Anda di halaman 1dari 2

Wanita yang mengalami kegemukan alias obesitas selama kehamilan mungkin akan

mengalami peningkatan risiko melahirkan terlalu dini.

Studi terkini di Swedia mengungkap, wanita obesitas lebih mungkin dibandingkan


perempuan dengan berat badan normal untuk melahirkan bayi yang sangat prematur, yaitu
bayi yang lahir antara 22 dan 27 minggu kehamilan. (Kehamilan biasanya berlangsung
selama 40 minggu.)

Selain itu, semakin gemuk seorang perempuan, semakin besar risikonya melahirkan
prematur. Untuk wanita dengan obesitas berat - didefinisikan memiliki indeks massa tubuh
(BMI) antara 35 dan 39,9 - risikonya dua kali lipat, dan untuk wanita dengan obesitas
ekstrem (BMI 40 atau lebih tinggi), risikonya menjadi tiga kali lipat dibandingkan mereka
dengan berat badan normal (orang-orang dengan BMI antara 18,5 dan 24,9).

Meskipun peningkatan risiko ini dipertimbangkan cukup besar, sangat sedikit bayi yang
terlahir prematur. Kebanyakan wanita obesitas dalam penelitian ini tidak melahirkan bayi
yang sangat prematur.

Dalam studi tersebut, kelahiran sangat prematur terjadi pada 0,17 persen wanita dengan berat
badan normal, 0,21 persen wanita kelebihan berat badan, 0,27 persen wanita agak gemuk,
0,35 persen wanita yang sangat gemuk dan 0,52 persen wanita gemuknya sangat ekstrem.

Namun, mengingat morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian) yang tinggi pada bayi
yang sangat prematur. “Bahkan perbedaan kecil dalam risiko absolut akan memiliki
konsekuensi bagi kesehatan bayi dan kelangsungan hidup," tulis para peneliti dalam Journal
of American Medical Association edisi 12 Juni 2013.

Studi ini menemukan hubungan, dan tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat antara
obesitas dan kelahiran prematur. Namun, temuan ini sejalan dengan hasil penelitian
sebelumnya yang juga telah menunjukkan kaitan seperti itu.

Obesitas diketahui meningkatkan risiko "indikasi medis" kelahiran prematur - yaitu,


kelahiran prematur yang sengaja digagas oleh dokter, dengan operasi caesar atau dengan
menginduksi persalinan. Hal ini karena obesitas meningkatkan risiko gangguan kesehatan
pada kehamilan, seperti preeklampsia dan diabetes gestational.

Namun, studi baru juga menemukan hubungan antara obesitas berat dan lahir sangat prematur
spontan.

Studi ini meneliti informasi lebih dari 1,5 juta kelahiran di Swedia antara 1992 dan 2010.
Secara keseluruhan, sekitar 5 persen bayi lahir prematur (sebelum 37 minggu kehamilan),
termasuk 4,36 persen yang lahir cukup dini (antara 32 dan 36 minggu), 0,47 persen prematur
(antara 28 dan 31 minggu) dan 0,23 persen yang sangat prematur. Namun temuan masih perlu
dikonfirmasi pada populasi lain, kata para peneliti.

Karena obesitas pada kehamilan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan bagi ibu dan
bayi, para ahli merekomendasikan bahwa wanita gemuk membatasi berat badan mereka pada
kehamilan. The Institute of Medicine merekomendasikan berat badan normal wanita naik
11,33 kg hingga 15, 8 kg selama kehamilan, wanita kelebihan berat badan naik 6,8 hingga
11,33 kg dan wanita obesitas bertambah 4,9 hingga 9 kg, demikian dilansir LiveScience.
- See more at: http://www.dokterdigital.com/news/detail/2014/05/18/9/1048/Wanita-Gemuk-
Cenderung-Lahirkan-Bayi-Prematur#sthash.YwBeIH5T.dpuf

Anda mungkin juga menyukai