Kelas G - Kelompok 3
Kelas G - Kelompok 3
Disusun Oleh:
Dhindah Aisya Aliya (20210510284)
Sekar Aleyda Ramadhani (20210510045)
Muhammad Syauqan Aghefra Siregar (20200510064)
Allif Nur Agung Prasetyo (2021051014)
M. Davi Faizal Y. (20210510320)
Dosen Pengampu:
Ade Marup Wirasenjaya S.IP., MA.
2023
FOKUS UTAMA GERAKAN LA VIA CAMPESINA
La Via Campesina berdiri pada tahun 1993 sebagai sebuah gerakan internasional
menyatukan jutaan petani, pekerja tak bertanah, masyarakat adat, penggembala, nelayan,
migran buruh tani, petani skala kecil dan menengah, perempuan pedesaan dan pemuda petani
dari sekitar Dunia. Gerakan ini dicbangun atas dasar rasa persatuan dan kesatuan yang kokoh
solidaritasnya, ia membela pertanian petani demi pangan kedaulatan.
La Via Campesina merupsakan gerakan Social Movement dimana gerakan ini muncul
dan di inisiasi oleh masyarakat yang merasa tertindas dan terhisap serta ketidakadilan kebijakan
suatu pemerintah yang menganut paham Noe-Liberalisme. Gerakan Social Movement La Via
Campesina memiliki misi yaitu untuk mengalahkan kekuatan neoliberalisme dan untuk
mengembangkan suatu alternatif. Hal ini menjelaskan pendirian La Via Campesina yang
konfrontatif terhadap lembaga keuangan internasional (IMF, World Bank) yang dianggap
sebagai alat utama neo-liberalisme
Adapun beberapa fokus utama dalam gerakan La Via Campesina ini adalah menekankan tujuh
isu utama keluarga petani di seluruh dunia:
4. kesetaraan gender,
5. reforma agraria,
Tujuh isu ini merupakan tuntutan dari La Via Campesina dengan pertimbangkan bahwa
pangan merupakan hak asasi dasar manusia, “kedaulatan pangan” menjadi jantung model
pembangunan pedesaan yang berpusat pada petani ala La Vía Campesina. La Vía Campesina
yakin bahwa kedaulatan pangan hanya dapat dicapai melalui reforma agraria, yang menjamin
agar petani, petani skala kecil, masyarakat adat, dan perempuan pedesaan memiliki akses dan
kontrol lebih besar terhadap sumber daya produktif.
BAGAIMANA JARINGAN LA VIA CAMPESINA DAPAT DI BANGUN?
Sebelum La Via Campesina di dirikan pada tahun 1993, ada suatu gerakan perlawanan
yang sangat aktif untuk memperjuangkan hak-hak petani yaitu gerakan kaum tani tak bertanah
pedesaan di Brazil (Movimento dos Trabalhadores Rurais Sem Terrel / landless Workers
Movement), yang lebih dikenal dengan ‘MST’. MST merupakan salah satu gerakan sosial
terbesar dalam sejarah Amerika Latin. Bahkan dapat dibilang salah satu gerakan akar rumput
paling berhasil di dunia. Tetapi pada akhirnya gerakan ini memiliki akhir yang tragis, gerakan
ini akan selalu ditekan dan bahkan diintimidasi ataupun diteror dengan berbagai cara.
Karena kegagalan yang dialami oleh MST, maka dibentuklah organisasi gerakan
transnasional baru yang dinamakan La Via Campesina untuk memperjuangkan cara pandang
dan kehidupan petani. La Via Campesina dipelepori oleh gerakan petani di Amerika Tengah,
Selatan dan Utara, serta kelmpok petani di Eropa. Dan baru di tahun 1993 gerakan ini
diresmikan secara formal. Saat ini, La Via Campesina menyatukan lebih dari seratus organisasi
nasional dan sub-nasional dari Amerika Latin, Amerika Utara, Asia, Karabia, Timur Tengah,
Afrika, dan Eropa yang menolak neo-liberalism dan mendorong pembangunan pedesaan yang
berbasis hak lokal yang pro kaum miskin serta demokratisasi yang lebih luas.
UNDROP sebagai instrumen HAM diputuskan oleh resolusi 73/165 Majelis Umum PBB pada
tanggal 17 Desember 2018. Dalam pengambilan keputusan terkait pengesahan UNDROP,
tercatat 122 negara menyatakan setuju, 8 menolak, dan 54 abstain. Sebelumnya, usulan
pengesahan UNDROP sendiri sudah diadopsi terlebih dahulu oleh Dewan Hak Asasi Manusia
(HAM) PBB di Jenewa, pada tanggal 28 September 2018 melalui resolusi A/HRC/RES/39/12.
Instrumen yang pertama kali diformulasi ke dalam 10 pasal ini telah bertransformasi ke dalam
28 pasal. Proses UNDROP dalam mekanisme PBB baik di Dewan HAM maupun Majelis
Umum telah memakan waktu dari tahun 2013 hingga 2018.
Yang mana proses perundingannya banyak dilakukan di dalam sebuah Kelompok Kerja
Antarnegara (Open-Ended Intergovernmental Working Group on The Rights of Peasant and
Other People Working in Rural Areas). Kelompok kerja ini dibentuk berdasarkan mandat
Dewan HAM pada tanggal 11 Oktober 2012 dalam resolusi A/HRC/RES/21/19. Mulai dari
dibentuk hingga pengadopsian UNDROP, kelompok kerja ini telah menyelenggarakan 5 sesi
pertemuan yang tiap sesinya diisi dengan langkah-langkah negosiasi, baik terkait isi maupun
kedudukan UNDROP itu sendiri dalam kerangka HAM internasional.
DAMPAK GERAKAN LA VIA CAMPESINA BAGI PETANI DUNIA
Gerakan ini telah mengajukan seruan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk
memajukan hak-hak kelompok tersebut. La Via Campesina juga mengorganisir pemogokan
dan demonstrasi untuk menarik perhatian terhadap perjuangan yang dihadapi oleh petani dan
pekerja pedesaan, termasuk di Indonesia. Berikut adalah beberapa dampak dari gerakan Sosial
La Via Campesina bagi para petani:
1. Kesadaran dan Pemberdayaan: Gerakan sosial La Via Campesina telah memainkan peran
penting dalam menyadarkan para petani akan hak-hak mereka, serta memberdayakan mereka
untuk melawan ketidakadilan dan diskriminasi dalam sistem pertanian global. Gerakan ini
mendukung partisipasi aktif petani dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan akses
mereka terhadap sumber daya seperti tanah, air dan benih.
2. Pertahanan terhadap eksploitasi ekonomi: Gerakan ini memerangi eksploitasi ekonomi yang
berdampak pada petani di banyak negara. Mereka menentang praktik-praktik seperti monopoli
perusahaan dalam bisnis pertanian, perdagangan bebas yang tidak adil, dan spekulasi komersial
yang merugikan petani.
4. Kedaulatan Pangan: Salah satu tujuan utama gerakan ini adalah mencapai kedaulatan pangan.
Melalui kampanye dan aksi politik, La Via Campesina berjuang untuk memastikan bahwa
petani mengontrol produksi, distribusi dan konsumsi pangan di masyarakat. Gerakan ini
memperjuangkan hak petani untuk mengembangkan sistem pertanian lokal yang berkelanjutan,
mendorong pemenuhan kebutuhan pangan lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor
pangan.
5. Solidaritas dan kerjasama: Gerakan ini mendorong semangat solidaritas dan kerjasama antar
petani di seluruh dunia. La Via Campesina memfasilitasi pertukaran pengetahuan, pengalaman
dan teknologi antar petani dari berbagai negara. Dengan demikian, gerakan ini memperkuat
solidaritas dan kekuatan kolektif petani dalam melawan ketidakadilan dan menuntut perubahan
sistem pertanian global.
CATATAN DARI KELOMPOK KAMI UNTUK LA VIA CAMPESINA
Terdapat beberapa kritik dan saran untuk gerakan sosial ini. Beberapa kritikus
mengatakan gerakan ini mungkin tidak cukup inklusif dan tidak mencakup semua kelompok
yang terlibat di bidang pertanian, seperti petani muda, perempuan petani dan kelompok
marginal lainnya. Kontribusi ini mendorong La Via Campesina untuk lebih memperluas
keterwakilannya dan memperhatikan kepentingan berbagai kelompok dalam gerakannya.
Kritik juga dilontarkan mengenai pengaruh politik yang mungkin mempengaruhi gerakan ini.
Beberapa orang berpendapat bahwa kebijakan dan tindakan gerakan tersebut mungkin
dipengaruhi oleh agenda politik tertentu, yang dapat mengurangi efektivitas dan
independensinya sebagai gerakan petani.
Gerakan ini lebih berfokus pada kritik dan protes terhadap sistem yang berlaku saat ini
dibandingkan menawarkan solusi konkrit terhadap permasalahan pertanian dan pangan.
Kontribusi ini mendorong gerakan untuk lebih proaktif dalam menciptakan dan mengadvokasi
solusi berkelanjutan yang dapat diterapkan oleh petani kecil. Kemudian kami juga menyoroti
dalam kasus ini bahwa neoliberalisme sangat berperan besar. Neoliberalisme adalah ideologi
ekonomi yang telah subjek kritik dan kontrovesi. Kritik terbesar terhadap neoliberalisme
adalah bahwa ia sering dianggap memperburuk ketidaksetaraan ekonomi. Neoliberalisme
seringkali mengedepankan keuntungan dan pasar bebas sebagai prioritas utama. Kritikusnya
berpendapat bahwa hal ini dapat mengorbankan kepentingan sosial, lingkungan, dan
kesejahteraan masyarakat.
Penting bagi gerakan-gerakan ini untuk meningkatkan upaya komunikasi dan kemampuan
advokasi mereka. Mereka dapat menggunakan media sosial, kampanye publik, dan alat
komunikasi lainnya untuk menyampaikan pesan mereka dengan lebih jelas dan efektif.
Meningkatkan visibilitas dan mendapatkan dukungan publik yang lebih luas dapat membantu
memperkuat keberhasilan gerakan ini. La Via Campesina dapat memperkuat upaya pendidikan
dan pelatihan yang ditujukan untuk petani kecil dan masyarakat adat. Meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan mereka akan memperkuat daya tawar mereka, mendorong
praktik pertanian berkelanjutan, dan memperkuat peran mereka dalam menciptakan sistem
pangan yang lebih adil dan berkelanjutan. Dengan menerapkan beberapa saran rekomendasi
tersebut, gerakan La Via Campesina dapat terus memperkuat peran dan dampaknya dalam
memperjuangkan hak-hak petani kecil, nelayan, buruh tani, dan masyarakat adat atas tanah.
REFERENSI