Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ghaniyyah Fiddaraini

Prodi : Ilmu Qur’an dan Tafsir/ 1

Kamar : Siti Aminah Down B 112

BIOGRAFI ILMUWAN AL-BATTANI

A. Riwayat Hidup dan Pendidikan Al-Battani

Nama lengkap Al-Battani adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Jabir ibn
Sinan Al-Battani Al-Harrani. Di Eropa, beliau dikenal dengan sebutan
Albategnius atau al-Batenus. Beliau lahir pada tahun 858 M di daerah Battan,
Harran, yang terletak di Barat Daya Irak. Al-Battani cucu dari ilmuwan Arab
terkemuka, Tsabit bin Qurah, yang dikenal sebagai ahli astronomi dan matematika
terbesar di dunia pada abad pertengahan ini, wafat pada tahun 317 H (929 M).
Pada awalnya, Al-Battani hidup dikalangan komunitas Sekte Sabian,
sebuah sekte pemuja bintang yang religius dari Harran yang memiliki motivasi
kuat untuk mempelajari ilmu perbintangan. Sekte Sabian ini banyak menghasilkan
para ahli matematika dan ahli falak terkemuka seperti Thabit bin Qurrah. Meski
demikian, Al-Battani bukanlah seorang Sabian, mengingat bahwa nama yang
melekat pada dirinya menunjukkan bahwa beliau adalah seorang muslim.
Kepakaran dan popularitas yang diraih Al-Battani sebagai ahli astronomi
dan matematika terbesar di dunia pada abad pertengahan tidak bisa dilepaskan
dari latar belakang keluarganya yang memiliki darah keilmuwan. Ayahnya yang
bernama Jabir ibn Sinan merupakan seorang pakar sains terkenal telah
mengarahkan putranya untuk menekuni dunia pengetahuan sejak kecil. Kepada
ayahnyalah Al-Battani belajar astronomi dan matematika. Memasuki masa
remaja, Al-Battani berhijrah ke Raqqa yang terletak di tepi sungai Eufrat untuk
menekuni bidang sainsnya. Di kota itulah Al-Battani melakukan berbagai
penelitian hingga menemukan beragam penemuan cemerlangnya. Pada saat itu,
Raqqa menjadi terkenal dan mencapai kemakmuran karena khalifah Harun al-
Rasyid, khalifah kelima dalam dinasti Abbasiyah, membangun sejumlah istana di
kota tersebut pada 14 September. Usai pembangunan sejumlah istana di Raqqa,
kota ini menjadi pusat kegiatan ilmu pengetahuan dan perniagaan.
Al-Battani telah menguasai berbagai buku astronomi yang banyak beredar
pada masanya, terutama buku Almagest karya Ptolemaeus. Al-Battani juga pernah
tinggal lama di kota Anthakiyyah di utara Syria, tempat beliau membuat teropong
bintang yang disebut dengan “ Teropong Al-Battani”. Secara umum, masa dimana
Al-Battani hidup adalah masa kejayaan ilmu astronomi Arab dan masa
ditemukannya berbagai penemuan ilmiah di Arab dalam bidang ini.
Sebagai seorang pakar dalam bidang astronomi, Al-Battani juga telah
mengarang banyak buku yang berisi tentang hasil pengamatan bintang-bintang,
perbandingan antara berbagai kalender yang digunakan di berbagai suku bangsa
( Hijriyah, Persia, Masehi, dan Qibti ). Di antara buku-buku karangannya yang
paling terkenal adalah Zij Ash-Shabi’ atau Zij Al-Battani ( buku ini terdiri dari
kata pengantar dan lima puluh tujuh pasal yang kebanyakan isinya berasal dari
pengalamannya mengamati bintang-bintang serta pemikiran dan teorinya dalam
ilmu astronomi ).
Selain Zij ash-Shabi’, karya Al-Battani yang lainnya dalam bidang
astronomi adalah Risalah fi Tahqiqi Aqdari Al-Ittishalat, Ma’rifati Mathali’ al-
Buruj fi ma Baina Arba’ al-Falak, Ta’dil al-Kawakib, Syarh Arba’ Maqalat li
Bathlimus, dan Kutub wa Rasa’il fi Ilmi Al-Jughrafiya.

B. Sumbangsih Pemikiran Al-Battani

Al-Battani dikenal sebagai seorang ilmuwan dalam bidang astronomi yang


diklaim berjasa menemukan hitungan jumlah hari dalam setahun (dalam tahun
masehi) berdasarkan penghitungan waktu yang digunakan bumi untuk
mengelilingi matahari, yakni 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik. Almanak
yang diciptakan Al-Battani diakui merupakan sistem perhitungan astronomi yang
paling akurat, yang sampai kepada kita sejak abad pertengahan. Bahkan pada saat
abad pertengahan, orang-orang Eropa menggunakan sistem ini sampai abad
pencerahan.
Selain almanak, Al-Battani juga berhasil memperbaiki nilai keseimbangan
pada musim panas dan musim dingin dan berhasil menghitung nilai kecondongan
bintang-bintang di siang hari dan mendapatkannya berada pada posisi 23 dan 35
derajat.
Sementara dalam bidang matematika ( Trigonometri, aljabar, geometri )
dan geografi, Al-Battani dianggap sebagai orang yang pertama kali mengganti
kata “ganjil” yang dipakai oleh Ptolemaeus dalam sinus trigonometri dan orang
pertama yang menghitung tabel matematika untuk mengetahui titik pada garis
yang bengkok.

Anda mungkin juga menyukai