“Teater Kontemporer”
Oleh kelompok:
3
1. ella afriza
2. gelfira rahma auia
3. asnidar
4. elisabet br. silitonga
5. femas maulana Ibrahim
6. farhan zhuri parmestu
7. Muhammad dawud wicaksono
Kelas: XI MIPA4
Tugas seni budaya
ROKAN HULU
RIAU
Judul : Tentang Masa Depan
Alur : singkat
Penokohan:
Sinopis Drama
Terdapat 6 orang bersahabat yang sudah berteman sejak sekian lama. Mereka
adalah Ilham, Muklis, Zahra, Rara, farid, dan Intan. Berebeda dengan keempat
temannya, sikap dan kepribadian Rara dan farid kontras dengan pemikiran Ilham,
Muklis, Zahra, dan Intan. Pada suatu pertemuan, Rara dan farid mendapat
teguran dari para temannya lantaran sikapnya yang masih saja seperti anak kecil.
Prolog
Ketika menyelesaikan jam pertama pelajaran, mereka diberitahu bahwa guru
yang akan masuk pada pelajaran selanjutnya sedang rapat di kantor sekolah.
Maka dari itu, untuk pelajaran kedua ini kelas mereka dan kelas lain tidak belajar.
Karena farid dan rara bosan, akhirnya mereka memutuskan untuk menghampiri
keempat sahabatnya yang sedang mengobrol di bangku ilham. Ada muklis, Zahra,
dan intan. Farid & rara ikut mndengarkan ilham yang tiba-tiba membahas tentang
cita-cita.
Dialog drama
Ilham (dawud) :“Apa sih yang harus kita lakukan supaya cita-cita yang kita miliki
itu nantinya benar-benar bisa terealisasi dan tidak hanya sekedar
mimpi semata?”
Muklis (farhan) :“Ya tentunya banyak sekali yang harus kamu lakukan, misalkan
dari sekarang kamu harus mulai menata kehidupan dan
kepribadian kamu.”
Zahra (gelfira) :“benar apa yang dikatakan oleh Muklis. Memang banyak sekali
yang harus kita persiapkan agar kedepannya apa yang kita
impikan bisa terwujud.”
Rara (ella) :“Ah, kalian ini ada-ada saja kerjaannya. Mau ini mau itu, nyantai
Aja kenapa sih? lagian kalian ini kan masih muda, (SEMBARI
MENATAP SANTAI SAHABATNYA) masih banyak waktu.”
Farid (femas) :“Iya, masih muda udah pada sibuk mikirn yang jauh-jauh. Udah lah
nikmatin aja masa muda kalian, ntar juga datang sendiri mimpi
kalian.”
Intan (asnidar) :“farid, Rara, kalian kok berpikiran seperti itu sih?! (DENGAN RAUT-
WAJAH KAGET) justru karena kita masih muda makanya kita
harus bisa memanfaatkan waktu yang kita miliki.”
Zahra (gelfira) :“Benar apa yang dikatakan Intan. Aku juga heran sama kalian
(Rara dan farid) kerjannya sehari-hari main melulu.”
Ilham (dawud) :“farid, Rara, saat ini kalian memang masih muda dan segala
sesuatu yang kalian butuhkan masih bisa dicukupi oleh ayah/ibu
kalian, tapi kedepannya kan kalian harus bisa mencukupi
kebutuhan kalian sendiri, makanya mulai sekarang kalian harus
mau berpikir dan bekerja keras.”
Intan (asnidar) :“Nah, dengerin tuh apa yang dibilaingin Ilham. Kalian tidak boleh
jadi anak muda yang tanpa arah, kalian harus mau berjuang mulai
sekarang.”
Rara (ella) : “Ah, masa bodoh…” (NADA BICARA REMEH)
Farid (femas) : “Iya, kalian ini pada jadi motivator konon.. nyantai aja kenapa sih.”
Keempat teman farid dan Rara hanya menggelengkan kepala melihat sikap farid
dan Rara yang tak ubahnya seoarang anak kecil. Kendati Intan menyadari
bahwa sangat sulit untuk bisa mengingatkan Rara dan farid, namun dia tetap
berusaha untuk menyadarkan kedua temannya tersebut.
Muklis (farhan) : “kita semua gak bermaksud apa apa kok, kita ngejelasin hal
seperti ini supaya kalian berdua enggak menganggap hal seperti
tadi itu dengan remeh. Agar pikiran kita semua makin terbuka
dan saling peduli satu sama lain.”
Rara dan farid : “iya kami berdua ngerti kok, maaf ya buat hal yang tadi…”
Lalu mereka semua mengangguk, kemudian rara dan farid mengatakan bahwa
akan berusaha untuk tidak bermain main lagi dalam hal seperti ini, mereka akan
benar benar memikirkan apa yang harus mereka lakukan untuk kedepannya.
Bukannya lebih menganggap remeh tentang masa depan. Semenjak itu farid
dan Rara menunjukkan perubahan sikap yang berarti.