Anda di halaman 1dari 8

Modul Literasi Digital : Pilar Budaya Digital #4

Toleransi
di Dunia Digital
Dilengkapi dengan sub-materi
kecerdasan buatan (AI)

www.siberkreasi.id
Daftar Isi

01
Memahami Konsep Toleransi dan Keberagaman

02
Karakter Rakyat Indonesia yang Multikultural

03
Toleransi dan Keberagaman di Dunia Digital

04
Toleransi dan Keberagaman di Dunia Digital

05
Teknik Mempromosikan Toleransi dan Keberagaman Online

06
Profil Siberkreasi
Toleransi di Dunia Digital 01

Memahami Konsep Toleransi


dan Keberagaman
Toleransi dan keberagaman adalah pilar utama bagi masyarakat Indonesia yang
multikultural. Toleransi mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan dalam bingkai
keberagaman yang menjadi kekuatan kita sebagai bangsa. Di tengah pluralitas ini, ada
beberapa hal penting yang perlu dipahami:

Hormat pada Perbedaan:


Toleransi adalah bentuk hormat pada perbedaan. Dalam masyarakat yang terdiri dari
berbagai etnis, agama, suku, dan budaya, sikap saling menghargai menjadi landasan
utama.
Saling Mendukung:
Konsep toleransi bukan hanya tentang hidup berdampingan, tapi juga saling mendukung.
Kita bisa saling memberikan dukungan dalam upaya mempertahankan identitas dan
kepercayaan masing-masing.
Kemampuan Beradaptasi:
Toleransi melibatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang beragam. Ini
mencakup penghargaan terhadap tradisi, bahasa, dan nilai-nilai yang mungkin berbeda dari
kelompok kita sendiri.
Kerjasama dalam Keberagaman:
Keberagaman memberikan peluang untuk kerjasama yang produktif. Dengan memahami
dan menghormati keberagaman, masyarakat bisa bersatu untuk mencapai tujuan bersama
tanpa melupakan identitas masing-masing.
Pendidikan Multikultural:
Toleransi harus diperkuat melalui pendidikan multikultural. Dalam kurikulum, sejarah, dan
budaya lokal perlu diterapkan dengan cara yang inklusif untuk membangun pemahaman
yang lebih baik tentang keberagaman.
Menjaga Keseimbangan:
Toleransi bukan berarti mengesampingkan nilai-nilai atau keyakinan masing-masing. Ini
tentang menjaga keseimbangan antara hak individu dan kepentingan bersama dalam
konteks keberagaman.
Penghormatan terhadap Ruang Publik:
Toleransi memerlukan penghormatan terhadap ruang publik. Ini mencakup cara kita
berkomunikasi, bersosialisasi, dan berinteraksi di dunia maya yang semakin mendominasi
kehidupan sehari-hari.
Menolak Diskriminasi:
Konsep toleransi menuntut penolakan terhadap segala bentuk diskriminasi, baik itu
berdasarkan suku, agama, ras, atau gender. Masyarakat yang toleran tidak memberikan
ruang bagi prasangka atau ketidaksetaraan.
Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan:
Toleransi juga mencakup kebebasan beragama dan berkeyakinan. Setiap warga negara
berhak untuk menjalankan agama atau keyakinan mereka tanpa takut menjadi minoritas.
Menciptakan Lingkungan Inklusif:
Akhirnya, konsep toleransi dan keberagaman bertujuan menciptakan lingkungan inklusif. Ini
adalah tempat di mana setiap individu merasa diterima tanpa syarat dan bisa berkembang
sesuai potensinya.

Jadi, bagi masyarakat Indonesia yang multikultural, memahami dan menerapkan toleransi
serta keberagaman adalah langkah menuju harmoni dan kemajuan bersama
Toleransi di Dunia Digital 02

Karakter Rakyat Indonesia


yang Multikultural

Indonesia, negeri multikultural. Sepertinya, benar-benar menjadi bukti bahwa keberagaman itu
keren. Karena multikultural itulah, karakter masyarakat Indonesia jadi istimewa banget.

Suku-suku yang ada di Indonesia itu seperti kumpulan bintang di langit malam. Ada Jawa,
Sunda, Batak, Bugis, dan masih banyak lagi. Nah, yang bikin keren, meski beda suku, kita
bisa saling menyapa dengan hangat. Sama saja seperti kumpulnya para superhero yang
berbeda kekuatan, tapi tetap satu tim.

Lalu, soal agama. Di sini, kita punya festival rasa yang beragam banget. Ada Islam, Kristen,
Hindu, Buddha, Konghucu, dan juga agama leluhur. Semuanya hidup berdampingan tanpa
ribut. Kita bisa belajar banyak tentang kebijaksanaan hidup dari semua agama dan keimanan
itu.

Soal ras juga tak kalah menariknya. Dari Aceh sampai Papua, kita punya palette warna kulit
yang luar biasa. Ras tak jadi penghalang untuk saling mendukung dan hidup bersama. Beda
warna kulit seperti beda warna crayon di kotaknya, yang membuat lukisan kehidupan jadi lebih
berwarna.

Dan tentu saja, budaya. Ini yang membuat kita memiliki warisan kearifan lokal yang membuat
mata dunia salut dan respek. Ada tarian, musik, batik, dan segalanya. Terlebih lagi soal
keragaman makanan, yang membuat semua orang di dunia penasaran. Budaya kita itu seperti
resep rahasia nenek moyang yang tak boleh dilewatkan dan justru harus diwariskan.

Nah, karakter masyarakat Indonesia ini bukan cuma soal keberagaman fisik, tapi juga di hati.
Kita punya semangat gotong royong yang keren. Ada musibah, pasti banyak yang bantu.
Seperti satu keluarga besar, padahal kita sebelumnya tak pernah bertemu.

Tapi, tak bisa dipungkiri juga, kadang masih ada catatan merah soal stereotip dan diskriminasi.
Mungkin ini seperti sisa-sisa drama zaman kuno yang belum berakhir. Tapi, yakin deh,
generasi kita bisa menghapus catatan merah itu. Generasi kita bisa hidup lebih inklusi karena
mereka terbiasa hidup dalam lingkungan multikultural sejak lahir.

Jadi, teman-teman, kita ini seperti puzzle yang lengkap dengan potongan-potongan berbeda.
Kalau satu potongan hilang, pasti kurang seru. Kalau semuanya ada, baru kita bisa melihat
gambar besar keindahan yang kita bangun bersama.

Mulai dari kecil, yuk kita menjadi bagian dari Indonesia yang semakin multikultural dan
semakin saling menyayangi sesama anak bangsa!
Toleransi di Dunia Digital 03

Toleransi dan Keberagaman


di Media Sosial
Di era digital, media sosial jadi panggung utama di mana kita bisa merayakan keberagaman
dan menerapkan nilai-nilai toleransi. Tak bisa dipungkiri, media sosial juga punya dampak
besar dalam membentuk pola pikir dan pandangan dunia. Nah, bagaimana cara kita
menerapkan toleransi dan keberagaman di dunia maya?

Pertama, perlu mindset terbuka.

Buka mata dan hati terhadap ragam pandangan dan ide. Di media sosial, kita bakal bertemu
banyak orang dengan background yang berbeda. Toleransi dimulai dari sini, dari kesediaan
kita untuk mendengar, memahami, dan menghormati perbedaan.

Kedua, jadi pribadi yang bijak dalam berkomunikasi.

Jangan mudah terpancing emosi atau merespon dengan cepat tanpa berpikir. Gunakan
kata-kata yang membangun, hindari bahasa yang bisa menyinggung perasaan orang lain.
Komunikasi yang baik bisa menjadi jembatan untuk memahami satu sama lain.

Selanjutnya, hindari menyebarkan konten yang merugikan.


Sebelum membagikan berita
atau informasi, pastikan dulu
kebenarannya. Jangan
sampai kita menjadi penyebar
hoaks atau konten yang bisa
memicu konflik. Keberagaman
di media sosial bukan berarti
kita bisa sembarangan
menyebarkan informasi tanpa
filter. Sekarang hoaks juga
bisa dibuat menggunakan
Kecerdasan Artifisial (Artificial
Intelligence/AI). Video atau
foto palsu bisa dibuat dengan
AI (Deepfake). Andai ada yang
membuat konten intolerans dengan memanipulasi wajah tokoh agama dan suku, tentu jadi
bahaya jika kita tidak teliti dan ikut menyebarkannya.
Toleransi di Dunia Digital 04

Berpartisipasi dalam kampanye positif.

Jadilah agen perubahan yang menyuarakan nilai-nilai toleransi dan keberagaman. Ajak
teman-teman di media sosial untuk ikut serta dalam gerakan kebaikan. Mungkin itu bisa
berupa kampanye pendidikan multikultural atau sekadar mengajak untuk saling
menghormati.

Jangan lupa untuk terus belajar. Di media sosial, kita bisa menemukan berbagai sumber
informasi. Manfaatkan kesempatan ini untuk terus belajar tentang keberagaman budaya,
agama, dan sudut pandang yang berbeda. Semakin banyak kita tahu, semakin besar pula
pemahaman kita tentang dunia ini.Selain itu, kita bisa membuka ruang diskusi yang
konstruktif. Buatlah forum yang mendukung dialog yang sehat. Ajak orang untuk berbagi
pengalaman dan pandangan mereka. Dengan begitu, kita bisa membangun jaringan yang
kuat dari berbagai latar belakang.

Terakhir, jagalah privasi dan batasi paparan konten negatif.

Kita punya hak untuk memilih apa yang ingin kita lihat di media sosial. Jika ada akun atau
konten yang merugikan, lebih baik unfollow atau blokir. Fokuslah pada konten yang positif
dan mendukung semangat keberagaman.

Akhirnya, mari kita ingat bahwa media sosial adalah cermin dari kehidupan nyata kita. Kita
punya kekuatan untuk menciptakan dunia maya yang indah, inklusif, dan penuh toleransi.
Dengan langkah-langkah kecil ini, kita bisa membentuk lingkungan digital yang lebih baik.
Toleransi di Dunia Digital 05

Teknik Mempromosikan Toleransi


dan Keberagaman Online
Yuk, kita menjadi agen perubahan di dunia maya dengan mempromosikan toleransi dan
keberagaman secara online! Kita bisa membuatnya langsung d platform media sosial
maupun aplikasi yang tersedia di Playstore maupun Appstore.

Berikut cara mainnya:

Konten Edukatif:
Bagikan konten yang memberikan pemahaman tentang keberagaman dan nilai-nilai
toleransi. Gunakan infografis, video singkat, atau quotes inspiratif.

Kampanye Hashtag:
Bangun kampanye dengan hashtag yang mendukung toleransi. Ajak orang untuk berbagi
pengalaman atau pendapat mereka tentang keberagaman dengan menggunakan hashtag
tersebut.

Diskusi Terbuka:
Sediakan ruang untuk diskusi terbuka tentang perbedaan. Ajak audiens untuk berbagi
pandangan mereka dengan rasa hormat dan terbuka terhadap sudut pandang orang lain.

Fitur Interaktif:
Gunakan fitur, seperti polling atau pertanyaan untuk mendorong partisipasi. Ajukan
pertanyaan yang merangsang pemikiran tentang keberagaman dan toleransi.

Kolaborasi:
Kolaborasi dengan influencer atau tokoh lintas iman yang vokal tentang toleransi. Mereka
dapat membantu menyebarkan pesan positif ke berbagai lapisan masyarakat.

Dengan langkah-langkah sederhana ini, kita bisa menciptakan lingkungan online yang lebih
toleran dan menghargai keberagaman.
Lorem ipsum 01

Tentang Siberkreasi
Gerakan Nasional Literasi Digital SIBERKREASI adalah wadah kolaborasi pemangku
kepentingan majemuk (multistakeholder) yang memiliki visi menjadikan masyarakat
Indonesia berdaya dan berkemampuan literasi digital sebagai pilar bonus demografi.

4 Pilar Literasi Digital

Cakap digital Aman digital Budaya digital Etika digital


Mitra dan Jejaring

Lebih dari 140 institusi dari unsur komunitas, pemerintah, swasta / bisnis, platform
online, masyarakat sipil, operator telekomunikasi, akademisi saling bersinergi dan
kolaborasi dalam ragam kegiatan literasi digital.

www.siberkreasi.id @siberkreasi

Anda mungkin juga menyukai