Anda di halaman 1dari 11

Edukasi Konsumen Cerdas di Masa Pandemi COVID-19 pada Masyarakat

Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda


(Smart Consumer Education in the COVID-19 Pandemic Era on the Community of
Selili Village, Samarinda Ilir District, Samarinda City)
Erni Widiya Wati, Nurasmin, Ana Novita, Maya Anggella, Made Wirna,
Abdulwahid Noviarno, Sentia Kristin
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman, Samarinda 75123,
Kalimantan Timur
Email: erniwdywati@gmail.com, nurasmin09@gmail.com, anahannataros@gmail.com,
maya28angela@gmail.com, madewirne6@gmail.com, abdulryan80@gmail.com,
sentia049@gmail.com

Abstrak
Program pendidikan konsumen yang cerdas terus didorong oleh pemerintah dengan
tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat sebagai konsumen untuk berbelanja secara
bijak dan hati-hati. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat di
Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda, sehingga mereka menjadi
konsumen yang cerdas dan bijak saat berbelanja selama pandemi COVID-19.
Pendidikan ini dilaksanakan secara daring melalui grup WhatsApp dengan partisipasi 60
peserta, dipilih karena program PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang
diterapkan oleh pemerintah untuk mengendalikan penyebaran COVID-19. Pelaksanaan
pendidikan ini melibatkan ceramah, diskusi, serta penilaian melalui pre-test dan post-
test. Materi yang disampaikan mencakup penjelasan mengenai hak dan kewajiban
sebagai konsumen, informasi terkait lembaga dan organisasi perlindungan konsumen,
serta panduan menjadi konsumen cerdas selama pandemi COVID-19. Dari 60 peserta,
hanya 19 yang mengisi kuesioner pre-test dan post-test. Hasil dari kegiatan pendidikan
ini adalah peningkatan pengetahuan masyarakat tentang konsumen cerdas, yang diukur
melalui pengisian kuesioner pre-test dan post-test. Namun, dalam pelaksanaannya,
terdapat beberapa kendala, seperti kesulitan penyelenggara untuk memastikan
partisipasi semua peserta dalam seluruh rangkaian acara, dan ketidakpastian
penyelenggara mengenai apakah semua peserta mengisi pre-test dan post-test.
Kata kunci: konsumen cerdas, bijak berbelanja, belanja online, pandemi, pandemi COVID-19

Abstract
The government continues to promote a program for educating consumers to raise
awareness among the public about being wise and cautious shoppers. This initiative
aims to enhance the understanding of residents in Selili Village, Samarinda Ilir District,
Samarinda City, so that they become smart and prudent consumers during the COVID-
19 pandemic. This education is conducted online via a WhatsApp group with the
participation of 60 attendees, chosen due to the Large-Scale Social Restrictions (PSBB)
program implemented by the government to control the spread of COVID-19. The
education process involves lectures, discussions, and assessments through pre-tests and
post-tests. The topics covered include explanations of consumer rights and
responsibilities, information about consumer protection institutions and organizations,
and guidelines for being smart consumers during the COVID-19 pandemic. Out of the
60 participants, only 19 completed the pre-test and post-test questionnaires. The
outcome of this educational activity is an increase in public knowledge about smart
consumer practices, as measured through the completion of pre-test and post-test
questionnaires. However, there were some challenges during the implementation, such
as the organizers' difficulty in ensuring the participation of all attendees throughout the
entire event, and uncertainty regarding whether all participants completed the pre-test
and post-test.
Keywords: smart consumers, wise shopping, online shopping, pandemic, COVID-19 pandemic.

Pendahuluan Namun, meskipun terjadi lonjakan


dalam perdagangan elektronik dan
Perkembangan teknologi dan arus
konsumen memiliki lebih banyak
informasi yang pesat saat ini telah
informasi, berbagai insiden yang
menciptakan pasar yang semakin
melanggar hak konsumen masih sering
kompleks bagi konsumen. Dengan
terjadi di berbagai sektor, bahkan sering
meningkatnya jumlah informasi dan
kali tanpa disadari oleh konsumen
pilihan produk, terutama dalam konteks
(Safari & Simanjuntak, 2020). Insiden
globalisasi (Simanjuntak, 2019),
tersebut bervariasi, mulai dari yang
konsumen modern kini tidak hanya
sederhana hingga yang rumit.
melakukan pembelian dan penggunaan
Keberdayaan konsumen, yang
barang serta jasa secara langsung,
mencakup kesadaran akan hak-hak
melainkan juga melalui platform daring.
mereka dalam pembelian, akses
Tren ini didukung oleh pertumbuhan
terhadap informasi, serta pemahaman
pengguna internet di Indonesia yang
tentang mekanisme penyelesaian
terus meningkat dari berbagai lapisan
masalah, merupakan elemen penting
masyarakat, termasuk perkotaan dan
dalam melindungi kepentingan
pedesaan (APJII, 2018). Selain itu,
konsumen (Simanjuntak, 2019).
pandemi COVID-19 dan penerapan
Pembatasan Sosial Berskala Besar Keberdayaan konsumen dapat
(PSBB) telah mendorong masyarakat dilihat dari sejumlah faktor, termasuk
untuk beralih ke belanja online demi keterampilan konsumen, pengalaman
menghindari potensi paparan virus, dalam menghadapi pelaku usaha yang
menciptakan peluang bagi pelaku usaha tidak adil, dan ketegasan dalam
untuk mempromosikan produk mereka membela hak-hak mereka (Simanjuntak
secara online, sehingga semakin banyak et al., 2014). Studi sebelumnya telah
situs dan aplikasi belanja online yang menunjukkan bahwa tingkat
tersedia. Hasil penelitian Simanjuntak keberdayaan konsumen di Indonesia,
dan Musyifah (2016) juga menunjukkan baik di perkotaan maupun di pedesaan,
bahwa terdapat tingkat pembelian masih rendah, terutama di kalangan
online yang tinggi, terutama di kalangan individu yang berusia di atas 60 tahun
generasi Y di Indonesia. (Simanjuntak, 2014). Fakta ini
diperkuat oleh hasil survei Indeks
Keberdayaan Konsumen (IKK) pada mendapatkan keluhan dari konsumen,
tahun 2019 yang menunjukkan angka dengan andil sekitar 46,9%, diikuti oleh
keseluruhan IKK sekitar 41,70, dengan sektor perumahan (14,4%), e-commerce
dimensi perilaku komplain (15,76) dan (6,3%), listrik (4,2%), dan
pengetahuan undang-undang serta telekomunikasi (4,1%) (YLKI, 2019).
lembaga perlindungan konsumen Selama periode Januari-Juli 2020,
(23,09) sebagai capaian terendah. Badan Perlindungan Konsumen
Secara keseluruhan, IKK Indonesia jauh Nasional (BPKN) menerima sekitar
lebih rendah dibandingkan dengan 1040 kasus keluhan konsumen,
beberapa negara lain seperti Uni Eropa termasuk yang berkaitan dengan
pada tahun 2011 (51,31), Malaysia pada perumahan (458), sektor keuangan
tahun 2013 (56,9), dan Korea Selatan (153), telekomunikasi (50), e-commerce
pada tahun 2018 (65,5) (Simanjuntak, (224), transportasi (36), elektronik,
2019). telematika, dan kendaraan bermotor
(16), listrik dan gas rumah tangga (17),
Perilaku komplain menjadi salah
obat dan makanan (3), layanan
satu dimensi terendah dalam indeks
kesehatan (4), dan keluhan lainnya (79)
keberdayaan konsumen, dan riset lain
(BPKN, 2020). Namun, masih sedikit
menunjukkan bahwa konsumen
konsumen yang mengadukan masalah
cenderung kurang melakukan komplain
mereka ke lembaga pengaduan
saat merasa kecewa terhadap pelaku
konsumen, menurut hasil survei
usaha (Simanjuntak, 2019; Wandani &
Kementerian Perdagangan pada tahun
Simanjuntak, 2019). Edukasi konsumen
2018.
juga masih terbukti kurang dalam
masyarakat Indonesia, baik di perkotaan Berdasarkan paparan di atas,
maupun di pedesaan (Simanjuntak et peningkatan keberdayaan konsumen
al., 2013). dapat dicapai melalui upaya sosialisasi
dan edukasi konsumen yang cerdas.
Ketidakberdayaan konsumen
Konsumen yang cerdas adalah individu
tercermin dalam berbagai insiden,
yang memiliki keterampilan untuk
seperti pelanggaran keamanan data
memilih produk, pengetahuan tentang
pribadi konsumen dalam platform e-
undang-undang dan lembaga
commerce, maskapai, dan situs web
perlindungan konsumen, serta
lainnya, yang membuat konsumen
kemampuan untuk memprotes
merasa khawatir (Arnani, 2019;
ketidakpuasan mereka (Simanjuntak &
Mahardika, 2020). Terutama, konsumen
Yuliati, 2016). Edukasi seperti yang
yang kurang mendapatkan informasi
dilakukan dalam program Praktikum
atau memiliki pendidikan rendah sering
Mata Kuliah Ketahanan Pangan,
kali menjadi rentan dalam pasar global
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian,
yang kompleks (Berg & Gornitzka,
Universitas Mulawarman yang
2012).
bertujuan untuk meningkatkan
Berdasarkan data dari Yayasan pengetahuan masyarakat, khususnya di
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda
tahun 2019, sektor jasa keuangan Ilir, Kota Samarinda, tentang bagaimana
menjadi yang paling banyak menjadi konsumen cerdas yang bijak
dalam berbelanja. Ini adalah langkah hingga 42 tahun dari Kelurahan Selili.
penting dalam upaya meningkatkan Sebanyak 60 orang tercatat mengikuti
keberdayaan masyarakat selama program edukasi tersebut. Para peserta
pandemi COVID-19 dan membantu terdiri dari beragam latar belakang
mereka memahami hak dan kewajiban pekerjaan, seperti guru, siswa, ibu
sebagai konsumen. rumah tangga, petani, pegawai negeri,
dan pedagang. Selain itu, ada juga
METODE PELAKSANAAN
perwakilan dari ketua karang taruna,
KEGIATAN
ketua PKK (Pemberdayaan dan
Waktu dan Tempat Kegiatan Kesejahteraan Keluarga), dan Ketua
RW (Rukun Warga).
Pada tanggal 14 Oktober 2020,
pukul 13.00‒14.30 WITA, telah Metode Pelaksanaan Kegiatan
diadakan sebuah upaya edukasi kepada
Program edukasi konsumen cerdas
masyarakat tentang konsep menjadi
dimulai dengan memberikan informasi
konsumen cerdas. Kegiatan ini
kepada ketua PKK dan karang taruna
dijalankan melalui grup WhatsApp,
tentang pelaksanaannya. Hal ini
dengan peserta yang berasal dari
bertujuan untuk memastikan bahwa
Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda
program ini telah disosialisasikan
Ilir, Kota Samarinda. Alasan pemilihan
kepada mereka sebelum acara dimulai,
lokasi ini adalah karena dekat dengan
yang kemudian akan diberitahukan pada
lokasi tempat penulis tinggal, yang
pertemuan kegiatan PKK dan karang
harus melaksanakan praktikum mata
taruna. Selain itu, upaya untuk
kuliah Ketahanan Pangan. Selain itu,
memberikan informasi dan mengundang
pemilihan wilayah Kelurahan Selili juga
partisipasi dalam program edukasi
didasarkan pada data kasus COVID-19
konsumen cerdas juga melibatkan
di wilayah Samarinda. Data yang dirilis
penyebaran poster melalui media sosial
oleh Dinas Kesehatan Provinsi
WhatsApp dengan berkoordinasi
Kalimantan Timur pada 12 September
melalui setiap ketua RW di Kelurahan
2020 mencatat adanya 90 pasien positif
Selili. Pemberitahuan ini dilakukan baik
yang sedang dalam perawatan, 1 orang
lima hari maupun satu hari sebelum
positif yang telah meninggal, dan 52
pelaksanaan kegiatan berlangsung.
pasien positif yang telah sembuh. Data
ini menunjukkan perlunya perhatian Edukasi dilaksanakan melalui grup
khusus terhadap wilayah Kota WhatsApp yang telah dibentuk sebelum
Samarinda, terutama dalam hal pelaksanaan kegiatan. Dalam rangka
meningkatkan kesadaran masyarakat mendukung kegiatan ini, peserta
terkait protokol kesehatan seperti menggunakan perangkat seperti laptop,
mencuci tangan, mengenakan masker, gadget, dan kuota internet. Sebelum
dan menjaga jarak sosial (Pemprov memulai acara, peserta diberikan
Kaltim 2020). kesempatan untuk menjawab
pertanyaan pre-test. Setelah itu, materi
Partisipan Kegiatan
disampaikan oleh narasumber melalui
Peserta edukasi konsumen cerdas sesi presentasi. Narasumber
adalah penduduk yang berusia antara 18 menyampaikan materi dengan
menggunakan rekaman audio, slide Pada tanggal 14 Oktober 2020,
presentasi dalam format PowerPoint, kegiatan edukasi konsumen cerdas
dan poster digital yang dibagikan diadakan secara daring melalui grup
melalui grup tersebut. WhatsApp pukul 13.00‒14.30 WITA.
Acara ini dipandu oleh seorang MC dan
Setelah penyampaian materi, sesi
seorang moderator, dengan seorang
berlanjut dengan sesi tanya jawab antara
dosen yang berperan sebagai
narasumber dan peserta. Setelah sesi
narasumber di bidang Ketahanan
tanya jawab, peserta diminta untuk
Pangan. Narasumber menyampaikan
menjawab pertanyaan dalam post-test.
materi menggunakan presentasi berbasis
Jumlah peserta yang mengisi pre-test
slide PowerPoint disertai dengan audio,
dan post-test mencapai 19 orang, terdiri
dan melengkapinya dengan tujuh poster
dari 4 pria dan 15 wanita. Sayangnya,
digital. Materi yang disampaikan
hanya 11,4% peserta yang mengisi
mencakup berbagai aspek, seperti: 1)
kuesioner ini, karena pelaksanaan
Hak-hak dan tanggung jawab individu
edukasi jatuh pada hari kerja dan hari
sebagai konsumen, termasuk hak untuk
sekolah, yaitu hari Rabu, sehingga
kenyamanan, keamanan, dan
banyak peserta yang terlibat dalam
keselamatan saat berbelanja. 2)
aktivitas lain seperti work from home
Penyelenggaraan lembaga perlindungan
dan school from home.
dan penyelesaian sengketa konsumen,
Metode Pengumpulan Data baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun organisasi
Dalam rangka menilai pencapaian masyarakat yang peduli terhadap
keberhasilan kegiatan, data pre-test dan konsumen, seperti BPKN (Badan
post-test yang diisi oleh peserta Perlindungan Konsumen Nasional) dan
dikumpulkan melalui Google Form. YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen
Peserta diminta untuk menjawab Indonesia). 3) Strategi menjadi
sepuluh pertanyaan dengan opsi konsumen cerdas saat berbelanja dalam
jawaban benar atau salah. situasi pandemi COVID-19, baik secara
Analisis Data daring maupun luring, seperti
menerapkan physical distancing saat
Data pre-test dan post-test dianalisis berbelanja secara langsung.
menggunakan aplikasi Microsoft Excel
dan perangkat lunak Statistical Package Peserta terlibat secara antusias
for Social Science (SPSS) versi 25.0. dalam kegiatan edukasi, yang dapat
Analisis dilakukan secara deskriptif dilihat dari adanya tujuh pertanyaan
dengan tujuan untuk memahami yang diajukan oleh mereka. Beberapa
distribusi peserta yang memberikan pertanyaan yang muncul mencakup
jawaban yang benar sebelum dan berbagai topik, seperti:
setelah pelaksanaan edukasi. 1. Pengalaman peserta dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN menghadapi penjual yang tidak
merespons komplain dengan baik,
Pelaksanaan Edukasi dan keprihatinan tentang tindakan
hukum yang mungkin diambil oleh
penjual terhadap pencemaran nama usia berkisar pada rentang usia 20‒30
baik. tahun (Tabel 1). Persentase terbanyak
2. Pertanyaan mengenai impulsive usia peserta terdapat pada rentang usia
buying terkait dengan pembelian 20‒30 tahun (63,2%). Konsumen yang
handsanitizer selama pandemi, serta berada pada usia produktif akan lebih
pertimbangan apakah ini adalah aktif melakukan pembelian dan
perilaku yang positif atau negatif. mengonsumsi produk maupun jasa.
3. Minat peserta dalam memahami Selain itu, usia produktif dapat
alasan dibalik diskon besar dalam melakukan keputusan pembelian secara
belanja online dan apakah ini hanya mandiri dan bertanggung jawab pada
sebagai trik pemasaran. banyak hal.
4. Keraguan tentang penawaran
Berdasarkan jenis kelamin,
distributor yang menawarkan harga
perempuan mendominasi hampir 80%
yang sangat rendah dan potensi
(Tabel 2). Hal ini memang sejalan
terkait kualitas barang.
dengan lebih banyaknya pengetahuan
5. Pertanyaan tentang pengawasan
peserta setelah mengikuti edukasi
pangan siap saji yang sehat dan
konsumen cerdas. Meskipun demikian,
aman, serta keprihatinan tentang
ada dua pertanyaan yang tidak
perlunya sistem pengawasan yang
mengalami perubahan persen jawaban
melibatkan produk pangan siap saji.
yang benar, yaitu pada pertanyaan
6. Pertanyaan mengenai peningkatan
tentang pengaturan tentang
penipuan online shop dan peran
perlindungan konsumen di Indonesia
pemerintah dalam pengawasan.
dan tindakan produsen yang merugikan
7. Kesulitan yang sering dialami saat
konsumen. Secara umum selain pada
berbelanja online, khususnya dalam
kedua pertanyaan tersebut, 80%
hal ketidaksesuaian barang dengan
pertanyaan mengalami peningkatan
gambar yang ditampilkan, dan
dengan kisaran antara 5,3‒42,1%.
permintaan saran tentang cara
berbelanja online yang aman dan Hasil pre-test dan post-test
efektif. dikelompokkan menjadi tiga kelompok
(Tabel 4). Persentase terbanyak jawaban
Partisipasi peserta dalam kegiatan
benar dari responden berada pada skor
ini menciptakan diskusi yang produktif
> 8. Ada peningkatan persen peserta
dan menunjukkan minat mereka dalam
yang menjawab benar pada kelompok
memahami berbagai aspek konsumen
skor > 8, yaitu 63% saat pre-test
serta permasalahan yang relevan dengan
menjadi 89,5% pada saat post-test.
berbelanja.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai
Hasil Evaluasi Edukasi yang diperoleh oleh responden sudah
tergolong baik. Terjadi peningkatan
Karakteristik konsumen berperan
rata-rata nilai dalam skala 0‒10 antara
penting dalam menentukan keputusan
pre-test yang skornya adalah 7,42
konsumen dalam proses pembelian
menjadi 8,89 saat post-test. Kisaran
(Ruwani et al. 2014). Peserta edukasi
skor saat pre-test antara 3‒10, naik
konsumen berada pada kisaran usia
menjadi 7‒10 pada saat post-test. Secara
antara 18‒42 tahun, dengan rata-rata
keseluruhan, terjadi peningkatan 4 poin
skor jawaban benar dari peserta setelah Min/max 3‒10 7‒10
Delta (skor
dilakukan edukasi konsumen cerdas. 4 poin
post- skor
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pre)
edukasi yang telah dilakukan terhadap mengalami peningkatan cukup
warga di Kelurahan Selili telah signifikan pasca edukasi, meskipun
meningkatkan pengetahuan warga pada poin tindakan konsumen yang
terkait konsumen cerdas. merugikan konsumen skornya masih
Jika dicermati dari aspek undang- rendah. Temuan ini sejalan dengan
undang perlindungan konsumen yang berbagai kajian yang telah dilakukan
memuat hak dan kewajiban konsumen, sebelumnya, dimana perilaku komplain
pengetahuan konsumen sudah cukup yang masih sangat rendah sebagai
baik dengan peningkatan pengetahuan bagian dari indikator keberdayaan
setelah edukasi dilakukan. Dari segi, konsumen. Untuk itu, pemerintah dan
lembaga perlindungan konsumen juga lembaga terkait termasuk akademisi
mengalami peningkatan dengan perlu mensosialisasikan tata cara
dikenalnya salah satu lembaga penyampaian komplain dan ganti rugi
perlindungan konsumen di Indonesia melalui media cetak maupun elektronik,
oleh peserta. Peningkatan juga dialami serta memberikan bantuan
setelah edukasi dilakukan. Dari sisi cara mediasi/advokasi jika terjadi sengketa
belanja online maupun offline juga dengan pelaku usaha. Pelaku usaha
didorong untuk menyediakan saluran
Tabel 1 Sebaran peserta berdasarkan komplain (Simanjuntak & Hamimi
usia (tahun) 2019).
Usia (tahun) Jumlah (n) Persentase (n) Kendala yang Dihadapi
< 20 4 21,1
20‒30 12 63,2 Meskipun kegiatan tersebut telah
31‒40 1 5,3
41‒50 2 10,6
meningkatkan pengetahuan warga,
Total 19 100,0 namun kegiatan tersebut tidak terlepas
Rata-rata + SD 25,00 8,20 dari kendala yang juga harus dihadapi
Min-max 18 42 selama pelaksanaan kegiatan
Tabel 2 Sebaran peserta berdasarkan berlangsung. Kendala yang dihadapi
jenis kelamin adalah mahasiswa praktikum selaku
Jenis kelamin Jumlah (n) Persentase (n) penyelenggara kegiatan tidak dapat
Laki-laki 4 21,1 memantau secara langsung setiap
Perempuan 15 78,9
peserta agar selalu memperhatikan
Total 19 100,0
Tabel 3 Sebaran peserta berdasarkan jalannya rangkaian acara dan dari
kategori capaian skor pre dan post test jumlah total peserta (60 peserta), hanya
sebanyak 19 orang yang berkenan untuk
Kategori
Pre Post mengisi pre-test dan post- test. Peserta
n % n % yang mengisi kuesioner hanya 19 orang
Skor < 6 5 26,3 0 0,0
Skor > 6‒7 2 11 2 10,5 dari total 60 peserta (11,4%) disebabkan
Skor > 8 12 63 17 89,5 karena peserta edukasi tidak hanya
Total 19 100,0 19 100,0 berfokus pada satu kegiatan melainkan
Rata-rata/SD 7,42 2,06 8,89 0,99
terdapat
Tabel 4 Sebaran capaian pre dan post-test

Pre Post Delta


Pertanyaan Benar
Benar Salah Benar Salah (%)
Pengaturan tentang perlindungan konsumen di Indonesia 89,5 10,5 89,5 10,5 0,0
Pihak-pihak yang mendapat perlindungan konsumen 42,1 57,9 73,7 26,3 31,6
Tindakan produsen yang merugikan konsumen 57,9 42,1 57,9 42,1 0,0
4 Pengertian slackfilling 68,4 31,6 84,2 15,8 15,8
Cara-cara yang dapat dilakukan guna mengarahkan konsumen
47,4 52,6 89,5 10,5 42,1
pada masalah “peduli lingkungan”
Yang tidak mungkin disarankan untuk menjadi konsumen cerdas 94,7 5,3 100,0 0,0 5,3
Yang bukan merupakan hak dari konsumen 89,5 10,5 100,0 0,0 10,5
Kewajiban konsumen 94,7 5,3 100,0 0,0 5,3
Kepanjangan dari YLKI 84,2 15,8 100,0 5,3 15,8
Hal-hal yang dapat dilakukan konsumen ketika tidak
73,7 26,3 94,7 0,0 21,1
mendapatkan kepuasan dalam berbelanja
kegiatan lain yang harus dikerjakan konsumen cerdas. Hal ini ditekankan
pada hari pelaksanaan kegiatan edukasi tidak hanya selama masa pandemi
tersebut. Kegiatan yang dilakukan oleh COVID-19, melainkan juga sebagai
peserta selain mengikuti edukasi antara komitmen jangka panjang dalam
lain work from home dan school from menjalankan peran sebagai konsumen
home mengingat kegiatan edukasi cerdas.
dilaksanakan pada hari kerja (Rabu).
Dalam rangka mengedukasi
Dampak Kegiatan masyarakat, partisipasi berbagai pihak
dalam upaya meningkatkan kesadaran
Tentu saja, keberhasilan kegiatan
konsumen sangat penting. Ini
edukasi diharapkan dapat memberikan
melibatkan pemerintah, lembaga
dampak yang langsung dirasakan oleh
perlindungan konsumen, pelaku bisnis,
peserta, yang meliputi peningkatan
serta konsumen itu sendiri. Keberadaan
pengetahuan tentang konsumen cerdas.
lembaga perlindungan konsumen seperti
Dampak ini mencakup pemahaman
BPKN, BPSK, dan LPKSM (termasuk
mengenai cara mengajukan keluhan
YLKI) harus ditingkatkan dalam
terhadap tindakan tidak jujur yang
pemahaman masyarakat. Hasil
dilakukan oleh penjual, serta panduan
penelitian menunjukkan bahwa edukasi
berbelanja selama pandemi COVID-19
konsumen yang melibatkan pemerintah,
yang dapat diterapkan dengan praktis
LSM, dan sektor swasta memiliki peran
dalam kehidupan sehari-hari.
yang sangat penting (Simanjuntak et al.
Upaya Keberlanjutan Kegiatan 2014a; Simanjuntak et al. 2014b;
Simanjuntak et al. 2014). Salah satu
Harapan dari kegiatan edukasi materi edukasi konsumen yang perlu
adalah bahwa ini tidak hanya ditekankan mencakup pemahaman
berdampak selama satu hari tentang hukum dan lembaga
pelaksanaan, melainkan juga melalui perlindungan konsumen, serta
informasi dan materi yang telah pemahaman mengenai hak dan
dibagikan dalam grup, diharapkan dapat kewajiban konsumen (Simanjuntak &
menjadi pengingat berkelanjutan untuk Mubarokah 2020).
selalu mempraktikkan peran sebagai
KESIMPULAN [BPKN] Badan Perlindungan
Konsumen Nasional. 2020. Kinerja
Hasil kegiatan edukasi masyarakat
BPKN 2017‒2020. Jakarta (ID).
tentang konsumen cerdas selama masa
pandemi COVID-19 di Kelurahan Gazzola P, Colombo G, Pezzetti R,
Selili, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Nicolescu L. 2017. Consumer
Samarinda, dapat disimpulkan telah empowerment in the digital
mencapai tujuan yang diharapkan. Hal economy: Availing sustainable
ini terlihat dari peningkatan purchasing decisions. Sustainability
pengetahuan masyarakat setelah (Switzerland). 9(5):1–19.
menerima edukasi, dengan peningkatan https://doi.org/10.3390/su9050693
sebesar 4 poin dibandingkan dengan
Ruwani A, Retnaningsih, Simanjuntak
sebelumnya. Masyarakat yang telah
M. 2014. Nilai dan Tipe Konsumen
menjadi konsumen cerdas kini lebih
Rumah Tangga dan Kaitannya
cakap dalam berbelanja dan cenderung
dengan Perilaku Pembelian Produk
memprioritaskan kebutuhan daripada
Makanan Kemasan. Jurnal Ilmu
keinginan. Mereka juga lebih mampu
Keluarga & Konsumen. 7(1): 48‒
melindungi diri dari tindakan curang
57.
yang mungkin dilakukan oleh pedagang
https://doi.org/10.24156/jikk.2014.7
dan siap melaporkannya kepada pihak
.1.48
berwenang. Materi yang disampaikan
selama edukasi perlu terus diingat dan Safari A, Simanjuntak M. 2020.
diterapkan oleh peserta agar kesadaran Perlindungan Konsumen: Suatu
tentang pentingnya menjadi konsumen Pengantar. Di dalam: Safari A,
cerdas tetap terjaga. Dalimunthe ARL, Anggraini AT,
Parman A, Muslim E, Simanjuntak
DAFTAR PUSTAKA
M. Unboxing Perlindungan
[APJII] Asosiasi Penyelenggara Jasa Konsumen. Bogor (ID): IPB Press.
Internet Indonesia. 2018. Hasil hlm 1‒24.
Survei Penetrasi dan Perilaku
Simanjuntak M, Mubarokah U. 2020.
Pengguna Internet Indonesia 2018.
Investigating how consumer
[Internet]. [Diakses pada: 19
education and lifestyle influence the
Oktober 2023] Tersedia pada:
consumer empowerment: case in
https://apjii.or.id/content/read/39/41
rural and urban areas, Indonesia.
0/Hasil-Survei-Penetrasi-
Independent Journal of
danPerilaku-Pengguna-
Management & Production. 12(5):
InternetIndonesia-2018
1232‒1249.
Berg L, Gornitzka A. 2012. The
Simanjuntak M, Amanah S, Puspitawati
consumer attention deficit
H, Asngari PS. 2014a. Consumer
syndrome: Consumer choices in
Empowerment Profile in Rural and
complex markets. Acta Sociologica.
Urban Area. ASEAN Marketing
55(2):
Journal. 6(1): 38‒49. https://doi.
159178.https://doi.org/10.1177/0001
org/10.21002/amj.v6i1.3611
699312440711
Simanjuntak M, Amanah A, Simanjuntak M, Umiyati S. 2020. The
Puspitawati P, Asngari PS. 2014b. effect of demographic, social, and
Study of consumer education in economic characteristics on
Bogor, Indonesia. Internasional consumer empowerment in
Asian Journal of Business and education institutions. Independent
Management. 2(5): 481‒490. Journal of Management &
https://doi.org/10.20885/ Production. Forthcoming. 12(5):
ejem.vol5.iss2.art4 1282‒1299.
Simanjuntak M, Amanah S, Puspitawati Simanjuntak M, Utami FS, Johan IR.
H, Asngari PS. 2013. Modelling 2014. Kerentanan konsumen dan
Consumer Empowerment Index. perilaku pembelian produk makanan
Economic Journal of Emerging kemasan. Jurnal Ilmu Keluarga &
Market. 5(2): 109–119. https:// Konsumen. 8(3): 193‒203.
doi.org/10.20885/ejem.vol5.iss2.art https://doi.org/10.24156/jikk.2015.8
4 .3.193
Simanjuntak M, Musyifah I. 2016. Simanjuntak M, Yuliati L. 2016.
Online shopping behavior on Mapping of Indonesia Consumer
generation Y in Indonesia. Global Empowerment Index 2016.
Business Finance Review. 21(1): (Research Report). Bogor (ID):
33‒45. Bogor Agricultural University.
https://doi.org/10.17549/gbfr.2016.2
Simanjuntak M. 2016. Does Indonesian
1.1.33
consumer empowerment in food
Simanjuntak M, Hamimi UK. 2019. aspect contribute to consumer
Penanganan komplain dan readiness to face Asean Economic
komunikasi Word-of-Mouth Community (AEC)? International
(WOM). Jurnal Ilmu Keluarga & Conference on Science, Social
Konsumen. 12(1): 75‒86. Science and Economics
https://doi.org/10.24156/ Copenhagen, Denmark on October
jikk.2019.12.1.75 23rd‒24th, 2016.
Simanjuntak M, Putri RRE. 2020. How Simanjuntak M. 2014. Tingkat
empowered is the consumer in keberdayaan dan strategi
telecommunications sector: the role pemberdayaan konsumen.
of socio-demographic and lifestyle?. [Disertasi]. Bogor (ID): Institut
Jurnal Manajemen Indonesia. Pertanian Bogor.
Forthcoming.
Simanjuntak M. 2015. Consumer
Simanjuntak M, Putri SA. 2018. Empowerment Index among
Consumer empowerment index of Undergraduate Students of Bogor
electronic product buying. Agricultural University, Indonesia.
Independent Journal of Asian Journal of Business and
Management & Production. 9(4): Management. 3(3): 183‒191.
1165‒1183. https://
doi.org/10.14807/ijmp.v9i4.814
Simanjuntak M. 2018. The study of Independent Journal of
consumers empowerment on food Management & Production. 11(1):
sectors in urban and rural areas of 39‒53.
Indonesia. World Conference on https://doi.org/10.14807/ijmp.v11i1.
Business and Management 2018. 964
Jeju Island, Korea Selatan. The
Wandani D, Simanjuntak M. 2019.
People And Global Business
Kepribadian, motivasi, dan perilaku
Association (P&GBA).
komplain berdasarkan suku. Jurnal
Simanjuntak M. 2019. Generation Y’s Ilmu Keluarga & Konsumen. 12(3):
complaint behavior toward online 236‒247.
shopping. Independent Journal of https://doi.org/10.24156/jikk.2019.1
Management & Production. 10(1): 2.3.236
101‒116.https://doi.org/10.14807/ij
[YLKI] Yayasan Lembaga Konsumen
mp.v10i1.839
Indonesia. 2019. Membedah
Simanjuntak M. 2019. Indeks pengaduan konsumen 2019.
Keberdayaan Konsumen: [Internet]. [Diakses pada: 19
Pengembangan Instrumen dan Oktober 2023]. Tersedia pada:
Pengukuran. Bogor (ID): IPB Press. http://ylki.or.id/2020/01/pengaduan-
konsumen-dan-kinerja-ojk/
Simanjuntak M. 2020. Consumer
empowerment on online purchasing.

Anda mungkin juga menyukai