BAB II
PEMBAHASAN
Ini berarti bahwa sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil
dari pengamatan langsung mengenai produk , informasi secara lisan yang diperoleh dari
orang lain atau terpapar oleh iklan media massa, internet dan berbagai bentuk yang lain .
Sebagai kencenderungan yang dipelajari , sikap mempunyai kualitas memotivasi ; yaitu
mereka dapat mendorong konsumen ke perilaku tertentu
Karakteristik yang lain dari sikap adalah bahwa sikap relative konsisten dengan perilaku
yang dicerminkannya. Tetapi , walaupun mempunyai konsistensi , sikap tidak selalu
permanen karena sikap sikap dapat berubah.
Yang dimaksudkan dengan situasi , adalah berbagai peristiwa atau keadaan yang pada
tahap atau waktu tertentu , mempengaruhi hubungan antara sikap dan perilaku . Situasi
tertentu dapat menyebabkan para konsumen berperilaku dengan cara yang kelihatannya tidak
konsisten dengan sikap mereka . seperti contoh misalnya Andre selalu membeli krim cukur
yang berbeda merek tiap kali krim cukurnya habis . Walaupaun tindakannya untuk pindah
merek mencerminakan sikap negative atau ketidakpuasan terhadap merek merek yang ia
coba, sebetulnya perilaku ini dipengaruhi oleh situasi tertentu . Jika keinginannya untuk
menghemat maka ia akan memilih merek apapun yang paling murah .
Emosi atau perasaan konsumen mengenai produk atau merk tertentu merupakan
komponen afektif dari sikap tertentu. Emosi dan perasaan ini sering dianggap oleh para
peneliti konsumen sangat evaluati sifatnya ; yaitu mencangkup penilaian seseorang
terhadap obyek sikap secara langsung dan menyeluruh atau sampai dimana seseorang
menilai obyek sikap “menyenangkan” atau “tidak menyenangkan,” “bagus” dan “jelek”.
3. Komponen Konatif
Konasi, komponen terakhir dari model sikap tiga komponen berhubungan dengan
kemungkinan atau kecenderungan bahwa individu akan melakukan tindakan khusus atau
berperilaku dengan cara tertentu terhadap obyek sikap tertentu.
Dalam riset pemasaran dan konsumen, komponen konatif sering dianggap sebagai
pernyataan maksud konsumen untuk membeli. Skala maksud pembeli digunakan untuk
menilai kemungkinan konsumen untuk membeli suatu produk atau berprilaku menurut cara
tertentu.
Model sikap multi sifat menggambarkan sikap konsumen terhadap “obyek” sikap
seperti produk,jasa,katalog direct mail, atau sebab atau isu tertentu sebagai fungsi persepsi
dan penilaian konsumen terhadap sifat-sifat atau keyakinan pokok yang dipegang mengenai
“obyek” sikap tertentu. Walaupun banyak variasi tipe model sikap ini, kami telah memilih 3
model berikut sebagai pertimbangan :
1. Model sikap terhadap obyek = Model sikap terhadap obyek sangat cocok untuk
mengukur sikap terhadap golongan produk atau jasa dengan merk tertentu. Menurut
model ini sikap konsumen terhadap merk tertentu merupakan fungsi dari adanya dan
penilaian terhadap keyakinan atau sifat-sifat produk tertentu. Dengan kata lain ,
konsumen biasanya mempnyai sikap yang menyenangkan terhadap merk yang
terpercaya mempunyai sifat-sifat yang memadai dan nilai positif mereka. Dan
sebaliknya konsumen memiliki sifat yang tidak menyenangkan dengan merk yang
mereka anggap memiliki nilai negatif dan tidak mereka inginkan.
2. Model sikap terhadap Perilaku = Model sikap terhdap perilaku merupakan sikap
individu dalam berperilaku atau bertindak terhadap obyek tertentu ,dan bukannya
sikap terhadap obyek itu sendiri. Daya tarik terhadap perilaku adalah bahwa model ini
kelihatan agak lebih mendekati perilaku yang sebenarnya daripada model sikap
terhadap obyek.
3. Teori Model tindakan beralasan = teori tindakan yang beralasan menggambarkan
pengintegrasian komponen-komponen sikap secara menyeluruh ke dalam struktur
yang dimaksudkan untuk menghasilkan penjelasan yang lebih baik maupun
peramalan yang lebih baik mengenai perilaku.
Kepecayaan perilaku
bahwa menimbulkan
hasil hasil tertentu
C. Pembentukan Sikap……..
a) Bagaimana sikap dapat di pelajari?
Jika kita berbicara mengenai pembentukan sikap. kita mengacu ke pergeseran dari tidak
mempunyai sikap terhadap obyek tertentu (misalnya, terhadap komputer notebook) mempunyai
sikap terhadapnya (seperti komputer notebeok berguna ketika mengadakan perjalanan).
Pergeseran dari tidak ada sikap menjadi Sikap tertentu (atau pembentukan sikap) merupakan hasil
pembelajaran .
Para konsumen sering membeli berbagai produk baru yang terkait dengan merk yang
dianggap menyenangkan. Sikap yang menyenangkan terhadap merk sering merupakan hasil
kepuasan yang berulang atas berbagai produk lain yang dihasilkan oleh perusahaan yang sama.
Dari sudut pengkondisian klasik, merk yang sudah mapan merupakan stimulus yang tidak
terkondisi yang melalui penguatan positif telah menumbulkan sikap yang menyenangkan terhadap
merk. Suatu produk baru, walaupun berhubungan dengan merk yang sudah mapan akan menjadi
stimulus yang terkondisi. Untuk menjelaskan hal ini, dengan memberikan manfaat nama
gabungan produk yang sudah terkenal dan dihormati kepada lotion penghalus kulit yang baru.
Jergem mengandalkan pada perluasan sikap yang menyenangkan berkaitan dengan merk tersebut
pada produk baru itu. Mereka mengandalkan generalisasi stimulus dari merk tersebut pada produk
baru. Riset mengemukakan bahwa “kecocokan" antara merk induk (misalnya, Vaseline) dan
perluasan merk (misalnya, lotion penghalus kulit vaseline) merupakan fungsi dari dua faktor: (1)
kesamaan antara kategori-kategori produk yang ada sebelumnya yang berkaitan dengan merk
induk dan merk perluasan baru, dan (2) “kecocokan" atau kesesuaian antara citra merk induk dan
merk peer asan baru.
Kadang-kadang. sikap mengikuti pembelian dan konsumsi produk tertentu. Sebagai contoh,
konsumen mungkin membeli produk yang sudah bermerk tanpa mempunyai sikap sebelumnya
terhadap produk itu, karena merupakan satu-satunya produk jenis itu yang tersedia (seperti tube
pasta gigi terakhir yang tersedia di apotik hotel). Para konsumen juga melakukan pembelian
percobaan terhadap merk-merk baru dari berbagai kategori produk di mana mereka mempunyai
sedikit keterlibatan pribadi. Jika mereka meraba puas dengan merk yang dibeli, maka mereka
mungkin mengembangkan sikap yang menyenangkan terhadap produk itu.
Sarana utama pada terbentuknya sikap terhadap barang-barang dan jasa-jasa adalah
melalui pengalaman langsung konsumen dalam mencoba dan menilai barang atau jasa
tersebut. Dengan mengakui pentingnya pengalaman langsung, para pemasar sering berusaha
mendorong proses untuk mencoba berbagai produk baru dengan memberikan kupon
pengurangan harga beberapa sen atau pun berbagai contoh gratis.
Ketika kita bergaul dengan orang lain, terutama keluarga. teman-teman akrab, dan
orang-orang yang dikagumi (seperti guru yang dihormati), kita membentuk sikap yang
mempengaruhi kehidupan kita. Keluarga merupakan sumber pengaruh yang sangat penting
dalam pembentukan srkap, karena keluargalah yang memberi kita berbagal nilai dasar dan
bermacam keyakinan yang tidak terlalu pokok. Sebagai contoh, anak-anak kecil yang
“dihadiahi” makanan dan gula-gula yang manis-manis karena berperilaku baik sering
memelihara cita-rasa (dan sikap yang positif) terhadap makanan yang manis-manis ketika
sudah dewasa.
Kepribadian juga memainkan peran yang sangat pentin dalam pembentukan sikap.
Sebagai contoh, individu yang mempunyai kebutuhan yang tinggi akan kognisi (yaitu, orang-
orang yang membutuhkan informasi) mungkin membentuk sikap yang positif dalam
menanggapiberbagai iklan atau direct mailyang kaya dengan informasi produk. Sebaliknya
dengan para konsumen yang relatif rendah kebutuhan kognisinya lebih mungkin membentuk
sikap yang positif dalam menanggapi iklan yang menonjolkan modelyang menarik atau
selebriti terkenal. Dengan cara yang sama sikap terhadap berbagai produk baru dan situasi
konsumsi barussangat dipengaruhi oleh karakterisik kepribadian khusus para konsumen.
D. Perubahan Sikap
Penting diketahui bahwa banyak hal yang dibicarakan mengenai pembentukan sikap pada
dasarnya juga berlaku pada perubahan sikap. Jadi, perubahan sikap dipelajari; perubahan ini
dipengaruhi oleh berbagai pengalaman pribadi dan berbagai sumber informasi lain, dan
kepribadian mempengaruhi penerimaan maupun kecepatan perubahan sikap.
Strategi yang efektif dalam mengubah sikap konsumen terhadap produk atau merk
tertentu adalah dengan membuat berbagai kebutuhan tertentu menonjol. Salah satu
metodek untuk mengubah motivasi dikenal sebagai pendekatan fungsional.
a. Fungsi Manfaat
Salah satu cara untuk mengubah sikap terhadap produk tertentu adalah dengan
menunjukkan kepada orang-orang bahwa produk ini dapat memenuhi tujuan manfaat
yang mungkin belum terpikir oleh mereka.
b. Fungsi Pembelaan Ego
Kebanyakan orang ingin melindungi citra diri mereka dari perasaan keraguan
dalam diri, mereka ingin mengganti ketidakpastian mereka dengan rasa aman dan
keyakinan diri. Berbagai iklan kosmetik dan produk perawatan diri, dengan mengenali
kebutuhan ini, meningkatkan keterkaitan mereka dengan konsumen dan kemungkinan
perubahan sikap yang menyenangkan dengan menawarkan jaminan pada konsep diri
konsumen.
c. Fungsi Pernyataan Nilai
Dengan mengetahui sikap para konsumen yan menjadi target, para pemasar
dapat lebih tepat mengatisipasi nilai-nilai, gaya hidup, atau pandangan mereka dan
dapat merefleksikan karakteristik ini dalam iklan dan usaha pemasaran langsung
mereka.
d. Fungsi Pengetahuan
Kebutuhan untuk mengetahui konsumen, yang merupakan kebutuhan kognitif,
penting bagi para pemasar yang peduli akan pengaturan posisi produk. Memang
kebanyakan pengaturan posisi produk dan merk merupakan usaha untuk memuaskan
kebutuhan untuk mengetahui dan untuk memperbaiki sikap konsumen terhadap merk
dengan menekankan berbagai keunggulannya dibandingkan para pesaing.
Karena konsumen yang berbeda mungkin menyukai atau tidak menyukai produk atau
jasa yang sama karena berbagai alasan yang berbeda, kerangka fungsional untuk
mempelajari sikap bisa sangat berguna. Sebagai contoh, tiga orang konsumen mungkin
sama-sama mempunyai sikap yang positif terhadap produk perawatan rambut. Tetapi,
seorang mungkin menanggapi semata-mata karena produk tersebut berfungsi dengan baik
(fungsi manfaat) orang kedua mungkin dengan keyakinan menyetujui pendapat “Jika
anda mengetahui bahwa rambut yang indah tidak harus membutuhkan banyak uang”
(fungsi pembelaan diri). Sikap konsumen ketiga mungkin merefleksikan kesadaran bahwa
produk perawatan rambut tersebut telah bertahun-tahun menekankan “nilai” (sekurang-
kurangnya merupakan produk yang sama atau lebih baik) – fungsi pengetahuan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sikap dibentuk dari pembelajaran. Oleh karena itu sikap bisa dipengaruhi dan diubah
dengan pembelajaran pula. Pembentukan sikap sangat dipengaruhi olah pengalaman, kepribadian
dan juga oleh informasi untuk mengubah sikap konsumen. Pertama adalah mengubah fungsi
motivasi dasar dengan cara menumbuhkan secara kuat kebutuhan-kebutuhan baru. Kedua
mnautkan produk dengan suatu kelompok atau peristiwa tertentu karena sikap, paling tidak
sebagian, mempunyi hubungan dengan suatu kelompok tertentu atau peristiwa tertentu.