Anda di halaman 1dari 3

Analisis Produk Perundang-Undangan

Nama : Zahratul Izzah


Kelas : XI-D
Absen : 35

Perhatikan isi dari pasal pasal dalam UUD 1945 berikut ini!
1. 22 E ayat (1)
2. 27 ayat (1), (2)
3. 31 ayat (1)
4. 33 ayat 3)
5. 34 ayat (1), (2), (3)
- Apakah isi pasal2 tersebut sudah terealisasi dengan baik dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara?
- Jelaskan alasannya serta berikan bukti kongkrit dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

1. Pasal 22E ayat 1 : “ Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil setiap lima tahun sekali “
Pasal tersebut belum dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dari penemuan
adanya pemalsuan suara dengan berdasarkan penetapan hasil penghitungan suara oleh Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten Muna (Termohon), Pemohon memperoleh suara sebanyak 55.980
suara, sedangkan Paslon Nomor Urut 1 La Ode Muhammad Rusman Emba dan Bachrun (Pihak
Terkait) memperoleh 64.122 suara. Sehingga selisih perolehan suara antara Pemohon dengan
Pasangan Calon Nomor 1 terpaut jauh sebesar 8.142 suara. Pemohon mengungkapkan banyak
terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh Pihak Terkait, baik berupa pelanggaran administrasi dan
pidana, serta pelanggaran etik yang diduga dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu.
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=16908

2. Pasal 27 ayat 1 : " Segala warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya"
Pasal tersebut belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pengakuan
pengamen yang diperlakukan tidak adil oleh oknum polisi dengan yaitu salah satu pengamen
dipaksa untuk mengaku sebagai pelaku dengan cara dipukuli. Alhasil pengamen tersebut terpaksa
mengakui karena tidak ingin disiksa lagi. Pengamen juga mengatakan dirinya tidak diberikan
pendampingan hukum. Padahal, dirinya masih tergolong anak di bawah umur dan wajib
mendapatkan pendampingan.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190717145332-12-412959/pengakuan-pengamen-
salah-tangkap-soal-perlakuan-oknum-polisi

Pasal 27 ayat 2 : " Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan "
Pasal tersebut belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kasus
mengeksploitasi anak dibawah umur untuk mengemis di tiktok. Dinas Sosial Kota Medan,
Sumatera Utara kembali menemukan panti asuhan yang diduga mengeksploitasi anak dengan cara
mengemis gift di siaran langsung media sosial TikTok. "Panti asuhan ini diduga melakukan
eksploitasi anak dengan cara meminta bantuan melalui live media sosial TikTok. Dari panti asuhan
ini, ada 15 anak yang kita amankan," kata Khoiruddin, pada Sabtu (23/9).
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230923103439-12-1002738/dinsos-medan-amankan-
40-anak-korban-eksploitasi-mengemis-di-tiktok

3. Pasal 31 ayat 1 : " Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaraan "
Pasal tersebut belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kasus
ketidak rataan pendidikan di Indonesia. Dimana mutu pendidikan di desa atau daerah tertinggal
masih jauh dari kata baik mengenai kualitasnya. Masih banyak sarana dan prasarana yang kurang
memadai, serta tenaga pengajar yang tidak kompeten dan jumlahnya yang lebih sedikit
dibandingkan di kota. Mulai saat ini, permasalahan mutu pendidikan di Indonesia harus mulai
dicarikan solusinya, kualitas pendidikan di Indonesia belum merata. Buktinya, mayoritas
penduduk Indonesia atau sebesar 65% nya hanya tamatan SMP/Sederajat.
https://www.kompasiana.com/silviaagustin3390/638315154addee7bf1385fa2/pendidikan-di-
indonesia-yang-tidak-merata

4. Pasal 33 ayat 3 : " Bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan sebesar besarnya bagi kemakmuran rakyat “
Pasal tersebut belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kasus
investor asing dan ketidak sepenuhnya masyarakat Indonesia mendapatkan sumber daya milik
negara sendiri.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20221202181917-532-882087/bahlil-soal-investor-
diberi-hak-lahan-di-ikn-180-tahun-bukan-ngemis

5. Pasal 34 ayat 1 : " Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara "
Pasal tersebut belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kasus
banyaknya rakyat miskin yang masi kesulitan untuk memenuhi keperluan hidupnya. Dimana
pemerintah masih kurang peduli dengan fakir miskin. Hal ini harusnya menjadi pelajaran bagi
pemerintah dimana pemerintah harusnya menjalankan sesuai yang terkandung pada pembukaan
UUD 1945 yang berbunyi “Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan mensejahterakan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia”. Tapi kenyataannya
pemerintah tidak menjalankannya. Seringkali orang memandang fakir miskin dan anak jalanan itu
mengganggu. Dengan pasal 34 ayat 1 ini mereka terlindungi karena orang lain tidak akan
mendiskriminasi mereka. Seharusnya mereka dapat hidup dengan layak seperti kita semua.
https://www.kompasiana.com/rohmadwi/54f98976a333116c578b488b/pelanggaran-ham-
tentang-fakir-miskin-dan-anakanak-jalanan-yang-terlantar

Pasal 34 ayat 2 : " Negara mengembangkan sistem jaminan seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan "
Pasal tersebut belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kasus
kotroversinya atau semerawutnya pemberian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).
Ketua RT yang menolak BLSM. “Saya tidak membutuhkan kok terdaftar, lucu memang. Program
BLSM memang benar-benar kacau. Sementara warga saya yang tua dan tidur di emperan rumah,
malah tidak terdaftar,” ujar Lilis kepada wartawan saat berada di Balai Desa Grogol, Sukoharjo.
Setelah mengetahu ada lima warganya yang tidak mampu dan tidak terdaftar, dia mengaku
terpaksa mengambil BLSM dan menyerahkan dana itu kepada kelima warganya. Dia berpendapat
bahwa pembagian BLSM merupakan pembodohan rakyat. Salah satunya telah mengajari rakyat
untuk mengemis.
https://news.okezone.com/read/2013/07/15/511/837404/tolak-terima-blsm-ketua-rt-sebut-
pemerintah-bodohi-rakyat

Pasal 34 ayat 3 : " Negara bertamggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak "
Pasal tersebut belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan kurangnya
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah terpencil. Anggota Komisi III DPRD
Kotawaringin Timur (Kotim), SP Lumban Gaol, meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
setempat melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim untuk terus memperhatikan fasilitas kesehatan
di daerah-daerah terpencil. Selama ini, dia menilai sistem pelayanan kesehatan masyarakat
daerah yang jangkauannya jauh tidak optimal akibat masih minimnya fasilitas. “Sangat minim,
baik itu tenaga medis yang tidak ada, kelengkapan fasilitas penunjangnya, sampai pada tidak
aktifnya Puskesmas Pembantu (Pustu) dan juga masalah-masalah lainnya yang menyulitkan
masyarakat hingga tenaga kesehatan yang ditugaskan di daerah pedalaman itu sendiri,”
ungkapnya.
https://www.infopublik.id/kategori/nusantara/623636/fasilitas-kesehatan-daerah-terpencil-
masih-sangat-minim

Anda mungkin juga menyukai