Anda di halaman 1dari 8

Judul: Cinta dan Kewajibah

Pengarang : L.Wairata dan N.St Iskandar

Penerbit : Balai Pustaka

Tahun Terbit : 2002

Cetakan : ke sepuluh

Tebal halaman : 104

Motto : Esa cinta,

Kedua Kewajiban ,

Pakaian ruh segala insan,

Dalam alam semesta fana,

Sampai-sampai ke alam semesta,

Kurnia Tuhan rahim-rahiman. ( halaman 11)

Daftar pustaka: Kata pengantar..............5

Sepatah kata..................7

1. Senjata Hidup.......................................29
2. Sahabat Karib.......................................29
3. Ani Berbakti.........................................41
4. Beribu Tiri............................................52
5. Didaului Orang.....................................62
6. Jurang Bertambah Dalam.....................78
7. Alangan Hilang Sebuah-sebuah............87
8. Habis Susah Timbul Senang.................95

A. Tema: Cinta dan Kewajiban seorang anak terhadap orang tua


B. Tokoh :

a. Tokoh Utama : Ani, Steven, dan Sina


b. Tokoh pembantu :Popi, Bram, Ros, Fin, dan Andi
c. Tokoh figuran: Dirk
C. Penokohan :
1. Ani: Seorang gadis yang baik budinya, parasnya yang elok, berbakti
kepada orang tua, dan taat pada agama.

Karakter: a.Penyabar : “ Dengan sabar segala keadaan yang


buruk itu di perbaiki oleh gadis itu”(halaman 41)

b. Rajin : “ Sementara Ani mengemasi apa-apa yang


terletak di atas meja.” (halaman 19)

“ keesokan harinya, pagi-pagi benar, Ani


sudah bangun dan bekerja menyelenggarakan rumah.”(halaman
24)

“Pada hari itu Ani mulai bekerja dengan


rajin di rumah orang tuanya”(halaman 41)

c.Penghibur : “ Ia hendak datang kepada ibunya,


akan mengurut-urut punggungnya dan menghibur
hatinya.”(halaman 24)

d.Lembut : “ gadis itu anak militer, besar di tangisi,


tetapi tigkah lakunya dan perangainya sangat berbeda dengan
anak tangsi kebanyakan. Hawa tangsi dan kekerasan seakan-akan
tak memberi bekas kepada sifat-sifanya”(halaman 18)

e. Pengasih : “akan tetapi Ani tetap kasih kepada


bapaknya yang tiada tahu kewajiban itu.”(halaman 38)

“ taiada pula sampai hati Ani melihat


keadaan itu. Sedapat-dapatnya ibu tirirnya pun di
tolongnya.”(halaman 67)

f. Bertanggung jawab : “..... keawajiban anak


kepada orang tua dan kepada sesama manusia bagiku lebih dari
pada cinta.”(halaman 86)

g. Berbakti : “ terima kasih, tetapi keajiban ku


sebagai anak sudah mendesak aku agar berbakti kepada
ayah.”(halaman 37)

h. Saleh : “ sementara itu Ani tiada khali, tak lupa,


meminta doa kepada Tuhan.”(halaman 42)

2. Steven: ayah kandung Ani, berperangai kurang baik, suka mabuk-


mabukan, berperilaku kasasr dan sering kali berprilaku kasar pada kelarganya.

Karakter: a. Kasar: “ ....tampak oleh matanya sendiri menampar,


menempeleng, dan memukul ibunya....”(halaman 16)
“ ibu selalu menjadi korban kaki dan tangan
ayahmu...”( halaman 21)

“.....ia pun mengangkat tangan hendak


menempeleng.”(halaman 22)

b. Pemabuk : “ Hanaya ia pulamg kelak larut malam


dalam keadaan mabuk.” (halaman 19 )

c. Pemaki: “ hai monyet, “katanya seraya melangkah


kepada bujang itu.”(halaman 28)

3. Sina : ibu kandung Ani, seseorang yang baik, taat agama maupun
suaminya. Sering jatuh sakit.

Karakter: a. Penyayang: “Dengan perlahan-lahan Sina membelai-belai


rambut Ani, seraya berkata jangan menangis.” (halaman 16)

b. Baik Hati: “Ani tetap bersifat seperti ibunya: sabar,


pengasih, penyayang dan tau arti kemanusiaan.” (halaman 24)

c.Saleh: “...tetapi kalau dikenangkan orang penderitaan Sina


yang sabar dan saleh.” (halaman 30)

d.Penyabar: “...tetapi kalau dikenangkan orang penderitaan


Sina yang sabar dan saleh.” (halaman 30)

4. Popi: sahabat karib Ani, seorang gadis yang baik-baik.

Karakter: a.Simpati: “Makin lama Popi menyelenggarakan dia, makin


tertarik hatinya dan timbul belas kasihannya.” (halaman 30)

b. Baik Hati: “Memang Popi bagus, baik hati dan suka


menolong dia ketika dalam kesukaran.” (halaman 63)

c. Perhatian: “Semalam-malaman itu lebih baik engkau di


sini saja. Janganbanyak bercakap-cakap. Tidur saja.” (halaman 31)

5. Bram seorang terpelajar berhati mulia yang akhirnya menjadi suami Ani.

Karakter:a.Baik: “...tetapi tingkah laku Bram yang baik itu dapat


menimbulkan suatu perasaan di dalam hatinya” (halaman 53)

b. Pendiam: “Bram murid Stovil pendiam, tetapi kalau ia


berkata-kata...” (halaman 54)

c.Supel: “...kabarnya, memang Bram dapat bergaul


sebaik-baiknya.” (halaman 54)

6. Ros adalah ibu tiri Ani, seorang wanita yang berperangai jelek, iri hati,
dan suka menggunjing.
Karakter: a.Kasar: “Aku bukan ibumu, bangsat, ibumu sudah
mampus.” (halaman 66)

“Tetapi Ros bangkit berdiri dan bergerak


hendak memukul.” (halaman 66)

b. Cerewet: “Ia cerewet, tiada sabar, kerap kali


berbantah dengan orang setangganya” (halaman 58)

c. Pemabuk: “Lebih-lebih kalau keduanya sedang sama-


sama mabuk...” (halaman 61)

7. Fin adalah sahabat karib Ani dan juga seorang gadis yang baik.

Karakter : a. Bersahabat: “Jangan amrah adik. Saya sesuai


dengan engkau.” (halaman 75)

b. Perhatian: “Kalau begitu lebih baik kamu


masuk rumah. Memang kurang baik angin sore ini...” (halaman 75)

c. Baik: “...kepada Fin anak Simon! Parasnya


bagus, tingkah lakunya baik...” (halaman 79)

8. Andi adalah kakak kandung Ani, seorang prajurit di tanah jawa.

Karakter: a. Penyayang: “Ani adikku! Jangan engkau


marah kepadaku...” (halaman 62)

9. Dirk adalah pembantu Ani yang setia.

Karakter :a. Setia: “Sekaliannya itu dikerjakan oleh Dirk,


bujangnya yang setia.” (halaman 19)

D. LATAR
a.Latar Tempat
> Kampung Tihulale, Seram: “...di sudutnya jalan yang agak lengang di kampung Tihulale,
Seram.” (halaman 13)
> Tanah Lapang: “...di tanah lapang tempat bermain bola kedengaran sorak riuh rendah akan
menggembirakan si pemain yang mengadu kekuatannya dan kecakapannya.” (halaaman 14)

>Rumah Ani: “Sekaliannya barang itu pun dibawanya ke dalam rumahnya.” (halaman 19)

>Bilik/Kamar Sina: “Sehabis makan, Sina masuk ke dalam kamarnya.” (halaman 19)

> Bilik/Kamar Ani: “Sesampainya di dalam biliknya, Ani tiada segera merebahkan dirinya.”
(halaman 23)

>Kebun Ani: “Petang hari kedua beranak itu kelihatan pula duduk di dalam kebunnya.”
(halaman 24)
> Rumah Popi: “...ia pun dibawa Popi ke rumahnya.” (halaman 35)

> Makam Sina: “Mereka menaburkan bunga-bungaan di atas kubur yang masih baru itu dengan diam-
diam.” (halaman 36)

b.Latar Waktu

> Petang: “Seperti biasa pada tiap-tiap petang hari, kedua beranak itu duduk di situ...” (halaman 13)

“Petang hari kedua beranak itu kelihatan pula duduk di dalam kebunnya” (halaman 24)

“Oleh sebab itu kira-kira pukul 5 petang kedua sahabat itu pun berjalan...” (halaman 36)

> Malam: “...hari sudah malam, sudah pukul tujuh lewat.” (halaman 18)

“Pada malam hari, ketika udara terang dan jernih, perasaan aman dan damai...” (halaman
42)

“Malam hari sesudah habis makan, kedua mereka itu duduk di bangku kebun...” (halaman
92)

>Tengah Malam: “Hampir-hampir tengah malam hujan teduh, kilat dan petir telah berhenti.”
(halaman 29)

>Pagi: “Keesokan harinya, pagi-pagi benar, Ani sudah bangun dan bekerja menyelenggarakan
rumah.” (halaman 24)

c. Latar Suasana
> Segar: “...karena pada saat itu hari bagus dan hawa kering dan segar.” (halaman 13)

> Haru: “Ibu,” kata Ani dengan pilu dan terharu,” (halaman 18)

“Ani menangis, bertitikan air matanya. Terharu dan sedih hatinya.” (halaman 64)

> Sedan: “Perkataan perempuan itu putus hingga itu, diputuskan oleh tangis sedan-sedan...” (halaman
21)

“Ani menangis terisak-isak, sedan-sedan.” (halaman 22)

“Di sisi kubur Andi menangis sedan-sedan, sambil menaburkan bunga dengan tangan
gemetar.” (halamana 92)

> Sunyi: “Sunyi, selang berapa lama terdengarlah olehnya bunyi dengkur ayahnya sebagaia gelora.”
(halaman 23)

“Sekelilingnya sunyi senyap...” (halaman 23)

>Mendung: “...di sebelah barat, alamat hujan akan turun. Guruh kedengaran sayup-sayup sampai.”
(halaman 25)

“Hari telah mulai gelap, bukan saja Karena matahari telah terbenam, tetapi karena awan
hitam telah menyaputi langit.” (halaman 27)
> Panik :“Hilang sudah akal Ani. Ia pun ke luar masuk kamar dengan tergopoh-gopoh mencari ini dan
itu.” (halaman 27)

“...terdengarlah suara orang berteriak-teriak dengan cemas...” (halaman 100)

>Menegangkan: “Kalang-kabut Ani dan Dirk menjerit melihat darah itu.” (halaman 28)

“Ani meradang, hilang sabarnya. Dengan keras dibantahnya tuduhan yang bukan-
bukan itu.” (halaman 66)

“Ros datang memukul Steven tetapi ia terlentang kena terjang.” (halaman 67)

> Pilu: “Ia mengeluh menangis, meratap dan menyebut-nyebut nama istrinya.” (halaman 30)

> Gembira: “...bermacam-macam permainan dimainkan di kampung Tihulale untuk menyuka-


nyukakan hati.” (halaman 98)

> Mengerikan: “...ngeri betul! Steven dan Robert masih di dalam. Tak dapat ditolong lagi.” (halaman
100)

E. ALUR / PLOT

Novel ini menggunakan alur campuran, dimana penulis meneritakan kejadian di masa lalu. Pada
awal cerita novel ini diperkenalkan tokoh-tokoh yaitu Ani, Sina, Steven. Kemudian flashback ke masa
lalu diamana Sina dikutuk oleh ayahnya karena Sina dan Steven kawin lari. Hingga di pertengahan
muncul konflik karena Steven berakhir dengan jahat kepada keluarganya dan sifatanya yang kasar
terkhusus kepada Sina. Konflik memuncak ketika Ani kehilangan ibunya dan ayahnya kawin lagi
dengan perempuan yang tidak baik tabiatnya. Belum lagi masalah percintaannya dengan Bram yang
sempat bermasalah karena ulah ibu tirinya. Penurunan konflik mulai terjadi ketika ibu tiri Ani
meninggal dan Andi kakaknya menikahi Fin. Penyelesaian konflik pada novel ini ketika ayah ani
meninggal dan Ani menikah dengan Bram dan mereka hidup bahagia dengan kedua anak mereka.

F.SUDUT PANDANG

Didalam novel ini penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga yaitu dimana penulis
bertidak sebagai sutradara yang mengetahui segala sesuatu konflik yang terjadi pada peran segala
macam perasaan maupun konflik batin.

“ Ani baru berumur 18 tahun, gadis remaja yang bersifat sabar dan bertertib.”(halaman 14)

“Ketika Ani sudah tertidur, barulah popi keluar dari biliknya.”(halaman 31)

G. GAYA BAHASA

> Personifikasi : “Cahaya matahari yang hampir terbenam bersinar dengan lemah-lembut dan
berwarna kemerah-merahan.” (halaman 13)

> Hiperbola : “...kilat berapi-api dan guruh petir sedang berlomba-lomba memperdengarkan
kehebatan bahananya.” (halaman 28)

> Metafora: “Sebagai ayam putih ia kelihatan dimana-mana, terutama di dalam pesta bersukaria.”
(halaman 45)
“...kata Ani sambil mengadah kepada putri malam yang gilang-gemilang itu...”
(halaman 86)

> Asosiasi: “Pergaulanku dengan ayahmu sudah seperti pergaulan harimau dengan kambing.”
(halaman 21)

“...lalu berjalan seperti batang padi ditiup angin...” (halaman 22)

“...kampung seperti dialahkan garuda gelap, senyap dan lengang.” (halaman 29)

H. AMANAT

> Kita harus menjadi anak yang berbakti kepada orang tua tak peduli bagaimana keadaan mereka
itu.

> Bersikap sabar dan tak mudah putus asa perlu dilakukan untuk meraih sesuatu atau cita-cita yang
kita impikan.

> Mendengarkan perkataan seorang anak itu perlu dilakukan oleh para orang tua dan orang dewasa
karena tak selamanya orang yang lebih dewasa itu yang paling benar.

> Sahabat yang setia adalah sahabat yang dapat menerima keadaan di saat senang maupun susah.

> Penyesalan selalu dating di akhir, oleh karena itu bijaklah dalam menentukan langkah sebelum
bertindak.

Anda mungkin juga menyukai