Anda di halaman 1dari 9

PEMBINAAN KOPERASI

“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Koperasi Dan UMKM Kelas A”
Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Hj Tuti Karyani, M.SP.

Disusun Oleh :

Kelompok 1

I Putu Sindhu Respati Widhiguna 150610190068

Samuel Adrian 150610190086

Patrick Benaya Lautan 150610190103

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2022
1. PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi Kelompok Simpan Pinjam “Melati”

Kelompok Simpan Pinjam Melati terletak di dusun Karangwetan, Tegaltirto,


Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman. Kelompok ini beranggotakan ibu - ibu rumah
tangga. Banyaknya ibu - ibu rumah tangga yang mengalami kesulitan keuangan
menyebabkan didirikannya koperasi ini untuk meningkatkan usaha produktif anggota
dari pinjaman yang diberikan. Koperasi ini memiliki modal awal dari simpanan pokok
anggota dan dari pinjaman modal Unit Pengelola Kegiatan.Dana yang terhimpun
tersebut akan didistribusikan menjadi pinjaman untuk menstimulasi usaha anggota.

Dalam koperasi ini terdapat masalah yakni pengurus yang belum dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, laporan tahunan yang belum lengkap, dan juga
pembukuan yang kurang sistematis. Didapati pula motivasi belajar anggota ataupun
pengurus yang rendah, dan tidak adanya aturan baku sistematis yang bermanfaat bagi
kelangsungan koperasi ini.

1.2. Analisis Situasi Kelompok Simpan Pinjam Kopsa

Kelompok simpan pinjam Kopsa berada di dusun Somoitan, Girikerta, Turi,


Kabupaten Sleman. Kelompok ini didirikan oleh sekelompok pemuda yang memiliki
usaha pertokoan namun mengalami kegagalan, dan memiliki ide untuk membangun
koperasi. Kelompok ini terus mengalami pertumbuhan dari awal didirikannya
kelompok, dibuktikan dari terus bertumbuhnya aktiva yang dimiliki dari tahun ke
tahun.

Meskipun terdapat hal positif yakni peningkatan aktiva dari tahun ke tahun,
kelompok ini masih memiliki masalah dalam siste pembukuan yang tidak tertata dan
tidak lengkapnya laporan akhir tahun yang disampaikan. Kelompok ini juga belum
memiliki peraturan baku dan sistematis, serta minimnya akses pendanaan dari
perbankan ataupun pihak lain karena belum memiliki status formal atau badan hukum.

2. KERANGKA TEORITIS

2.1. Kelompok dan Organisasi Sebagai Institusi Masyarakat


Brown dan Moberg (Ruwiyanto,1988) menyimpulkan bahwa organisasi
berada dalam kontinum individu–masyarakat. Mereka berdua menyebutkan bahwa
masyarakat itu merupakan gabungan dari komunitas. Komunitas merupakan
gabungan dari organisasi. Organisasi merupakan gabungan dari kelompok, dan
kelompok merupakan gabungan dari individu. Brown dan Moberg juga menyebutkan
bahwa guna mempelajari individu dan kelompok, digunakan pendekatan yang mereka
sebut pendekatan mikro, sedangkan guna mempelajari komunitas dan masyarakat
perlu menggunakan pendekatan makro. Pendekatan mikro secara khusus
menggunakan disiplin psikologi, sosio psikologi, dinamika kelompok, dan teori
komunikasi.

Menurut Raharjo (1989) mendasarkan pada kelompok kepentingan ekonomi,


ada tiga tahap kemajuan kelompok. Tahap pertama dapat disebut sebagai kelompok
swakarsa, kemudian kelompok swakarya dan terakhir adalah kelompok
mandiri.Ciri-ciri kelompok swakarsa pada umumnya:

a. Memiliki anggota antara 15 – 20 orang, bisa pula lebih kecil, misalnya 5


sampai 10 orang,
b. Membentuk pengurus, setidak-tidaknya ada ketua, sekretaris dan
bendahara, lainnya anggota,
c. Menyusun program kerja,
d. Menyelenggarakan pertemuan rutin,
e. Memulai simpanan anggota,f. Mempunyai pengurus

Selanjutnya kelompok harus bisa beralih ke tahap berikutnya yaitu kelompok


swakarya, dengan ciri-ciri:

a. Mulai memiliki peraturan yang sederhana, syukur semacam AD/ART,


b. Sudah bisa menjalankan administrasi dan pembukuan guna mencatat kegiatan,
c. Bisa memulai usaha kelompok atau memasukkan usaha individual sebagai bagian
dari kegiatan kelompok,
d. Mulai bisa menyisihkan modal untuk dipinjam oleh anggota dan kalau diperlukan bisa
mengusahakan modal dari luar,
e. Sudah memiliki kader andalan, terutama dari kalangan yang muda.
Kelompok itu harus terus dikembangkan sehingga menjadi kelompok mandiri. Ini
terjadi jika:

a. Usaha-usaha para anggota mulai berkembang,


b. Para anggota bisa menyusun rencana usaha, walaupun secara sederhana saja
c. Usaha simpan pinjam sudah mulai berjalan lancar,
d. Usaha kelompok sudah bisa menciptakan laba, walaupun sedikit,
e. Usaha kelompok menunjukkan perkembangan dari segi volume, modal dan ragam
kegiatan,
f. Mampu menjalin hubungan dengan pihak luar,
g. Mampu memasarkan produksi sendiri,
h. Mampu mengembangkan dan menerapkan teknologi baru,
i. Bisa menyelenggarakan bimbingan dan penyuluhan sendiri kepada anggota atau
pihak luar, dan
j. Mampu mengadakan sarana dan prasarana sendiri, terutama dari usaha sendiri.

2.2. Kelompok Simpan Pinjam Sebagai Embrio Koperasi Simpan Pinjam

Keberadaan kelompok simpan pinjam di wilayah pedesaan harus


dikembangkan dan terus dibina sehingga diharapkan bisa berkembang menjadi
koperasi simpan pinjam. tujuan dari terbentuknya koperasi simpan pinjam ada 2
yaitu sisi ekonomi dan sosial, keduanya merupakan unsur yang berbeda namun
berkaitan satu dengan yang lain demi kesejahteraan masyarakat searah dengan
pengembangan koperasi. Pengembangan koperasi di masa yang akan datang
dibutuhkan peningkatan mutu profesional dari para fungsionaris koperasi seperti
Pengurus, Badan Pengawas, Manajer, Karyawan dan Anggota.

2.3. Akuntansi dan Aktivitas Koperasi

Koperasi didirikan dengan maksud untuk memberikan manfaat kesejahteraan


bagi para anggota dan masyarakat, koperasi diwajibkan dapat menghasilkan laba
usaha jika tujuan tersebut ingin tercapai. Laba usaha merupakan selisih antara
pendapatan dari penjualan barang atau jasa dengan biaya pembelian sumber daya
yang akan digunakan untuk keperluan operasional usaha dalam menghasilkan barang
atau jasa tersebut.
Laba usaha ini harus dilaporkan ke pemerintah, hal ini dilakukan supaya
pemerintah dapat mengenakan pajak ke suatu usaha dan anggota koperasi sendiri
dapat mengetahui SHU yang menjadi haknya. Selain itu, kreditur juga wajib
dilaporkan untuk mengetahui pengelolaan keuangan yang telah dipinjamkan ke
koperasi. Sehingga koperasi memiliki kewajiban untuk berafiliasi dengan pihak
eksternal untuk kelangsungan bisnis koperasi tersebut. Hubungan afiliasi ini harus
dipertahankan dalam bentuk komunikasi bisnis yang sesuai dengan kepentingan setiap
pihak eksternal. Untuk melakukan komunikasi harus menggunakan bahasa bisnis
yang mudah dimengerti oleh setiap pihak. Bahasa bisnis yang dimaksud adalah
akuntansi. Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu
badan usaha (Rudianto, 2005:13).

Akuntansi memiliki dua macam tergantung dari siapa yang menggunakannya,


yaitu :

- Akuntansi keuangan, yang biasa menggunakan sistem akuntansi ini


ialah pihak eksternal seperti pemerintah, investor, kreditur, anggota
koperasi, dll.
- Akuntansi manajemen, yang biasa menggunakan sistem akuntasi ini
ialah pihak internal seperti ketua koperasi, manajer produksi, manajer
keuangan, manajer pemasaran, dll. Jenis akuntansi ini biasanya
digunakan oleh organisasi koperasi di dalamnya untuk keperluan
pengambilan keputusan.
a. Siklus Akuntansi

Untuk bisa menghasilkan suatu informasi yang akan digunakan oleh


pihak-pihak terkait, akuntansi harus melewati beberapa tahapan proses seperti
harus melewati tahapan pengumpulan dokumen dasar transaksi,
pengklasifikasian jenis transaksi, merangkum ke dalam catatan hingga dalam
bentuk laporan keuangan, proses inilah yang disebut siklus akuntansi. Siklus
akuntansi merupakan proses yang harus menjadi standar operasional seorang
akuntan dalam mempublikasikan laporan keuangan suatu koperasi atau usaha.
Proses ini meliputi : dokumen dasar - jurnal - posting - buku besar -
rekening. Di akhir proses tersebut, saldo di setiap rekening pada buku besar
tersebut akan dihitung terlebih dahulu sebelum dijadikan sebagai dasar
pembuatan neraca saldo. Sehingga dengan adanya neraca saldo tersebut,
akuntan dapat menyusun laporan keuangan di periode tertentu.

b. Macam-Macam Laporan Keuangan Koperasi

Menurut standar yang berlaku di PSAK No.27 tahun 2004, laporan


keuangan koperasi terdiri dari : (1) Perhitungan Hasil Usaha adalah suatu
laporan yang menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan profit
dalam suatu periode akuntansi atau satu tahun. Laporan hasil usaha harus
merinci mengenai hasil usaha yang berasal dari anggota dan profit yang
diperoleh dari aktivitas koperasi yang berasal dari bukan anggota. (2) Neraca
adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki
koperasi, serta informasi darimana sumber daya tersebut diperoleh. (3)
Laporan arus kas adalah suatu laporan mengenai arus keluar masuknya kas di
dalam suatu periode tertentu, yang mencakup saldo awal kas, sumber
penerimaan kas, sumber pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada suatu
periode. (4) Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang
menunjukkan manfaat ekonomi yang diterima anggota koperasi selama suatu
periode tertentu. Laporan tersebut mencakup 4 unsur, yaitu sebagai berikut :

- Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa


bersama.
- Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.
- Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.
- Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian SHU.

Dengan adanya standar tersebut, anggota koperasi mampu mengetahui


tentang akuntansi koperasi yang berlaku di Indonesia sehingga dapat
bersinergi dengan para fungsionaris koperasi lain dalam pengembangan
koperasi.

3. KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara
kreatif dan inovatif untuk mewujudkan nilai tambah (Overton, 2022). Ada dua jenis
karakteristik dalam berwirausaha yaitu: (1) kualitas dasar kewirausahaan meliputi
kualitas daya pikir, daya hati, dan daya fisik; dan (2) kualitas instrumental
kewirausahaan yakni penguasaan lintas disiplin ilmu (Slamet, 2009). Jika ingin
sukses dalam berwirausaha seseorang wajib memiliki tiga kompetensi pokok yaitu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan. Kompetensi ini saling berkaitan
satu sama lain. Pengetahuan merupakan sekumpulan informasi yang sudah didapatkan
oleh seseorang. Keterampilan merupakan suatu kemampuan dalam penerapan
pengetahuan. Sikap merupakan karakter yang membentuk kepribadian dan sifat
seseorang. Jika seseorang yang ingin berwirausaha tidak memiliki ketiga kompetensi
tersebut, maka peluang untuk menjadi wirausahawan sukses menjadi kecil.

Menurut Hisrich & Peters (2002) keterampilan yang harus dikuasai oleh
wirausahawan adalah keterampilan teknikal seperti menulis, berbicara, mendengar,
memantau, dll. Selain itu dibutuhkan juga manajemen bisnis seperti perencanaan
bisnis, penetapan tujuan, pengambilan keputusan, negosiasi, dll. Lalu jiwa
kewirausahaan yang profesional seperti disiplin, inovatif, kerja keras, visioner, dll.

4. KOMUNIKASI PERSUASIF

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang pada orang


lain untuk menginfokan informasi atau mengubah sikap, pendapat, perilaku, baik
secara langsung ataupun tak langsung melalui media. Sedangkan persuasi berarti
membujuk, mengajak, atua merayu. Berdasar pada dua definisi ini, komunikasi
persuasif didefinisikan sebagai upaya penyampaian pesan dengan tujuan untuk
merubah sikap melalui metode yang halus, dan mengandung sifat manusiawi.

Dalam upaya melaksanakan komunikasi diperlukan strategi yakni


diketahuinya lawan bicara, dan upaya serta pendekatan yang tepat guna tercapainya
tujuan utama dari komunikasi strategis ini. Baik lisan maupun melalui suatu media,
strategi yang tepat dan sesuai perlu diaplikasikan guna didapati manfaat yang optimal.
Dalam menentukan strategi yang tepat, digunakan suatu formula yakni AIDDA, yang
akan dijelaskan sebagai berikut:

● A: Attention - Perhatian
● I: Interest - Minat
● D: Desire - Hasrat
● D: Decision - Keputusan
● A: Action - Aksi

Berdasarkan formula ini, dapat ditentukan aspek - aspek yang akan menyusun
strategi saling tepat dalam komunikasi persuasif. Gaya bicara, dikap tubuh, dan juga
pemilihan diksi yang tepat akan membantu komunikator dalam berkomunikasi secara
persuasif. Dengan adanya komunikasi persuasif yang baik, maka tujuan utama dari
komunikasi pun akan didapatkan dan berjalan dengan mulus.

5. METODE

Metode yang dilakukan dalam mendukung pembinaan untuk meningkatkan


pengetahuan, kinerja, dan keterampilan adalah dengan pelatihan, penyuluhan, dan
monitoring. Berikut capaian yang akan ditargetkan pada masing-masing kegiatan :

No Kegiatan Outcome

1 Pembinaan Komunikasi Persuasif Didapatinya perubahan sikap,


pendapat, dan perilaku peserta baik
secara kognitif, afektif, ataupun
behavioral.

2 Pembinaan Administrasi, Didapatinya peningkatan


Pembukuan, dan Akuntansi pengetahuan serta skill peserta dalam
Koperasi melaksanakan aspek administratif dan
akuntansi dari koperasi simpan
pinjam.

3 Pembinaan Usaha Pemahaman meningkat tentang


pengetahuan kewirausahaan dan
minat berwirausaha.

4 Pembinaan Prosedur Badan Meningkatnya pengetahuan tentang


Hukum Koperasi proses pengesahan badan hukum
koperasi dan prosedur pengajuan
status badan hukum koperasi.
5 Pembinaan dan Praktek Komputer Meningkatnya pengetahuan dan
keterampilan dalam menggunakan
komputer.

6 Monitoring Semangat dalam melakukan usaha


bertumbuh, hal ini terlihat dengan
terbentuknya usaha produktif
anggota.

Meningkatnya pengetahuan dan


keterampilan anggota dalam
menggunakan komputer.

Tersusunnya administrasi pembukuan


yang teratur.

Terciptanya dokumen AD/ART.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniyati, Yuli. “PENINGKATAN KINERJA KELOMPOK SIMPAN PINJAM MELALUI

PELATIHAN ADMINISTRASI KOPERASI, KOMUNIKASI PRESUASIF DAN

KEWIRAUSAHAAN.” MAKSIPRENEUR, vol. 2, no. 1, 2012, pp. 97 - 115.

Anda mungkin juga menyukai