidak
terlalu mencolok tingkat strata sosialnya. Karena tertutup dengan kehidupan sosialnya yang begitu
tinggi. Tapi jika dalam masyarakat perkotaan akan banyak sekali kita menjumpai strata sosial
tersebut. Pasti kesenjangan antara si kaya dan si miskin sangat terasa.
CONTOH BENTUK KETIMPANGAN SOSIAL ANTARA GOLONGAN KAYA DAN MISKIN
• Golongan kaya dapat membeli segala sesuatu yang ia inginkan dengan mudah sementara golongan
miskin harus berusaha atau kerja keras terlebih dahulu
• Menurut Soerjono Soekanto, ukuran kekayaan dilihat dari kepemilikan harta, rumah, kendaraan,
tanah, cara berpakaian, hingga kebiasaan pemenuhan kebutuhan pokok sehari- hari. Badan Pusat
Statistik menentukan indikator kemiskinan dengan melihat persentase jumlah minimal uang yang
dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan pokok (papan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).
• Timbulnya ketimpangan sosial antara golongan kaya dan miskin dapat disebabkan oleh faktor
pertumbuhan masyarakat menengah ke atas yang menanjak naik, adanya krisis global, rendahnya
tingkat pendidikan, dan mental miskin yang dimiliki masyarakat.
DAMPAK POSITIF KETIMPANGAN SOSIAL ANTARA KELOMPOK MASYARAKAT MISKIN DAN KAYA
Terjadinya upaya untuk memajukan daerah yang tertinggal. Ketimpangan sosial dapat menjadi
motivasi bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas daerah yang masih tertinggal
dengan daerah yang sudah maju.
Meningkatkan usaha dan kerja keras. Ketimpangan sosial dapat menjadi tantangan bagi masyarakat
untuk memiliki usaha dan kerja keras yang lebih tinggi.
Mendorong inovasi dan kreativitas. Ketimpangan sosial dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat
untuk berinovasi dan berkreativitas dalam menciptakan produk, jasa, atau solusi yang bermanfaat
bagi diri sendiri dan orang lain.
DAMPAK NEGATIF KETIMPANGAN SOSIAL ANTARA KELOMPOK MASYARAKAT MISKIN DAN KAYA
Menimbulkan konflik sosial. Ketimpangan sosial dapat menimbulkan konflik sosial antara kelompok-
kelompok masyarakat yang merasa tidak puas atau tidak adil dengan kondisi mereka.
Melahirkan diskriminasi sosial. Ketimpangan sosial dapat melahirkan diskriminasi sosial antara
masyarakat yang merasa superior atau inferior dengan masyarakat lain dalam hal status, kelas, atau
identitas.
Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program bantuan sosial untuk membantu
kelompok masyarakat yang kurang mampu.
2. Pembangunan Infrastruktur
Indonesia telah meluncurkan program pembangunan infrastruktur yang masif, seperti Jalan Tol Trans-
Jawa, Bandara Internasional Kertajati, dan Bendungan Jatigede.
3. Penyediaan Pendidikan yang Berkualitas
Pemerintah Indonesia terus meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi seluruh lapisan
masyarakat.
Koperasi dan UMKM memainkan peran penting dalam mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi.
Pemerintah Indonesia mendorong pengembangan koperasi dan UMKM dengan memberikan akses
pembiayaan, pelatihan keterampilan, dan dukungan teknis.
Pemerintah Indonesia juga melakukan upaya penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat melalui
program-program seperti penyuluhan kesehatan, penyuluhan pertanian, dan pelatihan keterampilan.