Anda di halaman 1dari 5

Al-Battani - Bapak Trigonometri

Al-Battani termasuk salah seorang ilmuwan muslim terkemuka dalam bidang astronomi
dan matematika. Bahkan para ilmuwan Barat menganggapnya sebagai salah satu dari orang yang
paling jenius dalam ilmu astronomi.
Nama dan Panggilannya
Dia bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Jabir bin Sanan Al-Harrani Ar-Raqqi
Ash-Sha'ibi. Dia dipanggil dengan nama Al-Battani sesuai dengan nama tempat kelahirannya,
yaitu Battan. Sebagaimana dia juga dipanggil dengan nama Ar-Raqqi diambil dari kata ar-raqqah,
yaitu tempat di dekat sungat Furat, di mana dia menghabiskan sebagian masa hidupnya.
Mengingat keunggulannya dalam bidang astronomi, dia juga mendapat panggilan "Ptolemaeus
Arab" karena kemiripannya dengan ilmuwan astronomi, matematika, dan geografi, Claudius
Ptolemaeus atau Ptolemi yang hidup pada abad kedua Masehi. Di Barat, nama Al-Battani
mengalami perubahan menjadi Albategnius dan Albategni. Perlu disebutkan di sini bahwa AlBattani adalah salah seorang cucu ilmuwan Arab terkemuka. Tsabit bin Qurah.
Tempat Tanggal Lahir dan Riwayat Hidupnya
Abu Abdullah Al-Battani dilahirkan sekitar tahun 240 H (854 M) di daerah Battan,
Harran, yang terletak di Barat Daya Iraq. Ada perbedaan pendapat tentang tahun lahirnya.
Sebagian sumber menyebutkan bahwa dia lahir pada tahun 264 H (878 M). Ada juga yang
menyebutkan bahwa dia lahir setelah tahun 235 H (850 M) tanpa memastikan tahunnya secara
pasti. Dia wafat pada tahun 317 H (929 M).
Pendidikan dan Kehidupan Ilmiahnya
Dalam buku-buku sejarah tidak banyak disebutkan guru dan pendidikannya dalam
kehidupan Al-Battani. Akan tetapi sebagaimana diketahui bahwa Ali bin Isa Al-Asthurlabi dan
Yahya bin Abu Manshur adalah dua ilmuwan terkemuka dalam bidang astronomi yang hidup
pada masanya. Ada kemungkinan dia berguru kepada salah satunya, terutama karena yang
pertama juga berasal dari Harran, atau ada kemungkinan belajar kepada sebagian muridnya.
Namun yang jelas, Al-Battani telah menguasai buku-buku yang dikarang dalam bidang
astronomi yang banyak beredar pada masanya, terutama buku Almagest" karangan Ptolemaeus,
yang pada suatu saat nanti dia menulis komentarnya dan mengkritik sebagian pendapat
Ptolemaeus yang terdapat dalam buku itu.

Ibnu An-Nadim menyebutkan dalam bukunya "Al-Fihrisat" bahwa Al-Battani memulai


perjalannya mengamati masalah-masalah astronomi sejak tahun 264 H (878). Dengan demikian,
berarti dia pernah tinggal dalam waktu yang lama di kota Ar-Raqqah dan melakukan penelitian
astronomi yang berhasil ditemukannya pada tahun 306 H (918 M), sesuai yang disebutkan oleh
Ibnu An-Nadim. Selain itu, dia juga pernah tinggal lama di kota Anthakiyyah di utara Syria,
tempat dia membuat teropong bintang yang disebut dengan "Teropong Al-Battani." Secara
umum, masa hidup Al-Battani adalah masa kejayaan ilmu astronomi Arab dan masa
ditemukannya berbagai penemuan ilmiah di Arab dalam bidang ini.
Penemuan Ilmiah Al-Battani
Al-Battani telah menciptakan berbagai penemuan ilmiah dalam ilmu astronomi,
disamping juga penemuannya dalam bidang matematika (trigonometri berbentuk bola, aljabar,
geometri), dan geografi.
Penemuannya di Bidang Ilmu Astronomi
- Di antara penemuan Al-Battani yang terpenting dalam bidang astronomi adalah hasil penelitian
yang benar dalam meneropong bintang dan benda-benda langit. Hasil penelitian ini dianggap
yang paling akurat yang dilakukan oleh ilmuwan Arab, dan termasuk basil penelitian yang
terpercaya hingga pada abad ketujuh belas. Suatu hal yang sangat mengagumkan pada saat itu
bagi pada ilmuwan astronomi, karena dalam hal ini jelas Al-Battani memerlukan berbagai
peralatan yang ada pada dua abad sebelumnya (dan kita tidak mengatakan seperti yang ada
sekarang). Dari hasil penelitian yang benar itu, Al-Battani mengamati sudut kecondongan
terbesar dan mengukur letak dinding matahari dalam perjalanannya secara zahir. Ternyata dia
menemukan perbedaan ukuran dari yang sebelumnya diukur oleh Ptolemaeus pada abad kedua
Masehi. Al-Battani percaya bahwa untuk mengetahui masalah-masalah benda langit dan
pergerakannya, diperlukan kegigihan dalam melakukan penelitan dan pengamatan yang teliti, di
samping juga memakan waktu yang lama. Tujuannya adalah mendapatkan pengetahuan yang
benar. Dan, ternyata Al-Battani berhasil menemukannya.
- Al-Battani berhasil memperbaiki nilai keseimbangan pada musim panas dan musim dingin.
- Dia berhasil menghitung nilai kecondongan bintang-bintang di siang hari dan mendapatkannya
berada pada posisi 23 dan 35 derajat. Hasil penelitian modern menjelaskan kepada kita bahwa
basil penelitian Al-Battani tidak salah kecuali dalam hitungan satu menit saja. Kemudian dia
menghitung lamanya tahun Masehi dengan sangat teliti dan dengan tingkat kesalahan yang
sangat tipis, yaitu dua menit lebih dua puluh dua menit saja.

- Dia mengamati secara teliti terjadinya gerhana matahari dan bulan, yang hasil pengamatannya
dijadikan rujukan oleh orang-orang Barat selama berabad-abad dalam menghitung kecepatan
bulan ketika sedang bergerak.
- Dia membuktikan kemungkinan terjadinya gerhana matahari ketika terbit, dan dalam hal ini
pendapatnya bertentangan dengan pendapat Ptolemaeus.
- Dia banyak menemukan tempat-tempat bintang dan mengoreksi pendapat sebagian ilmuwan
tentang pergerakan bulan dan planet-planet.
- Dia menyimpulkan teori "quwwatul asanid" yang menjelaskan dan menafsirkan perkembangan
bulan ketika terbit.
- Al-Battani menjelaskan pergerakan titik ekor bumi.
Penemuannya di Bidang Matematika Trigonometri
- Al-Battani melakukan perbaikan-perbaikan mendasar dan memberikan solusi penting dalam
masalah yang berhubungan dengan matematika trigonometri berbentuk bola (spherical
trigonometry), yaitu ilmu matematika yang telah banyak nemberikan kontribusi bagi kemajuan
ilmu astronomi.
- Al-Battani juga orang yang pertama kali mengganti kata "ganjil" yang dipergunakan oleh
Ptolemaeus dalam sinus trigonometri.
- Al-Battani banyak melakukan perbaikan dalam ilmu aljabar untuk menghitung nilai sudut
dengan prosentase antara itu dengan sinus sempurnanya.
- Al-Battani adalah orang pertama kali yang menghitung tabel matematika untuk mengetahui titik
pada garis yang bengkok.
- Dia juga termasuk ilmuwan Arab yang pertama kali menggunakan rumus-rumus untuk
mempermudah menghitung dalam ilmu matematika.
Karya Al-Battani
Al-Battani banyak memiliki buku-buku yang dikarangnya yang berisi tentang hasil
pengamatan bintang-bintang, perbandingan antara berbagai kalender yang digunakan di berbagai
suku bangsa (Hijriyah, Persia, Masehi dan Qibti), dan berbagai peralatan yang digunakannya
dalam mengamati bintang-bintang serta cara membuatnya. Di antara buku-buku karangannya
yang paling terkenal adalah sebagai berikut:
- "Az-Zaij Ash-Shabi merupakan buku karangan Al-Battani yang paling terkenal. Buku ini
ditulis pada tahun 287 H (900 M) berdasarkan pengalamannya dalam mengamati bintang-bintang
di Ar-Raggah dan Antakya pada tahun yang sama. juga berdasarkan buku "Zaijul

Mumtahan" karya Yahya bin Abu Al-Manshur. Karena itu, buku ini kemudian diberi beri
judul "Zaij Ash-Shabi mengingat Al-Battani berasal dari kelompok Ash-Shabiah di Harran
yang dianggap oleh Rasulullah Shallallahu Alaih wa Sallam sebagai bagian dari ahlul kitab.
Buku ini terdiri dari pengantar dan lima puluh tujuh pasal yang kebanyakan isinya berasal dari
pengalamannnya mengamati bintang-bintang. pemikirannya, dan teorinya dalam ilmu astronomi.
Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad kedua belas Masehi dan dipelajari
oleh para ilmuwan di bidang astronomi Eropa, seperti Copernicus pada abad keenam belas
Masehi.
Plato Tributrinus menerjemahkan buku tentang ilmu astronomi yang berjudul "Az-Zaij
Ash-Shabi " pada abad kedua belas Masehi dengan judul "De Sciencia Stellarum" dan dicetak
pada bulan November tahun 1537 Masehi. Seorang ilmuwan Itali, Nalleno menegaskan bahwa
hasil pengamatan bintang yang dilakukan oleh Al-Battani dalam buku ini memiliki pengaruh
yang besar bagi perkembangan ilmu trigonometri berbentuk bola di Eropa. Dalam artikel yang
ditulis oleh Profesor Husein Ahmad Amin di Majalah Al-Arabi (edisi 467, Oktober 1997 M),
buku "Az-Zaij Ash-Sha'ibi" dianggap sebagai salah satu buku warisan Arab kuno yang paling
penting. Bahkan merupakan buku terpenting dalam ilmu astronomi Arab, karena isi buku ini
tidak ada pada buku-buku astronomi lainnya.
Dalam pengantar buku "Az-Zaij Ash-Shabi", Al-Battani menjelaskan tentang mengapa
dia dan semua pakar astronomi Arab memperhatikan ilmu perbintangan (ilmu astronomi). Lebih
lanjut dia mengatakan, "Ilmu yang paling mulia kedudukannya adalah ilmu perbintangan. Sebab,
dengan ilmu itu dapat diketahui lama bulan dan tahun, waktu, musim, pertambahan dan
pengurangan siang dan malam, letak matahari dan bulan erta gerhananya, serta jalannya planet
ketika berangkat dan kembali."
Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa tujuan ilmu perbintangan adalah semata-mata bersifat
ilmiah. Buku Al-Battani di bidang astronomi antara lain:
-

Risalah fi Tahqiqi Aqdari Al-Ittishalat"

Kitab Ma'rifati Mathali'Al-Buruj fi ma Baina Arba' Al-Falak"

Kitab Ta'dil Al-Kawakib"

Syarah Arba' Maqalat li Bathlimus"

Kutub wa Rasa'il fi Ilmi Al-Jughrafiya"


Al-Battani di Mata Para Ilmuwan Barat
Seorang pakar astronomi, Edmund Halley, mengakui ketelitian Al-Battani dalam
mengamati bintang-bintang. Pengakuan yang sama juga disampaikan oleh Kagori dalam

bukunya "Fi Tarikh Ar-Riyadhiyyat."Sebagaimana juga yang ditegaskan oleh pakar sejarah
George Sarton bahwa dia merasa sangat kagum kepada Al-Battani yang dianggapnya sebagai
salah seorang astronom Arab terkemuka. Joseph Lalande, seorang astronom Prancis juga
mengganggapnya sebagai salah seorang dari dua puluh astronom terkemuka sepanjang sejarah
manusia.
Para Ilmuwan Barat di bidang astronomi meletakkan nama Albategnius atau Al-Battani sebagai
salah satu nama lembah di bulan. Sebagaimana juga disebutkan dalam ensiklopedia Macmillan
yang berisi ilmu astronomi (Macmillan Dictionary of Astronomy) bahwa Al-Battani termasuk
dalam daftar astronom terkemuka sepanjang sejarah, sekalipun ensiklopedia tersebut lalai
menyebutkan nama para ilmuwan Arab dan muslim terkemuka lainnya seperti Al-Biruni, Ibnu
Asy-Syathir, Ibnu Yunus Al-Mishri, Abul Wafa' Al-Buzjani, Ath-Thusi, dan lain sebagainya,
walaupun mereka memiliki peranan yang sangat besar bagi kemajuan ilmu astronomi di Eropa
dan di dunia pada umumnya.
Komentar Tentang Al-Battani
Seorang pemikir Islam berkebangsaan India, Sayyid Amir Ali, mengatakan dalam
bukunya, "Ruhul Islam" (The Spirit of Islam), "Tabel astronomi yang dibuatnya dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin- telah menjadi kaedah ilmu astronomi di Eropa selama
berabad-abad. Sekalipun demikian, dia lebih dikenal dalam sejarah ilmu matematika, karena
dialah orang yang pertama kali memasukkan sinus dan sinus sempurna sebagai ganti dari angka
ganjil dalam ilmu hitung astronomi dan ilmu hitung trigonometri."

Sumber : http://ilmufromalquran.blogspot.co.id/2015/03/muhammad-bin-jabir-al-harrani-al.html

Anda mungkin juga menyukai