Anda di halaman 1dari 10

CSSD (Central Sterile Supply Department)

CSSD (Central Sterile Supply Department) atau Instalasi Pusat Sterilisasi adalah unit
layanan rumah sakit yang bertanggungjawab dalam upaya pencegahan infeksi. Proses
sterilisasi alat atau instrumen di unit CSSD dilakukan dalam upaya untuk mencegah
penyebaran infeksi di rumah sakit. Selain pencegahan infeksi, unit CSSD juga berperan
dalam penerimaan dan pendistribusian seluruh alat atau instrumen yang memerlukan kondisi
steril, sehingga alat atau instrumen tersebut dapat dipergunakan dalam praktik kedokteran
klinis. Unit CSSD di rumah sakit memiliki peranan yang sangat penting. Sebagai institusi
penyedia layanan kesehatan, rumah sakit perlu mengupayakan langkah preventif untuk
mencegah kemungkinan risiko terjadinya penyebaran infeksi bagi pasien dan petugas rumah
sakit. Oleh sebab itu, maka rumah sakit perlu memperhatikan masalah pengendalian infeksi
di lingkungan rumah sakit dengan membentuk unit CSSD.
Unit CSSD yang terdapat di RSUD Blambangan Kota Banyuwangi beroperasi selama
hari kerja dan hari libur, yang dibagi menjadi tiga shift setiap harinya. Semua alat penunjang
medis dan non-medis yang terdapat di unit CSSD harus tercatat pada inventaris ruangan.
Setiap alat yang dikirim dari ruangan ke unit CSSD diperiksa terlebih dahulu fungsinya untuk
mengetahui apakah alat tersebut masih layak dipakai atau tidak. Penggunaan peralatan di unit
CSSD harus sesuai dengan prosedur masing masing alat. Untuk menghindari kontaminasi alat
alat steril, semua petugas yang bekerja pada instalasi unit CSSD perlu memakai alat
pelindung diri, yang terdiri dari masker, sarung tangan, apron, pelindung kepala (head cap),
dan sandal karet tertutup. Prosedur pengiriman alat kotor dari ruangan ke unit CSSD
dilakukan dengan cara meletakkan alat alat tersebut pada wadah tertutup. Kemudian alat alat
tersebut dikirimkan ke CSSD untuk dilakukan proses pembersihan. Setiap linen dimasukkan
pada kantong plastik dengan warna yang berbeda beda. Kantong plastik warna hitam untuk
linen kotor non infeksius, warna kuning untuk linen kotor infeksius, dan kantong plastik
bening untuk linen bersih.
Pada unit CSSD terdapat beberapa ruangan yang meliputi ruangan penerimaan,
ruangan pencucian, ruang setting, dan loket pengambilan. Sebelum dilakukan proses
pembersihan di ruang pencucian, alat alat yang dibawa dari ruangan dengan container
tertutup akan diperiksa terlebih dahulu dan dicatat di ruang penerimaan. Terdapat tiga metode
pencucian di ruang cuci yaitu pencucian manual, pencucian dengan mesin, dan pencucian
dengan menggunakan ultrasound washer. Jika peralatan medis telah terkontaminasi pasien
atau cairan tubuh pasien, maka tindakan desinfeksi alat wajib untuk dilakukan. Desinfeksi
alat dilakukan dengan menggunakan cairan klorin 0,5% atau dengan cairan enzymatik. Pada
ruang setting alat, prosedur dilakukan dengan mengikuti panduan persiapan instrumen. Setiap
alat dikemas dengan rapi, dengan menggunakan kain, kertas packing, dan pouches. Alat yang
telah dibungkus rapi kemudian dilakukan pelabelan dengan memasangkan label identitas set
instrumen serta dilakukan pemasangan indikator tape eksternal (indikator kimia). Proses
sterilisasi dilakukan dengan menggunakan sterilisator suhu rendah, sterilisator uap panas, dan
cairan kimia desinfektan level tinggi. Setelah proses sterilisasi alat selesai, instrumen yang
sudah steril dan telah melewati indikator steril, selanjutnya akan disimpan di ruang
penyimpanan CSSD. Instrumen yang telah disimpan di ruang penyimpanan kemudian
didistribusikan ke setiap unit sesuai dengan pengelompokkan set instrumen.
Selain itu, unit CSSD juga melakukan pemantauan kualitas sterilisasi dengan
menggunakan berbagai macam indikator. Indikator yang dipakai meliputi indikator mekanik,
kimiawi, dan biologi. Indikator mekanik yang merupakan bagian dari instumen mesin
sterilisasi diantaranya yaitu gauge, table, indikator suhu, dan indikator tekanan. Fungsi dari
indikator suhu dan indikator tekanan adalah untuk menunjukkan apakah alat sterilisasi dapat
bekerja dengan baik. Indikator kimia adalah indikator yang menunjukkan keberhasilan
paparan sterilisasi terhadap instrumen. Paparan sterilisasi pada indikator kimia yaitu seperti
uap panas yang diberikan pada objek yang disterilkan yang ditandai dengan adanya
perubahan warna pada indikator tersebut. Indikator kimia internal adalah indikator yang
terletak di dalam pouch instrumen. Indikator kimia internal berbentuk strip dan dapat
bereaksi pada tingkat suhu mencapai 121 derajat celcius selama 9 menit. Indikator biologi
adalah indikator yang berupa sediaan yang mengandung populasi mikroorganisme tertentu
dalam bentuk spora yang tahan terhadap beberapa parameter yang terkontrol dan terukur
dalam proses sterilisasi. Setelah proses sterilisasi selama 9 menit sudah selesai, indikator
biologi dan sediaan dapat menunjukkan hasil yang sama yaitu tidak terdapat pertumbuhan
mikroba.
Semua prosedur yang dilakukan oleh instalasi unit CSSD di RSUD Blambangan Kota
Banyuwangi sudah disesuaikan dengan standar prosedur secara internasional. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengutamakan keselamatan pasien terutama pada saat
tindakan pembedahan sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi silang pada lingkungan
rumah sakit dan kontaminasi dari lingkungan luar.
SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit)

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 82 tahun 2013,


Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS adalah suatu
sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur
proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari
Sistem Informasi Kesehatan.
Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan
dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam
mendukung pembangunan kesehatan.
Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan SIMRS. Penyelenggaraan SIMRS dapat
dilakukan dengan menggunakan aplikasi dengan kode sumber terbuka (open source) yang
disediakan oleh Kementerian Kesehatan atau menggunakan aplikasi yang dibuat oleh Rumah
Sakit. Aplikasi penyelenggaraan SIMRS yang dibuat oleh Rumah Sakit, harus memenuhi
persyaratan minimal yang ditetapkan oleh Menteri.
Jaminan Kesehatan Nasional merupakan salah satu variabel yang terdapat di dalam
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Jaminan Kesehatan Nasional dalam aplikasi
SIMRS meliputi verifikasi, data jaminan kesehatan nasional, billing rawat inap, billing rawat
jalan, laporan rekapitulasi dan histori pasien, serta tool untuk pencarian data asuransi.
Laporan rekapitulasi pada Jaminan Kesehatan Nasional terdiri dari laporan rekapitulasi klaim
asuransi rawat jalan dan rawat inap, laporan rekap pendaftaran rawat jalan dan rawat inap,
serta laporan histori pasien.
Berdasarkan peraturan presiden republik indonesia nomor 82 tahun 2018, peserta
Jaminan Kesehatan dibagi menjadi dua golongan yaitu peserta PBI Jaminan Kesehatan dan
peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan.
Peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran) Jaminan Kesehatan adalah peserta yang telah
ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial
sebagai peserta yang termasuk ke dalam golongan fakir miskin dan orang tidak mampu,
sebagai peserta program Jaminan Kesehatan, sedangkan peserta bukan PBI Jaminan
Kesehatan adalah peserta yang terbagi dalam kelompok PPU (Pekerja Penerima Upah),
PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah), dan BP (Bukan Pekerja) beserta anggota
keluarganya.
Kelompok PPU adalah setiap orang yang bekerja pada Pemberi Kerja dengan
menerima Gaji atau Upah, sebagai contoh misalnya seperti pejabat negara, pimpinan dan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, PNS, kepala desa dan perangkat desa.
Kelompok PBPU adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri
seperti pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri dan pekerja lainnya yang tidak
menerima Gaji atau Upah dari Pemberi Kerja.
Kelompok BP adalah setiap orang yang bukan termasuk dalam kelompok PPU,
PBPU, PBI Jaminan Kesehatan dan penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah.
Contoh kelompok BP yaitu investor, pemberi kerja, penerima pensiun, veteran, Perintis
Kemerdekaan dan janda, duda, atau anak yatim dan/atau piatu dari veteran atau Perintis
Kemerdekaan.
Setiap peserta Jaminan Kesehatan berhak memperoleh Manfaat Jaminan Kesehatan
yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif, termasuk pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai yang sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan.
Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin oleh Jaminan Kesehatan meliputi :
 Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat
 Pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau cedera akibat Kecelakaan Kerja
atau hubungan kerja yang telah dijamin oleh program jaminan Kecelakaan
Kerja atau telah menjadi tanggungan Pemberi Kerja
 Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu
lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan
kecelakaan lalu lintas sesuai hak kelas rawat Peserta
 Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri
 Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik
 Pelayanan meratakan gigi atau ortodonsi
 Gangguan kesehatan atau penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau
alkohol
 Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri atau akibat
melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri
 Pengobatan komplementer, alternatif, dan tradisional, yang belum dinyatakan
efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan
 Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan atau
eksperimen
Penyimpanan berkas rekam medik di RSUD Blambangan Kota Banyuwangi tidak
semuanya disimpan di dalam sistem, tetapi disimpan juga secara terpisah dalam bentuk
hardcopy. Setiap berkas rekam medik yang telah diterima, diperiksa terlebih dahulu
kelengkapannya. Jika sudah lengkap, berkas rekam medik dimasukkan ke dalam rak
penyimpanan. Jika berkas rekam medik tidak lengkap, maka berkas rekam medik akan
dikembalikan ke ruangan. Rak penyimpanan berkas rawat inap dan rawat jalan disediakan
secara terpisah.
Sistem penyimpanan berkas rekam medik di rumah sakit dilakukan dengan cara
menyisipkan angka terakhir pada nomor RM. Sebagai contoh, jika digit angka terakhir pada
nomor RM adalah angka 3, maka berkas rekam medik tersebut dapat di cari pada rak nomor
3. Dalam rekam medik juga disertakan kode ICD 10 untuk diagnosis dan kode ICD 9 untuk
tindakan.
Alur pasien di rumah sakit yaitu pasien datang ke bagian pendaftaran terlebih dahulu,
kemudian pasien akan diarahkan ke poli yang bersangkutan atau ke IGD sesuai dengan
kegawatdaruratannya. Setelah itu pasien dapat diarahkan ke ruangan lain untuk tindakan
selanjutnya seperti rawat inap, rawat jalan, pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium atau radiologi, sesuai kebutuhannya. Pasien juga dapat diarahkan keluar rumah
sakit dikarenakan kondisi tertentu seperti pasien meninggal, pasien dirujuk, dinyatakan
sembuh atau atas permintaannya sendiri.
PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit)

1. Memelihara Kesehatan Gigi dengan Teknik Menyikat Gigi yang Tepat

Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang umum
terjadi di masyarakat. Menyikat gigi dengan teknik yang tepat dapat mencegah terjadinya
gigi berlubang.
Kegiatan promosi kesehatan dilakukan di pagi hari di ruang tunggu poli umum.
Audience diberikan kesempatan untuk bertanya. Promosi kesehatan berupa penjelasan
mengenai penyakit mulut meliputi karies gigi (penyebab, perjalanan penyakit, dan
pencegahan) dan gingivitis (penyebab, perjalanan penyakit, dan pencegahan) serta cara
menjaga kebersihan mulut dengan simulasi menyikat gigi metode bass menggunakan
phantom, pemilihan bulu sikat gigi, frekuensi menyikat gigi, dibantu dengan
menggunakan obat kumur, selain itu dijelaskan juga mengenai pengangkatan karang gigi
dilakukan dengan perawatan scalling sehingga perlu untuk kontrol ke dokter gigi 6 bulan
sekali.

2. Teknik Menyikat Gigi untuk Mencegah Gigi Berlubang pada Anak

Anak anak merupakan individu yang senang sekali mengonsumsi makanan yang
bersifat kariogenik. Orang tua perlu memperhatikan kesehatan gigi anak anaknya supaya
tidak terjadi gigi berlubang. Teknik menyikat gigi yang tepat untuk anak anak perlu
diketahui oleh orang tua agar dapat mencegah terjadinya karies gigi.
Kegiatan promkes dilakukan di ruangan mas alit. Materi promosi kesehatan yang
diberikan meliputi tentang penyebab terjadinya gigi berlubang, cara mencegah gigi
berlubang, dan cara menyikat gigi yang tepat untuk anak anak, mulai dari pemilihan sikat
gigi, cara penyimpanan sikat gigi, banyaknya pasta gigi yang dipakai untuk anak, serta
peranan orangtua dalam membantu anak menyikat gigi. Pada akhir pemberian materi,
audiens diberikan kesempatan untuk bertanya.

Pertanyaan :
"Apakah gigi susu yang sudah berlubang besar dapat tumbuh lagi?"

Jawaban :
"Gigi susu yang belum tanggal dapat tumbuh lagi dengan mengikuti susunan urutan
pertumbuhan gigi sesuai dengan usia anak. Dokter gigi biasanya akan memeriksa terlebih
dahulu untuk melihat apakah gigi tetapnya sudah siap tumbuh atau belum. Jika gigi
tetapnya masih lama untuk tumbuh, dokter gigi akan melakukan penambalan pada gigi
susu yang berlubang tersebut, tetapi jika gigi tetapnya sudah siap untuk tumbuh, maka
gigi tersebut akan dilakukan pencabutan.

3. Penyakit pada Gusi dan Cara Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut yang Tepat

Pasien pada poli gigi spesialis memiliki pengetahuan yang minim mengenai penyakit
pada gusi oleh karena menumpuknya karang gigi serta cara menjaga kebersihan mulut
yang baik.
Promosi kesehatan rencananya dilakukan di ruang tunggu poli gigi spesialis, tetapi
karena audiencenya cukup sedikit, promosi kesehatan dilakukan di ruang tunggu sebelah
poli gigi spesialis yaitu ruang tunggu poli penyakit dalam dengan audience berjumlah
sekitar 20 orang. Promosi kesehatan dilakukan dengan menjelaskan mengenai penyakit
pada gusi yaitu gingivitis, mulai dari penyebabnya yaitu sisa makanan yang tertinggal
karena cara menjaga kebersihan mulut yang kurang tepat, hingga terjadinya penumpukan
karang gigi sampai tanda - tanda terjadinya gingivitis. Selain itu, dijelaskan juga cara
menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan simulasi teknik menyikat gigi yang tepat
menggunakan phantom, menggunakan obat kumur dan dental floss. selain itu, diberikan
penjelasan mengenai pengangkatan karang gigi yang dilakukan oleh dokter gigi yaitu
scalling sehingga perlu dilakukan kunjungan rutin ke dokter gigi 6 bulan sekali untuk
menjaga kesehatan gigi dan mulut.

4. Deteksi Dini Kanker Mulut serta Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Banyaknya kasus lesi pembesaran jaringan pada rongga mulut yang mengarah pada
keganasan. Perkembangan dan penyebaran sel kanker dengan cepat sehingga perlu
dilakukan penanganan sesegera mungkin untuk mencegah penyebaran sel kanker lebih
lanjut. Sehingga perlu dilakukan penyuluhan terkait deteksi dini kanker mulut melalui
tanda dan gejala pada kanker mulut, faktor pemicu kanker mulut, pencegahan kanker
mulut, serta cara menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Pasien serta keluarga yang akan dilalukan pemeriksaan fine needle aspiration biopsy
(FNAB) di poli FNAB dikumpulkan untuk mendapatkan penyuhulan terkait deteksi dini
kanker mulut melalui tanda dan gejala pada kanker mulut, faktor pemicu kanker mulut,
pencegahan kanker mulut, serta cara menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan sikat gigi
2x sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dengan peragaan cara menyikat
gigi menggunakan phantom gigi dan sikat gigi.

5. Hubungan Kesehatan Gigi dan Kesehatan Jantung

Orang dengan kesehatan gigi dan mulut yang buruk berisiko terkena penyakit
kardiovaskular atau serangan jantung. Hal ini dikarenakan infeksi gusi yang disebabkan
oleh bakteri akibat penumpukan plak, mampu membentuk kantong berisi nanah di area
sekitar akar gigi. Jika tidak segera diatasi, infeksi gusi ini bisa membuat jaringan dan
tulang pada gusi mengalami gangguan, kerusakan pada gigi, bahkan masuk ke dalam
aliran pembuluh darah serta menyerang organ tubuh lainnya seperti jantung.
Kegiatan promosi kesehatan dilakukan di ruang tunggu cathlab pada pagi hari. Materi
yang dipaparkan meliputi proses terjadinya gigi berlubang serta pencegahannya yaitu
dengan cara menyikat gigi 2 kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur,
serta memperagakan cara menyikat gigi yang tepat. Setelah pemaparan materi selesai,
audiens diberikan kesempatan untuk bertanya.

Pertanyaan :
“Kenapa anak kecil rentan giginya berlubang?”

Jawaban :
”Anak kecil rentan giginya berlubang karena anak kecil biasanya suka sekali
memakan makanan yang manis manis dan lengket seperti permen dan cokelat. Makanan
yang manis dapat menyebabkan kondisi rongga mulut menjadi asam. Kondisi rongga
mulut yang asam dapat menyebabkan terkikisnya lapisan email dan menyebabkan gigi
berlubang. Makanan yang lengket dan mudah menempel pada permukaan gigi seperti
cokelat jika tidak dibersihkan secara maksimal dapat menetap dan membuat kondisi
rongga mulut menjadi asam lebih lama.”

Pertanyaan :
”Jika gigi sudah terlanjur berlubang bagaimana?”

Jawaban :
”Jika gigi sudah terlanjur berlubang segera datang ke dokter gigi untuk dilakukan
perawatan lebih lanjut. Dokter gigi akan memeriksa perluasan dan kedalaman gigi yang
berlubang tersebut. Jika lubangnya masih kecil dokter gigi akan melakukan penambalan
pada gigi tersebut. Tetapi, jika lubang di giginya sudah terlalu besar dan tidak bisa
ditambal lagi, dokter gigi akan melakukan perawatan saluran akar. Perawatan saluran akar
biasanya akan memerlukan beberapa kali kunjungan perawatan dan perawatannya harus
rutin. Pilihan kedua jika gigi tersebut tidak dapat ditambal, gigi tersebut perlu dicabut dan
diganti dengan gigi tiruan.”

6. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Pasien dengan Perawatan Hemodialisis

Asupan cairan yang dibatas pada pasien dengan perawatan hemodialisis berdampak
pada penurunan produksi saliva. Hal ini berdampak pada kondisi gigi dan mulut pasien,
sehingga terdapat banyak keluhan seperti, mulut kering, bau mulut, dan gusi berdarah.
Masalah pada gigi dan mulut dapat berdampak pada asupan nutrisi sehingga berpengaruh
terhadap kondisi tubuh secara menyeluruh. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan
terkait cara menjaga kesehatan gigi dan mulut serta cara menanggulangi permasalahan
gigi dan mulut yang terjadi pada pasien dengan terapi hemodialisis.
Keluarga serta pasien yang sedang menunggu jadwal terapi hemodialisis dikumpulkan
dalam satu ruangan untuk mendapatkan penyuluhan terkait penyebab dan cara mengatasi
mulut kering, bau mulut, serta gusi yang mudah berdarah. Termasuk peragaan mengenai
pemijatan kelenjar saliva untuk membantu merangsang produksi saliva. Selain itu,
disampaikan mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut, termasuk cara, teknik,
waktu, dan durasi menyikat gigi serta kontrol rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
Pada saat penyampaian materi, berlangsung diskusi secara dua arah dimana jika ada yang
ingin ditanyakan dapat langsung menanyakan.

7. Epulis Gravidarum dan Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil

Pasien pada poli Kandungan memiliki pengetahuan yang minim mengenai penyakit -
penyakit yang berhubungan dengan gigi dan mulut yang dapat terjadi pada ibu hamil
apabila tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan baik, sehingga perlu dilakukan
edukasi terkait hal tersebut.
Promosi kesehatan dilakukan di ruang tunggu poli kandungan bersama perawat poli
kandungan menjelaskan mengenai penyakit yang berhubungan dengan gigi dan mulut,
salah satunya adalah Epulis Gravidarum. audience dijelaskan bahwa epulis gravidarum
adalah suatu pembengkakan gusi yang terjadi selama kehamilan, perubahan hormon dan
kondisi oral hygiene selama kehamilan menjadi salah satu faktor penyebab terbentuknya
epulis gravidarum. Lesi tersebut biasanya muncul pada trimester kedua atau ketiga
kehamilan seiring dengan meningkatnya kadar hormon estrogen dan progesteron di dalam
darah dan saliva serta adanya deposit plak dan kalkulus dapat menyebabkan terbentuknya
lesi tersebut. Penjelasan kepada audience bahwa pentingnya selalu kontrol ke dokter gigi
rutin 6 bulan sekali agar lebih waspada terhadap kesehatan gigi dan mulut, pada ibu hamil
aman dilakukan perawatan gigi dan mulut pada usia kehamilan trimester kedua,
dijelaskan juga kepada audience bagaimana cara dan waktu yang tepat untuk menyikat
gigi, berkumur, serta penggunaan dental floss.

8. Hubungan Pencabutan Gigi dengan Kebutaan pada Mata

Terdapat stigma di masyarakat yang mempercayai bahwa tindakan pencabutan gigi


dapat menyebabkan masalah penglihatan.
Kegiatan promkes dilakukan di ruang tunggu poli syaraf dengan menggunakan
mikrofon. Pemaparan materi yang diberikan meliputi penyebab gigi berlubang, proses
terjadinya gigi berlubang, pencegahan gigi berlubang, perawatan yang dilakukan jika gigi
sudah berlubang serta akibatnya jika gigi tidak segera dirawat. Proses pencabutan gigi
yang dipercayai oleh masyarakat dapat menyebabkan masalah penglihatan, diberikan
edukasi ulang dan diberi penjelasan bahwa syaraf mata dan gigi tidak berhubungan secara
langsung. Akan tetapi, gigi yang tidak segera dirawat, penyebaran infeksinya dapat
menjalar ke organ tubuh lain. Oleh karena itu, penting untuk merawat gigi yang sudah
berlubang atau tinggal sisa akar baik itu dengan penambalan, perawatan sisa akar, atau
pencabutan. Pada akhir sesi materi audiens diberikan kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan.

Anda mungkin juga menyukai