Anda di halaman 1dari 4

NASKAH DRAMA BAHASA INDONESIA

KELOMPOK 3
KELAS XI-3

NAMA ANGGOTA :

Aditya Halsyah (01)


Dinda Budi Agresta (05)
I Gusti Putu A. A. D. A (12)
Muamar Kadafi (18)
M. Farid (20)
Nevanda Puspita K. (22)
Safira Amelia (31)
Judul Drama : “Menggapai Impian"

Narator :
 Dinda Budi Agresta (05)
Pemeran:
 Aditya Halsyah (01) Halsyah / Tritagonis
 I Gusti Putu A. A. D. A (12) Dika / Prontagonis
 Muamar Kadafi (18) Dafi / Antagonis
 M. Farid (20) Farid / Antagonis
 Nevanda Puspita K. (22) Eva / Figuran
 Safira Amelia (31) Fira / Prontagonis

(Adegan 1: Di dalam kelas saat pelajaran matematika. Dika dan Fira duduk di bangku
belakang kelas. Mereka berbicara tentang cita-cita mereka dan bagaimana cara mereka dapat
menggapai impian tersebut.)
Dika: (sambil tersenyum) "Aku ingin menjadi doker agar bisa membantu orang-orang yang
sakit. Aku ingin meringankan penderitaan mereka dan memberikan perawatan yang terbaik."
Fira: (tersenyum pula) "Aku ingin menjadi seorang insinyur dan merancang bangunan yang
ramah lingkungan. Aku ingin membangun dunia yang lebih baik, di mana manusia hidup
berdampingan dengan alam secara harmonis."

(Adegan 2: Dafi dan Farid yang duduk di depan mereka tidak sengaja mendengar
pembicaraan tersebut. Mereka mengolok-olok Dika dan Fira.)
Dafi: (menertawakan) "Hahaha, dengar tuh, mereka berdua bermimpi menjadi dokter dan
insinyur! Apa kamu pikir kamu bisa menjadi seorang dokter atau insinyur? Kamu tidak cukup
pintar untuk itu!"
Farid: (mengikuti) "Lebih baik kamu berhenti bermimpi dan memilih pekerjaan yang lebih
mudah. Kamu tidak akan pernah bisa mencapai itu!"

(Adegan 3: Halsyah, teman baik Dika dan Fira, mendengar olok-olokan tersebut dan
mencoba membela mereka.)
Halsyah: (marah) "Kalian tidak punya hak untuk menghakimi impian mereka. Dika dan Fira
sangat berbakat dan pasti bisa mencapai impian mereka. Mereka memiliki tekad dan kerja
keras yang luar biasa!"
(Adegan 4: Eva, seorang figuran dalam cerita, adalah guru matematika mereka yang
mendengar olok-olokan tersebut dan memutuskan untuk mengambil tindakan.)
Eva: (tegas) "Sudah cukup, kalian tidak berhak untuk membatasi impian orang lain. Setiap
orang memiliki potensi dan bakat yang berbeda-beda, dan mereka berhak untuk mengejar
impian mereka. Saya tidak akan menoleransi sikap negatif seperti ini di kelas saya!"

(Adegan 5: Saat pelajaran berlangsung, Eva memulai sebuah diskusi kelas tentang impian
dan bagaimana mencapainya.)
Eva: (sambil berdiri di depan kelas) “Sekarang, kita akan membahas tentang impian dan
bagaimana kita dapat mencapainya. Setiap orang memiliki impian yang berbeda, dan tidak
ada impian yang terlalu besar atau terlalu kecil. Impian adalah pendorong yang memotivasi
kita untuk berusaha lebih baik.”
Dika: (bersemangat) “Betul, Bu! Saya percaya bahwa dengan kerja keras, tekad, dan
pendidikan yang baik, saya bisa menjadi seorang dokter dan membantu orang-orang yang
membutuhkan.”
Fira: (mengangguk) “Saya juga setuju, Bu. Saya akan berusaha keras untuk belajar dan
mengembangkan keterampilan saya agar bisa menjadi seorang insinyur yang berperan dalam
pembangunan yang berkelanjutan.”
Eva: (sorot matanya penuh semangat) “Itu semangat yang tepat! Jangan biarkan kata-kata
negatif orang lain meruntuhkan kepercayaan diri kalian. Jadikan itu sebagai motivasi untuk
membuktikan bahwa impian kalian dapat terwujud.”

(Adegan 6 : Setelah pelajaran selesai Dika, Halsyah dan Fira menuju ke kantin. Tiba-tiba Dafi
dan Farid datang menghampiri mereka.)
Farid: (kagum) “Kalian bertiga benar-benar membuktikan bahwa dengan tekad dan kerja
keras, impian bisa terwujud. Kami salah menghakimi kalian.”
Dafi: (menyesal) “Maafkan kami karena pernah meragukan kemampuan kalian. Sedangkan
kita belum memiliki impian yang jelas.”
Dika: (santai) “Tidak apa-apa. Kami senang bisa membuktikan bahwa kita semua memiliki
potensi besar dalam diri kita. Jangan pernah ragu pada impian kalian.”
Fira: (tersenyum) “Kita harus saling mendukung dalam mencapai impian masing-masing.
Bersama, kita bisa meraih apa pun yang kita inginkan.”
Halsyah: (bersorak) “Ya benar sekali, mari kita mulai perjalanan ini sekarang! Tidak ada lagi
yang bisa menghentikan kita selama kita tetap percaya pada diri sendiri dan terus berusaha.
Impian kita menanti untuk direalisasikan, dan bersama-sama kita akan mencapainya!”
Mereka berpegangan tangan dengan erat, memberikan semangat dan keyakinan satu
sama lain. Dengan tekad yang kuat, mereka berkomitmen untuk menghadapi segala rintangan
yang mungkin muncul dan menggapai impian mereka dengan penuh semangat dan
keberanian. Drama “Menggapai Impian” mengajarkan kepada kita semua pentingnya
memiliki impian, keyakinan diri, dan dukungan dari orang-orang terdekat kita dalam
mengejar apa yang kita inginkan di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai