Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUHAMMAD WILDAN

KELAS : 2C

NPM :

PERTEMUAN :

RESUME PATOFISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

 Patofisiologi adalah cabang persimpangan patologi dan fisiologi, mengenai proses fisiologis yang
tidak teratur yang menyebabkan, diakibatkan, atau terkait dengan penyakit atau cedera.
 Sistem pencernaan merupakan serangkaian jaringan organ yang memiliki fungsi untuk mencerna
makanan. Pencernaan secara mekanik yaitu pencernaan yang terjadi di dalam lambung yang
melibatkan gerakan fisik dalam tubuh. Sedangkan pencernaan secara kimia yaitu pencernaan
yang melibatkan enzim

1. PATOFISIOLOGI PADA MULUT


Patofisiologi halitosis yang diterima secara luas adalah akibat adanya pembentukan gas
volatile sulfur compounds yang disebabkan oleh interaksi antara bakteri dengan protein di
dalam rongga mulut yang dihasilkan oleh putrefaksi sisa makanan, deskuamasi sel-sel epitel,
saliva, dan darah.

Bersamaan dengan pembentukan gas VSCs, terjadi pula pembentukan diamina dan asam
lemak rantai pendek yang disebabkan oleh penguraian asam amino oleh enzim mikroba
 Bakteri yang berkaitan dengan halitosis adalah;
 Bakteri proteolitik
 Anaerobik
 Gram negatif
 dan tidak dikaitkan dengan spesies bakteri lain penyebab infeksi

Bakteri-bakteri jenis ini sering hidup dan berkembang biak pada karies, poket periodontal, celah
interdental, dan dorsum lidah.

 Kondisi Fisiologis Oral


Halitosis juga dapat disebabkan oleh kondisi fisiologis rongga mulut,khususnya terjadi pada
malam hari saat tidur. Namun, kondisi ini tidak permanen dan halitosis akan hilang sendirinya
setelah sarapan, berkumur dengan air, dan menyikat gigi.
 Kondisi Patologis Oral
Kondisi patologis rongga mulut dapat menginisiasi timbulnya halitosis. Contohnya adalah
penyakit periodontal,

2. PATOFISIOLOGI PADA KERONGKONGAN


Pemendekan intrinsik kerongkongan paling sering disebabkan oleh peradangan kronis yang
menyertai penyakit gastroesophageal reflux . Karena epitel skuamosa dari mukosa esofagus
bukanlah penghalang yang efektif untuk cairan yang direfluks, hasil «luka bakar» ke
kerongkongan, mirip dengan yang terjadi dalam kasus bahan kimia korosif yang tertelan.
Proses ini akhirnya melibatkan lapisan otot yang lebih dalam dari dinding esofagus dan
dapat meluas secara transmural ke dalam jaringan periesofagus mediastinum.
3. PATOFISIOLOGI PADA ESOFAGUS
Esofagus merupakan organ yang berbentuk tabung, panjang 25 cm,dan menghubungkan
faring dengan lambung.

Esofagus servikal: mulai dari otot krikofaringeus ke suprasternal notch

Lapisan dinding esofagus tidak memiliki lapisan serosa sehingga rentan mengalami perforasi
dan ruptur.
4. PATOFISIOLOGI PADA LAMBUNG
GERD terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara faktor ofensif dan defensif dari
sistem pertahanan esofagus dan bahan refluksat lambung.

LES merupakan strukur anatomi berbentuk sudut yang memisahkan esofagus dengan
lambung
5. PATOFISIOLOGI PADA USUS
Proses patofisiologi pada obstruksi usus memiliki kesamaan antara obstruksi usus mekanik
maupun non mekanik.
Obstruksi usus terjadi karena adanya sumbatan pada lumen dan bakteri berkembang biak
disana sehingga mengakibatkan terjadinya akumulasi gas dan cairan . Hal ini dapat terjadi di
bagian proksimal atau distal usus.
6. PATOFISIOLOGI PADA REKTUM
Patofisiologi prolaps rektum berhubungan dengan jaringan ikat mukosa rektum yang
mengendur disertai sistem saraf dan otot pelvis yang melemah, serta tonus sfingter yang
menurun, sehingga menyebabkan prolaps mukosa rektum ke sfingter anal eksterna.
7. PATOFISIOLOGI PADA ANUS
Bantalan hemoroid adalah bagian normal anatomi manusia dan menjadi penyakit patologis
hanya ketika bagian ini merasakan perubahan abnormal. Terdapat tiga bantalan utama
dalam arus anus. Kumpulan pembuluh darah ini dikenal sebagai pleksus hemoroid. Bantalan
hemoroid penting sebagai kontinensia.

Anda mungkin juga menyukai