Anda di halaman 1dari 2

Peningkatan Berat badan pada kehamilan

Wanita sebaiknya menyusun target peningkatan berat badan berdasarkan IMT sebelum hamil seperti
yang dicantumkan pada tabel 3

Untuk mencapai tujuan tersebut, para wanita hamil harus berada dalam berat badan yang paling
menyehatkan semaksimalnya (normal). Evaluasi terhadap pemasukan nutrisi dan kebiasaan
beraktivitas dapat membantu meningkatkan kewaspadaan pada wanita yang beresiko. Menurut
literature yang dikerjakan bersama oleh SOGC dan CSEP, setiap wanita hamil tanpa kontraindikasi
seharusnya rutin melakukan latihan fisik. Selama kunjungan prenatal, penting ditanyakan dan
diberitahukan terus menerus mengenai diet dan kebiasaan latihan fisik. Hasil akhir kehamilan
berhubungan dengan peningkatan berat badan maternal. Ada 52% wanita hamil memiliki berat badan
yang melebihi rekomendasi kenaikan BB yang dianjurkan,. Jika berdasarkan pada IMT sebelum hamil,
peningkatan BB berlebihan dapat meningkatkan resiko terjadinya makrosomia (>4000gr), kala
memanjang, hipertensi gestasional dan abnormalitas metabolic neonatus.

Dampak Obesitas pada kehamilan

USG

Dengan pengecualian pada wanita yang memiliki berat badan rendah,pemeriksaan USG paling efektif
dinilai pada usia kehamilan 18-22 minggu untuk memudahkan evaluasi terhadap struktur fetus.
Kemampuan pemeriksa untuk mengevaluasi struktur janin sangat dipengaruhi oleh ukuran tubuh ibu.
Sebanyak 85% struktur normal janin dapat tampak pada wanita dengan IMT lebih dari persentil 90. Pada
wanita dengan IMT lebih dari 97,5 persentil, hanya 63% yang dapat terlihat. Struktur anatomi umumnya
lebih sulit dilihat dengan peningkatan IMT, termasuk jantung bayi, tulang belakang, ginjal, diafragma,
dan tali pusat. Pemeriksaan berulang 2-4 minggu berikutnya dapat lebih memperjelas gambaran janin
walau tetap lebih sulit dinilai; Setiap spesialis obstetric harus mempertimbangkan faktor BMI sebagai
faktor penting untuk menilai anatomi janin di trimester kedua. Pemeriksaan anatomi pada usia
kehamilan 20-22 minggu merupakan pilihan yang lebih baik bagi pasien wanita hamil yang obesitas.

Tantangan bagi pemeriksaan USG janin pada ibu yang obesitas semakin rumit jika melihat fakta yang
menunjukkan peningkatatn angka abnormalitas janin. Studi Nuthalapaty dan Rose menunjukkan
keterkaitan IMT ibu hamil dengan kelainan congenital. Pada 17 studi, terdapat peningkatan resiko defek
neural tube 2 kali lipat pada wanita obesitas. Bahkan pada satu studi lainnya oleh Anderson, pemberian
asam folat tidak memberikan manfaat bagi ibu hamil yang obestias. Studi pertama juga menunjukkan
hubungan antara obesitas dengan resiko malformasi congenital lainnya seperti defek jantung, defek
dinding ventral, dan pemisahan orofasial, walaupun data tersebut masih kurang konsisten.

Estimasi USG untuk menilai berat badan janin tidak cukup baik jika dinilai pada populasi obesitas. Pada
studi oleh Field dkk, sekitar 30% wanita obesitas memiliki perkiraan berat badan yang berbeda 10%
dibandingkan berat badan janin sebenarnya.

Komplikasi kehamilan
Abortus spontan

Resiko abortus spontan meningkat pada ibu hamil yang obesitas. Sebuah case-control terhadap sampel
sebanyak 4932 sampel oleh Lashen menunjukkan kasus kejadian abortus spontan hingga 1-2% pada
wanita obesitas (BMI >30kg/m2). Terdapat juga peningkatan resiko abortus berulang kurang dari 12
minggu pada populasi obesitas. Resiko serupa juga diidentifikasi pada wanita obesitas yang berencana
melakukan fertilisasi in vitro.

Penyakit Hipertensi pada Kehamilan

Robinson dkk menganalisa hasil akhir kehamilan dikaitkan dengan berat badan sebelum hamil,
membandingkan wanita yang memiliki berat 55-75kg dengan yang memiliki berat badan lebih dari 90kg.
Terdapat perbandingan yang menderita obesitas mencapai 2:3.

Anda mungkin juga menyukai