Mempersembahkan:
Disusun Oleh:
Mauliah 07031381823196
Dosen Pengampu :
Harry Yogsunandar, S.IP., M.Si
INDRALAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Iklan
Kotler dan Amstrong (2012 : 454) menyebutkan bahwa iklan adalah segala bentuk
penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang
memerlukan pembayaran. Kemudian menurut Bearden dan Ingram (2007: 393) iklan adalah
elemen komunikasi pemasaran yang persuasif, nonpersonal, dibayar oleh sponsor dan disebarkan
melalui saluran komunikasi massa untuk mempromosikan pemakaian barang, atau jasa. Serta
menurut Gitosudarmo (2008:228), periklanan merupakan alat utama bagi perusahaan untuk
mempengaruhi konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar,
radio, majalah, televisi ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang di pinggir jalan atau
tempat-tempat yang strategis.” Dari beberapa argumentasi mengenai pengertian iklan diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan suatu bentuk komunikasi massa; radio, surat
kabar, majalah, dan sebagainya. Sehingga iklan mempunyai sifat non personal dan merupakan
suatu alat untuk mempromosikan produk atau jasa tanpa mengadakan kontak langsung.
Selain itu, Rossiter dan Percy dalam Raviany (2011: 41) mengklasifikasikan tujuan iklan
sebagai efek komunikasi, antara lain yaitu menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu
kebutuhan (category need), memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk
kepada konsumen (brand awareness), mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand
attitude), membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention), serta
menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning).
1.3 Sifat Iklan
Menurut Kotler dalam Raviany (2011: 41), suatu iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
Public Presentation, iklan memungkinan setiap orang menerima pesan yang sama
tentang produk yang diiklankan. Sifat umum iklan memberikan legitimasi pada produk
tersebut dan juga menyiratkan suatu tawaran yang standarisasi.
Pervasiveness, pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan
penerimaan informasi dan memungkinkan pembeli dapat membandingkan pesan dari
berbagai pesaing.
Amplified Expresiveness, iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya
melalui gambar, warna dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan
khalayak.
Impersonality, iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan dan
menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang monolog (satu arah).
BAB II
RANCANGAN IKLAN
2.1 Identitas Iklan
Judul : Statusmu Adalah Harimaumu
Tema : Kepedulian
Konsep : Bijaklah Bersosial Media
Jenis : Iklan Layanan Masyarakat (ILM)/ Public Service Announcement (PSA)
Durasi : 40 Detik
Genre : Drama
Segmentasi : Semua Kalangan Masyarakat
Orang yang menggunakan media sosial tidak jarang selalu mengupdate tentang
kehidupan sehari-harinya, seperti sedang dimana, mendapatkan barang baru, mendapatkan
rezeki, dan sebagainya Tetapi, tanpa mereka sadari hal tersebut sebenarnya sangat berbahaya.
Banyak kasus penculikan dan kasus-kasus criminal lainnya yang berawal dari media sosial
karena mereka yang terlalu mengumbar semua kesehariannya, Sehingga penulis memberi judul
pada iklan ini “Statusmu Adalah Harimaumu” karena pada status yang kalian yang sebarkan, hal
tersebut dapat menghantarkanmu pada sebuah celaka.
2.4 Naskah/Script :
Scene 01 (Int.DiCafe)
Desy : (memfoto perhiasan, menulis lokasinya dan disebarkan ke instagram) “Pasti semua orang
pada iri nih sama aku kalo aku posting perhiasan baru aku hahaha”
Scene 03 (Int.DiCafe)
Fauzi : (Menunjuk Desy) “Itu kan orang yang ada diinstagram?”
Indra : (Mengangukan kepala) “Iya benar, kita tungguin aja sampai dia keluar dari café terus kita
ikutin dia”
Scene 04 (Ext.Dijalanan)
Desy : (Memainkan handphone)
Fauzi : (Membekap mulut desy dari belakang menggunakan kain yang dicampur obat bius)
Indra : (Mengamati dan mengawasi situasi)
Palupi, Dyah Hasto, Teguh Sri Pambudi. 2006. Advertising That Sells. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.