Anda di halaman 1dari 4

TUGAS & LEMBAR JAWABAN UMUM (LJU) CATATAN LAPANG

MATA KULIAH GERAKAN LINGKUNGAN

Nama Lengkap : Meirshanda Fanisa


NIM : 225120100111035
Kelas : A.SOS.5 / B.SOS.5 *)coret yang tidak diperlukan

Tugas:
1. Tuliskan catatan asli yang kalian buat pada saat acara kuliah tamu berlangsung. Tidak
perlu menambahi referensi apapun. Catatan asli tersebut (baik yang ditulis tangan ataupun
yang diketik langsung saat acara) silakan diketik ulang pada lembar jawaban umum (LJU)
di bawah ini.
2. Lampirkan foto asli dari catatan kalian yang ditulis tangan ataupun yang diketik sebagai
bukti catatan lapang asli yang dibuat sendiri saat acara berlangsung.
3. Tidak ada ketentuan berapa panjang kata maupun jumlah halamannya.
4. Tenggat waktu pengumpulan maksimal hari Sabtu, 21 Oktober 2023 pukul 23.59 WIB.

LEMBAR JAWABAN UMUM (LJU) CATATAN LAPANG

Sabtu, 30 September 2023

1. Mas Ardi
- Contoh seniman yang pro terhadap isu lingkungan :
Djoeari Soebardja (1963) berfokus pada seni Lukis
Sugeng Pribadi Klemin – karyanya dapat dilihat di Instagram
@redsoga.ecoprint, terdapat salah satu karyanya yakni dompet yang terbuat
dari bungkus bekas semen
- Mas Ardi ini salah satu kegiatannya adalah ‘Sargam’ atau sarapan gambar
bersama pemuda bundle. Sudah pernah menggambar di Candi Songgoriti,
Taman Wilis, Sumber Air Telogo Towo, dan Coban Rondo
- Pernah melakukan kegiatan berjudul ‘Kepada Tanah’, sebuah kegiatan
solidaritas dengan memamerkan 22 kemasan kopi wadas yang telah direspon
seniman dengan karya seninya. Dilaksanakan pada 12 – 17 Februari 2022. Isi
kegiatannya adalah diskusi – pemutaran film pendek – penjualan karya yang
hasilnya disumbangkan ke wadas. Sudah dilakukan di Jogja, Bali, dan juga
Semarang
- Tambahan dari Mba Genta : banyak cara untuk memperkenalkan isu
lingkungan – teori Antonio Gramsci, seni tidak hanya dinikmati oleh kaum
elit, ada banyak cara menghadirkan seni dengan mengkolaborasikannya
dengan konteks lingkungan
2. Mayeda – Ilitterles
- Malang environment - bencana iklim sangat membahayakan, sekarang belum
terasa namun sudah ada tanda-tandanya contohnya suhu semakin panas.
Menanggapi isu itu akhirnya membuat gerakan yang bermula dari melihat film
dokumenter di Netflix yang menceritakan tentang bagaimana sampah manusia
sampai ke laut, bangkai paus memutahkan banyak sampah > paus jauh dari
manusia tapi bisa menelan sampah, ini menunjukkan betapa parahnya sampah
yang ada di daratan > hal ini memengaruhi mengapa logo ilitterles berupa paus
- ilitterles merupakan NGO yang bergerak dibidang edukasi pilah sampah dan
layanan jemput sampah untuk fnb kafe, resto dan rumah tangga dari film
akhirnya terinpirasi karena melihat twitter dan mengetahui bahwa potensi
harga bank sampah lumayan - ada masalah lingkungan dilihat dari segi bisnis
dan amal karena juga membutuhkan biaya operasional
- Sampah kotak susu di cafe malang sangat besar, akhirnya memulai ilitterles
dari cafe (kongcha, warkop brewok,dll) karena menganggap sampahnya sudah
terorganisir. Kafe harusnya memberi informasi kepada pelanggan bagaimana
cara memilah sampah kafe, potensi sampah anorganik terbanyak ada ditengah
kota (masyarakat kelas menengah) karena belanja di supermarket
- Sudah memulai dengan membuat workshop ke kafe-kafe , ada ide untuk
dimulai dengan edukasi dulu karena dianggap lebih mudah. ilitterles fokusnya
ke campaign. Edukasi mempunyai 3 tahap : adanya sikap yg meliputi
awarrnes, aksi atau tindakan ilitterles berada disini (memilah sampah),
behavior disetorin ke bank sampah lalu naik ke pabrik daur ulang besar,
ekonomi(produksi, konsumsi, distribusi tapi kita menemukan siklusnya jd
didaur ulang) sirkularnya sudah jalan
- Perda no 7 th 2021 mengenai sampah. Penanganan sampah Kota Malang telah
berhasil menangani sampah dr 846.126 org namun belum bisa mencakup
semua. 6,7 ton (99% sudah namun 1% nya blm). Pemerintah malang sudah
dapat melakukan pengurangan sampah sebanyak 25%
- Dampak dari tingginya produksi sampah
a. Biaya pengelolaan > biaya perawatan fasilitas yang dimiliki negara, makin
banyak sampah makin banyak truk, bensin, dan pekerja-pekerjanya
b. Biaya lingkungan > penanganan, renovasi, pemulihan dampak negatif dari
pencemaran
c. Biaya sosial > biaya pengobatan pengendalian penyakit.
Pertanyaan untuk Mas Ardhi
a) Nanang : Bagaimana cara org awam memahami karya seni mengenai lingkungan
- Sudut pandangnya bukan hanya visual medianya pakai apa, gagasannya apa
b) Bening : Apakah konsep sargam memang menggambar gambar yang asri saja, bukan
melihat yang rusaknya
- Pernah ke tempat yang chaos ke pasar parkiran, tapi untuk saat ini ingin
mengabadikan yang baik dulu
c) Bening : Ada atau tidak satu atau lebih isu lingkungan yg menggerakkan untuk tetap
fokus menggambar
- Tidak ada fokus tapi secara tidak sadar bersinggungan dengan isu-isu
lingkungan, karena hobi bermain dan suka isu lingkungan akhirnya spontan
d) Dina : Bagaimana secara internal membangun anggotanya untuk merespon isu
lingkungan di Kota Batu
- Based on kolektif tidak ada kepengurusan berdasarkan ide individu terus
dimusyawarahkan di forum
e) Dina : Bagaimana cara menginfluence masy di perkotaan. apakah ada pihak struktural
pemerintah yang turut membantu
- Karena kolektif jadi tidak terlalu mengharapkan peran pemerintah, berdikari,
bikin merch seperti stiker dll untuk modal
f) Zahran : Apakah bisa menceritakan modal apa yang diperlukan untuk melakukan
ekspansi dan harapan yg ada untuk kedepannya
- Modalnya adalah teman dan pengalaman

Pertanyaan untuk Mas Mayeda


a) Nanang : Bagaimana strategi ilitterles untuk meyakinkan genz ya kurang peka
terhadap lingkungan atau sampah
- Mencoba memetakan kebutuhan dasar dan keinginan dasar, kalo ibu-iibu
butuhnya uang kalo orang kaya kontribusi
b) Mutiara : Setelah melihat di Instagram ada kegiatan sosialisasi dll, ada keterkaitan
antara edukasi dan bisnis ada workshop, menurut masnya mana ya lebih efisien
sosialisasi kepada pemuda atau dengan workshop yang berbayar
- Workshop sekalian membuka kesadaran dengan harapan bisa lebih aware lagi,
teori faneling gimana caranya orang dari sales sampe deal beli, liat kebiasaan
target pasar, workshop lebih mudah terlihat outputnya, kalo edukasi belum
tentu
c) Alif : Perusahaan Finlandia di Indonesia yang membuat batu bata dari plastik, apakah
hal seperti ini perlu adanya korelasi kebutuhan dalam pengelolaan sampah, upaya
adaptasi, ekonomi, greenwash atau gimmick
- Ekologi terbagi 2 mau untuk adaptasi atau menghentikan eksploitasi yang
terjadi. ilitterles fokus adaptasi. batu bata juga adaptasi dibarengi dengan
upaya prototype produk, sampah kalo direcycle bisa jadi kebutuhan primer
d) Nabil : UBC kapasitas dari ilitterles belum mencukupi karena sampah yang bisa
diterima harus 2,5-5 ton solusinya bagaimana
- Yang bisa merecycle udc adalah produsernya, sekarang ilitterless sudah
berjejaring dengan tetrapack
e) Zahran : Apakah bisa menceritakan modal apa yang diperlukan untuk melakukan
ekspansi dan harapan yang ada untuk kedepannya
- Orang dalam solidaritas sosial bagaimana, kalo kita mau ini akhirnya ketemu
ini (berjejaring)

Closing Statement
- Mba Genta : Mas Ardi memulai kegiatan dari aksi menuju kampanye, Mas
Mayeda kampanye dulu baru aksi. Sebagai masyarkat perkotaan merupakan
produk masyarakat yang menanggung resiko, kita menanggung resiko padahal
kita tidak melakukan. Isu menjaga lingkungan masih dikerjakan oleh lembaga
yg sifatnya bukan dari negara
- Mas Ardi : Seni itu alat untuk komunikasi saat seni tidak digunakan untuk
mengkomunikasikan maka lebih baik jangan berjuang lewat seni
- Mas Mayeda : Setiap aksi itu berarti, tindakan buruk itu dicontoh, apalagi
tindakan baik

LAMPIRAN BUKTI CATATAN LAPANG

Anda mungkin juga menyukai